EKO RAMADHAN HANDYAN, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BERBANTU MULTIMEDIA ANIMASI INTERAKTIF
MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANTICIPATION AND STAGING PADA MATERI JARINGAN DASAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.7.2 Kuesioner Angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengancara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk di jawabnya Sugiyono, 2013: Hlm. 142. Pada penelitian ini terdapat dua angket yang dipergunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
penerapan pembelajaran inquiry yang berbantu multimedia interaktif.
3.7.3 Tes
Pada penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dilakukan melalui pretest dan
posttest. Pretest diharapakan mampu menunjukan pengetahuan dan pemahaman awal siswa. Sedangkan posttest diharapkan dapat menunjukan perubahan setelah
dilakukan perlakuan selama pembelajaran.
3.7.4 Observasi
Sutrisno hadi 1986 mengemukakan dalam buku Sugiyono 2013: Halaman 145 bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis.dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan mengamati secara langsung aktivitas guru dan kegiatan siswa selama proses pembelajara. Observasi
aktivitas guru menggunakan instrumen yang berbentuk skala Likert. Observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran juga menggunakan instrument skala
Likert. Penggunaan instrument skala Likert ini dimaksudkan agar data yang diperoleh dapat ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
3.8 Instrumen Penelitian
Pada penelitian menggunakan instrument yang berupa tes prestasi belajar dan tes untuk mengukur kemampuan kognitif. Instrumen untuk mengukur prestasi
belajar dilakukan memalui pretest dan postest. Bentuk instrumen untuk mengukur kemampuan siswa pada ranah kognitif berupa tes pilihan ganda. Setiap butir soal
mencakup ranah kognitif C1, C2, dan C3. Pada penelitian ini digunakan dua
bentuk instrument, dimana ada instrument kognitif dan instrumen kuisioner. Dari tiap instrument tersebut memiliki tujuan yang berbeda, instrument kognitif
EKO RAMADHAN HANDYAN, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BERBANTU MULTIMEDIA ANIMASI INTERAKTIF
MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANTICIPATION AND STAGING PADA MATERI JARINGAN DASAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
digunakan untuk mengukur tes prestasi belajar peserta didik setelah dilakukanya treatmen pada kelas kontrol dan kelas ekperimen, sedangkan instrument kuisioner
digunakan untuk mengukur responsi peserta didik terhadap media pembelajaran inquiry yang telah diberikan pada kelas eksperimen.
Instrument kognitif ini yang akan dijadikan sebagai alat tolak ukur tingkat pemahaman kelompok eksperiment dengan kelompok control. Namun
sebelumnya instrument kognitif ini diuji coba terlebih dahulu pada kelompok yang bukan termasuk sampel.
Sedangkan pada instrument angket akan dijadikan sebagai alat tolak ukur response peserta didik yang diberikan treatmen berupa media pembelajaran
inquiry hanya pada kelas eksperimen saja. Pada instrument angket digunakan skala pengukuran. Skala pengukuran
merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut
bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
3.9 Instrumen Validasi Ahli
Instrumen validasi media bertujuan untuk mengetahui penilaian para ahli terhadap multimedia pembelajaran yang dikembangkan, sehingga selanjutnya
dapat digunakan dilapangan . para ahli yang dimaksud adalah ahli media dan ahli materi.
3.9.1 Instrumen Validasi Ahli Media
Instrumen validasi ahli media yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang diukur dengan menggunakan skala pengukuran rating
scale, sedangkan untuk penilaian multimedia merujuk pada instrumen penilaian learning object yang bernama LORI Lerning Object Review
Instrument versi 1.5. Ada Sembilan aspek yang digunakan untuk mengevaluasi suatu objek belajar dalam LORI, diantaranya:
1 Content Quality
Veracity, yaitu kesesuaian materi dengan teori dan konsep yang ada. Accuracy, ketepatan dari isi materi.
EKO RAMADHAN HANDYAN, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BERBANTU MULTIMEDIA ANIMASI INTERAKTIF
MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANTICIPATION AND STAGING PADA MATERI JARINGAN DASAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Balanced presentation of ideas atau keseimbangan penyajian ide. Appropriate level of detail, detail dari materi.
2 Learning Goal Alignment
Tujuan pembelajaran Kegiatan activities
Kegiatan penilaian assessments Karakter peserta didik
3 Feedback and Adaptation
Adaptif konten atau umpan balik yang didorong oleh masukan pelajar yang berbeda atau pemodelan peserta didik.
4 Motivation
Dapat memotivasi peserta didik untuk lebih tertarik dalam pembelajaran. 5
Presentation Design Tampilan atau penyajian materi berupa gambar maupun suara yang dapat
meningkatkan proses mental secara efisien. 6
Interaction Usability Navigasi yang mudah dimengerti
Antarmuka yang mudah dipahami Kualitas dari antarmuka bantuan
7 Accessibility
Mudah diakses oleh peserta didik. 8
Reusability Dapat digunakan dalam konteks belajar yang lain dan dengan karakter
peserta didik yang berbeda-beda. 9
Standards Compliance Patuh terhadap standar internasional dan spesifikasinya.
Selain penilaian berdasarkan LORI , penilaian multimedia juga merujuk pada pendapat Wahono2006 bahwa penilaian melibatkan tiga yaitu aspek
umum, aspek instructional designdesain pembelajaran, dan aspek komunikasi
EKO RAMADHAN HANDYAN, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BERBANTU MULTIMEDIA ANIMASI INTERAKTIF
MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANTICIPATION AND STAGING PADA MATERI JARINGAN DASAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Adapun aspek penilaian multimedia yang digunakan dalam multimedia ini meliputi : aspek umum, aspek desain presentation design, aspek
kemudahan untuk digunakan interaction usability, aspek kemudahan akses accessibility, aspek usabilitas reusability dan aspek memenuhi standar
standards compliance.
3.9.2 Instrumen Validasi Ahli Materi
Instrumen validasi ahli materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang diukur dengan menggunakan skala pengukuran rating
scale, sedangkan untuk penilaian multimedia merujuk pada instrumen penilaian learning object yang bernama LORI Lerning Object Review
Instrument versi 1.5. Untuk validasi materi, penilaian meliputi beberapa aspek seperti kualitas isimateri content quality, aspek pembelajaran
learning goal alignment, aspek umpan balik dan adaptasi feedback and adaptation dan pada aspek motivasi motivation.
3.10 Uji Coba Instrumen Penelitian
Kegiatan ujicoba instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah intrumen yang digunakan telah memenuhi syarat sebagai alat pengambilan data
atau belum. Untuk menguji kelayakan intrumen tersebut perlu dilakukan analisi terhadap validitas, reabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.
3.10.1 Uji Validitas Instrumen
Uji validitas
dimaksud untuk
mengetahui bahwa
intrumen menggambarkan keadaan sesungguhnnya. “validitas atau kesahihan menunjukan
sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur...”siregar,
2013 : hlm. 75. Pada penelitian ini, instrumen tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 15 soal dilakukan uji coba terlebih dahulu. Rumus yang digunakan
untuk menguji validitas butir soal adalah rumus Product Moment menurut Pearson, yaitu :
...3.1
EKO RAMADHAN HANDYAN, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BERBANTU MULTIMEDIA ANIMASI INTERAKTIF
MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANTICIPATION AND STAGING PADA MATERI JARINGAN DASAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Siregar, 2013: hlm. 80
Keterangan : r : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan N : jumlah siswa
X : skor item yang dicari validitasnnya Y : skor yang diperoleh siswa
Tabel 3.2 Kriteria Validitas soal
Nilai Kriteria
0,80 – 1,00
0,60 – 0,79
0,40 – 0,59
0,20 – 0,39
0,00 – 0,19
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Rendah
Sangat Rendah
Arikunto, 2012: Hlm. 89 3.10.2
Uji Reabilitas a.
Tes
Reabilitas menurut Arikunto 2012: hlm. 100 adalah suatu tes dapat dikatakan mempunyai tarah kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reabilitas tes berhubungan dengan masalah hasil tes atau seandainnya hasilnnya berubah
– ubah. Perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
Reabilitas untuk soal pilihan ganda menggunakan teknik Kuder dan Richadson KR 20. Rumusnnya adalah sebagai berikut:
...3.2 Siregar, 2013: Hlm. 111
Keterangan:
EKO RAMADHAN HANDYAN, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BERBANTU MULTIMEDIA ANIMASI INTERAKTIF
MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANTICIPATION AND STAGING PADA MATERI JARINGAN DASAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
= reabilitas instrumen = proporsi responden yang menjawab benar
= proporsi responden yang menjawab salah = jumlah varians skor tiap item belahan tes
= varians total = jumlah butir pertanyaan
Dimana varians total :
...3.3 Siregar, 2013: hlm. 111
Keterangan = total skor
̅ = rata – rata total skor n = responden
Tabel 3.3 Kriteria Reabilitas soal
Rentang nilai Kriteria
0,80 – 1,00
0,60 – 0,79
0,40 – 0,59
0,20 – 0,39
0,00 – 0,19
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Rendah
Sangat Rendah
Arikunto, 2012: hlm. 89
b. Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran untuk menyatakan parameter bahwa item soal tersebut adalah mudah, sedang, atau sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran suatu
butir soal pilihan ganda dapat menggunakan persamaan sebagai berikut
...3.6
EKO RAMADHAN HANDYAN, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BERBANTU MULTIMEDIA ANIMASI INTERAKTIF
MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANTICIPATION AND STAGING PADA MATERI JARINGAN DASAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Arikunto, 2012: Hlm. 89 Dimana :
P = Indeks kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
= Jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk menentukan soal tersebut baik atau tidak baik, maka digunakan kriteria seperti pada Tabel 3.3. semakin rendah nilai P suatu butir soal
maka semakin sukar soal tersebut. Suatu butir soal dikatakan baik apabila perolehan nilai P sekitar 0,5 atau 50. Karena jika perolehan nilai P
0,3 maka soal dikatakan sukar dan apabila P = 1,00 maka soal dikatakan terlalu mudah.
Berikut adalah tabel kriteria tingkat kesukaran soal :
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Nilai P Kriteria
0,00 – 0, 30
0,31 – 0,70
Sukar Sedang
0,71 – 1,00
Mudah Arikunto, 2012 : Hlm. 225
c. Uji Daya Pembeda