B. Pengaruh Konflik Internasional Terhadap Keamanan dan Perdamaian
Dunia
Konflik internasional yang terjadi di negara-negara jelas sangat mempengaruhi keamanan dan perdamaian dunia. Konflik internasonal sangat
relevan dengan kepentingan politik suatu negara. Dengan terjadinya suatu konflik internasional, maka bagi negara-negara yang memiliki kepentingan politik akan
menunjukkan pengaruhnya kepada negara yang “dibela”. Pengaruh ini dapat dilihat dari bagaimana suatu negara atau lebih memberikan keleluasaan atau
bantuan kepada salah satu pihak yang sedang dalam konflik. Termasuk bagi negara yang satunya lagi pasti memiliki “pendukung” dalam rangka mencapai
tujuan yang hendak dicapai oleh negara lain dalam menyelesaikan konflik internasional tadi. Keikutsertaan negara lain justru dapat memicu suatu konflik
yang terjadi diantara dua negara menjadi lebih menegangkan hingga menciptakan suatu kondisi perang.
Sebagai contoh yang terjadi antara negara-negara Arab dan Barat pada bulan Maret-April 1992, konflik yang terjadi diantara keduanya memasuki “babak
baru” yaitu tahap-tahap kritis dan berbahaya bagi kestabilan dunia intenasional pada umumnya. Konflik tersebut merupakan “kelanjutan” dari Perang Teluk II,
yaitu antara Irak dengan Amerika dan Libya dan Amerika dimana Amerika Serikat didukung sepenuhnya oleh Inggris dan Prancis. Dalam Perang Teluk
tersebut ada banyak korban berjatuhan. Ada juga bentuk konflik terlepas apakah konflik tersebut sekadar konflik
yang tidak berkarakter internasional maupun yang skalanya lebih luas yaitu
Universitas Sumatera Utara
konflik internasional, pada dasarnya menyebabkan jatuhnya korban jiwa dalam jumlah yang cukup besar. Contohnya saja seperti konflik inter-etnis di Liberia
antara pemerintah dengan kelompok pemberontak yang akhirnya menimbulkan banyak korban penduduk sipil
72
. Hal ini sudah tentu menyebabkan keresahan bagi penduduk sipil lainnya akan adanya perdamaian dan keamanan.
Data cukup mencengangkan dikeluarkan lembaga kemanusiaan di PBB. Tercatat lebih dari setengah juta orang terpaksa harus eksodus ke tempat yang
aman akibat konflik yang terjadi di berbagai negara dalam lima bulan pertama di tahun 2008. Tak hanya eksodus, konflik juga menyebabkan ribuan orang
meninggal dunia dan terbunuh seperti di Darfur, Gaza, Iraq dan Afghanistan. Konflik yang terjadi di seluruh dunia sebenarnya menghancurkan mimpi banyak
warga sipil tentang perdamaian
73
. Konflik Palestina dan Israel adalah konflik yang paling lama berlangsung
di wilayah Timur Tengah dengan mengenyampingkan Perang Salib, yang menyebabkannya menjadi perhatian masyarakat internasional. Sebagai contoh,
konflik antara Israel dan Palestina menjadi agenda pertama dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB, ketika PBB baru terbentuk sampai
sekarang ini hal tersebut belum dapat diselesaikan meski telah banyak resolusi Dewan Keamanan PBB yang telah dikeluarkan
74
. Konflik Israel dan Palestina mendapat perhatian khusus dari masyarakat internasional mengingat pengaruh
72
Antonio Tanca, Foreign Armed Intervention in Internasl Conflict, Netherlands: Martinus Nijhoff, 1993, hlm. 185.
73
http:international.okezone.comindex.phpReadStory2008052818113252setengah- juta-orang-eksodus-akibat-konflik, 19 November 2009.
74
Ma Naparin H. Husin, Op. cit., hlm. 47.
Universitas Sumatera Utara
konflik tersebut terhadap hak-hak asasi manusia di wilayah Negara tersebut, serta keamanan dan perdamaian internasional.
Seperti yang dikabarkan dalam bukunya Trias Kuncahyono bahwa media- media Mesir sangat jelas dan tegas memberitakan bagaimana publik atau
masyarakat Mesir mengecam ofensif militer Israel ke Gaza wilayah yang diklaim Palestina sebagai bagian dari wilayah negaranya serta sikap marah rakyat
Jordania yaitu pembakaran bendera Negara Israel dalam gedung parlemen negara tersebut oleh anggota parlemen
75
. Peristiwa ini merupakan salah satu dari sekian banyak contoh peristiwa yang terjadi di belahan dunia mengecam konflik yang
terjadi antara Israel dan Palestina. Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap keamanan dan serta ketertiban internasional.
Konflik antara Israel dan Palestina termasuk konflik internasional karena jelas ada bentuk pelanggaran terhadap kaedah hukum internasional yang
dilakukan oleh kedua negara terutama terhadap isu keamanan dan perdamaian dunia, seperti yang diatur dalam Piagam PBB sebagai suatu instrumen hukum
yang diterima oleh bangsa-bangsa beradap di dunia dalam mengatur hubungan pergaulan internasional. Konflik kedua negara tersebut yang direalisasikan
melalui serangan-serangan yang dilancarkan oleh Israel ke wilayah Jalur Gaza dan serangan balasan oleh pejuang Palestina. Serangan Israel ini menimbulkan sakit di
hati, kengerian, kekhawatiran tiada henti, hidup dalam kendali was-was bagi
75
Trias Kuncahyono, Op.cit., hlm. 6.
Universitas Sumatera Utara
penduduk Palestina yang menjadi korban konflik dengn Israel
76
. Berbeda dengan keadaan Palestina, serangan balasan yang dilakukan negara tersebut tidak terlalu
berpengaruh terhadap keadaan wilayah Negara Israel. Keadaan inilah yang memberikan gambaran bagaimana suatu konflik internasional mempengaruhi
perdamaian dunia, yaitu ketika hak-hak penduduk sipil untuk dapat hidup dengan tenteram terlanggar.
Penduduk sipil sebagaimana diakui hukum merupakan subjek hukum pendukung hak dan kewajiban hukum yang pada saat itu hukum sendiri secara
formal mengakui hak asasi manusia HAM, sehinga persoalan hukum dan hak asasai manusia adalah satu, dalam pengertian hukum yang memberikan
pengayoman, kedamaian serta ketentaraman manusia bermasyarakat dan bernegara, serta dalam pergaulan negara di dunia internasional
77
. Piagam PBB sebagai hukum internasional formal bertujuan untuk menjaga keamanan dan
perdamaian dunia, sebagai salah satu hak asasi manusia untuk tetap dapat hidup.
Bentuk konflik kedua negara tersebut yang diwujudkan dengan agresi dan serangan balasan satu dengan yang lainnya. Agresi yang dilakukan oleh Israel ke
Palestina bukan tidak mungkin berpengaruh terhadap keamanan di Indonesia. Agresi Israel mampu memproduksi sentimen keagamaan yang meluas di kalangan
masyarakat. Sentimen ini akan mendorong kelompok-kelompok keagamaan tertentu untuk melakukan berbagai respon. Kita masih bisa lega apabila bentuk
76
Ibid., hlm. 88.
77
A. Mashyur Effendi, Tempat Hak-Hak Asasi Manusia dalam Hukum InternasionalNasional, Bandung : PT Alumni, 1980, hlm. 14.
Universitas Sumatera Utara
respon tersebut bernilai positif yang diwujudkan dengan bantuan kemanusiaan ataupun untuk itu yang mengutuk aksi-aksi brutal dalam konflik kedua negara
yang merupakan pelanggaran hak asasi manusia, seperti yang dilakukan oleh negara-negara Islam pada waktu agresi militer Israel ke Palestina akhir tahun 2008
hingga awal tahun 2009 lalu. Akan tetapi, tidak semua kelompok masyarakat bisa merespons dengan cara yang demikian. Kita juga akan berhadapan dengan mereka
yang merespons dengan aksi kekerasan, seperti menyerang berbagai instalasi yang dianggap mempresentasikan kelompok atau negara tertentu. Contohnya adalah
berbagai aksi pemboman yang terjadi di Bali dan Kedubes Australia di Jakarta
78
.
Seperti yang kita ketahui bahwa konflik yang terjadi diantara Israel dan Palestina menewaskan banyak korban jiwa dan menghancurkan berbagai fasilitas
di Palestina melalui serangan Israel yang juga mendapatkan dukungan Amerika Serikat yang menyatakan bahwa Israel berhak melakukan seragan use of force
sebagai bentuk pertahanan diri self defense negara tersebut. Wacana seperti ini tentu semakin mendorong kelompok-kelompok yang sering menggunakan
kekerasan di Indonesia untuk melakukan perlawanan dalam bentuk kekerasan dalam negeri
79
. Hal inilah yang menggangu keamanan dunia, yang bisa saja terjadi di negara-negara lain yang ada di dunia.
78
Novri Susan, M.A, Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Konflik Kontemporer Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, hlm. 228.
79
Ibid., hlm. 229.
Universitas Sumatera Utara
C. Penyelesaian Konflik Internasional