S KOM 1001100 Chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian yaitu Quasi Experimental Desain. Menurut Sugiyono (2013: Hlm. 77). Fungsi metode ini adalah untuk melaksanakan penelitian tanpa ada pengontrol terhadap variabel – variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Mengingat penelitian ini tidak memungkinkan untuk mengontrol semua Variabel bebas dan variabel terikat.

Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Desain. Dalam desain penelitian ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2013: Hlm. 79). Dalam desain ini terdapat 2 kelompok yang diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen Kelompok kontrol. Carannya kelompok dibagi 2 yaitu kelompok A dan kelompok B, masing masing kelompok memiliki tujuan yang hendak dicapai oleh sang peneliti. Dari kedua kelompok tersebut maka akan didapatkan sebuah data dan informasi yang akan dijadikan bahan untuk pengambilan kesimpulan.

Kelompok A (eksperimen) dan kelompok B (kontrol) yang dimaksud kelompok eksperimen adalah sebuah kelompok yang diberikan perlakuan dari seorang peneliti untuk mengetahui akan pengaruh dari perlakuan tersebut. Sedangkan kelompok kontrol adalah sebuah kelompok yang tidak diberikan perlakuan oleh peneliti.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui akan pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan (treatment). Dan treatment yang yang dimaksud peneliti adalah multimedia interaktif menggunakan pendekatan anticipation and staging dengan model pembelajaran inquiry.


(2)

(Sugiyono, 2013: hlm. 79). Gambar 3.1. Rancangan Nonequivalent Control Group Desain Keterangan :

: Pretest kelas eksperimen

: Posttest kelas eksperimen (yang diberi perlakuan) : Pretest kelas kontrol

: Posttest kelas kontrol (tidak diberi perlakuan)

X : perlakuan terhadap kelompok eksperimen dengan menerapkan pembelajaran berbantu multimedia interaktif.

3.2 Populasi dan Sampel

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan populasi dan sampel sebagai berikut :

3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2013: hlm. 80), populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam hal ini populasi yang akan digunakan adalah siswa siswi kelas X-TKJ di SMK Bina Taruna Subang.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi tersebut, apabila populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.


(3)

Sampel penelitian diambil menggunakan teknik sampling Purposive, pengambilan anggota sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013: hlm. 82).

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMKN Bina Taruna Subang, adapun yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X-TKJ yang sedang mendapatkan mata pelajaran Jaringan Dasar.

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan melalui tiga tahap yang meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Penjelasan ketiga tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan


(4)

b. Tahap pelaksanaan

Gambar 3.3 tahap pelaksanaan


(5)

Gambar 3.4 Tahap Akhir

3.5 Pengembangan Multimedia Pembelajaran

Multimedia menurut Munir (2010) boleh dibuat sesuai dengan keperluan dan tujuan dari proses belajar dan pengajaran. Adapun model pembuatan media antara lain : (1) model dengan sistem hiperteks dan hipermedia; (2) model dengan simulasi dan demonstrasi; (3) model tutorial. Penelitian pada penelitian ini menggunakan model tutorial karena konsep komputer sebagai guru yang memberi bimbingan kepada siswa untuk memahami terhadap apa yang dipelajari. Laurilliard (1993) dalam Munir (2010) memberi petunjuk tentang proses – proses belajar dengan metoda tutorial yaitu : 1. Menetapkan tujuan proses belajar, 2. Memberi pengenalan tentang topik, 3. Mengelompokan masalah sesuai dengan strategis proses belajar, 4. Menganalisis pencapaian belajar, 5. Menyediakan kemudahan umpan balik (feedback), 6. Keberhasilan pelajar dijadikan tolak ukur untuk menentukan proses belajar selanjutnya.

Newby dalam Munir (2010: hlm. 93) menggambarkan proses pengembangan suatu intructional media berbasis multimedia dilakukan dalam empat tahap dasar, yaitu:

a. Planning, berkaitan dengan perencanaan data media berdasarkan kurikulum dan tujuan pembelajaran (instructional).

b. Instructional Desain, perencanaan direalisasi dalam bentuk rancangan c. Prototype, hasil rancangan kemudian diwujudkan dalam bentuk purwarupa. d. Test, purwarupa yang dihasilkan kemudian diujicoba, uji coba dilakukan

untuk menguji realibilitas, validitas dan objektivitas media

Peneliti menggunakan model tutorial pada multimedia yang akan di dibuat, selanjutnnya menentukan model pengembangan multimedia dalam pendidikan. pada penelitian ini, peneliti menggunakan model pengembangan siklus hidup (Life cycle) menyeluruh (SHM) yang dikembangkan oleh munir dan zaman (2002: hlm. 52). Berikut adalah fasa – fasa model siklus hidup menyeluruh (SHM) pada pengembangan software multimedia dalam pendidikan:


(6)

Gambar 3.5 model siklus hidup menyeluruh (SHM) : pengembangan Software Multimedia dalam pendidikan

3.6 Langkah Pengembangan Multimedia Interaktif

Penyusunan langkah-langkah pengembangan multimedia interaktif ini dikmaksudkan untuk mengembangan multimedia pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan tujuan dari multimedia interaktif tersebut. Langkah-langkah pengembangan dalam pembelajaran multimedia interaktik tersebut yaitu : 3.6.1 Tahap Analisis

Tahapan analisis merupakan tahapan yang dilakukan paling awal dalam penelitian sebelum masuk ke tahapan desain dan pengembangan. Di dalam fase ini ditetapkan keperluan pengembangan software dengan melibatkan tujuan pembelajaran, pelajar, pendidik, dan lingkungan (Munir, 2012: Hlm. 101). Tahap ini melibatkan guru,siswa-siswi, dan materi pembelajaran. Pokok bahasan materi pembelajaran tersebut disesuaikan dengan SKKD yang berdasarkan tujuan yang akan dicapai.

3.6.2 Tahap Desain

Pada tahap proses desain merupakan tahap dimana dilakukan desain model multimedia dan juga konten materi yang akan disampaikan. Pada tahap ini juga dilakukan perancangan flowchart dan storyboard.


(7)

1) Flowchart

Dalam pengembangan multimedia pembelajaran menggambarkan urutan sajian dalam pembelajaran dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Di dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif digunakan flowchart view. Flowchart view adalah diagram yang memberikan gambaran alir dari scene (tampilan) satu ke scene lainnya (Munir 2012: hlm. 102). Berikut merupakan simbol-simbol flowchart yang dikeluarkan oleh ANSI dan ISO dalam Sudarsono (2005: hlm. 9-13) yang diantaranya akan diuraikan sebagai berikut :

Tabel 3.1

Simbol Flowchart Standar

Prosedur Simbol Arti

Terminator Memulai atau Mengakhiri

Program

Preparation Pemberian harga awal/

Inisialisasi

Input/Output Memulai atau Mengakhiri

Program

Proses

Merepresentasikan input data atau output data yang

diproses atau konfirmasi Arah Aliran

Merepresentasikan alur kerja

Keputusan

Merepresentasikan keputusan dalam program

atau adanya pengambilan keputusan

Magnetic Disk I/O yang menggunakan

magnetic disk

Manual Input Input yang dimasukan


(8)

keyboard

Display

Output yang ditampilkan pada terminal atau

penyajian hasil pemrosesan data

Penghubung

Keluar atau masuk dari bagian lain flowchart khususnya hlm. yang

sama

2) Storyboard

Storyboard merupakan draft dari setiap halaman. Di dalam storyboard tersaji draft gambar, kata atau kalimat yang akan ditampilkan. Storyboard dapat dikatakan sebagai penjabaran lebih luas dari flowchart atau desain alur pembelajaran. Pada pengembangan multimedia pembelajaran interaktif, storyboard digunakan sebagai pedoman pembuatan multimedia pada tahap pengembangan.

3) Rancangan antarmuka pemakai

Rancangan antarmuka pemakai merupakan tahapan perancangan tampilan multimedia pembelajaran dalam bentuk gambar. Perancangan antarmuka dapat memperhatikan aturan-aturan seperti estetika , navigasi, tataletak, warna, font, penempatan tombol-tombol.

3.6.3 Tahap pengembangan

Pada tahap ini, dilakukan pembuatan program multimedia dengan menggunakan peralngkat lunak atau software adobe flash CS 5, Macromedia flash , dan Corel draw. Pada proses pengembangan selain menggunakan tools yang ada, juga menerapkan actionscript . Tahap pengembangan multimedia merupakan tahap dimana materi, gambar, media dan beberapa konten yang menunjang multimedia diitegrasikan sehingga menjadi kesatuan yang disebut dengan multimedia interaktif.


(9)

Setelah tahap pengembangan selesai dilakukan sampai didapatkan prototipe multimedia pembelajaran interaktif maka tahap selanjutnya adalah tahap validasi yang dilakukan oleh parah ahli materi dan ahli media. Tahap validasi ini bertujuan untuk mengecek apakah materi dan multimedia interaktif ini sudah sesuai yang apa yang diinginkan sekaligus mengecek apakah terdapat kesalahan atau saran dari para ahli sehingga multimedia dapat dikembangkan dan dapat direvisi untuk dilakukan perbaikan.

3.6.4 Tahap implementasi

Seperti apa yang dikatakan Munir (2012: Hlm. 101). Setelah tahap pengembangan selesai, maka dilakukan langkah implementasi yaitu pengujian terhadap unit-unit yang telah dikembangkan dalam proses pengajaran dan pembelajaran dan juga prototip yang telah siap.sehingga di tahap implementasi pengguna yaitu para siswa menggunakan multimedia yang telah dikembangkan. 3.6.5 Tahap penilaian

Pada tahap ini merupakan tahap dimana peneliti dapat mengetahui secara pasti kelebihan dan kelemahan software yang dikembangkan sehingga dapat membuat penghalusan software yang dikembangkan agar lebih sempurna seperti yang di katakan Munir (2012: hlm. 101).

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data antara lain :

3.7.1 Interview (Wawancara)

Interview (wawancara) dimaksudkan agar penulis memperoleh informasi dari studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.


(10)

3.7.2 Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengancara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk di jawabnya (Sugiyono, 2013: Hlm. 142). Pada penelitian ini terdapat dua angket yang dipergunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan pembelajaran inquiry yang berbantu multimedia interaktif.

3.7.3 Tes

Pada penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dilakukan melalui pretest dan posttest. Pretest diharapakan mampu menunjukan pengetahuan dan pemahaman awal siswa. Sedangkan posttest diharapkan dapat menunjukan perubahan setelah dilakukan perlakuan selama pembelajaran.

3.7.4 Observasi

Sutrisno hadi (1986) mengemukakan dalam buku Sugiyono (2013: Halaman 145) bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis.dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan mengamati secara langsung aktivitas guru dan kegiatan siswa selama proses pembelajara. Observasi aktivitas guru menggunakan instrumen yang berbentuk skala Likert. Observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran juga menggunakan instrument skala Likert. Penggunaan instrument skala Likert ini dimaksudkan agar data yang diperoleh dapat ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.

3.8 Instrumen Penelitian

Pada penelitian menggunakan instrument yang berupa tes prestasi belajar dan tes untuk mengukur kemampuan kognitif. Instrumen untuk mengukur prestasi belajar dilakukan memalui pretest dan postest. Bentuk instrumen untuk mengukur kemampuan siswa pada ranah kognitif berupa tes pilihan ganda. Setiap butir soal mencakup ranah kognitif C1, C2, dan C3. Pada penelitian ini digunakan dua bentuk instrument, dimana ada instrument kognitif dan instrumen kuisioner. Dari tiap instrument tersebut memiliki tujuan yang berbeda, instrument kognitif


(11)

digunakan untuk mengukur tes prestasi belajar peserta didik setelah dilakukanya treatmen pada kelas kontrol dan kelas ekperimen, sedangkan instrument kuisioner digunakan untuk mengukur responsi peserta didik terhadap media pembelajaran inquiry yang telah diberikan pada kelas eksperimen.

Instrument kognitif ini yang akan dijadikan sebagai alat tolak ukur tingkat pemahaman kelompok eksperiment dengan kelompok control. Namun sebelumnya instrument kognitif ini diuji coba terlebih dahulu pada kelompok yang bukan termasuk sampel.

Sedangkan pada instrument angket akan dijadikan sebagai alat tolak ukur response peserta didik yang diberikan treatmen berupa media pembelajaran inquiry hanya pada kelas eksperimen saja.

Pada instrument angket digunakan skala pengukuran. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

3.9 Instrumen Validasi Ahli

Instrumen validasi media bertujuan untuk mengetahui penilaian para ahli terhadap multimedia pembelajaran yang dikembangkan, sehingga selanjutnya dapat digunakan dilapangan . para ahli yang dimaksud adalah ahli media dan ahli materi.

3.9.1 Instrumen Validasi Ahli Media

Instrumen validasi ahli media yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang diukur dengan menggunakan skala pengukuran rating scale, sedangkan untuk penilaian multimedia merujuk pada instrumen penilaian learning object yang bernama LORI (Lerning Object Review Instrument) versi 1.5. Ada Sembilan aspek yang digunakan untuk mengevaluasi suatu objek belajar dalam LORI, diantaranya:

1) Content Quality

Veracity, yaitu kesesuaian materi dengan teori dan konsep yang ada.  Accuracy, ketepatan dari isi materi.


(12)

Balanced presentation of ideas atau keseimbangan penyajian ide.  Appropriate level of detail, detail dari materi.

2) Learning Goal Alignment  Tujuan pembelajaran  Kegiatan (activities)

 Kegiatan penilaian (assessments)  Karakter peserta didik

3) Feedback and Adaptation

Adaptif konten atau umpan balik yang didorong oleh masukan pelajar yang berbeda atau pemodelan peserta didik.

4) Motivation

Dapat memotivasi peserta didik untuk lebih tertarik dalam pembelajaran. 5) Presentation Design

Tampilan atau penyajian materi berupa gambar maupun suara yang dapat meningkatkan proses mental secara efisien.

6) Interaction Usability

 Navigasi yang mudah dimengerti  Antarmuka yang mudah dipahami  Kualitas dari antarmuka bantuan 7) Accessibility

Mudah diakses oleh peserta didik. 8) Reusability

Dapat digunakan dalam konteks belajar yang lain dan dengan karakter peserta didik yang berbeda-beda.

9) Standards Compliance

Patuh terhadap standar internasional dan spesifikasinya.

Selain penilaian berdasarkan LORI , penilaian multimedia juga merujuk pada pendapat Wahono(2006 ) bahwa penilaian melibatkan tiga yaitu aspek umum, aspek instructional design(desain pembelajaran), dan aspek komunikasi


(13)

Adapun aspek penilaian multimedia yang digunakan dalam multimedia ini meliputi : aspek umum, aspek desain (presentation design), aspek kemudahan untuk digunakan (interaction usability), aspek kemudahan akses (accessibility), aspek usabilitas (reusability) dan aspek memenuhi standar (standards compliance).

3.9.2 Instrumen Validasi Ahli Materi

Instrumen validasi ahli materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang diukur dengan menggunakan skala pengukuran rating scale, sedangkan untuk penilaian multimedia merujuk pada instrumen penilaian learning object yang bernama LORI (Lerning Object Review Instrument) versi 1.5. Untuk validasi materi, penilaian meliputi beberapa aspek seperti kualitas isi/materi (content quality), aspek pembelajaran (learning goal alignment), aspek umpan balik dan adaptasi (feedback and adaptation) dan pada aspek motivasi (motivation).

3.10Uji Coba Instrumen Penelitian

Kegiatan ujicoba instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah intrumen yang digunakan telah memenuhi syarat sebagai alat pengambilan data atau belum. Untuk menguji kelayakan intrumen tersebut perlu dilakukan analisi terhadap validitas, reabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.

3.10.1 Uji Validitas Instrumen

Uji validitas dimaksud untuk mengetahui bahwa intrumen

menggambarkan keadaan sesungguhnnya. “validitas atau kesahihan menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur...”(siregar,

2013 : hlm. 75). Pada penelitian ini, instrumen tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 15 soal dilakukan uji coba terlebih dahulu. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas butir soal adalah rumus Product Moment menurut Pearson, yaitu :


(14)

(Siregar, 2013: hlm. 80)

Keterangan :

r : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

N : jumlah siswa

X : skor item yang dicari validitasnnya Y : skor yang diperoleh siswa

Tabel 3.2 Kriteria Validitas soal

Nilai Kriteria

0,80 – 1,00 0,60 – 0,79 0,40 – 0,59 0,20 – 0,39 0,00 – 0,19

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

(Arikunto, 2012: Hlm. 89) 3.10.2 Uji Reabilitas

a. Tes

Reabilitas menurut Arikunto (2012: hlm. 100) adalah suatu tes dapat dikatakan mempunyai tarah kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reabilitas tes berhubungan dengan masalah hasil tes atau seandainnya hasilnnya berubah – ubah. Perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.

Reabilitas untuk soal pilihan ganda menggunakan teknik Kuder dan Richadson (KR 20). Rumusnnya adalah sebagai berikut:

...(3.2) (Siregar, 2013: Hlm. 111) Keterangan:


(15)

= reabilitas instrumen

= proporsi responden yang menjawab benar = proporsi responden yang menjawab salah = jumlah varians skor tiap item belahan tes = varians total

= jumlah butir pertanyaan

Dimana varians total :

...(3.3)

(Siregar, 2013: hlm. 111) Keterangan

= total skor

̅ = rata – rata total skor n = responden

Tabel 3.3

Kriteria Reabilitas soal Rentang nilai Kriteria

0,80 – 1,00 0,60 – 0,79 0,40 – 0,59 0,20 – 0,39 0,00 – 0,19

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

(Arikunto, 2012: hlm. 89)

b. Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran untuk menyatakan parameter bahwa item soal tersebut adalah mudah, sedang, atau sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal pilihan ganda dapat menggunakan persamaan sebagai berikut


(16)

(Arikunto, 2012: Hlm. 89) Dimana :

P = Indeks kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk menentukan soal tersebut baik atau tidak baik, maka digunakan kriteria seperti pada Tabel 3.3. semakin rendah nilai P suatu butir soal maka semakin sukar soal tersebut. Suatu butir soal dikatakan baik apabila perolehan nilai P sekitar 0,5 atau 50%. Karena jika perolehan nilai P 0,3 maka soal dikatakan sukar dan apabila P = 1,00 maka soal dikatakan terlalu mudah. Berikut adalah tabel kriteria tingkat kesukaran soal :

Tabel 3.4

Kriteria Tingkat Kesukaran Soal

Nilai P Kriteria

0,00 – 0, 30 0,31 – 0,70

Sukar Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2012 : Hlm. 225) c. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

...(3.9) Dimana :

DP = indeks diskriminasi (daya pembeda) BA = jumlah jawaban benar pada kolom atas BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah N = jumlah siswa yang mengerjakan tes

Kelompok atas dan bawah ditentukan dengan menghitung 27% dari jumlah peserta tes atau 27% dari N. Sehingga diperoleh 27% kelompok atas dan


(17)

27% kelompok bawah, sedangkan 46% sisannya tidak digunakan, dalam arti tidak dipersoalkan dalam analisi karena siswa tidak pintar dan bodoh.

Tabel 3.5

Kriteria Daya Pembeda Soal

Rentang nilai (DP) Kriteria

0,00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70

Jelek Cukup

Baik 0,71 – 1,00

D negatif

Baik sekali Semua soal tidak baik

(Arikunto, 2012 : hlm. 232)

3.11 Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini data yang diolah berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dan lembar angket, sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dari hasil pretest dan posttest siswa.

3.11.1 Tes hasil belajar

Skor yang diperoleh dari pretest dan posttest digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan siswa dalam ranah kognitif. Pretest diberikan sebelum pembelajaran sedangkan posttest diberikan setelah pembelajaran. Berikut adalah langkah – langkah pengolahan data :

a. Pemberian skor

Pemberian skor ditentukan dengan memberi skor satu (1) untuk jawaban benar dan nol (0) untuk jawaban salah. Berikut rumus pemberian skor soal pilihan ganda :

S = R ....(3.11)

(Arikunto,2012: Hlm. 188) b. Analisis data indeks Gain

Data yang diperoleh dari tes tertulis akan didapat dari hasil berupa nilai tes awal, nilai tes akhir dan gain. Menurut Hake (Meltzer, 2002: Hlm. 1260) data yang terkumpul dihitung dengan rumus :


(18)

Tabel 3.6

Kategori Indeks Gain menurut Hake

Retang Nilai Kategori

G > 0,7 0,3 < G 0,7

G 0,3

Tinggi Sedang Rendah

c. Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dalam penelitian ini bekerja dengan menggunakan sampel sehingga penelitian ini terdapat hipotesis statistik. (Sugiyono, 2011: Hlm. 96 - 97)

Berikut adalah langkah – langkah penentuan uji statistik : a. Uji Normalitas

Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS. Uji normalitas yang digunakan yaitu Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data sampel yang diambil dari populasi apakah berdistribusi normal atau tidak. Langkah – langkah dalam melakukan perhitungan uji normalitas adalah sebagai berikut :

1. Menghitung rata – rata untuk masing – masing kelas dengan persamaan :

̅

=

...(3.13)

(Sudjana, 2005: Hlm. 50) Keterangan :

̅

=

Skor rata – rata = Skor setiap siswa N = Jumlah siswa


(19)

2. Menentukan standar deviasi atau simpangan baku ( ) dengan rumus berikut :

=

̅

...(3.14) Sedangkan untuk menghitung varians yaitu dengan mengkuadratkan ( ).

Keterangan :

N = jumlah siswa

= standar deviasi = varians

̅ = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata – rata

3. Menghitung nilai normalitas dengan rumus Kolmogorov-Smirnov berikut:

D = sup {| (z) - (z)|, - 2 ...(3.15)

Dimana (z) adalah fungsi distribusi empiris (empirical distribution function), yakni (z) = (jumlah dari )/n, untuk setiap z, sedangkan adalah fungsi distribusi komulatif (cumulatif fistribution function) normal baku dan = - ̅)/s, s = simpangan baku (standard deviation) sampel. (Uyanto, 2009: Hlm. 54)|

b. Uji homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang terdiri dari kelas kotrol dan kelas eksperimen mempunyai varians homogen atau tidak. Levene test for Equality of Variance seperti yang dinyatakan Uyanto (2009 : Hlm. 161) bahwa uji Levene digunakan untuk menguji apakah sampel sebanyak k memiliki variansi yang sama. Adapun rumus uji Levene adalah sebagai berikut:

W=

̅ ̅


(20)

(Uyanto, 2009: Hlm. 162 ) Keterangan :

= | - ̅ |

̅ = purata (mean) group ke –i ̅ = purata (mean) keseluruhan data N = besar sampel

k = jumlah subgroup

= = = = ... = ditolak bila W >

c. Uji-t dua sampel independen

Uji-t dua sampel independen ini dilakukan ila sampel berkorelasi atau berpasangan, misalnnya membandingkan sebelum dan sesudah perlakuan, atau membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Menurut Uyanto (2009: hlm. 160 – 161) bahwa terdapat dua (2) rumus untuk uji-t dua sampel independen yaitu sebagai berikut:

(1) Dengan asumsi kedua variance sama besar

t =

̅ ̅

...(3.17)

dengan derajat kebebasan : + -2

sp =

( )

...(3.18) (2) Dengan asumsi kedua variance tidak sama besar

t =

̅ ̅ √

...(3.19) (Uyanto, 2009 : hlm. 160 - 161) Keterangan:


(21)

= besar sampel pertama = besar sampel kedua ̅ = rata – rata sampel pertama ̅ = rata – rata sampel kedua

= varians sampel pertama

= varians sampel kedua

Berikut adalah kriteria untuk menolak atau tidak menolak berdasarkan P-value dalam pengujian hipotesis :

Jika P-value < ɑ = 0,05, maka ditolak Jika P-value ɑ = 0,05, maka diterima

Apabila sampel data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji statistika non parametrik jenis yaitu uji Mann-Whitney U. Uji ini memiliki kegunaan untuk menguji signifikasi hipotesis antara dua sampel yang independen (bebas). Berikut adalah langkah uji hipotesis dari uji Mann-WhiteneyU.

 : μ = (tidak ada perbedaan rata – rata diantara kedua sampel) : μ = (terdapat perbedaan rata – rata diantara kedua sampel)  Statistika uji:

...(3.20)

Dimana :

U(x) =

+ [

.n(x)(n(x)+1)

R(x)]

...(3.21) Keterangan:

X =1 (untuk sampel 1) 2 (untuk sampel 2)


(22)

= banyaknya sampel pada sampel 2 = banyaknya sampel pada sampel 3  Daerah kritis

ditolak jika nilai absolut >

3.11.2 Observasi

Dalam menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa menggunakan analisis presentase dengan pedoman skor 1-4. Skor mentah yang diperoleh diubah menjadi bentuk presentase dengan persamaan :

Persentase skor rata – rata =

...(3.22) Kriteria interpretasi keberhasilan disesuaikan dengan pengelompokan seperti pada tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.7

Kriteria keberhasilan terhadap aktivitas guru dan siswa Persentase keberhasilan Interprestasi

81 - 100 Sangat baik

61 – 80 Baik

41 – 80 Cukup

21 – 41 Kurang

< 21 Sangat kurang

3.11.3 Angket

Pembuatan angket ditujukan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran, Skala angket yang digunakan adalah skala Likert. Langkah awal yang dilakukan yaitu menentukan skor ideal yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden pada setiap pertanyaan memberikan jawaban dengan skor tertinggi.

Kriteria sangat setuju diberi skor 4, setuju diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2, dan sangat tidak setuju diberi skor 1. Berikut bersamaan untuk mencari persentase dari data yang diperoleh dari angket.


(23)

P =

...(3.23) Keterangan :

P = angka persentase

Skor ideal = skor tertinggi tiap butir x jumlah responden x jumlah butir.

Hasil pengolahan angket dapat dilihat secara kontinum dengan indikator berikut:

Tabel 3.8

Kriteria interprestasi skor

Besar Persentase Interprestasi

0% - 20% Sangat lemah

21% - 40% Lemah

41% - 60% Cukup

61% - 80% Kuat

81% - 100% Sangat Kuat

(Riduwan, 2001: hlm. 15)

0% 25% 75% 100

%

Sangat tidak baik

Kurang baik

Cukup baik

Sangat baik


(1)

Tabel 3.6

Kategori Indeks Gain menurut Hake Retang Nilai Kategori

G > 0,7 0,3 < G 0,7

G 0,3

Tinggi Sedang Rendah

c. Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dalam penelitian ini bekerja dengan menggunakan sampel sehingga penelitian ini terdapat hipotesis statistik. (Sugiyono, 2011: Hlm. 96 - 97)

Berikut adalah langkah – langkah penentuan uji statistik : a. Uji Normalitas

Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

SPSS. Uji normalitas yang digunakan yaitu Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data sampel yang diambil dari populasi apakah berdistribusi normal atau tidak. Langkah – langkah dalam melakukan perhitungan uji normalitas adalah sebagai berikut :

1. Menghitung rata – rata untuk masing – masing kelas dengan persamaan :

̅

=

...(3.13)

(Sudjana, 2005: Hlm. 50) Keterangan :

̅

=

Skor rata – rata = Skor setiap siswa N = Jumlah siswa


(2)

2. Menentukan standar deviasi atau simpangan baku ( ) dengan rumus berikut :

=

̅

...(3.14) Sedangkan untuk menghitung varians yaitu dengan mengkuadratkan ( ).

Keterangan :

N = jumlah siswa

= standar deviasi = varians

̅ = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata – rata 3. Menghitung nilai normalitas dengan rumus Kolmogorov-Smirnov

berikut:

D = sup {| (z) - (z)|, - 2 ...(3.15)

Dimana (z) adalah fungsi distribusi empiris (empirical distribution function), yakni (z) = (jumlah dari )/n, untuk setiap z, sedangkan adalah fungsi distribusi komulatif (cumulatif fistribution function) normal baku dan = -

̅)/s, s = simpangan baku (standard deviation) sampel. (Uyanto, 2009: Hlm. 54)|

b. Uji homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang terdiri dari kelas kotrol dan kelas eksperimen mempunyai varians homogen atau tidak. Levene test for Equality of Variance

seperti yang dinyatakan Uyanto (2009 : Hlm. 161) bahwa uji Levene

digunakan untuk menguji apakah sampel sebanyak k memiliki variansi yang sama. Adapun rumus uji Levene adalah sebagai berikut:

W=

̅ ̅


(3)

(Uyanto, 2009: Hlm. 162 ) Keterangan :

= | - ̅ |

̅ = purata (mean) group ke –i

̅ = purata (mean) keseluruhan data N = besar sampel

k = jumlah subgroup

= = = = ... = ditolak bila W >

c. Uji-t dua sampel independen

Uji-t dua sampel independen ini dilakukan ila sampel berkorelasi atau berpasangan, misalnnya membandingkan sebelum dan sesudah perlakuan, atau membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Menurut Uyanto (2009: hlm. 160 – 161) bahwa terdapat dua (2) rumus untuk uji-t dua sampel independen yaitu sebagai berikut:

(1) Dengan asumsi kedua variance sama besar

t =

̅ ̅

...(3.17)

dengan derajat kebebasan : + -2

sp =

( )

...(3.18) (2) Dengan asumsi kedua variance tidak sama besar

t =

̅ ̅ √

...(3.19) (Uyanto, 2009 : hlm. 160 - 161) Keterangan:


(4)

= besar sampel pertama = besar sampel kedua

̅ = rata – rata sampel pertama

̅ = rata – rata sampel kedua = varians sampel pertama

= varians sampel kedua

Berikut adalah kriteria untuk menolak atau tidak menolak berdasarkan P-value dalam pengujian hipotesis :

Jika P-value < ɑ = 0,05, maka ditolak Jika P-value ɑ = 0,05, maka diterima

Apabila sampel data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji statistika non parametrik jenis yaitu uji Mann-Whitney U. Uji ini memiliki kegunaan untuk menguji signifikasi hipotesis antara dua sampel yang independen (bebas). Berikut adalah langkah uji hipotesis dari uji Mann-WhiteneyU.

 : μ = (tidak ada perbedaan rata – rata diantara kedua sampel) : μ = (terdapat perbedaan rata – rata diantara kedua sampel)  Statistika uji:

...(3.20)

Dimana :

U(x) =

+ [

.n(x)(n(x)+1)

R(x)]

...(3.21) Keterangan:

X =1 (untuk sampel 1) 2 (untuk sampel 2)


(5)

= banyaknya sampel pada sampel 2 = banyaknya sampel pada sampel 3  Daerah kritis

ditolak jika nilai absolut >

3.11.2 Observasi

Dalam menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa menggunakan analisis presentase dengan pedoman skor 1-4. Skor mentah yang diperoleh diubah menjadi bentuk presentase dengan persamaan :

Persentase skor rata – rata =

...(3.22) Kriteria interpretasi keberhasilan disesuaikan dengan pengelompokan seperti pada tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.7

Kriteria keberhasilan terhadap aktivitas guru dan siswa Persentase keberhasilan Interprestasi

81 - 100 Sangat baik

61 – 80 Baik

41 – 80 Cukup

21 – 41 Kurang

< 21 Sangat kurang

3.11.3 Angket

Pembuatan angket ditujukan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran, Skala angket yang digunakan adalah skala Likert. Langkah awal yang dilakukan yaitu menentukan skor ideal yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden pada setiap pertanyaan memberikan jawaban dengan skor tertinggi.

Kriteria sangat setuju diberi skor 4, setuju diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2, dan sangat tidak setuju diberi skor 1. Berikut bersamaan untuk mencari persentase dari data yang diperoleh dari angket.


(6)

P =

...(3.23)

Keterangan :

P = angka persentase

Skor ideal = skor tertinggi tiap butir x jumlah responden x jumlah butir.

Hasil pengolahan angket dapat dilihat secara kontinum dengan indikator berikut:

Tabel 3.8

Kriteria interprestasi skor

Besar Persentase Interprestasi

0% - 20% Sangat lemah

21% - 40% Lemah

41% - 60% Cukup

61% - 80% Kuat

81% - 100% Sangat Kuat

(Riduwan, 2001: hlm. 15)

0% 25% 75% 100

%

Sangat tidak baik

Kurang baik

Cukup baik

Sangat baik