Aliyah Negeri Delapan yang memiliki kecenderungan berfikir dalam teori belajar sebagai landasan dalam penerapan CTL, sebagai berikut:
A. Proses Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan syarat mutlak yang membuat seseorang itu pintar dalam segala bidang, baik dari sisi pengetahuan, kognitif maupun dari sisi
kecakapan atau keterampilan. Proses belajar adalah proses seseorang mengubah perilaku dalam upaya memenuhi kebutuhannya.
60
Dari pengertian proses belajar tersebut, belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku-perilaku seseorang.
Perubahan itu dapat mengacu kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga dapat mengarah terhadap tingkah laku yang lebih buruk. Thomas dan Jane
berpendapat bahwa belajar adalah proses dasar perubahan perkembangan hidup manusia. Proses perubahan tersebut secara relatif untuk memperoleh perubahan
permanen dalam pengetahuan, informasi, pemahaman, sikap, kemampuan atau kecakapan dan keterampilan melalui pengalaman.
61
Sedang menurut Brunner dikutip Nasution bahwasanya proses belajar dapat dibedakan atas tiga fase, yaitu
informasi, transformasi dan evaluasi,
62
yang menjadi tolok ukur adalah berapa banyak informasi yang diperlukan untuk ditransformasi. Hal ini juga bergantung
pada hasil yang diharapkan, keinginan untuk mengetahui dan dorongan untuk menemukan diri sendiri.
Selain dari dua ungkapan tersebut masih banyak ahli pendidikan yang mengemukakan tentang pengertian belajar. Seperti ungkapan Kimble dan
Garmezi yang dikutip Sudjana mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan
60
Endin Nasrudin, Psikologi Pembelajaran, Sukabumi; STAI, 2008, h.71
61
Thomas L Good and Jane E Bropy, Educational Psycology a Realistic Approach, New York; Logman, 1990, h. 142
62
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta; Bumi Aksara, 1992, h. 9
tingkah laku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan Garry dan Kingsley menyatakan bahwa belajar merupakan proses
perubahan tingkah laku yang alami melalui pengalaman dan latihan. Wittaker menyatakan juga mengenai pengertian belajar sebagai proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman. Sedangkan Winbel mengartikan belajar adalah suatu proses mental yang mengarah kepada
penguasaan pengetahuan dan kemampuan, kebiasaan, atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sebagai menimbulkan tingkah laku yang
progresif dan adaptif. Dari beberapa definisi belajar tersebut dapat diungkapkan dengan
ungkapan lain bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku dengan melalui pengalaman dan latihan yang dilakukan manusia sepanjang hidupnya melalui
kegiatan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Semua aktifitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar.
Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
63
Dengan kata lain juga belajar itu akan lebih baik jika peserta didik belajar mengalami bukan menghafal
fakta-fakta. Seperti ungkapan Cronbach dalam mengartikan belajar sebagai “learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.
64
Untuk dapat merubah perilaku seorang peserta didik dengan kegiatan yang mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, maka ada beberapa
prinsip kegiatan belajar mengajar yang perlu diperhatikan dalam kegiatan belajar yang membelajarkan, yaitu; belajar akan berhasil jika peserta didik dapat melihat
63
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, Edisi Revisi Jakarta; Grasindo, 2002, h. 120-125
64
Dikutip dari Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta; Grafindo Persada, 2007, h. 231
tujuan pembelajaran itu sendiri yang tujuannya disusun berdasarkan kebutuhan dari peserta didik, karena jika tujuan itu berharga bagi peserta didik, dia akan
tetap berusaha untuk menyelesaikan dari berbagai rintangan, kesulitan dan situasi yang tidak menyenangkan. Selain itu juga, peserta didik bereaksi terhadap
lingkungan yang mengandung arti penting bagi kehidupannya yang dibantu oleh orang-orang disekitarnya untuk mendapatkan situasi belajar yang efisien karena di
samping mengejar tujuan utama mereka, juga hal-hal yang berhubungan dan tidak berhubungan dengan tujuan utama tersebut.
Belajar diarahkan pada perubahan perilaku peserta didik karena dengan belajar, seseorang dapat melakukan perubahan kualitatif individu, sehingga
tingkah lakunya berkembang. Terdapat beberapa aspek-aspek dalam perbuatan belajar, yaitu aspek kebiasaan sebagai suatu bentuk belajar dan aspek perbuatan
belajar sebagai yang ternyata dari kecakapan-kecakapan. Aspek kebiasaan adalah suatu cara bertindak yang telah dikuasai yang bersifat tahan-uji
persistent, serasi dan otomatis.
65
Jika kebiasaan memiliki sifat yang sama, maka dalam kecakapan memiliki perbedaan yaitu dengan cara mengalami beberapa perubahan dari
waktu ke waktu. Kecakapan memerlukan pengulangan dan latihan yang bersifat kontinuitas untuk mempertahankan kualitas.
Untuk mencapai kedua aspek tersebut, di Madrasah Aliyah Negeri Delapan terdapat pemilihan program studi yang mengarahkan peserta didik
untuk memiliki kecakapan-kecakapan yang diinginkannya setelah menamatkan belajarnya dari Madrasah Aliyah Negeri Delapan untuk bekerja.
65
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi ... h. 2
Bahasa termasuk bahasa Arab memerlukan kebiasaan dengan menerapkan penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari dan bahasa juga
memerlukan kecakapan untuk mengekspresikan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Maka dari itu, kebiasaan dan kecakapan tersebut juga dapat
diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab dengan membelajarkan siswa, yaitu dengan melakukan kebiasaan dan pengulangan serta latihan secara terus
menerus, tidak menutup kemungkinan peserta didik akan merasakan nikmatnya belajar bahasa Arab dan akan dengan mudah dalam mempelajari bahasa Arab.
66
Dari beberapa uraian mengenai belajar di atas, maka pembelajaran dapat diarahkan pada pengembangan dan penyempurnaan potensi kemampuan yang
dimiliki seseorang seperti kemampuan berbahasa, sosio-emosional, motorik, dan intelektual.
Secara terminologi, pembelajaran berakar dari kata belajar yang berarti berusaha untuk merubah tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman.
Sedangkan secara istilah pembelajaran merupakan suatu perubahan perilaku seseorang sebagai hasil interaksi antara dirinya dan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhannya. Adapun proses pembelajaran adalah tahapan demi tahapan yang merubah perilaku seseorang sebagai hasil interaksi antara diri
individu dengan lingkungan sekitarnya dalam memenuhi kebutuhannya.
67
Pembelajaran biasanya terjadi dalam lingkungan lembaga formal yang secara sengaja diprogramkan dengan upaya mentransformasikan ilmu kepada
peserta didik, berdasarkan kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai.
66
Stevick 1976:111 Mengatakan bahwa orang yang belajar bahasa asing dengan motivasi instrument erat kaitanya dengan orang yang memiliki sikap belajar defensif. Sebaliknya
orang yang bermotivasi integratif erat kaitannya dengan orang yang bersikap reseptif Prof Dr. Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, Beberapa Pokok pemikiran
Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2002, h. 32-33
67
Robert F.Mager,Preparing Instructional Objectives, Edisi II Th 1975
Melalui pembelajaran, peserta didik melakukan proses belajar dengan rencana pengajaran yang telah diprogramkan. Dengan itu, unsur kesengajaan
melalui perencanaan oleh pihak guru merupakan ciri utama pembelajaran. Upaya pembelajaran yang berakar pada pihak guru dilaksanakan secara sistematis, yaitu
dilakukan dengan langkah-langkah teratur dan terarah secara sistematik. Yaitu secara utuh dengan memperhatikan berbagai aspek. Maka pembelajaran
merupakan kegiatan yang berproses dalam suatu sistem. Pelaksanaan sistem pembelajaran dapat dilakukan dengan membaca buku, belajar dikelas atau
disekolah, karena diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membelajarkan peserta didik.
Pembelajaran berbeda dengan pengajaran dan pelatihan. Istilah pembelajaran merupakan proses belajar menjadi learn to be, sedang pelatihan
adalah proses belajar untuk melakukan learn to do, dan pengajaran merupakan proses belajar untuk mengetahui learn to know.
68
Ketiga istilah tersebut merupakan pilar belajar dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan
tuntutan perkembangan dunia yang sangat pesat. Selain ketiga itu, ada tambahan satu istilah lagi untuk melengkapi pilar belajar yaitu belajar hidup bersama
learn to live together. Belajar menjadi berkenaan dengan supaya manusia berkembang secara
utuh dengan adanya tantangan hidup yang berkembang cepat dan sangat kompleks. Dengan sebab itu, manusia dalam halnya peserta didik harus
berupaya untuk banyak mencapai keunggulan atau kelebihan yang menyertainya.
Adapun belajar untuk melakukan adalah, agar peserta didik dapat menyesuaikan diri dan berpartisipasi dalam masyarakat yang berkembang
68
Baca Andreas Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar, Jakarta;KOMPAS, 2001, h. 53- 60
dengan pesat. Belajar untuk melakukan ini berhubungan dengan belajar untuk mengetahui karena pengetahuan menjadi landasan dalam perbuatan. Learn to do
adalah belajar atau berlatih untuk menguasai keterampilan dan kompetensi kerja. Hal ini juga ditemukan di Madrasah Aliyah Negeri Delapan yang peserta
didiknya akan melangsungkan kerja setelah mereka menamatkan di Madrasah Aliyah Negeri Delapan.
Sedangkan learn to know berkaitan dengan perolehan, penguasaan, dan pemanfaatan pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dengan berbagai upaya
perolehan pengetahuan dengan cara membaca, bertanya, mengakses internet, mengikuti pelajaran di kelas, mengikuti pelatihan, seminar, dan lain sebagainya.
Pengetahuan juga dapat dikuasai dengan hafalan, Tanya jawab, diskusi, latihan dan memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Pengetahuan akan semakin
berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi halnya pengembangan mufradat bahasa Arab.
Dan pilar belajar yang terakhir adalah learn to live together yang dalam globalisasi, seseorang tidak hanya berinteraksi dengan beraneka kelompok etnik,
daerah, budaya, ras, agama, profesi, tetapi juga hidup bersama dengan kelompok- kelompok tersebut. Untuk mewujudkan semua itu, seorang individu harua belajar
hidup bersama. Diawali dengan belajar berkelompok dari yang terkecil seperti dalam pengelompokan di dalam kelas ketika melakukan proses pembelajaran.
Dari uraian tersebut dapat diungkap bahwa fungsi pembelajaran adalah merangsang dan menyukseskan proses belajar serta untuk mencapai tujuan
dengan mengarah pada pengembangan dan penyempurnaan potensi kemampuan yang dimiliki seperti kemampuan berbahasa, sosio-emosional, motorik, dan
intelektual dalam peserta didik.
69
69
Hamzah B.Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta,Bumi Aksara, 2006 h 47-49
Karena dalam proses pembelajaran adalah proses dalam mengubah perilaku dengan usaha memenuhi kebutuhannya, maka ada serangkaian proses
pembelajaran yang harus dilalui oleh peserta didik sebagai berikut:
70
Pertama; individu merasakan adanya kebutuhan dan melihat tujuan yang ingin dicapai. Dengan keadaan yang seperti ini, peserta didik merasakan
mempunyai kekurangan dalam dirinya. Dengan perasaannya tersebut, dia merasa perlu atau butuh untuk mempelajari dari sesuatu yang kurang dalam dirinya.
Sebagai contoh, dia merasa bahasa Arabnya minim, sedang bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan Alquran. Dengan menyadari kurangnya kecakapan
bahasa Arabnya, maka dengan melihat bahwa apabila dia cakap berbahasa Arab, maka ia akan berhasil dalam membaca buku-buku berbahasa Arab dan mampu
berkomunikasi dengan orang asing yang berasal dari Timur Tengah, atau setidaknya mampu memahami ketika orang berbicara bahasa Arab.
Kedua; kesiapan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Untuk memenuhi kebutuhan, seseorang harus mempersiapkan diri dalam
segala hal, baik kesiapan mental, fisik, maupun sosial. Kaitannya dengan proses pembelajaran, kesiapan sangat diperlukan supaya proses pembelajaran
berlangsung dan berjalan dengan efektif. Sebagai contoh, seseorang ingin menguasai bahasa Arab, sebelumnya dia harus mempunyai kesiapan mental dan
sosial yang kuat, karena jika tidak, dia tidak akan berkembang dalam berbahasa Arab karena menguasai bahasa Arab itu harus ada keberanian diri untuk
mengekspresikan atau mengungkapkan bahasa Arab itu ketika dalam proses pembelajaran meskipun ketika seseorang mengungkapkan terdapat kesalahan.
Ketiga; pemahaman situasi. Maksudnya adalah segala sesuatu yang terdapat di lingkungan seseorang dan memiliki hubungan dengan kegiatan
70
Mohammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, h. 14-18
dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Khususnya hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Untuk memperoleh pembelajaran yang
efektif, pemahaman situasi perlu dilakukan, hal ini dikarenakan untuk mengenal atau mengetahui berbagai faktor dan kendala yang terdapat di lingkungan
sekitar individu pembelajar. Keempat; menafsirkan situasi. Artinya peserta didik melihat keterkaitan
antar berbagai aspek yang terdapat dalam situasi. Dan kelima; tindak balas; tahapan tindak balas atau respon, peserta didik melakukan aktivitas untuk
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan sesuai dengan yang telah direncanakan dalam tahapan ketiga dan keempat. Adapun yang keenam adalah
akibat atau hasil pembelajaran. Fase ini, peserta didik akan memperoleh umpan balik dari apa yang telah dilakukannya. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi
yaitu antara berhasil dan tidak.
B. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Arab