Metode Analisis Serat Kasar Crude Fiber Metode Deterjen Metode Enzimatis

37

2.11 Analisis Serat Pangan

Ada beberapa metode analisis serat makanan, yaitu metode analisis serat kasar crude fiber, metode deterjen, metode enzimatis Joseph, 2002 dan metode Englyst Ferguson dan Philip, 1999.

2.11.1 Metode Analisis Serat Kasar Crude Fiber

Serat kasar dari lignin dan selulosa, merupakan bahan yang tertinggal setelah bahan makanan mengalami proses pemanasan dengan asam dan basa kuat selama 30 menit berturut-turut dalam prosedur yang dilakukan di laboratorium Piliang dan Djojosoebagio, 1996.

2.11.2 Metode Deterjen

Metode deterjen ini terdiri atas 2 yaitu Acid Detergent Fiber ADF dan Neutral Detergent Fiber NDF. Kedua metode ini hanya dapat menentukan kadar total serat yang tak larut dalam larutan deterjen digunakan Meloan and Pomeranz, 1987. a. Acid Detergent Fiber ADF ADF hanya dapat untuk menurunkan kadar total selulosa dan lignin. Metode ini digunakan pada AOAC Association of Offical Analytical chemist. Prosedurnya sama dengan NDF, namun larutan yang digunakan adalah CTAB Cetyl Trimethyl Amonium Bromida dan H 2 SO 4 0,5 M Meloan and Pomeranz, 1987. b. Neutral Detergent Fiber NDF Dengan metode NDF dapat ditentukan kadar total dari selulosa, hemiselulosa dan lignin. Selisih jumlah serat dari analisis NDF dan ADF dianggap jumlah kandungan hemiselulosa, meski sebenarnya terdapat juga komponen- Universitas Sumatera Utara 38 komponen lainnya selain selulosa, hemiselulosa dan lignin pada metode deterjen ini Meloan and Pomeranz, 1987.

2.11.3 Metode Enzimatis

Metode enzimatis dirancang berdasarkan kondisi fisiologi tubuh manusia. Metode yang dikembangkan adalah fraksinasi enzimatis yaitu menggunakan enzim amilase, diikuti penggunaan enzim pepsin, kemudian pankreatin. Metode ini dapat mengukur kadar serat makan total, serat larut dan tak larut secara terpisah Joseph, 2002. Kekurangan metode ini, enzim yang digunakan mungkin mempunyai aktivitas lebih yang bisa saja merusak komponen serat dan kemungkinan protein yang tidak terdegradasi sempurna dan ikut terhitung sebagai serat Meloan and Pomeranz, 1987. 2.11.4 Metode Englyst Pada metode Englyst, serat makanan ditentukan sebagai polisakarida non pati dengan menentukan bagian monosakarida penyusunnya. Tapi bukan hanya polisakarida sebagai penyusun dinding sel tumbuh-tumbuhan. Kelemahan metode ini menetapkan kadar serat dengan menggunakan kromatografi cair-gas, HPLC atau alat spektrofotometer Ferguson dan Philip, 1999.

2.12 Penetapan Kadar Air