Dukungan dari pasangan hidup berpengaruh langsung terhadap nyeri pasien, hal ini yang dikemukakan oleh Block dkk 1988, yaitu dari sampel
penelitian diperoleh bahwa pasien kanker yang merasa memperoleh dukungan dari pasangan hidupnya melaporkan nyeri yang lebih banyak dari pasien yang
merasa tidak memperoleh dukungan dari pasangannya.
5. Hubungan Perilaku Nyeri Pasien Kanker Kronis dengan Kehadiran Pasangan Hidup
Pasangan hidup suami atau istri merupakan seorang sumber dukungan sosial yang penting bagi pasien dan dapat berperan sebagai seseorang yang mengakhiri
diskriminasi dan penguat yang selektif terhadap ekspresi perilaku nyeri pasien Fordyce, 1976 dalam Harahap, 2007. Pernyataan yang sama juga dinyatakan
oleh Kremer dan koleganya 1985 yaitu bahwa respon pasangan terhadap nyeri yang ditunjukkan dapat menguatkan dan merangsang perilaku nyeri pasien.
Flor, Breinstein, Birbelurner dan Furst 1994 melakukan studi untuk melihat hubungan interaksi perkawinan dan kecemasan pasangan hidup dalam
mempersepsikan stimulus nyeri akut dan reaksi psikolofisiologi. Penelitian ini dilakukan dengan meneliti perilaku nyeri pasien ketika pasangan dihadirkan
dengan tidak. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pasien yang memiliki pernikahan yang baik, pasangan hidupnya memberikan kecemasan yang lebih
tinggi daripada pernikahan yang berkonflik dan pasien yang memiliki pasangan dengan kecemasan yang tinggi menunjukkan ekspresi nyeri yang lebih sedikit
atau dapat dikatakan bahwa pasien menyembunyikan nyeri yang dirasakan. Dari
Universitas Sumatera Utara
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kehadiran pasangan terhadap perilaku nyeri pasien.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual
Dukungan pasangan hidup pasien akan mempengaruhi perilaku nyeri pasien. Penelitian ini dikembangkan atas konsep di atas yaitu akan ditemukannya ada
perbedaan perilaku nyeri yang ditunjukkan pasien pada saat didampingi pasangan hidupnya dengan saat tidak didampingi. Observasi perilaku nyeri pasien kanker
kronis akan dilakukan dalam dua kondisi yang berbeda. Pada observasi yang pertama, pasangan hidup pasien diminta mendampingi pasien di ruangan
sedangkan pada observasi yang kedua pasangan hidup pasien diminta untuk keluar dari ruangan kemudian akan dibandingkan hasil observasi perilaku nyeri
yaitu antara perilaku nyeri pasien kanker kronis pada saat didampingi pasangan dengan tidak didampingi.
2. Kerangka Penelitian