EKO RAMADHAN HANDYAN, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BERBANTU MULTIMEDIA ANIMASI INTERAKTIF
MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANTICIPATION AND STAGING PADA MATERI JARINGAN DASAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sampel penelitian diambil menggunakan teknik sampling Purposive, pengambilan anggota sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2013:
hlm. 82.
3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMKN Bina Taruna Subang, adapun yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X-TKJ yang sedang
mendapatkan mata pelajaran Jaringan Dasar.
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan melalui tiga tahap yang meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Penjelasan
ketiga tahap tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Gambar 3.2 Tahap Persiapan
EKO RAMADHAN HANDYAN, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BERBANTU MULTIMEDIA ANIMASI INTERAKTIF
MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANTICIPATION AND STAGING PADA MATERI JARINGAN DASAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
b. Tahap pelaksanaan
Gambar 3.3 tahap pelaksanaan
c. Tahap Akhir
EKO RAMADHAN HANDYAN, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BERBANTU MULTIMEDIA ANIMASI INTERAKTIF
MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANTICIPATION AND STAGING PADA MATERI JARINGAN DASAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.4 Tahap Akhir
3.5 Pengembangan Multimedia Pembelajaran
Multimedia menurut Munir 2010 boleh dibuat sesuai dengan keperluan dan tujuan dari proses belajar dan pengajaran. Adapun model pembuatan media
antara lain : 1 model dengan sistem hiperteks dan hipermedia; 2 model dengan simulasi dan demonstrasi; 3 model tutorial. Penelitian pada penelitian ini
menggunakan model tutorial karena konsep komputer sebagai guru yang memberi bimbingan kepada siswa untuk memahami terhadap apa yang dipelajari.
Laurilliard 1993 dalam Munir 2010 memberi petunjuk tentang proses – proses
belajar dengan metoda tutorial yaitu : 1. Menetapkan tujuan proses belajar, 2. Memberi pengenalan tentang topik, 3. Mengelompokan masalah sesuai dengan
strategis proses belajar, 4. Menganalisis pencapaian belajar, 5. Menyediakan kemudahan umpan balik feedback, 6. Keberhasilan pelajar dijadikan tolak ukur
untuk menentukan proses belajar selanjutnya. Newby dalam Munir 2010: hlm. 93 menggambarkan proses
pengembangan suatu intructional media berbasis multimedia dilakukan dalam empat tahap dasar, yaitu:
a. Planning, berkaitan dengan perencanaan data media berdasarkan kurikulum
dan tujuan pembelajaran instructional. b.
Instructional Desain, perencanaan direalisasi dalam bentuk rancangan c.
Prototype, hasil rancangan kemudian diwujudkan dalam bentuk purwarupa. d.
Test, purwarupa yang dihasilkan kemudian diujicoba, uji coba dilakukan untuk menguji realibilitas, validitas dan objektivitas media
Peneliti menggunakan model tutorial pada multimedia yang akan di dibuat, selanjutnnya menentukan model pengembangan multimedia dalam pendidikan.
pada penelitian ini, peneliti menggunakan model pengembangan siklus hidup Life cycle menyeluruh SHM yang dikembangkan oleh munir dan zaman 2002: hlm.
52. Berikut adalah fasa – fasa model siklus hidup menyeluruh SHM pada
pengembangan software multimedia dalam pendidikan:
EKO RAMADHAN HANDYAN, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BERBANTU MULTIMEDIA ANIMASI INTERAKTIF
MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANTICIPATION AND STAGING PADA MATERI JARINGAN DASAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.5 model siklus hidup menyeluruh SHM : pengembangan Software Multimedia dalam pendidikan
3.6 Langkah Pengembangan Multimedia Interaktif