Cara Penulisan Transliterasi PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2 memahami budaya serta langkah stereotip dalam mereproduksi makna teks sumber. 2 Dengan kata lain, penerjemahan tidak hanya terpaku pada padanan secara leksikal yang ada pada kamus saja, tetapi juga harus mampu memaknainya dari sisi teks, koteks, dan konteks. Sebab keberterimaan hasil terjemahan akan dirasakan oleh pembaca. Seperti yang diungkapkan Machali bahwa pembaca hanya melihat ‘hasil’ praktik penerjemah, bukanlah praktik penerjemahannya. 3 Penerjemahan dibagi menjadi teks dan nonteks. Pada penerjemahan teks, objek yang diterjemahkan mengacu pada tulisan yang terdapat dalam pelbagai teks cetak, sedangkan untuk objek penerjemahan nonteks adalah bunyi bahasa sumber yang diterjemahkan secara langsung sesuai makna yang terkandung dalam bahasa sasaran. Apabila dirincikan penerjemahan teks memiliki kajian yang lebih luas lagi, seperti buku, dokumen hukum, naskah fiksi maupun nonfiksi, termasuk teks yang terdapat pada kemasan produk. Dalam hal ini teks produk termasuk ke dalam wilayah penerjemahan teks lokalisasi atau penerjemahan terhadap suatu produk yang akan dipasarkan di suatu wilayah. 4 Kata produk diartikan sebagai barang atau jasa yang dibuat dan ditambah gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi. 5 Dalam KBBI dijelaskan pula bahwa produk termasuk di antaranya benda atau yang bersifat kebendaan seperti barang, bahan, dan hasil kerja. Hal ini menarik karena produk merupakan salah satu barang yang akrab dengan kehidupan sehari-hari. Produk yang dimaksudkan dalam pembahasan ini 2 Geoffrey Samuelsson-Brown, A Practical Guide for Translators, Great Britain: Short Run Press Ltd., 2010, h. 34. 3 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah: Panduan Lengkap bagi Anda yang Ingin Menjadi Penerjemah Profesional, Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2009, h. 30. 4 Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, Tangerang Selatan: Alkitabah, 2014, h. 33. 5 Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi keempat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 1213. 3 merupakan olahan makanan dalam negeri yang pada bungkus kemasannya tertera teks bahasa Indonesia sebagai TSu dan teks bahasa Arab sebagai TSa. Jika diamati bahasa produk sedikit berbeda dengan bahasa buku. Bahasa produk lebih singkat, padat, jelas. Berbeda dengan bahasa buku yang lebih deskriptif dan terperinci. Fokus utama perhatian peneliti ialah strategi dalam menerjemahkannya. Berikut contoh lingkup kajian yang melatarbelakangi penelitian ini. Contoh teks berikut terdapat pada produk Richeese dan Richoco yang masih dalam satu perusahaan oleh PT. Kaldu Sari Nabati Indonesia. Pada kemasan tersebut tertera teks ‘wafer krim cokelat’ dan ‘wafer krim keju’ yang diterjemahkan menjadi ﻢ û ِﺮ ﻛ ٌﺔ َﻗﺎ َﻗ َر ُﺗ َﻻ ْﻮ ُﻛ ْﻮ ﱡﺸ ﻟ ا dan َﻨ ْﺒ ُﺠ ﻟ ﺎ ﺑ ْﺮ ِﻔ û َو . Apabila dianalisis kata demi kata, maka pada teks pertama, ‘coklat’ diterjemahkan ﱡﺸ ﻟ ا ْﻮ ُﻛ ْﻮ َﻻ ُﺗ , ‘wafer’ diterjemahkan َر َﻗ َﻗﺎ ٌﺔ , dan ‘krim’ diterjemahkan ِﺮ ﻛ û ﻢ . Semua kata tersebut dipadankan ke dalam bahasa Arab secara literal. Lain halnya dengan teks kedua, ‘wafer’ diterjemahkan َو û ِﻔ ﺮ dan ‘krim keju’ menjadi ِﺑ ْﻟﺎ ُﺠ ْﺒ َﻨ . Inilah salah satu ragam strategi penerjemahan yang apabila dianalisis keduanya memiliki strategi penerjemahan yang berbeda. Contoh tersebut merupakan teks yang sering kita temukan dalam kemasan sebuah produk makanan. Pengetahuan mengenai strategi penerjemahan merupakan salah satu teori yang harus dimiliki oleh seorang penerjemah. Tanpa pengetahuan ini, dapat dipastikan hasil terjemahan akan sulit untuk dipahami oleh pembaca TSa. Paling tidak penerjemah mampu memadankannya sedekat mungkin ke dalam BSa. Penelitian mengenai analisis strategi penerjemahan pada teks kemasan produk masih jarang dilakukan, khususnya dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab. Seorang penerjemah tidak hanya dituntut untuk dapat menerjemahkan dari 4 bahasa asing ke dalam bahasa sendiri, tetapi juga dituntut untuk dapat menerjemahkan dari bahasa sendiri ke dalam bahasa asing. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini mengangkat judul, “ STRATEGI PENERJEMAHAN BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA ARAB PADA TEKS KEMASAN PRODUK MAKANAN RINGAN.”

B. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah penelitian dan menghindari perluasan masalah, peneliti merumuskannya melalui pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi penerjemahan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab yang terdapat pada teks kemasan produk makanan ringan? 2. Jenis strategi apa yang paling banyak digunakan oleh penerjemah saat menerjemahkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab pada teks kemasan produk makanan ringan?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan: 1. Mengetahui ragam strategi penerjemahan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab yang terdapat pada teks kemasan produk makanan ringan. 2. Mengetahui jenis strategi penerjemahan yang banyak digunakan oleh penerjemah saat menerjemahkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab pada teks kemasan produk makanan ringan.