oleh penguasa sipil yang berwenang menurut undang-undang, diancam dengan pidana penjara lama empat tahun.”
Dalam kejahatan ini haruslah ada unsur jabatan, sehingga tanpa adanya unsur ini maka tidak mungkin terjadi kejahatan tersebut.
Kedua, mengenai di luar diri si pelaku. Seperti pasal 160 KUHP terkait penghasutan.
“Barang siapa di muka umum dengan lisan atau tulisan menghasut supaya melakukan perbuatan pidana, melakukan kekerasan terhadap penguasa umum
atau tidak menuruti baik ketentuan undang-undang maupun perintah jabatan yang diberikan berdasar ketentuan undang-undang, diancam dengan pidana
penjara paling lama enam tahun utau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.”
Kejahatan tersebut memiliki unsur di muka umum. Maka tanpa adanya unsur ini kejahatan tersebut tak bisa dikatakan terjadi.
2. Pengertian dan Ruang Lingkup Tindak Pidana Korupsi
Pengertian masyarakat umum terhadap kata “korupsi” adalah berkenaan dengan “keuangan negara” yang dimiliki secara tidak sah haram.
34
34
Leden, Marpaung, Tindak Pidana Korupsi Masalah dan Pemecahannya, Sinar Grafika, Jakarta, 1992, hal. 149
Korupsi berasal dari bahasa Latin corruptio, yang berarti kerusakan atau kebobrokan. Ada
pula yang berpendapat bahwa dari segi istilah “korupsi” yang berasal dari kata corrupteia yang dalam bahasa Latin berarti bribery atau seduction maka yang
diartikan dengan corrupto dalam bahasa Latin ialah corrupter atau seducer. Bribery dapat diartikan sebagai memberikan kepada seseorang agar seseorang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tersebut berbuat untuk keuntungan pemberi. Sementara seduction berarti sesuatu yang menarik agar seseorang menyeleweng.
35
Muhammad Ali dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia memberikan pengertian korupsi sebagai berikut:
36
a. Korup busuk; suka menerima uang suapuang sogok; memakai kekuasaan
untuk kepentingan sendiri dan sebagainya. b.
Korupsi perbuatan busuk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya.
c. Koruptor orang yang korupsi.
Menurut Subekti dan Tjitrosoedibio dalam kamus hukum, yang dimaksud curruptie adalah korupsi yaitu perbuatan curang berupa tindak pidana yang
merugikan keuangan negara.
37
Mengenai Ciri-ciri korupsi dijelaskan oleh Syed Husein Alatas dalam bukunya Sosiologi Korupsi sebagai berikut :
Korupsi sangat berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia, jika dibiarkan begitu saja maka korupsi akan
merajalela dan akan menjadi hal biasa dalam perbuatan hidup masyarakat. Ini akan menjadi hambatan utama bagi pemerintah untuk membangun bangsa
Indonesia yang lebih makmur dan jujur.
38
a. Korupsi senantiasa melibatkan lebih dari satu orang. Hal ini tidak sama
dengan kasus pencurian atau penipuan. Seorang operator yang korup
35
Yudi Kristiana, Independensi Kejaksaan dalam Penyidikan Korupsi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hal. 9
36
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modren, Pustaka Amani Ardianto Elvinaro, Jakarta, 2004, hal.135
37
R. Subekti, Tjitrosoedibio, Kamus Hukum, PT.Pradinya Paramita, Jakarta, 2005, hal. 275
38
Syed Hussein Alatas, Sosiologi Korupsi, LP3ES, Jakarta, 1986, hal.36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sesungguhnya tidak ada dan kasus itu biasanya termasuk dalam pengertian penggelapan fraud.
b. Korupsi pada umumnya dilakukan secara rahasia, kecuali korupsi itu telah
merajalela dan begitu dalam sehingga individu yang berkuasa dan mereka yang berada di dalam lingkungannya tidak tergoda untuk menyembunyikan
perbuatannya. Namun, walaupun demikian motif korupsi tetap dijaga kerahasiaannya.
c. Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik.
Kewajiban dan keuntungan itu tidak selalu berupa uang. d.
Mereka yang mempraktekkan cara-cara korupsi biasanya berusaha untuk menyelubungi perbuatannya dengan berlindung di balik pembenaran hukum.
e. Mereka yang terlibat korupsi menginginkan keputusan yang tegas dan
mampu untuk mempengaruhi keputusan-keputusan itu. f.
Setiap perbuatan korupsi mengandung penipuan, biasanya dilakukan oleh badan publik atau umum masyarakat.
g. Setiap bentuk korupsi adalah suatu pengkhianatan kepercayaan.
Menurut Baharuddin
Lopa, dalam
bukunya yang
berjudul Kejahatan Korupsi dan Penegakan Hukum, korupsi menurut sifatnya,
terbagi dalam 2 bentuk, yakni :
39
a. Korupsi yang bersifat motif terselubung, yakni korupsi yang sepintas
kelihatannya bermotif politik, tetapi secara tersembunyi sesungguhnya bermotif mendapatkan uang semata.
39
Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hal. 10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Korupsi yang bermotif ganda, yakni seseorang yang melakukan korupsi
secara lahiriah kelihatannya hanya bermotifkan mendapatkan uang, tetapi sesungguhnya bermoif lain, yakni untuk motif politik.
Mengenai Unsur-unsur Tindak Pidana Korupsi diatur dalam Undang- Undang Tindak Pidana Korupsi, yaitu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yaitu:
a. Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi; b.
Perbuatan melawan hukum; c.
Merugikan keuangan Negara atau perekonomian; d.
Menyalahgunakan kekuasaan, kesempatan atas sarana yang ada padanya karena jabatan dan kedudukannya dengan tujuan menguntungkan diri sendiri
atau orang lain.
F. Metode Penelitian