Pengaruh Ritual Kraton Terhadap Keberagamaan Masyarakat Sekitar

gaib. Para pengembang ajaran islam di Pulau Jawa Wali Songo tidak menolak tradisi Jawa tersebut, melainkan memanfaatkannya sebagi senjata dakwah. Para Wali menyusun ilmu-ilmu gaib dengan tatacara lelaku yang lebih islami, misalnya puasa, wirid mantra bahasa campuran arab-jawa yang intinya adalah doa kepada Allah. Mungkin alasan mengapa tidak disusun mantra yang seluruhnya berbahasa Arab adalah agar orang jawa tidak merasa asing dengan ajaran-ajaran yang baru mereka kenal. 10

F. Pengaruh Ritual Kraton Terhadap Keberagamaan Masyarakat Sekitar

Menurut catatan para ahli sejarah, ajaran agama Islam masuk ke pulau Jawa sekitar abad XI Masehi. Ajaran Islam ini dibawa oleh para mubaligh dari Pasai Aceh Utara dan para pedagang dari Gujarat. Selain itu, ada pula yang diajarkan langsung oleh para pedagang Islam Arab, yang berdagang di berbagai Kerajaan pesisir Nusantara ketika itu. 11 Ritual yang diselenggarakan oleh kraton, khususnya ritual keagamaan mempunyai pengaruh terhadap keberagamaan masyarakat yang berada di sekitarnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Blok dan Stark, bahwa salah satu yang mempengaruhi tingkat keberagamaan seseorang adalah keterlibatan tingkat ritual ritual involvement, yaitu tingkat sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban ritual agama mereka. 12 10 http:www.jawapalace.org 11 Uka Tjandrasasmita, Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-Kota Muslim di Indonesia; Dari Abad XIII sampai XVIII Masehi, Kudus: Menara Kudus, 2000, h.21 12 Masri Singarimbun, Sofian Efendi, Metodologi Penelitian Survei, Jakarta : LP3ES, 1989, hal 126 Keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan ritual yang diadakan oleh kraton, serta pengaruh kekuasaan kraton pada waktu itu, memberikan dampak yang begitu besar terhadap sikap keberagamaan masyarakat. Seperti apa yang diungkapkan oleh KRMAT Anton Danu Hadiningrat : “Bagi saya, keberadaan kraton sangat berpengaruh terhadap keberagamaan saya. Sejak kecil saya sudah dekat dengan kraton. Hingga saat ini – usia 76 tahun – saya masih dekat dengan kraton. Hal tersebut yang membuat saya berpendapat apa yang sering kraton lakukan berkenaan dengan kraton mempunyai dampak terhadap masyarakat yang berada di sekitarnya.” 13 Namun tidak semua masyarakat disekitar kraton Surakarta Hadiningrat sependapat dengan apa yang diungkapkan oleh Mas Anton. Beberapa di antara mereka menganggap bahwa kegiatan keagamaan kraton tidak ada pengaruhnya terhadap keberagamaan mereka. Muhajirin, seorang penduduk Baluarti berkata: “Bagi saya, keberadaan kraton tidak ada pengaruhnya sama sekali. Saya dari lahir sudah tinggal di sini. Yang saya rasakan adalah bahwa sikap keberagamaan saya tumbuh dan berkembang karena didikan keluarga. Tidak ada pengaruh dari kraton. Keberadaan kraton bagi saya hanya sebagai warisan budaya.” 14 Ritual keagamaan kraton oleh masyarakat disikapi dengan beragam. Masing-masing mempunyai penafsiran tersendiri dengan adanya ritual tersebut. Hal ini tidak dapat dipungkiri, mengingat kelurahan Baluwarti berpenduduk yang beragam pula. Sugiharto, seorang guru di sebuah SMA Negeri Surakarta berpendapat: “Bagi saya, ritual keagamaan kraton sedikit mempunyai pengaruh bagi masyarakat yang berada di sekitarnya. Hal ini mengingat bahwa apa yang diselenggarakan oleh kraton adalah salah satu syiar agama Islam. Sehingga 13 wawancara pribadi dengan KRMAT Anton Danu Hadiningrat, Solo, tanggal 12 Oktober 2006 14 wawancara pribadi dengan Muhajirin, Solo, tanggal 12 Oktober 2006 berbagai ritual keagamaan tersebut memberi dampak bagi keberagamaan masyarakat. 15

G. Varian Keberagamaan Masyarakat di Sekitar Kraton Surakarta Hadiningrat