Kondisi Umum Lokasi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung selama 3 bulan yaitu pada bulan Maret sampai Mei 2010. Lokasi Penelitian ini adalah Kawasan Hutan Lindung Aek Nauli, Kawasan yang terletak di Desa Sibaganding Kecamatan Girsang Sipangani Bolon Kabupaten Simalungun.

3.2 Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Hutan Lindung Aek Nauli Parapat secara administratif berada di kawasan ini terletak di Desa Sibaganding Kecamatan Girsang Sipangani Bolon Kabupaten Simalungun. Selain itu daerah ini juga diapit oleh 2 dua kota, yaitu Parapat yang berjarak ± 10,5 km dan kota Pematang Siantar ± 33,5 km. Jarak Aek Nauli ke kota Medan ± 163,5 km yang memerlukan waktu ± 4 jam perjalanan. Letak Kawasan Hutan Lindung Aek Nauli secara geografis, berada di antara 20 41’ sampai 20 44’ LU dan 98 57’ sampai dengan 98 58’ BT. Kawasan ini terletak pada ketinggian 1200 m dpl. Mempunyai topografi datar, bergelombang, berbukit dan berada pada kemiringan lereng datar sampai curam. Luas lokasi keseluruhannya ± 1.750 Ha. Kawasan ini berbatasan dengan: - Sebelah Utara : Danau Toba Parapat - Sebelah Selatan : Kecamatan Lumban Julu - Sebelah Barat : Danau Toba Parapat - Sebelah Timur : Kecamatan Dolok Parmonangan Universitas Sumatera Utara Hutan Lindung Aek Nauli, Kabupaten Toba Samosir yang berada pada ketinggian ± 1.200-1.750 m dpl, merupakan daerah yang terdiri dari tebing-tebing yang tinggi, jurang yang terjal, sungai yang deras, sehingga setengah dari luas wilayah hutan ini praktis tidak tersentuh tangan-tangan manusia BKSDA 1 SUMUT, 2003. Menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Fergusson, hutan penelitian Aek Nauli termasuk iklim tipe A dengan intensitas curah hujan tahunan 2.525,22 mm data Statistik BPK – PS tahun 1990-2000. Suhu udara rata-rata 19,8 C rata-rata minimum 16,8 C dan rata-rata suhu maksimum 23 C, rata-rata kelembaban udara 62,7 rata-rata kelembaban udara minimum dan maksimum adalah 49,6 BKSDA 1 SUMUT, 2003. Hutan ini memiliki tekstur tanah berliat halus, lempung berpasir, lempung berliat, berlempung halus, liat berdebu, lempung berdebu, lempung liat berdebu dan berdebu halus, pH tanah 5,3 – 6,9; Suhu tanah 18 C – 20 C; Serta kelembaban udara sekitar 83 - 91. Pada tingkat keasaman tanah di lokasi penelitian ini berada dibawah standart normal pH = 7. Melihat kisaran pH ini dapat dijelaskan bahwa berkaitan dengan proses pelapukan bahan-bahan organik yang ada dilapisan top soil. Pembusukan dan peristiwa dekomposisi oleh dekomposer yang merubah bahan-bahan organik berupa serasah dedaunan, kayu yang membusuk dan semua sisa hewan mati, mengakibatkan pergeseran derajat keasaman menjadi kurang dari 7,0. BKSDA 1 SUMUT, 2003. Universitas Sumatera Utara

3.3 Alat dan Bahan