Nilai CQI Tanpa Kondisi multipath fading Throughput Tanpa Kondisi Multipath Fading

4.2.1 Nilai CQI Tanpa Kondisi multipath fading

Nilai CQI Channel Quality Indicator yang dihasilkan pada simulasi ini dengan kondisi tanpa multipath fading diperlihatkan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Pemetaan nilai CQI tanpa kondisi multipath fading Jarak km CQI TBS bit Jumlah HS-PDSCH Modulasi 0.1 22 7168 5 16-QAM 0.2 22 7168 5 16-QAM 0.3 22 7168 5 16-QAM 0.4 22 7168 5 16-QAM 0.5 22 7168 5 16-QAM 0.6 22 7168 5 16-QAM 0.7 22 7168 5 16-QAM 0.8 22 7168 5 16-QAM 0.9 22 7168 5 16-QAM 1 20 5887 5 16-QAM 1.1 18 4664 5 16-QAM 1.2 16 3565 5 16-QAM 1.3 15 3319 5 QPSK 1.4 13 2279 4 QPSK 1.5 12 1742 3 QPSK 1.6 10 1262 3 QPSK Dari Tabel 4.1, user dengan jarak antara 0.1 km hingga 0.9 km masih memiliki kombinasi CQI, TBS, Jumlah HS-PDSCH, dan Modulasi yang sama. Hal ini berarti, user pada rentang jarak tersebut memiliki kondisi kanal yang sangat baik, sehingga pengiriman data dapat dilakukan secara maksimal dengan menggunakan modulasi 16- QAM. Penurunan nilai CQI akan terjadi secara perlahan ketika user berada pada jarak diatas 0.9 km. Pada user Universitas Sumatera Utara dengan jarak antara 1.3-1.6 km, pengiriman data hanya dapat dilakukan dengan jumlah bit pada TBS dan HS-PDSCH tertentu menggunakan modulasi QPSK. Dikarenakan user tersebut memiliki kondisi kanal yang kurang baik.

4.2.2 Nilai CQI Dengan Kondisi multipath fading

Nilai CQI Channel Quality Indicator yang dihasilkan pada simulasi ini dengan kondisi multipath fading diperlihatkan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Pemetaan nilai CQI dengan kondisi multipath fading Jarak km CQI TBS bit Jumlah HS-PDSCH Modulasi 0.1 22 7168 5 16-QAM 0.2 22 7168 5 16-QAM 0.3 22 7168 5 16-QAM 0.4 22 7168 5 16-QAM 0.5 22 7168 5 16-QAM 0.6 22 7168 5 16-QAM 0.7 22 7168 5 16-QAM 0.8 21 6554 5 16-QAM 0.9 18 4664 5 16-QAM 1 15 3319 5 QPSK 1.1 13 2279 4 QPSK 1.2 11 1483 3 QPSK 1.3 9 931 2 QPSK 1.4 7 650 2 QPSK 1.5 5 377 1 QPSK 1.6 3 233 1 QPSK Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan Tabel 4.2, user-user yang dikategorikan memiliki kualitas kanal yang sangat baik adalah user yang terletak antara 0.1 km hingga 0.7 km dari node-B. Berbeda dengan hasil CQI pada Tabel 4.1, efek multipath fading mulai terlihat pada user dengan jarak diatas 0.8 km, dimana nilai CQI akan mengalami penurunan. Namun, penurunan yang drastis terjadi ketika user berada antara 1.1 – 1.6 km. Dengan kata lain, user tersebut memiliki kondisi kanal yang kurang baik untuk dilakukan pengiriman data secara maksimal. Sehingga node-B hanya akan menggunakan modulasi QPSK. Kasus terburuknya adalah bagi user yang berada di jarak 1.5 km hingga tepi sel 1.6 km, karena hanya akan disediakan 1 HS-PDSCH dalam proses transmisi data dengan jumlah TBS yang minimum.

4.3 Perbandingan Throughput Pada Masing-Masing Teknik Penjadwalan Trafik

Perbandingan throughput pada masing-masing teknik penjadwalan trafik tanpa kondisi multipath fading dan dengan multipath fading dengan membandingkan parameter- parameter seperti round robin, Max SNR dan proportional fair.

4.3.1 Throughput Tanpa Kondisi Multipath Fading

Hasil data yang diperoleh dari simulasi untuk throughput tanpa multipath fading dapat dilihat pada Tabel 4.3. Universitas Sumatera Utara Table 4.3 Hasil throughput tanpa kondisi multipath fading Round Robin Max SNR Proportional Fair Jarak km Throughput bits Jarak km Throughput bits Jarak km Throughput bits 0.1 7.85E+05 0.1 2.56E+06 0.1 2.45E+06 0.2 7.72E+05 0.2 2.51E+06 0.2 2.85E+06 0.3 8.05E+05 0.3 2.73E+06 0.3 2.80E+06 0.4 8.11E+05 0.4 2.79E+06 0.4 2.89E+06 0.5 7.79E+05 0.5 2.75E+06 0.5 2.85E+06 0.6 7.82E+05 0.6 2.67E+06 0.6 2.74E+06 0.7 7.65E+05 0.7 2.45E+06 0.7 2.60E+06 0.8 7.30E+05 0.8 2.33E+06 0.8 2.44E+06 0.9 6.44E+05 0.9 1.99E+06 0.9 2.09E+06 1 5.66E+05 1 1.73E+06 1 1.73E+06 1.1 4.59E+05 1.1 1.41E+06 1.1 1.35E+06 1.2 3.27E+05 1.2 1.04E+06 1.2 9.81E+05 1.3 2.31E+05 1.3 6.76E+05 1.3 6.76E+05 1.4 1.77E+05 1.4 4.95E+05 1.4 4.95E+05 1.5 1.42E+05 1.5 2.94E+05 1.5 2.94E+05 1.6 1.19E+05 1.6 2.17E+05 1.6 2.17E+05 Untuk round robin hasil yang diperoleh dari troughput adalah jika jarak semakin besar maka throughput yang diperoleh semakin kecil. Sedangkan pada Max SNR, pada jarak 0.1 km sampai 1.2 km throughput yang diperoleh semakin kecil dan pada jarak 1.3 km hasil throughput yang diperoleh sebesar 6.76E+05 bits. Pada jarak ini, throughput yang dihasilkan sangat besar. Dan pada jarak 1.4 km sampai 1.6 km thoughput yang diperoleh semakin kecil. Dan pada proportional fair, jarak 0.1 km sampai 0.5 km throughput yang diperoleh semakin besar sedangkan pada jarak 0.6 km sampai 1.1 km semakin kecil. Dan pada jarak 1.2 km throughput yang diperoleh sangat besar yaitu 9.81E+05 bits dan menurun pada jarak 1.3 km sampai 1.6 km. Universitas Sumatera Utara Hasil simulasi pada sistem dengan parameter throughput pada kondisi tanpa pengaruh dari multipath fading ditunjukkan juga dengan grafik diperlihatkan pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Throughput sistem pada kondisi tanpa Multipath Fading Seperti yang terlihat dari grafik pada Gambar 4.2 tersebut, bahwa throughput dengan penjadwalan round robin memiliki hasil yang tidak jauh berbeda bagi user dengan jarak antara 0.1 km hingga 0.8 km. Hal ini sesuai jika ditinjau dari pengaruh nilai CQI pada Tabel 4.1, dimana user pada rentang jarak tersebut memiliki kombinasi nilai CQI, TBS, jumlah HS- PDSCH, dan modulasi yang sama sehingga besar throughput-nya pun tidak jauh berbeda. Hal yang sama terjadi pada user pada jarak 1.4–1.6 km, namun dengan nilai throughput yang lebih rendah. Pada kasus penjadwalan menggunakan max-SNR ataupun Proportional Fair, nilai throughput pada masing-masing interval jarak user ke node-B tidaklah jauh berbeda. Hanya saja, bagi user dengan jarak lebih dari 0.8 km, nilai throughput yang dicapai mengalami penurunan yang signifikan. Ini terkait dengan kemampuan 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 0.5 1 1.5 2 2.5 3 x 10 6 troughput sistem tanpa multipath fading jarak UE ke BTS km tr oughput bi t s Round Robin Schedulling max SNR Schedulling Proportional Fair Schedulling Universitas Sumatera Utara pengiriman data dengan alokasi jumlah HS-PDSCH yang lebih banyak sesuai kombinasi CQI dan jumlah HS-PDSCH tiap user dibanding dari teknik penjadwalan Round Robin, yang hanya melayani satu kanal per user-nya . Karena user dengan pertimbangan tertentu akan diprioritaskan dalam hal transmisi data, yaitu pertimbangan nilai SNR yang paling maksimum pada penjadwalan Max SNR dan pertimbangan nilai transfer rate dibanding transfer rate rata-rata yang paling tinggi pada penjadwalan proportional fair. Meskipun demikian, teknik penjadwalan proportional fair memiliki peak throughput yang lebih tinggi yaitu 2.9 Mbps dibanding teknik penjadwalan Max SNR yang mencapai peak throughput 2.7 Mbps. Namun, jika ditinjau dari nilai throughputnya, keduanya masih memiliki throughput sistem yang lebih baik dari penjadwalan round robin. Dimana untuk kasus penjadwalan round robin tersebut, hanya mencapai peak throughput hingga 0.8 Mbps. Walaupun begitu, dengan memprioritaskan user sesuai keadaan diatas, maka user dengan SNR dan nilai transfer rate dibanding transfer rate rata-rata yang jauh lebih rendah hanya akan mendapat nilai throughput yang juga sangat rendah. Seperti yang terjadi pada user dengan jarak 1.1-1.6 km dengan SNR dibawah 0 dB.

4.3.2 Throughput Dengan Kondisi Multipath Fading