Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa interaksi antara letak daun dan lama pelayuan memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati. Kadar tanin
tertinggi terdapat pada perlakuan L
1
P
4
yaitu sebesar 3,32 dan terendah pada perlakuan L
4
P
1
yaitu sebesar 2,43. Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan L
1
P
1
yaitu sebesar 5,53 bb dan terendah terdapat pada perlakuan L
4
P
4
yaitu sebesar 2,06 bb. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan L
4
P
4
yaitu sebesar 5,58 bk dan terendah terdapat pada perlakuan L
1
P
1
yaitu sebesar 4,40 bk. Uji organoleptik rasa tertinggi terdapat pada perlakuan L
1
P
4
yaitu sebesar 3,32 dan terendah terdapat pada perlakuan L
4
P
1
yaitu sebesar 2,59. Uji organoleptik warna air seduhan tertinggi terdapat pada perlakuan L
1
P
4
yaitu sebesar 2,96 dan terendah terdapat pada perlakuan L
4
P
1
yaitu sebesar 2,14. Uji organoleptik penampakan partikel tertinggi terdapat pada perlakuan L
1
P
1
yaitu sebesar 3,36 dan terendah terdapat pada perlakuan L
3
P
3
yaitu sebesar 2,91. Uji organoleptik warna ampas seduhan tertinggi terdapat pada perlakuan L
1
P
4
yaitu sebesar 3,23 dan terendah terdapat pada perlakuan L
3
P
1
dan L
4
P
2
yaitu sebesar 2,00.
1. Kadar Tanin
Pengaruh letak daun terhadap kadar tanin
Dari data analisis sidik ragam Lampiran 1 dapat dilihat bahwa letak daun memberikan pengaruh berbeda nyata P0,05 terhadap kadar tanin teh daun
gambir yang dihasilkan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji LSR terhadap perlakuan letak daun dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Uji LSR efek utama pengaruh letak daun terhadap kadar tanin
Jarak LSR
Letak Daun Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
- -
L
1
= Daun Pucuk
5,15 a
A 2
0,259 0,356
L
2
= Daun ke-2
4,42
b B
3 0,272
0,375
L
3
= Daun ke-3
4,26
b B
4 0,279
0,384
L
4
= Daun ke-4
3,38 c
C Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf
5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa perlakuan L
1
berbeda sangat nyata terhadap perlakuan L
2
, L
3
dan L
4
. Perlakuan L
2
berbeda tidak nyata terhadap perlakuan L
3
dan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan L
4
. Perlakuan L
3
berbeda sangat nyata terhadap perlakuan L
4
. Kadar tanin tertinggi terdapat pada perlakuan L
1
yaitu sebesar 5,15 dan terendah pada perlakuan L
4
yaitu sebesar 3,38.
Hubungan letak daun terhadap kadar tanin teh daun gambir yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Histogram hubungan letak daun terhadap kadar tanin
Universitas Sumatera Utara
Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa semakin bawah letak daun maka kadar tanin semakin menurun.
Pengaruh lama pelayuan terhadap kadar tanin
Dari data analisis sidik ragam Lampiran 1 dapat dilihat bahwa lama pelayuan memberikan pengaruh berbeda nyata P0,05 terhadap kadar tanin teh
daun gambir yang dihasilkan. Hasil uji LSR terhadap perlakuan lama pelayuan dapat dilihat pada
Tabel 10. Tabel 10. Uji LSR efek utama pengaruh lama pelayuan terhadap kadar tanin
Jarak LSR Lama
Rataan Notasi
0,05 0,01 Pelayuan 0,05 0,01
- - - P
1
= 15 jam 3,17
d D
2 0,259 0,356 P
2
= 16 jam 4,11
c C
3 0,272 0,375 P
3
= 17 jam 4,73
b B
4 0,279 0,384 P
4
= 18 jam 5,20
a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa perlakuan P
1
berbeda sangat nyata terhadap perlakuan P
2
, P
3
dan P
4
. Perlakuan P
2
berbeda sangat nyata terhadap perlakuan P
3
dan P
4
. Perlakuan P
3
berbeda sangat nyata terhadap perlakuan P
4
. Kadar tanin tertinggi terdapat pada perlakuan P
4
yaitu sebesar 5,20 dan terendah pada perlakuan P
1
yaitu sebesar 3,17.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan lama pelayuan terhadap kadar tanin teh daun gambir yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Grafik hubungan lama pelayuan terhadap kadar tanin Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa semakin lama pelayuan maka kadar
tanin semakin tinggi.
Pengaruh interaksi antara letak daun dan lama pelayuan terhadap kadar tanin
Dari data analisis sidik ragam Lampiran 1 dapat dilihat bahwa lama pelayuan memberikan pengaruh berbeda nyata P0,05 terhadap kadar tanin teh
daun gambir yang dihasilkan. Untuk mengetahui perbedaan tiap-tiap perlakuan pada interaksi antara letak daun dan lama pelayuan terhadap kadar tanin dapat
dilihat pada Tabel 11.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 11. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi antara letak daun dan lama pelayuan terhadap kadar tanin
Jarak LSR
Perlakuan Rataan
Notasi 0,05 0,01
0,05 0,01 - - -
L
1
P
1
3,53 fg EFG 2 0,518
0,713
L
1
P
2
5,41 bc ABC 3 0,544
0,749
L
1
P
3
5,62 ab AB 4 0,558
0,768
L
1
P
4
6,03 a A 5 0,570
0,784
L
2
P
1
3,33 g FGH 6 0,577
0,794
L
2
P
2
3,95 ef EF 7 0,582
0,806
L
2
P
3
4,99 cd BCD 8 0,585
0,815
L
2
P
4
5,41 bc ABC 9 0,589
0,822
L
3
P
1
3,12 gh GHI 10 0,592 0,827
L
3
P
2
3,95 ef EF 11 0,592 0,832
L
3
P
3
4,79 d CD 12 0,594 0,836
L
3
P
4
5,20 bcd ABC 13 0,594 0,839
L
4
P
1
2,71 h HIJ 14 0,596 0,842
L
4
P
2
3,12 gh GHI 15 0,596 0,846
L
4
P
3
3,53 fg EFG 16 0,597 0,848
L
4
P
4
4,16 e DE Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf
5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar
Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa kadar tanin tertinggi terdapat pada perlakuan L
1
P
4
yaitu sebesar 6,03 dan terendah terdapat pada perlakuan P
4
L
1
yaitu sebesar 2,71 .
Universitas Sumatera Utara
Hubungan interaksi antara letak daun dan lama pelayuan terhadap kadar tanin teh daun gambir yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Grafik hubungan pengaruh interaksi antara letak daun dan lama pelayuan terhadap kadar tanin
Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin bawah letak daun maka kadar tanin pada semakin menurun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gumbira-Sa’id
et al 2009 yang menyatakan bahwa adanya perbedaan kadar katekin pada gambir dipengaruhi oleh kondisi daun yang diekstrak. Daun gambir muda
memiliki kandungan katekin dan rendemen ekstrak yang lebih tinggi dari daun tua. Dari Gambar 5 juga dapat dilihat bahwa semakin lama pelayuan maka kadar
tanin semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Alf 2004 yang menyatakan bahwa perubahan yang terjadi selama pelayuan adalah melemasnya
daun akibat menurunnya kandungan air, selain itu pengurangan air dalam daun akan memekatkan bahan-bahan yang dikandung.
Universitas Sumatera Utara
2. Kadar Air Pengaruh letak daun terhadap kadar air