Tahun Pengeluaran PemerintahG
1990 10.976.041.000
1991 12.665.597.000
1992 13.153.220.000
1993 16.665.927.000
1994 17.766.237.000
1995 20.816.838.000
1996 22.687.044.300
1997 29.400.712.000
1998 46.668.018.000
1999 65.633.192.000
2000 106.543.700.700
2001 135.865.993.000
2002 173.657.756.000
2003 232.974.461.488
2004 238.228.777.932
2005 252.951.793.000
2006 355.588.057.000
2007 498.523.976.000
2008 473.372.300.000
Sumber: Statistik perekonomian sumut
Dari data diatas dapat dilihat besarnya kontribusi totoal pengeluaran pemerintah terus meningkat dari tahun ke tahun pengeluaran pemerintah mengelami sedikit pertambahan di tahun
1998 ini adalah akibat dampak krisis moneter dimana sebelum krisis pengeluaran sebesar 46.668.018.000 terjadi sedikit sekali peningkatan di tahun 1999 sesudah krisis yaitu sebesar
65.633.192.000 hal ini disebabkan pemerintah menekan pengeluaran di saat kondisi ekonomi yang tidak stabil. Namun terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun hingga di 2008
sebesar 473.372.300.000.
b. Pengeluaran Konsumsi
Universitas Sumatera Utara
Pembahasan tentang konsumsi sangat penting untuk analisa ekonomi jangka panjang maupun jangka pendek. Hal ini kerena konsumsi agregat yang merupakan penjumlahan dari
pengeluaran rumah tangga yang ada dalam perekonomian merupakan komponen dari pengeluaran agregat yang terpenting. Jika dilihat dari tahun ketahun pengeluaran konsumsi terus
meningkat sebelum krisis 1997 sebesar 111.969.220.000 sesudah krisis 1999 375.733.47.000 terjadi peningkatan tapi sedikit dibandingkan dengan dari tahun 1997 ke 1998. Di bawah ini
perkembangan pengeluaran konsumsi rumah tangga di Kabupaten Karo
Tabel 4.8 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Kabupaten Karo 1990-2008 jutaan rupiah
Tahun Pengeluaran Konsumsi
1990 42.531.260.000
1991 45.820.260.000
1992 47.242.170.000
1993 71.544.770.000
1994 -
1995 81.792.600.000
1996 92.431.160.000
1997 111.969.220.000
1998 333.473.270.000
1999 375.733.470.000
2000 381.709.870.000
2001 401.623.210.000
2002 426.324.580.000
2003 393.160.130.000
2004 415.076.440.000
2005 447.171.860.000
2006 476.762.760.000
2007 508.494.760.000
2008 939.930.240.000
Sumber: PDRB dari sudut penggunaan
c. Investasi
Universitas Sumatera Utara
Investasi, yang lazim disebut dengan penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Apabila para
pengusaha menggunakan uang tersebut untuk membeli barang-barang modal, maka pengeluaran tersebut dinamakan investasi. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan
perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal yang lama
yang telah aus dan perlu didepresiasikan. Dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam satu tahun tertentu. Dibawah ini adalah perkembangan investasi yang
dilakukan oleh swasta nasional maupun swasta asing di Kabupaten Karo. Tabel 4.9 Investasi Kabupaten Karo 1990-2008 Jutaan Rupiah
Tahun InvestasiI
1990 3.443.480
1991 14.337.983
1992 15.334.000
1993 3.162.130
1994 4.659.010
1995 5.314.670
1996 -
1997 6.125.400
1998 6.064.000
1999 6.081.500
2000 6.318.000
2001 13.803.750
2002 14.051.750
2003 15.271.000
2004 16.246.000
2005 17.899.950
2006 19.284.450
2007 21.593.500
2008 22.503.500
Sumber: karo dalam angka
Universitas Sumatera Utara
Dari data diatas investasi terus mengalami peningkatan setelah krisis moneter di tahun 1998 hanya sebelum krisis investasi di kabupaten karo mengalami penurunan dibading tahun
sebelumnya 1997 yaitu sebsar 6.125.400 menurun menjadi 6.064.400 di tahun 1998 setelah itu meningkat terus hingga di tahun 2008 menjadi 22.503.500.
4.2 Hasil Uji Akar Unit Unit Roots Test dan Derajat Integrasi
Dasar teoritis yang digunakan untuk menguji perilaku data atas data time series, yakni sebagai variabel dependennya yaitu pertumbuhan ekonomi, dan variabel independennya
pengeluaran pemerintah, pengeluaran konsumsi, dan investasi di Kabupaten Karo adalah uji akar unit unit roots test dan uji derajat integerasi yang dikembangkan oleh Dickey Fuller, 1979
Insukindro, 1993, pengujian validitas ini harus dilakukan untuk menghindari model lancung atau bias tidak Efisien, uji akar-akar unit dan derajat integerasi ini menggunakan Augmented
Dickey-Fuller ADF statistik untuk kurun waktu 1990-2008. Berikut ini merupakan hasil Uji Akar Unit untuk melihat apakah data yang didapat
stasioner dan kita melihat pada derajat atau order diferensi keberapa data yang akan diamati akan stasioner dengan menggunakan Uji Derajat Integrasi :
Tabel 4.11 Hasil Estimasi ADF dan Derajat Integrasi untuk Uji Akar Unit
Uji Akar Unit Derajat
Integrasi
Universitas Sumatera Utara
Variabel ADF
Critical Value Stasioner
Pertumbuhan Ekonomi -5.575682
-3.959148 I2
Pengeluaran Pemerintah -3.951890
-3.920350 I0
Pengeluaran Konsumsi -3,976331
-3,920350 I2
Investasi -5.155660
-3.886751 I1
Keterangan : = Signifikan pada α = 1
lapiran,2,3,4,5
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hasil Uji Akar Unit Unit Root Test diperoleh informasi bahwa angka ADF statistik yang cukup tinggi pada pertumbuhan ekonomi
yakni sebesar - 5.575682. Nilai ini melewati nilai kritis pada tingkat signifikansi sebesar 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data runtun waktu variabel Pertumbuhan ekonomi
telah stasioner dengan melakukan pembedaan pertama atau I2 atau disebut juga dengan 2nd difference.
Variabel pengeluaran pemerintah, yakni sebesar - 4.483096 dan melewati nilai kritis pada tingkat signifikansi sebesar 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data runtun waktu
tingkat suku bunga SBI telah stasioner dengan tingkat level 0. Variabel pengeluaran konsumsi dapat diperoleh informasi bahwa angka ADF statistik yang
cukup tinggi juga yakni sebesar -3.951890 nilai ini melewati nilai kritis pada tingkat signifikansi sebesar 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data runtun waktu variabel nilai tukar
rupiah telah stasioner dengan melakukan pembedaan pertama atau I 2 atau disebut juga dengan 2nd difference.
Begitu juga pada variabel investasi juga di dapat angka ADF statistik yang cukup tinggi yaitu sebesar -5.155660 angka ini juga melewati nilai kritis pada tingkat signifikansi sebesar 1.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data runtun waktu variabel investasi telah stasioner dengan melakukan pembedaan pertama atau I1 atau disebut juga dengan first difference
4.3 Analisis dan Pengumpulan Data