yang lebih baik untuk pelepasan, meskipun bahan pembantu dapat membungkus bahan obat sedemikian rupa, sehingga melarutnya keluar dari produk hancur
sangat terhambat. Oleh karena itu, kecepatan pelarutan dari bahan aktif sering kali menggambarkan langkah penentu kecepatan Voigt, 1994.
2.4.1 Alat Uji Disolusi
Menurut Ditjen POM 1995, ada dua tipe alat uji disolusi sesuai dengan yang tertera dalam masing-masing monografi, yaitu:
a. Alat 1 metode basket
Alat terdiri atas wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan lain yang inert, dilengkapi dengan suatu motor atau alat penggerak dan
keranjang berbentuk silinder. Wadah tercelup sebagian di dalam tangas air sehingga dapat mempertahankan suhu dalam wadah 37°C ± 0,5° selama
pengujian berlangsung. Bagian dari alat, termasuk lingkungan tempat alat diletakkan tidak dapat memberikan gerakan, goncangan, atau getaran
signifikan yang melebihi gerakan akibat perputaran alat pengaduk. Wadah disolusi dianjurkan berbentuk silinder dengan dasar setengah bola,
tinggi 160 mm hingga 175 mm, diameter dalam 98 nm hingga 106 mm, dan kapasitas nominal 1000 ml. Batang logam berada pada posisi tertentu sehingga
sumbunya tidak lebih dari 2 mm, berputar dengan halus dan tanpa goyangan yang berarti. Suatu alat pengatur
kecepatan digunakan sehingga memungkinkan untuk memilih kecepatan putaran yang dikehendaki dan
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi dalam batas lebih kurang 4.
b. Alat 2 metode dayung
Sama seperti alat 1, bedanya pada alat ini digunakan dayung yang terdiri atas daun dan batang sebagai pengaduk. Batang dari dayung tersebut sumbunya
tidak lebih dari 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus tanpa goyangan yang berarti. Dayung memenuhi spesifikasi pada
jarak 25 mm ± 2 mm antara daun dengan bagian dalam dasar wadah, dan mempertahankan suhu dalam wadah 37°C ± 0,5° selama pengujian
berlangsung. Daun dan batang logam yang merupakan satu kesatuan dapat disalut dengan suatu penyalut inert yang sesuai. Sediaan dibiarkan tenggelam
ke dasar wadah sebelum dayung mulai berputar.
2.4.2 Faktor Pengujian Disolusi
Menurut Agoes 2008, faktor yang mempengaruhi pengujian disolusi suatu obat dari sediaan dapat dikelompokkan dalam 5 kelompok:
1. Faktor terkait pada sifat fisiko kimia obat.
2. Faktor terkait pada formulasi obat.
3. Faktor terkait dengan bentuk sediaan.
4. Faktor terkait pada alat uji disolusi.
5. Faktor terkait pada parameter pengujian disolusi.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Kegunaan Uji Disolusi