4. Hal-hal Yang Menimbulkan Kecemasan
Kecemasan tidak dapat dihindari dari kehidupan individu dalam memelihara keseimbangan. Pengalaman cemas seseorang tidak sama beberapa situasi dan
hubungan interpersonal. Ancaman integritas biologi meliputi gangguan terhadap
kebutuhan dasar makan, minum dan kehangatan. Ancaman terhadap keselamatan
diri, tidak menemukan integritas diri, tidak menemukan status dari prestise, tidak memperoleh pengakuan dari orang lain, ketidak sesuaian pandangan diri dengan
lingkungan nyata Suliswati dkk, 2009. Gangguan atau rasa takut terhadap lingkungan penuh ancaman terhadap
adanya tindakan-tindakan darurat dan komplikasi penyakit diabetes melitus yang menambah besar kecemasan Wiramihardja, 2007.
Gangguan cemas dalam kaplan,sadock, Grebb 1994 adalah kekhawatiran yang berlebihan dan bersifat pervasif, disertai dengan berbagai
simtom somatik, yang menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan sosial atau pekerjaan pada penderita atau stres yang nyata. Gangguan cemas lebih
banyak terjadi pada perempuan, sekitar dua kali lebih banyak daripada laki-laki, gangguan ini biasanya timbul pada masa dewasa muda yang merupakan usia
cukup matang dalam pengalaman hidup dan kematangan jiwa, meskipun dapat pula muncul pada usia yang lebih tua atau bahkan lebih muda. Widuri 2008.
5. Tingkat Kecemasan
Suliswati dkk 2009 mengatakan cemas sangat berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan cemas ini tidak memiliki objek
spesifik dan merupakan pengalaman subjektif serta dikomunikasikan dalam
Universitas Sumatera Utara
hubungan interpersonal. Tingkat kecemasan mempunyai karakteristik atau manifestasi yang berbeda satu sama lain, manifestasi yang terjadi tergantung pada
kematangan pribadi, pemahaman dalam menghadapi ketegangan, harga diri dan mekanisme yang digunakannya Asmadi, 2008. Koping Peplou 1963 yang
dikutip oleh suliswati 2009 menggolongkan kecemasan dalam empat tingkat, yaitu :
5.1 Cemas ringan
Kecemasan ringan, pada kecemasan ringan ini ketegangan yang dialami sehari-hari dan menyebabkan pasien menjadi waspada dan
lapangan persepsi meningkat. Pada tingkat kecemasan ringan ini dapat motivasi dan menghasilkan kreativitas. Manifestasi fisiologisnya berupa
yaitu sesekali nafas pendek, berdebar-debar, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung dan muka berkerut serta tangan gemetar.
Manifestasi kognitifnya berupa, mampu menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah dan menyelesaikan masalah secara
efektif. Sedangkan manifestasi perilaku dan emosi yang muncul adalah tidak dapat duduk tenang, gerakan halus pada tangan, suara kadang
meninggi dan menggunakan mekanisme koping yang minimal. Menurut Lumongga 2010 gejala kecemasan ringan secara fisik yang
timbul berupa sesak napas, nadi dan tekanan darah naik, gangguan ringan pada lambung, mulut berkerut, bibir gemetas dan sedangkan gejala secara
psikologis berupa persepsi meluas, masih dapat menerima stimulus yang
Universitas Sumatera Utara
komplek, mampu berkosentrasi, mampu menyelesaikan masalah, gelisah, tremor dan suara terkadang tinggi.
Cemas ringan atau cemas yang normal yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan menyebabkan waspada pada dan meningkatkan
persepsi nya terhadap penyakit diabetes melitus dangan komplikasi dan lama perawatanya.
5.2 Cemas Sedang
Kecemasan sedang, pada kecemasan sedang memungkinkan individu lebih memusatkan pada hal yang penting pada saat itu dan
mengesampingkan yang lain sehingga individu mengalami perhatian yang selektif yang lebih terarah. Manifestasi fisiologisnya berupa : nafas
pendek, berdebar-debar, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia, diare atau konstipasi, gelisah dan muka berkerut serta tangan
gemetar. Manifestasi kognitif yang muncul adalah lapangan persepsi menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterima dan berfokus pada apa
yang menjadi perhatiannya. Sedangkan manifestasi perilaku dan emosi yang muncul adalah gerakan tersentak, bicara mudah lelah, susah tidur,
perasaan tidak aman, mudah tersinggung, banyak pertimbangan dan mudah lupa.
Gejala fisik yang timbul pada kecemasan sedang berupa sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, mulut kering, anoreksia, diare,
konstipasi, dan gejala psikologis yang timbul seperti persepsi memnyempit, tidak mampu menerima rangsanagan, berfokus pada apa
Universitas Sumatera Utara
yang menjadi perhatiannya, gerakan tersentak, meremasi tangan, bicara banyak dan cepat, insomnia, perasaan tak aman dan gelisah Menurut
Pieter , 2010. Menurut Lukluk, 2008. Penyakit diabetes melitus membutuhkan
perhatian terhadap pola makan aktivitas dan pengobatannya sehingga penyakit diabetes melitus harus di utamakan atau diperhatikan.
5.3 Cemas Berat
Kecemasan berat, pada kecemasan berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit. Individu tidak mampu berfikir berat lagi, sehingga
membutuhkan banyak pengarahan, cenderung memikirkan hal kecil saja dan mengabaikan yang lain. Manifestasi fisiologis yang muncul antara lain
nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, tegang, rasa tertekan, nyeri dada, tidak mampu
menyelesaikan masalah, perlu pengarahan yang berulang, tidak mampu membuat keputusan dan butuh bantuan. Manifestasi perilaku dan emosi
yang muncul adalah: konsep diri terancam, disorientasi, bingung dan kemungkinan halusinasi.
Menurut Lumongga 2010 gejala cemas berat yang timbul berupa nafas pendek, tekanan darah dan nadi naik, berkeringat, sakit kepala,
penglihatan kabur, dan ketegangan, sedangan gejala psikologis yang timbul lapangan persepsi sangat sempit, tidak mampu menyelesaikan
masalah, perasaan terancam, verbalisasi cepat. Penyakit diabetes melitus
Universitas Sumatera Utara
dipersepsikan sebagai ancaman dalam kehidupan karena kebutuhan untuk bertahan yang tidak terpenuhi.
Pada penyakit diabetes melitus yang sudah komplikasi yang membutuhkan tindakan pembedahan, sehingga terjadinya keluhan fisik
dan individu terus menerus merasa takut dan mengalami kesulitan untuk berkosentrasi dalam mengambil keputusan Lukluk, 2008.
5.4 Panik
Panik pada tahap ini lapangan persepsi sudah terganggu, sehingga individu tidak mampu mengendalikan diri dan tidak dapat melakukan apa-
apa walaupun sudah diberi tuntunan. Manifestasi fisiologis yang muncul berupa : nafas pendek, rasa tercekik, palpitasi dan sakit dada, pucat,
hipertensi dan kordinasi motorik rendah. Manifestasi kognitif berupa lapangan pandang persepsi menyempit dan tidak berfikir logis. Sedangkan
manifestasi perilaku dan emosi yang muncul adalah mengamuk, marah, ketakutan, berteriak, dan kehilangan kendali.
Menurut Lumongga 2010. Gejala fisik yang timbul seperti nafas pendek, tekanan darah dan nadi naik, aktivitas motorik meningkat,
ketegangan, dan sedangkan gejala psikologis yang timbul lapangan persepsi sangat menyempit, hilangnya rasional, tidak dapat melakukan
aktivitas, perasaan tidak enak dan terancam semangkin meningkat, menurunnya hubungan dengan orang lain dan tidak dapat kendalikan diri.
Universitas Sumatera Utara
6. Respon Kecemasan