yang berbeda antara siswa yang satu dengan yang lainnya seperti dalam menerima dan memahami informasi, menganalisa suatu masalah dan dalam
memecahkan permasalahan, kedua; afektif yang berhubungan dengan sikap dan perilaku siswa terhadap materi seperti sebagai contoh seorang siswa yang
cenderung menganggap qawâ’îd lebih penting dari komponen bahasa Arab yang lain, maka siswa tersebut akan terfokus terhadap qawâ’îd daripada kemampuan
berbahasa yang lain, dan kompetensi yang ketiga adalah psikomotorik yang hubungannya dalam persoalan keahlian siswa karena rasa keinginan dan
kemampuan siswa itu berbeda-beda seperti dalam keberanian dalam berdiskusi atau tanya jawab dengan berinteraksi dengan guru dan atau siswa lainnya.
Keperbedaan dari ketiga kompetensi tersebut dapat mempengaruhi dalam proses kegiatan belajar mengajar siswa.
2. Guru
Begitu juga halnya dengan siswa, guru sebagai objek dalam pengajaran dipengaruhi juga oleh dua komponen dasar, yaitu: kepribadian dan
kompetensi. Kompetensi guru terdiri dari kompetensi kognitif yang berhubungan dengan kemampuan berfikir, afektif yang berhubungan dengan
tingkah laku, dan psikomotorik yang berhubungan dengan profesionalisme guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Guru juga memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda, seperti: galak, sabar, santai, disiplin, kreatif dan sebagainya. Karakteristik tersebut
terdapat hubungan yang erat dengan kepribadiannya.
3. Materi
Dalam menyampaikan materi, guru harus membuat ketertarikan siswa terhadap materi yang disampaikan dengan membangun kreatifitas yang
dimilikinya. Karena dengan berbagai macam cara guru dalam menyalurkan
materi yang diberikan sangat mempengaruhi siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Oleh karena itu, perlua adanya pengembangan materi untuk dapat mewujudkan peserta didik yang berkompeten.
4. Metode
Guru harus menggunakan metode yang tepat dalam melaksanakan pengajaran karena untuk menarik perhatian siswa dan membuat mereka
menyukai materi yang diberikan. Metode yang baik juga akan mempengaruhi dalam proses belajar-mengajar.
Untuk membangkitkan keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar, maka diupayakan beragam proses agar siswa terlibat dalam proses
pendidikan, diantaranya: 1.
Mengubah pola pembelajaran yang berasal dari berbasis guru menjadi berbasis siswa;
2. Pembelajaran yang bermula dari mengajar tentang bahasa menjadi
mengajar berbahasa; 3.
Melengkapi sarana belajar; 4.
Menciptakan lingkungan berbahasa; 5.
Meningkatkan hubungan yang harmonis antara guru dengan peserta didik; 6.
Mengubah penilaian yang bersifat subyektif menjadi obyektif; 7.
Mengembangkan materi pembelajaran; 8.
Menggunakan pendekatan yang relevan; 9.
Memadukan pembelajaran di sekolah dengan kehidupan yang riil.
5. Fasilitas
Fasilitas adalah unsur yang membantu dalam proses belajar mengajar, seperti: buku pelajaran, OHP, kamus, papan tulis, tape recorder, kapur,
boardmarker dan sebagainya. Fasilitas yang dimiliki oleh madrasah harus
dimanfaatkan secara maksimal oleh guru dalam proses belajar mengajar. Penyajian materi yang didukung oleh pemanfaatan yang maksimal oleh guru
akan membelajarkan siswa dalam proses belajar mengajar.
6. Tempat
Tempat yang dimaksud adalah ruang kelas. Ruang kelas yang nyaman, bersih dan tertata rapi dapat mempengaruhi dalam proses belajar
mengajar. Ruang kelas yang nyaman adalah ruang kelas yang memiliki pencahayaan yang baik, ventilasi yang cukup, tidak bising, pengaturan tempat
duduk, dan ukuran ruangan. Ruang yang nyaman akan membuat proses- belajar mengajar lebih kondusif.
7. Waktu