Strategi pemasaran pembiayaan KPR syariah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah di BTN Syariah: studi kasus pada BTN Syariah Cabang Tangerang

(1)

STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN KPR SYARIAH BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH

DI BTN SYARIAH

(Studi kasus pada BTN Syariah Cabang Tangerang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

Muhammad Arif Aditya NIM. 1110046100029

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN KPR SYARIAH BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH

DI BTN SYARIAH

(Studi kasus pada BTN Syariah Cabang Tangerang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Dibawah Bimbingan:

Achmad Chairul Hadi, MA NIP. 197205312007101002

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Strategi Pemasaran Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Di BTN Syariah telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 23 Desember 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Pada program studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 29 Desember 2014 Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Dr. JM. Muslimin, MA

NIP. 196808121999031014

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH (………)

NIP. 197425072001121001

Sekretaris : Abdurrauf, Lc, MA (………)

NIP. 197312152005011002

Pembimbing : Achmad Chairul Hadi, MA (………)

NIP. 197205312007101002

Penguji I : Dr. Nurhasanah, MA (………)

NIP. 197408172002122013

Penguji II : Drs. H. Burhanudin Yusuf, MM. MA (………)


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang Selatan, 23 Desember 2014


(5)

v

ABSTRAK

Muhammad Arif Aditya. Nim: 1110046100029. STRATEGI PEMASARAN

PEMBIAYAAN KPR SYARIAH BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT

BERPENGHASILAN RENDAH DI BTN SYARIAH (STUDI KASUS PADA BTN SYARIAH CABANG TANGERANG), Skripsi, Tangerang Selatan, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Fakultas Syariah Dan Hukum. UIN Jakarta, 2014, xii + 112 + 17 lampiran.

Masalah utama penelitian ini adalah fungsi dan tujuan pemasaran pembiayaan KPR bersubsidi belum berjalan dengan baik dan belum sepenuhnya dapat dinikmati oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan BTN Syariah cabang Tangerang dalam memasarkan produk pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Selain itu untuk mengetahui perkembangan pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB pada periode 2011-2013 terakhir di BTN Syariah, dan apa saja kendala dalam memasarkan KPR BTN Sejahtera Tapak iB.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif menggunakan data primer dan data sekunder yang diambil melalui dua teknik pengumpulan data, yaitu studi lapangan dengan dokumentasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Sedangkan analisis data dilakukan dengan cara analisis deskriptif.

Berdasarkan temuan penelitian, strategi pemasaran yang diterapkan BTN Syariah cabang Tangerang dalam memasarkan produk pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB menggunakan strategi marketing mix (bauran pemasaran), yang terdiri dari 4P, yaitu strategi produk (product), strategi penentuan harga (price), strategi penentuan lokasi (place), dan strategi promosi (promotion). Realisasi pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB pada tahun 2011 sebesar Rp 9.845.379.679, tahun 2012 sebesar Rp 3.726.700.000, dan tahun 2013 sebesar Rp 2.668.700.000. Perkembangan KPR BTN Sejahtera Tapak iB cenderung turun dari tahun ke tahun, dikarenakan terdapat kendala utama, yaitu keterbatasan stok perumahan bersubsidi yang dimiliki oleh pengembang di wilayah Tangerang

Kata Kunci : Strategi, Pemasaran, FLPP, KPR bersubsidi, BTN Syariah. Pembimbing : Achmad Chairul Hadi, MA


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan nikmat kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan pula kepada junjungan kita Nabi Muhammada SAW, beserta keluarga, sahabat serta umat-umatnya, yang Insya Allah kita termasuk didalamnya.

Selama proses penulisan skripsi ini penulis sangat menyadarai bahwa dalam proses tersebut tidaklah lepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karenanya pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dr. JM. Muslimin, MA,selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Abdurrauf, Lc, MA, selaku Sekretaris Program Studi Muamalat yang telah membantu penulis secara tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini. 3. Ahmad Chairul Hadi, MA sebagai Dosen Pembimbing Skripsi, atas waktu,


(7)

vii

penulisan skripsi ini, semoga bapak senantiasa diberi nikmat sehat dan selalu menjadi suri tauladan bagi kami.

4. Ibu Lucy Nukman sebagai Brand Manager BTN Syariah kantor cabang Tangerang, Bapak Catur, Bapak Yoga, Ibu Imel, Ibu Juni, Ibu Rista, Ibu Erza dan pihak yang terkait di BTN Syariah kantor cabang Tangerang yang telah membantu dan menyediakan waktu serta data kepada penulis dalam proses penelitian guna menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Kepala beserta staf Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum maupun Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas yang sangat membantu penulis selama proses penulisan skripsi ini.

6. Kedua Orang Tua yang sangat sayangi dan cintai, yang terhormat Ayahanda Drs. H. Fachruddin dan Ibunda Hj. Yulita, dengan restu dan doanya yang selalu mengiringi, menyertai dan mendampingi penulis dalam setiap langkah sehingga proses penulisan skripsi ini berjalan lancar dan selesai dengan baik. 7. Kakak-kakak penulis yang tersayang, Mba Sari dan Kak Efran yang juga telah

membantu penulis dengan doa dan dukungannya sehingga skripsi ini dapat selesai dengan lancar dan baik.

8. Keponakan penulis tersayang, Ananda Bisma dan Beryl yang menghibur penulis dikala mengalami kejenuhan.

9. Keluarga besar Mahasiswa/i Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun angkatan 2010, khususnya program


(8)

studi dan konsentrasi Muamalat dan Perbankan Syariah. Khususnya teman-teman PS.D yang sudah berjuang bersama selama 8 semester ini.

10.Keluarga besar DECADE yang penulis banggakan, Bang Reza, Rifai, Adnan, Fadel, Daus, Zakim, Fatan, Syamsul, Rizki, Cucu, Elsa, Ambar, Nur, Puput, Mia, dan Vidi yang telah mendoakan dan memberikan semangat pada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik.

11.Adik dan Kakak Kelas Mahasiswa/i khususnya yang turut bersama-sama penulis melakukan tahap-tahap penulisan skripsi, ujian komphre, sampai sidang, sehingga bisa lulus bersama-sama.

Penulis harap agar skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif untuk pihak-pihak terkait dan rekan-rekan mahasiswa/i Fakultas Syariah dan Hukum khususnya program studi Muamalat dan Konsentrai Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta serta bagi seluruh mahasiswa/i seluruh Indonesia. Penulis menyadari masih banyak kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini.

Tangerang Selatan, 23 Desember 2014


(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

F. Kerangka Teori ... 9

G. Metode Penelitian ... 11


(10)

I. Sistematika Penulisan. ... 16

BAB II LANDASAN TEORI A. Pemasaran 1. Pengertian Pemasaran ... 18

2. Tujuan Pemasaran ... 20

3. Konsep-konsep Pemasaran ... 21

4. Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 24

5. Konsep Pemasaran dalam Islam ... 26

6. Perbedaan Pemasaran Syariah dan Pemasaran Konvensional .... 28

B. KPR Syariah Bersubsidi 1. Pengertian Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi ... 31

2. Rukun dan Syarat Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi ... 36

3. Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi Menggunakan Akad Murabahah ... 37

4. Manfaat Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi ... 40

C. Review Studi Terdahulu ... 41

BAB III GAMBARAN UMUM PEMBIAYAAN KPR BTN SEJAHTERA TAPAK iB

A. Latar Belakang dan Perkembangan Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah


(11)

xi

1. Tujuan Pendirian ... 49

2. Perkembangan Jaringan ... 50

B. Visi dan Misi ... 52

C. Struktur Organisasi Pengurusan BTN Syariah ... 53

D. Produk-produk pada BTN Syariah 1. Produk Pendanaan (funding) BTN Syariah ... 54

2. Produk Pembiayaan (financing) BTN Syariah ... 57

3. Jasa dan Layanan ... 64

4. Pengertian KPR BTN Sejahtera Tapak iB ... 66

5. Dasar Hukum Pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB ... 68

B. Pemasaran Pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB ... 74

C. Pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB Periode 2011-2013... 94

D. Kendala-kendala Pemasaran Produk Pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB ... 102

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 105

B. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 110


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penghargaan Unit Usaha Syariah BTN dari Berbagai Lembaga ... 49 Tabel 3.2 Jaringan Unit Usaha Syariah di Indonesia... 50 Tabel 4.1 Pengelompokan Harga Jual Rumah Sejahtera Tapak ... 79 Tabel 4.2 Realisasi Pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB Periode 2011-2013 ... 96 Tabel 4.3 Realisasi Pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB Tahun

2011 ... 97 Tabel 4.4 Realisasi Pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB Tahun

2012 ... 98 Tabel 4.5 Realisasi Pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB Tahun


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Mekanisme Permohonan Pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB ... 72

Gambar 4.1 Jumlah Nasabah Pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB Tahun 2011-2013 ... 100

Gambar 4.2 Jumlah Pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB Tahun 2011-2013 ... 101

Gambar 4.3 Market Share Pembiayaan KPR bersubsidi pada Tahun 2013 ... 104


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemenuhan kebutuhan rumah pribadi di Indonesia masih menjadi masalah besar saat ini. Pertumbuhan penduduk, terutama di perkotaan masih cukup tinggi, yakni rata-rata tiga persen per tahun, sementara lahan yang tersedia semakin menyempit dan tak terjangkau harganya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pembelian rumah dikategorikan sebagai investasi walaupun kadang tidak liquid (butuh waktu untuk menjualnya kembali), dimana tujuan investasi adalah mengumpulkan dan menambah aset. Kita sadar bahwa investasi rumah tidak secara produktif memberikan hasil langsung kepada pemilik, tapi naiknya harga tanah dan bangunan bisa membuat nilai aset bertambah. Terlebih lagi bila sarana dan prasarana di sekitar perumahan bertambah lengkap, yang akan menyebabkan nilai rumah dan bangunan pasti akan cepat naik.

Namun demikian, keinginan untuk memiliki rumah sendiri juga bukan perkara mudah bagi kebanyakan masyarakat kita. Harga tanah dan rumah, terutama dikota-kota besar dari tahun ke tahun terus meningkat cukup tajam. Sayangnya peningkatan harga tanah dan rumah hampir selalu lebih tinggi dari peningkatan tingkat penghasilan seseorang. Akibatnya, sulit bagi kebanyakan masyarakat kita mengumpulkan dana


(15)

2

yang hendak dibelinya. Peran perbankan khususnya bank syariah untuk menyediakan dana tunai dan memberikan pinjaman dalam bentuk pembiayaan menjadi solusi umum mengatasi kondisi ini. Sehingga tidak mengherankan jika hampir sebagian masyarakat “terpaksa” berhutang untuk memiliki rumah idaman.1 Namun, hutang ini sifatnya

mendesak, yaitu hutang yang bernilai tinggi dan penting untuk kelancaran aktivitas sehari-hari dan menyangkut kehidupan keluarga.2

Untuk kebanyakan orang memiliki rumah sendiri solusinya adalah mengajukan Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ke bank-bank yang mereka tuju. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sesungguhnya terbuka bagi setiap orang yang telah memiliki dana yang memadai untuk membeli rumah dengan cara mencicil. Akan tetapi bagi kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau menengah kebawah tentu kesulitan untuk memiliki rumah sendiri dengan cara mengajukan pembiayaan KPR dikarenakan harga rumah (property) yang selalu naik setiap tahunnya dan gejolak harga rumah (property) yang semakin sulit dikendalikan oleh pemerintah. Atas sebab itulah sebagian besar kalangan masyarakat berpenghasilan rendah ini sulit untuk membeli rumah sendiri karena keterbatasan ekonomi dan cara yang mereka pilih yaitu mengontrak atau menyewa rumah dibanding memiliki rumah sendiri.

Disisi lain pemerintah berkewajiban untuk melaksanakan pembangunan perumahan dengan jumlah kebutuhan akan rumah yang terus meningkat dengan harga

1

Eko P. Pratomo, Membangun Kecerdasan Finansial Dengan Nilai-Nilai Spiritualitas, (Jakarta: PT Arga Publishing, 2007), hal.77.

2 Agustianto M, Lutfi T Rizki, Fiqih Perencanaan Keuangan Syariah, (Depok: Mudamapan Publishing, 2010), hal.110.


(16)

3

yang terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dengan tetap memperhatikan persyaratan umum bagi pembangunan rumah yang sehat, layak dan aman. Maka dari itu pemerintah melalui perbankan mencanangkan program kredit atau pembiayaan rumah murah yang memang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu dengan menggunakan program Fasilitas Likuiditas Penyaluran Perumahan (FLPP) atau KPR bersubsidi dari Kementerian Perumahan Rakyat (KEMENPERA).

Dengan KPR bersubsidi ini dapat membantu masyarakat berpenghasilan rendah atau masyarakat menengah kebawah dalam memperoleh rumah milik mereka sendiri karena program KPR bersubsidi merupakan program rumah murah pemerintah dalam memenuhi kebutuhan akan rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah ini yaitu pemerintah memberikan dana subsidi dengan cara bekerja sama dengan bank pelaksana program ini yang ada di Indonesia untuk memberikan kredit atau pembiayaan dengan uang muka dan cicilan yang ringan serta margin yang rendah dan tetap selama masa pengembalian pembiyaan.

Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah merupakan unit usaha syariah milik Bank Tabungan Negara (BTN) konvensional salah satu bank pelaksana yang ikut mendukung program Fasilitias Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang dicanangkan oleh Kementrian Perumahan Rakyat (KEMENPERA) dan mendapatkan penghargaan Bank Syariah Terbaik Pertama menurut KEMENPERA yang sukses melaksanakan program KPR syariah bersubsidi yang ditujukan bagi masyarakat


(17)

4

sebagai tempat bernaung yang layak. Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) syariah bersubsidi merupakan produk yang dimiliki oleh BTN Syariah, yang dikenal dengan “KPR BTN Sejahtera Tapak iB”. Dengan program ini, masyarakat berpenghasilan rendah atau yang memiliki penghasilan tidak lebih dari Rp 4.000.000 perbulan dapat mengajukan KPR bersubsidi dengan cara mencicil selama maksimal 20 tahun.

BTN Syariah yang merupakan unit usaha syariah BTN konvensional memegang market share KPR terbesar di Indonesia dan menjadi kontributor utama dalam program perumahan rakyat yang ditunjukkan dengan penyalur KPR FLPP tertinggi Bank BTN telah merapatkan barisan dengan merancang dan mengeksekusi strategi pemasaran dengan membangun paradigma baru dengan menjadikan voice of customer sebagai “panglima”. Hal ini terlihat dari pencapaian Bank BTN di sektor KPR bersubsidi. Sepanjang 2013, Bank BTN berhasil menyalurkan KPR Bersubsidi sebesar Rp 6,02 triliun, atau sebanyak 80.148 unit perumahan melalui Bank Konvensional dan Rp 488 miliar, atau sebanyak 6.521 unit perumahan melalui Unit Usaha Syariah.3

Berdasarkan kondisi demikian, maka keberhasilan dalam menyalurkan pembiayaan KPR bersubsidi salah satunya ditentukan oleh pemasaran. Dan yang akhirnya memotivasi penulis untuk lebih jauh mengetahui strategi pemasaran seperti apa yang diterapkan BTN Syariah pada produk “KPR BTN Sejahtera Tapak iB”


(18)

5

bersubsidi ini agar tersalurkan serta dapat dinikmati dengan baik oleh masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah layak milik mereka sendiri. Maka dari itu, penulis ingin melakukan penelitian mengenai hal tersebut yang dituangkan dalam penulisan sebuah skripsi yang berjudul: “STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN KPR SYARIAH BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI BTN SYARIAH”. (Studi kasus pada BTN Syariah Cabang Tangerang)

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis perlu untuk mengidentifikasi masalah yang terkandung pada penelitian yang sedang dilakukan agar ditemukan jawaban atas permasalahan tersebut.

Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) merupakan program pemerintah untuk meringankan masyarakat berpenghasilan rendah yang ingin memiliki rumah. Melalui perbankan calon nasabah diberikan banyak kemudahan dan keringanan dalam mengajukan pembiayaan KPR bersubsidi dibandingkan dengan KPR nonsubsidi. Namun terdapat beberapa masalah dalam penyerapan KPR bersubsidi ini yang cenderung tidak mencapai target, yaitu:


(19)

6

3. Sulit mencari lahan yang terjangkau sisi ekonomisnya untuk dibangun perumahan subsidi

4. Informasi program rumah subsidi ini belum merata 5. Sulit menyediakan uang muka bagi sebagian MBR

Berdasarkan kondisi tersebut yang akhirnya mempengaruhi penyaluran KPR bersubsidi yang cenderung tidak mencapai target. Dilihat pada tahun 2013 lalu, KEMENPERA mentargetkan penyaluran KPR bersubsidi sebesar 121.000 unit rumah dengan nilai pembiayaan Rp 6,9 triliun, namun per 10 Desember 2013 baru terealisasi sebanyak 72,5% dari target yaitu sebesar 87.765 unit saja dengan nilai pembiayaan Rp 4.55 triliun.4

Dari masalah tersebut dapat mengganggu proses pemasaran perumahan subsidi yang dilakukan bank pelaksana dalam hal ini BTN Syariah untuk meningkatkan penyaluran KPR bersubsidi yang diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya pembahasan pada penelitian ini yang dilakukan penulis, maka penulis membatasi masalah penelitian ini agar tetap fokus dan terarah pada permasalahan yang akan dibahas untuk mencapai hasil yang diharapkan. Batasan

4 Konferensi Pers Terkait Kinerja Penyaluran Dana FLPP 2013, diakses pada 12 Februari


(20)

7

masalah yang dimaksud adalah strategi pemasaran yang diterapkan BTN Syariah terhadap pembiayaan KPR syariah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah, pembiayaan KPR syariah bersubsidi pada BTN Syariah pada tahun 2011-2013, dan kendala-kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk pembiayaan KPR syariah bersubsidi.

D. Perumusan Masalah

Dari batasan masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan yang timbul pada penelitian ini yang diajukan ke dalam pertanyaan penelitian (research questions) sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan BTN Syariah terhadap Pembiayaan KPR Syariah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah ? 2. Bagaimana perkembangan pembiayaan KPR syariah bersubsidi di BTN Syariah

pada periode tahun 2011-2013?

3. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi BTN Syariah dalam proses pemasaran KPR syariah bersubsidi?


(21)

8

a. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan BTN Syariah untuk memasarkan pembiayaan KPR syariah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

b. Untuk mengetahui perkembangan pembiayaan KPR bersubsidi di BTN Syariah pada periode yang lalu (2011-2013).

c. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi BTN Syariah dalam memasarkan produk KPR syariah bersubsidi.

2. Manfaat Penelitian a Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang pembiayaan yang ada pada bank syariah. Dan kemudian dapat digunakan untuk menerapkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari penulis selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah yang kemudian akan digunakan untuk dipraktekan dimasyarakat.

b Bagi Akademisi

Diharapkan dapat menambah informasi dan sebagai bahan perbandingan serta penyempurnaan bagi penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti lain dengan tema yang terkait.

c Bagi BTN Syariah

Membantu untuk lebih mengembangkan usaha dan bisnis perbankan syariah dan demi mendorong masyarakat agar lebih tertarik kepada Bank Syariah,


(22)

9

meningkatkan pelayanan terhadap produk-produk inovatif yang dapat menarik calon nasabah, dan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kinerja dalam operasional bank.

d Bagi Masyarakat

Membantu masyarakat dalam mendapatkan informasi dan bahan pertimbangan untuk menginvestasikan dananya ke bank syariah dan memperoleh pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) syariah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

F. Kerangka Teori

Penafsiran yang sempit tentang pemasaran ini terlihat dari definisi American Marketing Association 1960, yang menyatakan pemasaran adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen. Disamping penafsiran ini terdapat pula pandangan yang lebih luas, yang menyatakan pemasaran merupakan proses kegiatan yang mulai jauh sebelum barang-barang / bahan-bahan masuk dalam proses produksi. Dalam hal ini banyak keputusan pemasaran yang harus dibuat jauh sebelum produk itu dihasilkan, seperti keputusan mengenai produk yang dibuat, pasarnya, harga, dan promosinya.5

Rencana pemasaran lebih dititik beratkan pada produk/pasar dan pengembangan strategi dan program pemasaran yang terinci dengan baik agar dapat memperoleh sasaran/tujuan produk dalam pasar. Dengan kata lain, rencana pemasaran


(23)

10

merupakan instrumen terpadu untuk mengarahkan dan memadukan upaya pemasaran tersebut. Isi rencana pemasaran paling sedikit harus berisi rangkuman, pimpinan, situasi pemasaran saat ini, analisis peluang dan masalah, sasaran, strategi pemasaran, program kegiatan, anggaran rugi laba, dan pengendalian.6

Menurut Kotler konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.7

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah bersubsidi adalah8 pembiayaan yang diterbitkan oleh lembaga penerbit pembiayaan yang telah beroperasi dengan prinsip syariah dalam rangka pemilikan rumah sederhana sehat (RSH) yang dibeli dari pengembang. Produk pembiayaan pada Bank Syariah yaitu KPR Syariah bersubsidi yang khusus diberikan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang merupakan program yang dicanangkan oleh Kementerian Perumahan Rakyat (KEMENPERA) bekerjasama dengan lembaga keuangan penerbit. KPR subsidi ini diatur sendiri oleh pemerintah, sehingga tidak semua masyarakat yang mengajukan kredit diberikan fasilitas ini. Secara umum pembatasan yang ditetapkan pemerintah

6 Ali Hasan, Marketing Bank Syariah (Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank

Syariah), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hal. 31.

7Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Penerjemah Hendra Teguh,

dkk. Edisi XII, Jilid ke 1 (Jakarta: Indeks, 2009), hal. 19.

8 Kamus Istilah KEMENPERA, Pengertian KPR Syariah Bersubsidi, diakses pada 12


(24)

11

dalam memberikan subsidi adalah penghasilan pemohon dan maksimum kredit yang diberikan. Pemohon tergolong dalam Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) atau masyarakat menengah bawah adalah keluarga/rumah tangga yang berpenghasilan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat tentang pengadaan perumahan dan permukiman dengan dukungan fasilitas subsidi perumahan melalui KPR/KPRS Bersubsidi.

Menurut Kementerian Perumahan Rakyat (KEMENPERA), kelompok sasaran yang dapat mengikuti Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau pembiayaan perumahan subsidi yaitu yang memiliki penghasilan tetap maupun tidak tetap paling banyak Rp 4.000.000 perbulan. Apabila memiliki penghasilan melebihi yang telah ditentukan maka tidak dapat dikatakan sebagai Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan tidak diperbolehkan mengikuti program tersebut.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mengerjakan sesuatu secara sistematis dan metodologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari proses berpikir, analisis berpikir serta mengambil kesimpulan yang tepat dalam suatu penelitian.


(25)

12

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif,9 yaitu dengan cara penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari oleh data-data yang ada kemudian dianalisis lebih lanjut untuk kemudian ditarik kesimpulan. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu menggali sumber dari hasil studi kepustakaan dan wawancara yang dilakukan terhadap pihak yang bersangkutan yakni BTN Syariah cabang Tangerang. Penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang berkesinambungan sehingga tahap pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian.10

2. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh penulis bertempat di Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah cabang Tangerang.

3. Batasan Penelitian

Untuk menghindari meluasnya pembahasan pada penelitian ini, penulis menganggap perlu untuk membatasi penelitian ini agar tetap fokus dan terarah pada permasalahan yang akan dibahas dan mencapai hasil yang diharapkan. Batasan tersebut adalah sebagai berikut:

9

Widodo, Cerdik, Menyusun Proposal Penelitian Skripsi, Tesis dan Disertasi (Jakarta: MAGNA Script, 2004), hal.25.

10 Bagong Suyanto, Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, (Jakarta: Kencana, 2011), hal.172.


(26)

13

a. Bank pelaksana yang bekerja sama dengan KEMENPERA dalam menyalurkan pembiayaan KPR subsidi terdapat 7 (tujuh) Bank Nasional dan 17 (tujuhbelas) Bank Pembangunan Daerah, maka penulis hanya melakukan penelitian di salah satu bank pelaksana, yaitu BTN Syariah cabang Tangerang.

b. Penelitian ini hanya membahas program KPR sejahtera bersubsidi pemerintah yang diberikan untuk membiayai rumah berbasis Tapak.

c. Penelitian ini hanya mengambil data penyaluran KPR subsidi pada BTN Syariah cabang Tangerang periode tahun 2011 sampai tahun 2013.

4. Jenis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis sumber data yaitu: a. Data primer

Data primer yaitu merupakan data yang berasal dari data utama. Data primer yang diambil langsung dari perusahaan yang menjadi objek penelitian yaitu dengan teknik wawancara (interview) kepada pihak BTN Syariah cabang Tangerang terkait data-data tentang pembiayaan Kredit Pemilikan rumah (KPR) syariah bersubsidi tersebut sehingga dapat memecahkan masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini.


(27)

14

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh untuk melengkapi dan mendukung data primer yang berupa dokumen-dokumen ilmiah dan majalah, jurnal penelitian, literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 5. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan data skripsi ini, penulis menggunakan penelitian sebagai berikut:

a. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan untuk mendapatkan data sekunder melalui pengumpulan dan penyelidikan data-data pada kepustakaan khususnya yang berhubungan dengan pokok masalah yang diteliti.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penulis mengumpulkan data secara langsung ke tempat objek penelitian. Teknik pengumpulan data dengan melalui dua cara, yaitu:

1. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah penelitian didapat langsung dari pihak BTN Syariah cabang Tangerang. 2. Wawancara (interview), yaitu melakukan tanya jawab dengan pihak yang

terlibat, yaitu Staf Financing BTN Syariah (interviewee) dengan penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung.


(28)

15

6. Teknik Analisis data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data dimana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian menganalisisnya sehingga bisa memaparkan persoalan tentang strategi pemasaran pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) syariah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah pada BTN Syariah cabang Tangerang.

Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data hasil dokumentasi dan wawancara dengan BTN Syariah cabang Tangerang, setelah semua data tentang pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) syariah bersubsidi terkumpul, penulis akan menjabarkan tentang strategi pemasaran pembiayaan Kredit Pepemilikan Rumah (KPR) syariah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah, selanjutnya akan ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yang penulis lakukan.

H. Teknik Penulisan

Penulisan dan penyusunan skripsi ini berdasarkan pedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012”.


(29)

16

I. Sistematika Penulisan

Penulis membagi skripsi ini menjadi beberapa bab dan sub bab agar mendapat arah dan gambaran yang jelas untuk mempermudah penulis dalam membahas skripsi ini. Berikut sistematika penulisannya secara lengkap:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, metede penelitian, teknik penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tinjauan pustaka terhadap hal-hal yang akan dibahas, yang berisikan pengertian umum tentang teori pemasaran, teori KPR syariah bersubsidi, dan review studi terdahulu

BAB III GAMBARAN UMUM PEMBIAYAAN KPR BTN SEJAHTERA TAPAK iB

Bab ini berisi tentang latar belakang dan perkembangan Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah, visi dan misi, struktur dan profil pengurus, produk-produk pada BTN Syariah, dan produk KPR BTN sejahtera tapak iB.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian mengenai pemasaran pembiayaan KPR BTN sejahtera tapak iB, pembiayaan KPR BTN sejahtera tapak iB periode 2011-2013,


(30)

17

kendala-kendala yang dihadapi BTN Syariah kantor cabang Tangerang dalam memasarkan produk pembiayaan KPR BTN sejahtera tapak iB.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan penelitian yang telah penulis lakukan dan jawaban atas perumusan masalah yang telah dipaparkan dan saran-saran yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya serta bahan pertimbangan dalam kontribusi pemikiran.


(31)

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Penafsiran yang sempit tentang pemasaran ini terlihat dari definisi American Marketing Association 1960, yang menyatakan pemasaran adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen. Disamping penafsiran ini terdapat pula pandangan yang lebih luas, yang menyatakan pemasaran merupakan proses kegiatan yang mulai jauh sebelum barang-barang / bahan-bahan masuk dalam proses produksi. Dalam hal ini banyak keputusan pemasaran yang harus dibuat jauh sebelum produk itu dihasilkan, seperti keputusan mengenai produk yang dibuat, pasarnya, harga, dan promosinya.11

Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep, memberi harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi.12

Pemasaran merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa. Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, maka setiap perusahaan perlu melakukan riset pemasaran, karena dengan

11 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, hal.3.

12 Carl McDaniel dan Roger Gates, Riset Pemasaran Kontemporer, Penerjemah Sumiyarto,


(32)

19

melakukan riset pemasaran inilah bisa diketahui keinginan dan kebutuhan konsumen yang sebenarnya.13

Philip Kotler mendefinisikan pengertian pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mepertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.14

Lalu apa yang membedakan pemasaran bank dengan pemasaran produk lainnya. Tidak ada yang terlalu membedakan Antara pemasaran bank dengan pemasaran lainnya, melainkan karakteristik produknya, dimana produk yang dijual bank adalah lebih bersifat jasa dan bukan barang. Sehingga produk yang dijualnya sedikit abstrak atau tidak dapat dilihat secara nyata namun tetap dapat dirasakan oleh nasabah. Karena perbedaan tersebut strategi pemasaran yang diterapkan haruslah yang tepat yaitu strategi pemasaran bagi produk jasa.15

Sehingga secara umum dapat diartikan bahwa pemasaran bank merupakan suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan kepada nasabah.16 Produk atau jasa bank yang dimaksud disini

antara lain produk penghimpunan dana bank berupa giro, tabungan, dan deposito; serta

13 Kasmir, Pemasaran Bank, Edisi Revisi, Cet.IV (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 53. 14 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, hal. 7.


(33)

20

produk penyaluran dana berupa pembiayaan baik pembiayaan yang bersifat konsumtif maupun produktif baik dengan menggunakan akad murabahah, bagi hasil, sewa atau akad pelengkap lainnya; ataupun jasa bank pendukung lainnya seperti transfer, bank garansi, kafalah, inkaso, safe deposit box, kartu kredit, letter of credit, dsb.

2. Tujuan Pemasaran

Setiap tindakan yang dilakukukan apakah oleh perusahaan atau badan usaha tentu mengandung suatu maksud dan tujuan tertentu. Penetapan tujuan ini disesuaikan dengan keinginan pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Badan usaha dalam menetapkan tujuan hendak dicapai dapat dilakukan dengan berbagai pertimbangan matang, kemudian ditetapkan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam prakteknya tujuan suatu perusahaan dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek biasanya hanya bersifat sementara dan juga dilakukan sebagai langkah untuk mencapai tujuan jangka panjang. Demikian pula dalam hal menjalankan kegiatan pemasaran suatu perusahaan memiliki banyak kepentingan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Secara umum tujuan pemasaran bank adalah untuk:

a. Memaksimumkan konsumsi, atau dengan kata lain, memudahkan dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang.


(34)

21

b. Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadi ujung tombak pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan kepada nasabah lainnya melalui ceritanya (getuk tular).

c. Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memilki beragam pilihan pula.

d. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien.17

3. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, konsep pemasaran merupakan orientasi perusahaan yang menekankan bahwa tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar, dan selanjutnya memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut sehingga dicapai tingkat kepuasan langganan yang melebihi dari kepuasan yang diberikan oleh para pesaing.18


(35)

22

Menurut Kotler konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.19 Kemudian kunci yang kedua adalah pemberian kepuasan seperti yang diinginkan oleh konsumen secara lebih efektif dan lebih efisien dari yang dilakukan pesaing.

Konsep inti dari kegiatan pemasaran sesuai syariah adalah:20

a. Kebutuhan, keinginan dan permintaan

Kebutuhan merupakan tuntutan dasar manusia, yang terdiri dari kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Keinginan merupakan bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual atau dibentuk oleh lingkungan masyarakat. Permintaan adalah keinginan manusia yang didukung oleh daya beli. Keingingan dapat berubah menjadi permintaan bila disertai dengan daya beli.

b. Produk (jasa dan barang)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk yang dijual pada industri perbankan adalah produk yang sifatnya jasa, sehingga pemasar harus mampu melakukan inovasi pemasaran yang cocok untuk pemasaran jasa.

19 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, hal. 19. 20 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, hal. 7.


(36)

23

c. Nilai, biaya, dan kepuasan

Nilai dapat diartikan sebagai perbedaan antara nilai yang dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya untuk memiliki produk tersebut. Nilai disini dapat diartikan sebagai nilai nominal, yaitu harga dari produk tersebut. Sementara kepuasan pelanggan adalah apa yang didapat oleh konsumen dibandingkan dengan persepsi konsumen atas produk tersebut.

d. Pertukaran, transaksi, dan hubungan

Pertukaran yang merupakan konsep inti dari pemasaran, mencakup perolehan produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Pertukaran disini dapat pula bermakna pertukaran manfaat produk yang dimiliki perusahaan kepada konsumen.

e. Pasar

Pasar adalah perangkat pembeli yang aktual dan potensial dari sebuah produk. Untuk mencapai pasar sasaran, ada tiga jenis saluran pemasaran yang dapat digunakan, yaitu saluran komunikasi, saluran distribusi, dan saluran jasa.

f. Pemasaran, pemasar, dan prospek

Pemasaran berarti mengolah pasar untuk menghasilkan pertukaran dengan tujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar adalah pihak yang memasarkan atau menawarkan manfaat suatu produk kepada pihak lain yang menjadi pasar sasaran dari produk tersebut. Sementara prospek adalah pihak yang merupakan


(37)

24

Pada dasarnya pengertian konsep pemasaran mempunyai persamaan dengan konsep pemasaran bank. Konsep pemasaran (produksi) berorientasi pada kebutuhan konsumen, sedangkan konsep pemasaran berorientasi pada konsumen (nasabah). Konsep pemasaran bank mengandung arti:21

a. Mempunyai falsafah yang mantap dan bertanggung jawab b. Berorientasi pada nasabah di satu pihak

c. Menguntungkan perusahaan di pihak lain

4. Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan strategi kombinasi yang dilakukan oleh berbagai perusahaan dalam bidang pemasaran. Hampir semua perusahaan melakukan startegi ini guna mencapai tujuan pemasarannya, apalagi dalam kondisi persaingan yang demikian ketat saat ini. Kombinasi yang terdapat dalam komponen marketing mix harus dilakukan secara terpadu. Artinya, pelaksanaan dan penerapan komponen ini harus dilakukan dengan memperhatikan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Karena antara satu komponen dengan komponen lainnya saling berkaitan erat guna mencapai tujuan perusahaan dan tidak efektif jika dijalankan sendiri-sendiri.

Penggunaan bauran pemasaran (marketing mix) dalam dunia perbankan dilakukan dengan menggunakan strategi yang sesuai dengan kebutuhan bank. Dalam


(38)

25

prakteknya strategi bauran pemasaran terdiri dari pemasaran untuk produk yang berupa barang maupun jasa. Khusus untuk produk yang berbentuk barang jasa diperlakukan strategi yang sedikit berbeda dengan produk barang.

Kotler menyebutkan strategi bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat P (4P), yaitu Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat / Saluran Distribusi), Promotion (Promosi).22

a. Product (Produk), yaitu produk merupakan keseluruhan konsep objek yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan terhadap produk adalah konsumen tidak hanya membeli bentuk fisik dari produk itu saja, tetapi juga membeli manfaat dan nilai dari produk tersebut.23

b. Price (Harga), yaitu pada setiap produk barang ataupun jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran dapat menentukan harga pokok dan harga jual suatu produk. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam suatu penetapan harga antara lain biaya, keuntungan, harga yang ditetapkan oleh pesaing dan perubahan keinginan pasar.24

c. Place (Tempat), yaitu dalam pemasaran perbankan, pemilihan lokasi (tempat) sangat penting, dalam nenentukan lokasi pembukaan kantor cabang atau kantor

22 Kasmir, Pemasaran Bank, hal. 119.


(39)

26

kas termasuk peletakkan mesin ATM, bank harus mampu mengidentifikasi sasaran pasar yang dituju berikut sesuai dengan inti bisnis dari perusahaan.25

d. Promotion (Promosi), yaitu merupakan komponen yang dipakai untuk memberitahukan dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan, sehingga pasar dapat mengetahui tentang produk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Adapun kegiatan yang termasuk dalam aktivitas promosi adalah periklanan,

personal selling, promosi penjualan, dan publisitas.26

5. Konsep Pemasaran Dalam Islam

Konsep dasar spritualisasi marketing adalah tata olah cipta, rasa, hati, dan karsa (implementasi) yang dibimbing oleh integritas keimanan, ketakwaan, dan ketaatan kepada syariat Allah Swt. Jika iman, takwa, dan taat syariat ini semu, maka aktivitas

marketing yang dilakukan itu tidak ada sangkut pautnya dengan syariat Islam.27 Dalam syariah marketing, bisnis yang disertai dengan keikhlasan semata-mata hanya untuk mencari keridhaan Allah, maka seluruh bentuk transaksinya insya Allah menjadi ibadah dihadapan Allah Swt. Ini akan menjadi bibit dan modal dasar baginya untuk tumbuh menjadi bisnis yang besar, yang memiliki spiritual brand, yang memiliki kharisma, keunggulan, dan keunikan yang tidak tertandingi. Dalam spiritual marketing, hal-hal yang sekiranya dapat merugikan konsumen akan berusaha untuk dihindarkan.

25 Ibid., hal. 16. 26 Ibid., hal. 15.


(40)

27

Dalam syariah marketing, perusahaan tidak hanya berorientasi kepada keuntungan semata, namun turut pula berorientasi pada tujuan lainnya yaitu keberkahan. Perpaduan konsep keuntungan dan keberkahan ini melahirkan konsep

maslahah, yaitu suatu perusahaan syariah akan berorientasi pada pencapaian maslahah

yang optimal. Konsep keberkahan bagi sebagian pihak merupakan konsep yang abstrak karena secara keilmuan tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, namun inilah salah satu konsep inti pada syariah marketing yang menjadi landasan pada suatu perusahaan berorientasi syariah.28

Pemasaran syariah itu didefinisikan sebagai suatu disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Jadi pemasaran syariah dijalankan berdasarkan konsep keislaman yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. Konsep pemasaran syariah sendiri sebenarnya tidak berbeda jauh dari konsep pemasaran yang kita kenal. Dalam pemasaran Islam dikenal dengan integritas dan transparansi, sehingga marketer tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, bukan karena diskonnya atau iming-iming hadiah belaka.29

Strategi pemasaran dirancang untuk memenangkan customer mind (mind share), alat untuk memenangkan itu, marketer harus mampu melakukan segmentasi, menetapkan target pasar (targeting), dan memposisikan produk secara tepat dibenak konsumen (positioning) yang lebih baik dari kompetitor. Dengan melihat pertumbuhan


(41)

28

pasar, keunggulan kompetitif, dan situasi persaingan kita dapat melihat potensi pasar yang baik agar dapat memenangkan mind share. Selanjutnya syariah marketing value

melihat brand sebagai nama baik yang menjadi identitas seseorang atau perusahaan, sehingga misalnya perusahaan yang mendapatkan the best customer service dalam bisnisnya sehingga mampu mendapatkan heart-share.

Konsep pemasaran syariah ini sendiri sudah digunakan dan berkembang seiring berkembangnya ekonomi syariah. Terdapat perusahaan dan bank khususnya yang berbasis syariah telah menerapkan konsep ini dan telah mendapatkan hasil yang positif. Ke depannya diperkirakan marketing syariah ini akan terus berkembang dan dipercaya masyarkat karena nilai-nilainya yang sesuai diinginkan masyarakat, yaitu kejujuran. Pemasaran syariah merupakan sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari inisiator kepada stake holdersnya yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam islam.

6. Perbedaan Pemasaran Syariah dan Pemasaran Konvensional

Terdapat beberapa hal yang menjadi pembeda antara pemasaran syariah dan pemasaran konvensional, yaitu:30

a. Konsep dan Filosofi Dasar


(42)

29

Perbedaan mendasar antara pemasaran syariah dan pemasaran konvensional adalah dari filosofi yang melandasinya. Pemasaran konvensional merupakan pemasaran yang bebas nilai dan tidak mendasarkan Ketuhanan dalam setiap aktivitas pemasarannya. Sehingga dalam pemasaran konvensional dapat seorang pemasar memberikan janji-janji kosong hanya sebagai pemikat konsumen untuk membeli produk yang hanya mementingkan pencapaian target penjualan yang telah ditetapkan perusahaan. Dalam pemasaran syariah, seorang pemasar harus merasakan bahwasanya dalam setiap aktivitas pemasarannya ia harus selalu diawasi oleh Allah Swt, sehingga ia pun akan sangat berhati-hati dalam memasarkan produk yang dijualnya dan tidak akan memberikan sesuatu yang menyesatkan bagi nasabahnya.

b. Etika Pemasar

Seorang pemasar syariah sangat memegang teguh etika dalam melakukan pemasaran kepada calon konsumennya. Ia tidak akan memberikan janji bohong, atau terlalu melebih-lebihkan produk yang ditawarkannya dan menceritakan dengan jujur produk yang ditawarkannya. Dibandingkan dengan pemasar konvensional, ia cenderung menggunakan segala macam cara demi mendapatkan konsumen bahkan dengan cara yang tidak dibenarkan syariat yang sewaktu-waktu menimbulkan kekecewaan dari konsumen terhadap kualitas produknya.

c. Pendekatan Terhadap Konsumen


(43)

30

berada di posisi yang sama. Nilai kekeluargaan sangat terasa pada pemasaran syariah karena konsep mitra sejajar ini menyebabkan seorang pemasar syariah sudah menganggap konsumen sebagai saudaranya sendiri. Dalam pemasaran konvensional, konsumen diletakkan sebagai obyek untuk mencapai target penjualan semata. Konsumen dapat dirugikan karena antara janji dan realitas seringkali berbeda. Perusahaan setelah mendapatkan target penjualan, tidak akan mempedulikan lagi konsumen yang telah membeli produknya tanpa memikirkan kekecewaan atas janji produk yang ditawarkan.

d. Cara Pandang Terhadap Pesaing

Dalam perbankan syariah tidak menganggap pesaing sebagai pihak yang harus dikalahkan atau bahkan dimatikan. Konsep persaingan dalam pemasaran syariah menempatkan pesaing sebagai pemacu dirinya untuk menjadi lebih baik tanpa harus menjatuhkan pesaingnya. Konsep persaingan dalam pemasaran konvensional menganggap pesaing sebagai pihak lawan yang harus dikalahkan bahkan jika bisa dimatikan agar eksistensi perusahaan dapat semakin maju. Konsep ini mengakibatkan perusahaan tersebut minim akan inovasi karena tidak ada motivasi dari pesaing. e. Budaya Kerja dalam Institusi Bank Syariah

Perbankan syariah harus mempunyai budaya kerja yang berbeda dari perbankan konvensional, sehingga mampu menjadi suatu keunggulan yang dapat sebagai nilai tambah di pandangan masyarakat. Budaya kerja yang harus ditanamkan pada setiap


(44)

31

sumber daya insani yang bekerja di perbankan syariah haruslah berbudaya kerja yang meneladani sifat Rasulullah Saw.

B. KPR Syariah Bersubsidi

1. Pengertian Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi

Sebelum kita mengetahui pengertian KPR syariah bersubsidi, mari kita pahami terlebih dahulu apa definisi Pembiayaan. Pembiayaan atau yang bisa disebut Penyaluran dana (Financing) adalah salah satu jenis usaha bank syariah. Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:31

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;

b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk

ijarah muntahiya bittamlik;

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna;

d. Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qard; dan

e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multi jasa. Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan


(45)

32

sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.32

Pembiayaan dengan prinsip jual beli ditujukan untuk memiliki barang.33 Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.

Pembiayaan digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan tujuan, yaitu pembiayaan yang bersifat produktif dan pembiayaan yang bersifat konsumtif. Pembiayaan produktif adalah bentuk pembiayaan yang bertujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi, mulai dari saat pengumpulan bahan mentah, pengolahan, dan sampai kepada proses penjualan barang-barang yang sudah jadi. Pembiayaan produktif bertujuan untuk memungkinkan penerima pembiayaan dapat mencapai tujuannya yang apabila tanpa pembiayaan tersebut tidak mungkin dapat diwujudkan. Pembiayaan konsumtif adalah bentuk pembiayaan yang bertujuan untuk memperoleh barang-barang atau kebutuhan-kebutuhan lainnya guna memenuhi keputusan dalam konsumsi.34

Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) termasuk pembiayaan yang bersifat konsumtif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk pembiayaan yang bersifat

32 M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis

(Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), hal. 146.

33 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisi Fiqih dan Keuangan (Jakarta: Rajawali Press, 2011),

hal. 97.

34 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Bank: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi


(46)

33

kebutuhan konsumtif, seperti pembiayaan untuk pembelian rumah, kendaraan bermotor, pembiayaan pendidikan dan apapun yeng bersifat konsumtif.35

KPR atau Kredit Pemilikan Rumah Syariah adalah fasilitas kredit atau pembiayaan yang diberikan lembaga keuangan syariah dalam hal ini bank syariah bagi seluruh lapisan masyarakat untuk membantu memiliki rumah beserta tanah dengan fasilitas cicilan tetap dengan margin keuntungan yang telah disepakakati bersama antar bank dan nasabah, yang mewajibkan nasabah untuk mengembalikan dana tersebut sesuai jangka waktu yang telah ditentukan bersama. Harga jualnya biasanya sudah ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan pembeli. Harga jual rumah ditetapkan di awal ketika nasabah menandatangani perjanjian pembiayaan jual beli rumah, dengan angsuran tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Dengan adanya kepastian jumlah angsuran bulanan yang harus dibayar sampai masa angsuran selesai, nasabah tidak akan dipusingkan dengan masalah naik/turunnya angsuran ketika suku bunga bergejolak. Pembiyaan rumah ini dapat digunakan untuk membeli rumah (rumah, ruko, rukan, apartemen) baru maupun bekas, membangun atau merenovasi rumah.

Sebelum pembiayaan direalisasikan, terlebih dahulu harus dibuat akad atau perjanjian yang mengatur hak dan kewajiban antara bank dengan nasabah penerima fasilitas pembiayaan. Dalam praktik, akad atau perjanjian pembiayaan memiliki


(47)

34

berbagai macam istilah, antara lain perjanjian pembiayaan, persetujuan membuka pembiayaan, dan sebagainya.

Disamping mengatur hak dan kewajiban bank serta nasabah, perjanjian atau persetujuan antara bank dengan nasabah penerima fasilitas pembiayaan (debitur) juga berfungsi sebagai perikatan pokok dari perjanjian pengikatan jaminan

(accessoir).

Pada KPR syariah bersubsidi tidak terdapat perbedaan yang jauh mengenai konsep dasar yang terkandung pada KPR syariah non subsidi. Pada KPR syariah bersubsidi terdapat suatu keringan yang berikan oleh pemerintah dalam memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat kelas ekonomi menengah kebawah.

Pembiayaan KPR syariah bersubsidi adalah pembiayaan yang diterbitkan oleh lembaga penerbit pembiayaan yang telah beroperasi dengan prinsip syariah dalam rangka pemilikan rumah sederhana sehat (RSH) yang dibeli dari pengembang.36

Menurut Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 3 dan 4 tahun 201237, Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera syariah Tapak, yang selanjutnya disebut KPR Sejahtera Syariah Tapak, adalah pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dengan dukungan FLPP yang diterbitkan oleh Bank Pelaksana yang beroperasi secara syariah

36 Kamus Istilah KEMENPERA, Pengertian KPR Syariah Bersubsidi”, diakses pada 12

Februari 2014 dari http://www.kemenpera.go.id/?op=kamus&page=1&act=detail&kat=K&srch=&fld=

37 Permenpera Nomor 3 Tahun 2014 mengatur tentang Pengadaan Perumahan Melalui

Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera Dengan Dukungan FLPP. Sedangkan Permenpera Nomor 4 Tahun 2014 mengatur tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Perumahan Melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera Dengan Dukungan FLPP.


(48)

35

kepada MBR dalam rangka pemilikan Rumah Sejahtera Tapak yang dibeli dari orang perseorangan dan/atau Badan Hukum.

Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) adalah dukungan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat.

MBR adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan Pemerintah untuk memperoleh rumah. Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat tentang pengadaan perumahan dan permukiman dengan dukungan fasilitas subsidi perumahan melalui KPR/KPRS Bersubsidi.38

KPR syariah subsidi ini diberikan kepada Kelompok Sasaran yaitu Masyarakat MBR yang memiliki penghasilan tetap maupun tidak tetap maksimal sebesar Rp 4.000.000 perbulan.

Dalam memenuhi kebutuhan rumah bersubsidi, diperlukan kerja sama antara pihak developer, bank dan pemerintah yaitu dengan Kementerian Perumahan Rakyat (KEMENPERA). Pada KPR subsidi nasabah diberikan banyak sekali kemudahan dan keringanan yang diberikan pemerintah dibandingkan dengan KPR biasa atau non subsidi, yaitu:

a. Jangka waktu pelunasan KPR mencapai 20 tahun


(49)

36

b. Margin yang ringan sebesar 7,25% per tahun c. Uang muka dan biaya pengurusan sangat ringan

d. Angsuran ringan dan tetap sampai dengan masa pelunasan berakhir e. Mendapatkan asuransi jiwa dan asuransi kebakaran secara cuma-cuma

2. Rukun dan Syarat Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi

Inti dari sebuah rukun dalam pembiayaan jual beli yaitu kerelaan (ridha) kedua belah pihak untuk melakukan transaksi atau akad jual beli. Akan tetapi, karena unsur kerelaan itu merupakan unsur hati yang sulit untuk digambarkan, maka diperlukanlah indikasi yang menunjukkan kerelaan itu dari kedua belah pihak yang melakukan transaksi atau akad.39 Maka diperlukanlah sebuah rukun-rukun dalam jual beli yang harus dipenuhi sehingga dapat dikatakan sah.

Sebagaimana rukun pembiayaan KPR syariah yang secara umum sama dengan rukun dalam jual beli dapat dikatakan sah apabila, yaitu:40

a. Ada pihak yang berakad (penjual dan pembeli) adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual dan pihak yang memerlukan atau akan membeli barang b. Ada barang yang diperjual belikan serta harga barang (objek yang diakadkan) c. Shigat (lafal ijab dan qabul)

39 Abdul Rahman Ghazaly, dkk, Fiqh Muamalat (Jakarta: Kencana, 2010), hal.71.


(50)

37

Syarat bai’ al-murabahah adalah:

a. Penjual harus memberitahu biaya modal kepada nasabah

b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan c. Kontrak harus bebas dari riba

d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian

e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian.

3. Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi Dengan Akad Murabahah

Konsep pembiayaan kredit rumah ini diadopsi oleh Perbankan Islam kedalam jenis produk pendanaan dengan akad murabahah. Pihak bank membeli rumah yang diperlukan nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah sebesar harga beli ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati oleh bank dan nasabah.

Murabahah adalah transaksi jual beli di mana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin). Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Dalam perbankan syariah murabahah


(51)

38

Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad, sementara pembayaran dilakukan secara tangguh/cicilan.41

Secara singkat, murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts karena dalam murabahah

ditentukan besarnya required rate of profit (keuntungan yang ingin diperoleh). Karena dalam definisinya disebut adanya “keuntungan yang disepakati”, karakteristik murabahah adalah penjual harus memberitahu pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.42

Bai’ al-murabahah merupakan suatu akad yang telah memberikan banyak

manfaat kepada bank syariah. Salah satu keuntungan tersebut muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem ini juga sangat sederhana, sehingga memudahkan penanganan administrasinya di bank syariah. Dalam sistem ekonomi saat ini, terdapat kesulitan-kesulitan dalam penerapan mudharabah dan musyarakah untuk pembiayaan beberapa sektor. Oleh karena itu, beberapa pandangan membolehkan penggunaan murabahah sebagai bentuk pembiayaan alternatif dengan syarat-syarat tertentu.

41 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisi Fiqih dan Keuangan, hal. 98.


(52)

39

Pada mulanya murabahah bukan merupakan bentuk pembiayaan, melainkan hanya alat untuk menghindar dari riba (bunga) dan bukan merupakan instrumen ideal untuk mengemban tujuan real ekonomi Islam. Instrumen ini hanya digunakan sebagai langkah transisi yang diambil dalam proses islamisasi ekonomi, dan penggunaannya hanya terbatas pada islamisasi ekonomi, dan penggunaannya hanya terbatas pada kasus-kasus ketika mudharabah dan musyarakah tidak/belum dapat diterapkan. Murabahah muncul bukan hanya untuk menggantikan “bunga” dengan

“keuntungan”, melainkan sebagai bentuk pembiayaan yang diperbolehkan oleh ulama syariat dengan syarat-syarat tertentu. Apabila syarat-syarat ini tidak dipenuhi,

murabahah tidak boleh digunakan dan cacat menurut syariah.43

Salah satu produk bank syariah yang menggunakan akad murabahah, yaitu produk kredit pemilikan rumah atau KPR. Pembiayaan pemilikan rumah kepada perorangan untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan akan rumah (tempat tinggal) dengan mengunakan prinsip jual beli (murabahah) dimana pembayarannya secara angsuran dengan jumlah angsuran yang telah ditetapkan di muka dan dibayar setiap bulan. Harga jualnya biasanya sudah ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan pembeli.

Kredit pemilikan rumah haruslah terhindar dari praktek maisir (perjudian),

gharar (ketidakjelasan), riba (tambahan), dan batil (ketidakadilan). Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah


(53)

40

dan bebas riba. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli ditambah margin keuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. Nasabah kemudian membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

Dalam bank konvensional, riba ditemui ketika nasabah meminjam uang untuk membeli rumah. Sedangkan pada bank syariah tidak meminjamkan uang tetapi menjual rumah tersebut kepada nasabah. Akad yang dipakai adalah jual dan beli (murabahah)

4. Manfaat Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi

Pada umumnya manfaat pembiayaan KPR syariah bersubsidi adalah sama terhadap pembiayaan-pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah. Adapun manfaat bagi bank dan bagi nasabah.

a. Bagi Bank

Manfaat pembiayaan murabahah (KPR syariah) bagi bank, yaitu:

1. Sebagai salah satu bentuk penyaluran dana untuk memperoleh pendapatan dalam bentuk margin.44


(54)

41

2. Bank dapat dipercaya oleh nasabahnya dalam bermitra untuk menggunakan produk-produk/jasa yang ada di bank tersebut.

3. Pembiayaan perumahan merupakan produk yang sangat diminati oleh masyarakat untuk memiliki rumah, karena rata-rata masyarakat tidak mampu menyediakan dana yang cukup untuk membeli rumah secara cash/tunai. b. Bagi Nasabah

Manfaat pembiayaan murabahah (KPR syariah) bagi nasabah, yaitu:

1. Memudahkan masyarakat untuk memiliki rumah bersubsidi pemerintah dengan cara mencicil tanpa perlu menunggu memiliki dana cash untuk membeli sebuah rumah.

2. Nasabah tidak akan dipusingkan dengan sistem bunga yang ada pada bank konvensional apabila suku bunga tidak stabil. Karena pada KPR syariah nasabah hanya perlu membayar cicilan seharga rumah ditambah dengan biaya-biaya serta margin keuntungan yang diperuntukan bagi bank, serta cicilan tersebut bersifat tetap sampai pembiayaan tersebut lunas.

3. Masyarakat golongan menengah bawah yang mengajukan KPR bersubsidi akan mendapatkan keuntungan dan keringanan yang tidak akan didapat dari KPR non subsidi.


(55)

42

Dari beberapa skripsi dan jurnal yang terdapat di perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum maupun perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap beberapa sumber kepustakaan, agar tidak terjadi pengulangan penelitian terhadap objek yang sama dan untuk membandingkan antara penelitian terdahulu agar mendukung materi dalam penelitian ini, maka penulis melakukan review studi terdahulu. Adapun review studi terdahulu yang penulis telah kaji adalah:

1. “Analisa Pembiayaan Kepemilikan Rumah (KPR) BTN Syariah (Studi Kasus Pada Bank BTN Syariah Unit Usaha Harmoni Jakarta).” Oleh Dian Lestari Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2006. Pembahasan dalam skripsi ini betujuan untuk mengetahui konsep, prosedur atau mekanisme pembiayaan KPR syariah, mengetahui tinjauan hukum islam, mengetahui prosedur penentu margin dan mengetahui kebijakan bank yang berkenaan dengan KPR serta menganalisis dan mengevaluasi berdasarkan analisis SWOT dan strateginya. Hasil dari penelitian ini adalah KPR syariah merupakan praktek murabahah dengan pesan, bila rukun dan syarat pada akad ini terpenuhi semuanya maka dapat dikatakan bahwa transaksi tersebut sah. Prosedur dan mekanisme pengajuan pembiayaan KPR syariah meliputi empat tahap, yaitu tahapan pengajuan permohonan pembiayaan KPR, tahapan analisa (analisa kemampuan, kemauan, dan agunan), tahapan persetujuan, dan tahapan pelaksanaan/penandatanganan akad.


(56)

43

2. “Konsep Kelayakan Nasabah dalam Mengajukan Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi (Studi Kasus Pada BTN Syariah).” Oleh Siti Nurul Mariana Konsentrasi Perbankan Syariah Prodi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2009. Pembahasan dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui penerapan konsep operasional pembiayaan KPR syariah bersubsidi yang ditawarkan oleh BTN Syariah, mengetahui perkembangan yang dijalankan oleh BTN Syariah terhadap pembiayaan KPR syariah bersubsidi, dan mengetahui pembiayaan KPR syariah bersubsidi di BTN Syariah sudah sesuai prinsip syariah yang berlaku. Hasil dari penelitian ini adalah prosedur operasional dalam memberikan pembiayaan KPR subsidi adalah nasabah mengisi formulir permohonan dan melengkapi data-data pribadi yang diperlukan pihak bank, setelah itu bank memverifikasi ulang data nasabah tersebut untuk ke tahap selanjutnya. Perkembangan dari program pembiayaan KPR syariah bersubsidi ini pada tahun 2005 hanya baru 5 nasabah saja yang sudah disalurkan, akan tetapi telah mengalami pertumbuhan yang sangat cepat dan pada tahun 2009 menjadi 5000 nasabah. Pembiayaan KPR syariah bersubsidi di BTN Syariah sudah sesuai prinsip-prinsip syariah, karena semua produk bank syariah yang ada di Indonesia sudah memiliki persetujuan oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan pembiayaan KPR subsidi ini menggunakan


(57)

44

menjadi milik atau atas nama bank yang selanjutnya dijual kepada nasabah dengan harga pokok ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati.

3. “Analisis Kebijakan Kepemilikan Rumah (KPR) Bersubsidi Dengan SKIM Syariah (Studi Kasus Pada Bank BTN Syariah Unit Usaha Harmoni Jakarta)”. Oleh Abdi Kurniawan Alusyi Konsentrasi Perbankan Syariah, Prodi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010. Pembahasan dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pembiayaan BTN Syariah dalam menyediakan KPR bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah dengan skim syariah, mengetahui sistem penyaluran pembiayaan BTN Syariah dalam menyalurkan KPR syariah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah, mengetahui tingkat keberhasilan BTN Syariah dalam penyaluran KPR syariah bersubsidi. Hasil dari penelitian ini adalah mekanisme pembiayaan KPR yang sering digunakan oleh perbankan syariah adalah pertama akad murabahah dengan jual beli bayar angsur,

kedua akad istishna atau jual beli pesanan, dan ketiga akad ijarah muntahia bittamlik (IMBT) atau sewa beli (leasing syariah). Pada BTN Syariah secara umum mekanisme penyaluran hamper sama dengan KPR syariah pada umumnya, yang membedakan terdapat persyaratan tambahan, yaitu surat keterangan belum mempunyai rumah yang dikeluarkan oleh kantor kelurahan dan kantor kecamatan nasabah menetap. Tingkat keberhasilan BTN Syariah dalam menyalurkan KPR syariah bersubsidi belum dapat mencapai target yang ditentukan untuk wilayah


(58)

45

Tangerang, yaitu hanya 25% dari target 200 unit yang ditentukan untuk wilayah Tangerang.

Berdasarkan review terhadap studi terdahulu, sudah jelas perbedaan pembahasan dengan skripsi yang akan penulis bahas, yaitu pada skripsi terdahulu membahas analisis kelayakan nasabah dalam mengajukan pembiayaan KPR Syariah bersubsidi, mekanisme pembiayaan KPR bersubsidi dengan skim syariah, sistem penyaluran pembiayaan KPR bersubsidi, dan penyelesaian KPR bermasalah pada. Sedangkan skripsi yang akan penulis bahas menekankan strategi pemasaran yang dilakukan pihak perusahaan dalam meningkatkan penyaluran pembiayaan Kredit Pemilikan rumah (KPR) syariah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah, pembiayaan KPR syariah bersubsidi pada objek penelitian di periode tahun sebelumnya, serta kendala pemasaran pembiayaan Kredit Permilikan Rumah (KPR) syariah bersubsidi.


(59)

46

BAB III

GAMBARAN UMUM PEMBIAYAAN KPR BTN SEJAHTERA TAPAK iB

A. Latar Belakang dan Perkembangan Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah

Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah merupakan Strategic Bussiness Unit (SBU) atau Unit Usaha Syariah (UUS) dari Bank Tabungan Negara (BTN) yang menjalankan bisnis dengan prinsip syariah, mulai beroperasi pada tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan Kantor Cabang Syariah pertama di Jakarta. Pembukaan SBU ini guna melayani tingginya minat masyarakat dalam memanfaatkan jasa keuangan Syariah dan memperhatikan keunggulan prinsip Perbankan Syariah, adanya Fatwa MUI tentang bunga bank, serta melaksanakan hasil RUPS tahun 2004.45

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi ketiga hal diatas, Bank Tabungan Negara mencoba membuka operasional unit usaha syariah melalui:

a. Jaringan Kantor Cabang Syariah

b. Jaringan Dibawah Kantor Cabang Syariah c. Layanan Syariah Di Jaringan Kantor Cabang

45 BTN, “Latar Belakang BTN Syariah”, diakses pada 9 April 2014 dari


(60)

47

Unit Usaha Syariah Bank BTN menawarkan layanan finansial yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dengan berbagai Produk Pembiayaan dan Produk Pendanaan. Melalui beragam produk dan layanan perbankan dengan skema keuangan yang bervariasi, serta beroperasi dengan prinsip bagi hasil, Unit Usaha Syariah menjadi alternatif solusi perbankan yang kredibel dan menguntungkan segenap segmen masyarakat Indonesia. Pengembangan perbankan syariah di Indonesia sesuai Arsitektur Perbankan Indonesia (API) melalui sistem perbankan ganda (Dual BankingSystem) mendorong Bank BTN Konvensional dan Unit Usaha Syariah bersinergi untuk turut mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas, guna meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional.46

Sepanjang tahun 2013, Unit Usaha Syariah berhasil mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Total Asset mengalami pertumbuhan sebesar 24,87% dari posisi Desember 2012 sebesar Rp 7,66 triliun menjadi sebesar Rp 9,57 triliun pada bulan Desember 2013. Laba pada bulan Desember 2013 mencapai Rp 229,39 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 64% dari Desember 2012 sebesar Rp 140,02 miliar. Realisasi Pembiayaan Baru pada Desember 2013 sebesar Rp 4,47 triliun. Realisasi Desember 2013 mengalami pertumbuhan 26% dari Desember 2012 sebesar Rp 3,56 triliun. Pertumbuhan ini didominasi oleh sektor perumahan dengan komposisi sebesar 57%, sementara untuk non perumahan sebesar 43%. Posisi


(61)

48

Pembiayaan Desember 2013 sebesar Rp 8,08 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 35% dari Desember 2012 sebesar Rp 6,00 triliun.

Pertumbuhan ini didominasi oleh sektor perumahan dengan komposisi sebesar 63%, sementara untuk sektor non perumahan hanya sebesar 37%. Dana Pihak Ketiga Desember 2013 sebesar Rp 6,59 triliun, atau mengalami pertumbuhan 15% dari Desember 2012 sebesar Rp 5,75 triliun. Pertumbuhan DPK didominasi oleh Deposito berjangka sebesar Rp 4,58 triliun dibandingkan Giro sebesar Rp 1,15 triliun, Tabungan sebesar Rp 854,44 miliar. Non Performing Financing Desember 2012 sebesar Rp 142,78 miliar, pada Desember 2013 mengalami penurunan sebesar Rp 49,29 miliar menjadi sebesar Rp 93,49 miliar, dari sisi prosentase mengalami penurunan sebesar 1% dari Desember 2012 sebesar 2,38% menjadi 1,16% pada Desember 2013. Dengan perkembangan yang sangat positif tersebut, Unit Usaha Syariah meraih peningkatan Laba Tahun Berjalan di akhir 2013 sebesar 64%, dari pencapaian 2012 sebesar Rp 140,02 miliar menjadi sebesar Rp 229,39 miliar dan pencapaian tersebut memberikan kontribusi sebesar 15% terhadap total Laba Bank BTN.

Pengakuan atas kinerja Unit Usaha Syariah juga didapat dari banyaknya penghargaan yang diterima di tahun 2013, antara lain:47


(62)

49

Tabel 3.1

Penghargaan Unit Usaha Syariah BTN dari Berbagai Lembaga

LEMBAGA TEMA PENGHARGAAN KATEGORI

The Marketeers Silver Brand Champion of Most

Preferred KPR Brand Bank Aset < 100 Triliun

Info Bank 5th Best Overall Performance Islamic Businees Unit

Info Bank 1st Best Phone Handling Islamic Businees Unit

Info Bank Sharia Finance Awards Kinerja Keuangan 2012

Karim Business

Consulting 2

nd Sharia Skill Competition Kinerja Keuangan 2012

Karim Business Consulting

3rd The Most Expansive Third

Party Fund Sharia Unit, Aset > 500 M

Karim Business

Consulting 3

rd The Best Sharia Unit Sharia Unit, Aset > 500 M

Karim Business Consulting

3rd The Most Expansive

Financing Sharia Unit, Aset > 500 M

MENPERA 1

st Bank Pelaksana KPR Sejahtera

Melalui Program FLPP

Pelaksana KPR Sejahtera Terbaik Kategori Bank Syariah

1. Tujuan Pendirian

a. Untuk memenuhi kebutuhan Bank dalam memberikan pelayanan jasa keuangan syariah.

b. Mendukung pencapaian sasaran laba usaha Bank.

c. Meningkatkan ketahanan Bank dalam menghadapi perubahan lingkungan usaha.


(63)

50

2. Perkembangan Jaringan

Jaringan UUS Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah telah memiliki jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jaringan Unit Usaha Syariah di Indonesia

NO JENIS JUMLAH

1 Kantor Cabang Syariah 22

2 Kantor Cabang Pembantu Syariah 21

3 Kantor Layanan Syariah 240

B. Visi dan Misi

Visi dan Misi Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah sejalan dengan Visi Bank Bank Tabungan Negara (BTN) yang merupakan Strategic Business Unit dengan peran untuk meningkatkan pelayanan dan pangsa pasar berdasarkan bisnis sesuai syariah. Visi dari BTN Syariah, yaitu "Menjadi Strategic Business Unit BTN yang sehat dan terkemuka dalam penyediaan jasa keuangan syariah dan mengutamakan kemaslahatan bersama." SedangkanMisi BTN Syariah, yaitu:

a. Mendukung pencapaian sasaran laba usaha BTN.

b. Memberikan pelayanan jasa keuangan Syariah yang unggul dalam pembiayaan perumahan dan produk serta jasa keuangan Syariah terkait sehingga dapat


(64)

51

memberikan kepuasan bagi nasabah dan memperoleh pangsa pasar yang diharapkan.

c. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip Syariah sehingga dapat meningkatkan ketahanan BTN dalam menghadapi perubahan lingkungan usaha serta meningkatkan shareholders value.

d. Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan segenap stakeholders

serta memberikan ketentraman pada karyawan dan nasabah.


(65)

52

D. Produk-Produk Pada BTN Syariah

1. Produk Pendanaan (funding) BTN Syariah

a. Tabungan BTN Batara iB

Tabungan BTN Batara iB adalah Produk Tabungan sebagai media penyimpanan dana dalam rupiah dengan menggunakan akad sesuai syariah yaitu Wadi’ah, bank tidak menjanjikan bagi hasil tetapi dapat memberikan bonus yang menguntungkan dan bersaing bagi nasabah. Melalui prinsip ini, Unit Usaha Syariah tidak memberikan bagi hasil kecuali bonus yang tidak diperjanjikan (athaya). Pemberian bonus dibagikan secara bulanan, sehingga nasabah akan menerima pembagian bonus setiap bulan. Melalui produk ini, Bank BTN memberikan kemudahan dan kenyamanan layanan, antara lain hanya dengan setoran awal Rp 50.000 dapat memiliki Tabungan BTN Batara iB.

Pembukaan rekening, penyetoran maupun penarikan dana tabungan dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang Syariah Bank BTN dan Kantor Layanan Syariah pada Kantor Cabang/Kantor Cabang Pembantu serta Bank BTN (Konvensional) di seluruh Indonesia. Demikian halnya dengan keleluasaan dalam melakukan transaksi melaui ATM yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran di tempat-tempat yang berlogo Visa serta dapat digunakan diseluruh mesin ATM yang berlogo Link, Bersama, Visa dan Plus di dalam dan di luar Negeri.


(66)

53

b. Tabungan BTN Prima iB

Tabungan BTN Prima iB adalah Produk Tabungan sebagai media penyimpanan dana dalam rupiah dengan menggunakan akad sesuai syariah yaitu Mudharabah Mutlaqah,bank menjanjikan bagi hasil yang menguntungkan dan bersaing bagi nasabah atas simpanannya. Prinsip ini mengakui bahwa pendanaan yang ditanam nasabah merupakan investasi, di mana nasabah akan menerima hasil pembagian sesuai rasio (nisbah) yang telah disepakati dengan Bank. Nisbah dibayarkan ke rekening nasabah secara bulanan.

c. Tabungan BTN Haji iB

Tabungan BTN Haji iB adalah Produk tabungan sebagai media penyimpanan dana dalam rupiah untuk Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH), dengan menggunakan akad sesuai syariah yaitu Mudharabah Mutlaqah

(Investasi), bank menjanjikan bagi hasil yang menguntungkan dan bersaing bagi nasabah atas simpanannya. Untuk memenuhi kebutuhan ibadah Haji, Unit Usaha Syariah Bank BTN menyediakan Tabungan BTN Haji iB. Tabungan ini memang khusus digunakan untuk melengkapi kebutuhan naik haji nasabah dan didasarkan pada prinsip Mudharabah. Dengan prinsip ini, nasabah akan menerima pembagian bagi hasil sesuai nisbah atau rasio yang telah disepakati dengan Bank. Selanjutnya, Unit Usaha Syariah akan membayar pembagian hasil tersebut ke


(67)

54

Kentungan dan kenyamanan layanan yang diperoleh nasabah antara lain, hanya dengan setoran awal Rp100.000 dapat memiliki Tabungan BTN Haji iB, sedangkan penyetoran lanjutan maupun penarikan dana tabungan dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang Syariah Bank BTN dan layanan Syariah pada Kantor Cabang/Kantor Cabang Pembantu Bank BTN (konvensional) di seluruh Indonesia. System pada Kantor Cabang Syariah telah online dengan SISKOHAT Departemen Agama, sehingga apabila dana nasabah telah mencukupi, nasabah dapat melakukan pembayaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji dan langsung mendapatkan porsi keberangkatan. Selain itu, nasabah diprioritaskan terdaftar sebagai Calon Jemaah Haji setelah memperoleh dan menunjukkan Surat Pendaftaran Pergi Haji dari KANDEPAG domisili penabung.

d. TabunganKu iB

TabunganKu iB adalah produk tabungan perorangan dengan syarat yang mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama-sama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

e. Giro BTN iB

Giro Batara iB adalah simpanan dana Perorangan/Korporasi untuk memperlancar aktivitas bisnis dan penarikan dana dapat dilakukan dengan cek/bilyet giro atau sarana pemindahbukuan lainnya. Menggunakan akad sesuai syariah yaitu Wadi’ah, bank tidak menjanjikan bagi hasil tetapi boleh memberikan


(68)

55

bonus yang menguntungkan bagi nasabah. Nasabah dapat memanfaatkan produk ini untuk membantu aktifitas dan kelancaran transaksi keuangan untuk kegiatan usahanya. Selain itu, Giro BTN iB memberikan berbagai fasilitas, seperti fasilitas jaringan Kantor Cabang Syariah yang terus bertambah dan jaringan ATM Bank BTN serta jaringan ATM Bersama, Link, Visa dan Plus yang tersebar luas di dalam dan luar negeri.

f. Giro BTN Prima iB

Giro BTN Prima iB merupakan produk penyimpanan dana yang bersifat investasi atau berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan Cek, Bilyet Giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau melalui pemindahbukuan, dengan imbalan bagi hasil yang bersaing bagi nasabah berdasarkan prinsip Mudaharabah. Giro BTN Prima iB merupakan produk yang diluncurkan sejak bulan November 2009 dan menerapkan prinsip Mudharabah.

Dengan prinsip ini, nasabah diharuskan menjaga saldo minimal tertentu selama jangka waktu yang telah disepakati bersama. Nasabah akan menerima bagi hasil sesuai nisbah atau rasio yang telah disepakati dengan Bank. Giro BTN Prima iB memberikan fasilitas tambahan sebagai media transaksi yang terkait dengan Program BPO/BPPT atau Bantuan Pengembangan Operasional/Bantuan Pengembangan Perguruan Tinggi, yaitu suatu program yang diberikan kepada


(1)

122

e. Tidak adanya controlling dari pemerintah untuk memantau pergerakan harga property khususnya harga tanah yang terus mengalami kenaikan dibatas kewajaran.

Tangerang, 12 Agustus 2014 A.n. Branch Manager BTN Syariah Tangerang

CATUR APRIALIS Financing Service


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)