Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi di bidang komunikasi saat ini banyak membantu manusia di berbagai bidang kehidupan, termasuk di dalam dunia pariwisata. Salah satu kemajuan teknologi di bidang komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk penyediaan informasi dan promosi kepariwisataan adalah Internet. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ± 18.110 pulau yang dimilikinya dengan garis pantai sepanjang 108.000 km Widibyo, 2000. Negara Indonesia memiliki potensi alam, keanekaragaman flora dan fauna, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang semuanya itu merupakan sumber daya dan modal yang besar artinya bagi usaha pengembangan dan peningkatan kepariwisataan. Modal tersebut harus dimanfaatkan secara optimal melalui penyelenggaraan kepariwisataan yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Berdasarkan pemahaman di atas, maka pariwisata dipandang sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan daerah. Apalagi pengoptimalan potensi ini di dasari bahwa pariwisata merupakan sektor yang lebih menekankan pada penyediaan jasa dengan mengoptimalkan potensi kawasan wisata. Berdasarkan data statistik, tercatat bahwa sektor pariwisata memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian nasional. Tahun 2002 target perolehan devisa sebesar US 5,8 M untuk 5,8 juta wisatawan, dan tahun 2003 US 6,3 M 6,9 juta wisatawan, sedangkan target 2004 US 7,5 M Widibyo, 2000. Dengan potensi wisata yang dimiliki masih memungkinkan peluang peningkatan penerimaan negara dari sektor pariwisata. Sebagai salah satu bagian yang menopang pendapatan negara, pariwisata Indonesia diberikan perhatian lebih untuk dioptimalkan dan dikembangkan. Setiap daerah berlomba lomba dan berupaya menggali potensi pariwisata yang dimiliki guna menambah pendapatan asli daerah mereka. Pariwisata dipandang sebagai potensi yang besar untuk dikembangkan. Di sisi lain, potensi pariwisata ini juga dapat menimbulkan dampak positif, yang mana dengan adanya peningkatkan kunjungan wisatawan maka akan membuka lapangan pekerjaan di daerah tersebut. Pariwisata jika dikelola secara optimal, maka akan dapat menambah pendapatan negara serta dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun persoalannya adalah Universitas Sumatera Utara bagaimana memperkenalkan potensi pariwisata yang dimiliki? Ini menjadi pertanyaan mendasar yang perlu mendapatkan perhatian dan pemikiran setiap pihak yang ingin mengembangkan pariwisata sebagai basis peningkatan pendapatan negara. ada berbagai alternatif dalam mengembangkan potensi pariwisata seperti : pembenahan dan renovasi kawasan wisata, menciptakan daerah tujuan wisata, melakukan promosi melalui media maupun brosur-brosur, serta masih banyak lagi alternatif yang dapat dilakukan guna menunjang pengembangan wisata. Salah satu alternatif yang dikembangkan dan dipandang efektif adalah dengan melakukan promosi melalui Internet. Saat ini telah berkembang promosi, pemasaran, dan penjualan produk pariwisata dapat disebut sebagai E-Commerce di industri pariwisata memanfaatkan teknologi informasi. Pariwisata berbasis teknologi informasi dikenal dengan sebutan E-Tourism IT-enabled tourism. E-tourism dipandang sebagai salah satu cara yang sangat efektif didalam memperkenalkan pariwisata suatu daerah atau negara. Hal ini disebabkan karena teknologi informasi saat ini sudah dianggap merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Konsep e-tourism pada dasarnya merupakan konsep yang masih baru dan belum mendapatkan perhatian dari berbagai pihak yang bergerak dalam bidang pariwisata, khususnya di Indonesia. E tourism masih di lihat sebagai sesuatu hal yang masih perlu di kaji lebih jauh mengenai keberadaannya. Meskipun di lain pihak dalam pengembangan pariwisata penekanan terhadap pemanfaatan Internet sudah tinggi, namun hal ini tidak di barengi dengan aplikasi internet tersebut sebagai alat pengembangan pariwisata Nandi,2008. Aplikasi internet dalam pariwisata pada dasarnya tercermin dalam suatu sistem distribusi pariwisata yang lebih mengarah pada tranformasi pengembangan industri pariwisata dari perantara media tradisional ke arah perantara media internet. Beberapa sistem akses pariwisata menggunakan jalur internet untuk tiket pesawat, penginapan, rental mobil, dan berbagai jasa pelayanan lainnya. Website atau situs memiliki peranan penting sebagai jembatan penghubung antara produsen pariwisata dan daerah potensi pariwisata, dalam memberikan pelayanan kepada produser pariwisata. E-tourism yang dikembangkan di Indonesia pada saat ini belum menyentuh pada aspek yang paling utama yaitu memberikan informasi dan kepastian bagi wisatawan ketika mereka memilih untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata. Jika di bandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Thailand dan Singapura, dapat di katakan Indonesia sangat tertinggal untuk pengembangan e-tourism. Universitas Sumatera Utara Pengembangan e-tourism di Indonesia masih bersifat spesial, belum menyentuh pada penyediaan. Informasi yang menyeluruh untuk berbagai kawasan serta pendukungnya di setiap daerah. Hal inilah yang menjadi kendala dan masalah dalam pengembangan pariwisata. Disisi lain para wisatawan, ketika memutuskan untuk memenuhi kebutuhannya akan lebih mengutamakan untuk memperoleh informasi yang komperhensif serta menyuluh mengenai daerah wisata. Pada hakekatnya sektor pariwisata Indonesia berharap dapat menggaet kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal yang besar, disisi lain kedatangan wisatawan di Indonesia pada dasarnya tidak terlepas dari promosi yang dilakukan. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi internet merupakan langkah yang dipandang tepat untuk mendatangkan wisatawan ke Indonesia Soebagyo, 2008. Pada saat ini juga yang perlu diperhatikan adalah perkembangan teknologi yang amat pesat. Hal ini menyebabkan : 1 Terjadinya pergeseran dari tiket manual ke tiket elekronik 2 Setiap individu dapat melakukan pemesanan tersediri, hal ini menyebabkan individu tersebut mendapatkan kepuasan dari pemesanan yang ia lakukan 3 Pemanfaaan teknologi internet yang semakin meluas dan sudah menjadi media informasi dan komunikasi. Dari uraian diatas dapat disimpulkan apabila kita ingin memajukan potensi industri pariwisata, sudah saatnya komponen sumber daya manusia yang terlibat didalamnya harus dikembangkan agar siap menjadi bagian dari industri pariwisata global, www.majalahindonesia.com. Sejalan dengan itu, peran dan fungsi pemerintah dalam rangka mensosialisasikan kebijakan dan informasi yang cepat sangat mutlak diperlukan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan membuat suatu portal situs. Dengan adanya situs, informasi, komunikasi, dan transaksi antara masyarakat dan pemerintah dapat di lakukan via internet. Sehingga ada beberapa manfaat yang dihasilkan seperti misalnya, komunikasi dalam sistem administrasi berlangsung dalam hitungan jam, bukan hari atau minggu. Artinya, pelayanan pemerintah pada masyarakat menjadi sangat cepat, service dan informasi dapat disediakan 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, bahkan mobile dimanapun tanpa harus hadir secara langsung. Fungsi ini disebut sebagai fungsi pelayanan pemberian informasi secara G2C Government to Citizen, http:id.wikipedia.orgwikiWWW. Pada perkembangannya fungsi situs atau website diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai sumber informasi yang bersifat pasif, namun diharapkan bisa bersifat dinamis, sehingga fungsi dan peran situs menjadi dua arah dan timbul efek timbal balik. Seperti telah di jelaskan dalam Instruksi Presiden No. 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Universitas Sumatera Utara Nasional Pengembangan E-Government, yang mana berangkat dari pemikiran tentang pertimbangan pemanfaatan Teknologi Informasi dalam proses pemerintahan yang di yakini akan meningkatkan efesiensi, efekstifitas, transparansi serta akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Dengan terwujudnya situs yang bersifat dinamis, diharapkan akan diperoleh aliran informasi yang optimal antara pemerintah-masyarakat dan sebaliknya, sehingga masyarakat akan terbangun rasa memiliki dan rasa kebutuhan akan situs atau website tersebut sebagai penyambung aspirasinya. Seiring dengan itu dengan adanya kemanfaatan situs atau website tersebut akan semakin meningkatkan efesiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan. Saat ini telah banyak instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah otonom yang berinisiatif mengembangkan pelayanan publik melalui jaringan komunikasi dan informasi dalam bentuk situs. Namun dari segi kemanfaatan maupun fungsi, situs tersebut belum dapat ditelaah lebih lanjut apakah situs tersebut mempunyai data informasi yang terupdate, bersifat statis ataupun dinamis. Oleh karena itu muncul pertanyaan apakah banyak masyarakat yang benar-benar memanfaatkan dan menggunakan situs internet tersebut untuk mencari dan memperoleh informasi yang dibutuhkan? Pertanyaan lain yang muncul adalah apakah terjadi keseimbangan antara penyampaian informasi dari pihak pemda selaku komunikator dan kontributor informasi dalam situs dengan kemampuan, skill, kebutuhan dan tingkat eksposure masyarakat untuk mengakses internet secara pribadi ataupun melalui jasa warnet atau ruang internet? Pertanyaan lain dari segi teknis apakah strategi desain situs tersebut menarik dalam penampilannya serta mampu diakses secara cepat, ini juga menjadi permasalahan tersendiri karena situs yang tidak kreatif dan sulit untuk diakses akan membuat user pengguna malas membukanya. Pada sisi lain mengingat kebijakan, peluang implementasi, serta hambatan yang ada memunculkan beberapa pertanyaan tentang sampai sejauh mana penerapanimplementasi IT dalam rangka e-government yang dilakukan, bagaimana ketersediaan informasi dalam setiap situs, bagaimana aksesbilitasnya, serta bagaimana strategi pengembangannya. Dari beberapa permasalahan diatas, solusi yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan mengadakan sosialisasi dan diklat bagi semua karyawan di lingkungan pemerintahan. Juga diperlukan sosialisasi penggunaan situs yang telah di bangun bagi masyarakat luas melalui mekanisme tradisi budaya yang ada agar masyarakat selain dapat memanfaatkannya juga semakin “cerdas” dan “melek” teknologi. Sosialisai terhadap masyarakat juga perlu di dukung dengan adanya penyediaan anjungan di instansi dibawah pemerintahan kabupaten Universitas Sumatera Utara atau kota seperti di kecamatan dan kelurahan. Terwujudanya ke dua hal yang diuraikan sebelumnya akan memuluskan tahapan e-government ke tahapan pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat Government to Government G2G, Government to Business G2B, http:id.wikipedia.orgwikiWWW. Saat ini PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera sudah membangun proyek Kampung Wisata Digital di beberapa daerah, salah satunya adalah kehadiran Kampung Wisata Digital Danau Toba ini merupakan suatu cara memperkenalkan kampung, daerah, atau kawasan wisata di sekitar Danau Toba Sumatera Utara kepada orang luar dengan fasilitas Information Communication Telecommunication ICT . Dalam waktu dekat masyarakat di pulau Samosir, tempat beradanya Danua Toba akan kedatangan lebih banyak wisatawan. Dengan adanya Situs Kampung Digital Danau Toba apakah itu wisatawan dalam negeri atau wisatawan mancanegara. Pasalnya kini sudah tersedia situs khsusus yang dibuat untuk menarik wisatawan datang ke Danau Toba, terutama ke Pulau Samosir yang memiliki pemandangan dan budaya khas Batak yang sangat menarik. Situs yang baru diluncurkan Bupati Samosir yaitu bapak Mangindar pada pertengahan Desember 2007 lalu itu diberi nama http:www.tuktuksamosir.kampungdigital.com. Adanya situs tersebut di harapkan akan mempermudah mereka yang akan berkunjung ke Danau Toba atau Pulau Samosir dalam memperoleh informasi lengkap tentang kawasan wisata tersebut. Bukan hanya informasi tentang hotel yang akan di dapat tetapi juga informasi tentang budaya dan hasil-hasil kerajinan, yang bisa di akses di situs tersebut. Berdasarkan paparan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai persepsi mahasiswa USU terhadap peranan internet situs kampung digital Danau Toba sebagai media komunikasi pariwisata.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Studi Pintu Masuk Utama Dermaga Pelabuhan Danau Terhadap Kenyamanan Penumpang (Studi Kasus : Pelabuhan Ajibata, Danau Toba)

10 117 115

Studi Kasus Persepsi Mahasiswa Tentang Komunikasi Nonverbal Dosen di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

0 65 257

PERSEPSI PENGGUNA INTERNET (NETTER) MENGENAI PENGGUNAAN SITUS YOUTUBE SEBAGAI MEDIA AKTUALISASI DIRI (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Pengguna Aktif Situs YouTube)

0 9 22

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG SITUS YOUTUBE SEBAGAI MEDIA POPULARITAS SESEORANG (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang)

13 54 15

PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DALAM STRATEGI KOMUNIKASI PERSMA SEBAGAI MEDIA PERGERAKAN MAHASISWA

0 5 10

Strategi Komunikasi Dalam Mengembangkan Pariwisata di Danau Toba (Studi Kasus Strategi Komunikasi Pemasaran yang Dilakukan Oleh Badan Koordinasi Pelestarian Ekosistem Kawasan Danau Toba (BKPEKDT))

1 33 154

Studi Kasus Persepsi Mahasiswa Tentang Komunikasi Nonverbal Dosen di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

0 0 14

BAB II URAIAN TEORITIS - Persepsi Mahasiswa USU Terhadap Peranan Internet Sebagai Media Komunikasi Pariwisata (Studi Kasus Penggunaan Situs Kampung Digital Danau Toba)

0 2 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi di bidang komunikasi saat ini banyak membantu manusia di - Persepsi Mahasiswa USU Terhadap Peranan Internet Sebagai Media Komunikasi Pariwisata (Studi Kasus Penggunaan Situs Kampung Digit

0 1 21

Persepsi Mahasiswa USU Terhadap Peranan Internet Sebagai Media Komunikasi Pariwisata (Studi Kasus Penggunaan Situs Kampung Digital Danau Toba)

0 0 8