BAB 5 PEMBAHASAN
Kinerja dokter dalam pengisian rekam medis dalam penelitian ini mayoritas masih belum baik. Sebanyak 76,6 responden kategori kinerjanya dalam pengisian
rekam medis belum sesuai dengan yang diamanatkan Pasal 5 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 269 Menkes PerIII 2008 tentang Rekam Medis.
Sesuai pasal tersebut, setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis, setelah pasien menerima pelayanan.
Pembuatan rekam medis dilaksanakan melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien. Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu dan
tanda tangan dokter; dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung. Selanjutnya pada Pasal 6 dikatakan, dokter,
dokter gigi dan atau tenaga kesehatan tertentu bertanggung jawab atas catatan dan atau dokumen yang dibuat pada rekam medis.
Berdasarkan UU RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, sanksi pidana bagi yang tidak mengindahkan pembuatan rekam medis dimaksud dengan
sengaja adalah kurungan paling lama 1 satu tahun atau denda paling banyak Rp 50 juta.
Universitas Sumatera Utara
Besarnya persentase responden yang tidak mengisi rekam medis dengan baik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ancaman sanksi dari UU tersebut belum
efektif. Rumah sakit sebagai institusi yang seyogyanya mengawasi dan menegakkan ketentuan tersebut, belum menjalankan fungsi tersebut secara baik.
Dwiyanto dalam Trisnantoro 2005 mencatat beberapa fenomena patologi dari birokrasi rumah sakit di Indonesia, di antaranya bahwa proses akreditasi yang
tercampur dengan pengaruh birokrat menumbulkan ketakutan sehingga justru menghilangkan esensi dari proses akreditasi yaitu pengembangan mutu pelayanan.
Menurutnya, yang terjadi adalah ketakutan untuk tidak lulus akreditasi sehingga dengan berbagai cara, pengelola rumah sakit mencoba untuk lulus. Pada akhirnya
dapat terjadi sebuah rumah sakit sangat sibuk mengejar lulus akreditasi tetapi melupakan prasyarat dasar untuk menjadi sebuah lembaga usaha yang baik dalam
pelayanan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN