Reaksi Karoten Dengan Asam

Catherine : Pembuatan Garam Kalsium Karotenil Sulfat Dan Pengaruh Sifat Pemantapnya Terhadap Metil Ester Tidak Jenuh, 2010. Adisi alkena dengan asam sulfat membentuk alkil hidrogen sulfat yang larut dalam asam sulfat. Adisi alkena dengan asam sulfat juga dapat membentuk bahan polimer dan tar, yang dapat menimbulkan bau yang tidak enak dan berwarna coklat hingga hitam. CH 2 CH 2 C C H H OSO 2 H H H H H 2 SO 4 + Polimer Kokosa, J. 2002 Kombinasi asam sulfat dengan ikatan rangkap menghasilkan sulfat ester seperti reaksi di bawah. CH CH CH CH H O SO 2 OH Sulfat ester ini tidak stabil dan mudah terhidrolisa walaupun terikat langsung pada hidoksi asam lemak rantai panjang dan asam sulfat. Kombinasi gugus CH 2 yang berikatan langsun g dengan gugus CH=CH yang tidak jenuh. CH CH CH R 1 R 2 H + H 2 SO 4 CH CH CH R 1 R 2 SO 3 H + H 2 O Trask, R. 1956

2.3.1. Reaksi Karoten Dengan Asam

Telah lama diketahui bahwa karotenoid direaksi dengan asam kuat H 2 SO 4 akan membentuk kompleks berwarna biru. Minyak ikan kod, dengan kandungan vitamin A yang tinggi, membentuk warna ungu terang dengan reagent yang sama. Tidak ada karotenoid biru yang terdapat di alam dalam bentuk yang tidak terkomplekskan. Kildahl G., 2007. Karoten dalam minyak kelapa sawit bereaksi dengan asam kuat dalam kondisi anhidrat untuk membentuk kation biru-hijau yang terabsorpsi pada panjang Catherine : Pembuatan Garam Kalsium Karotenil Sulfat Dan Pengaruh Sifat Pemantapnya Terhadap Metil Ester Tidak Jenuh, 2010. gelombang kira-kira 900 nm. kation tersebut diperoleh dari pertukaran proton dari - dan -karoten pada atom karbon ketujuh, dengan adanya delokalisasi muatan antara ikatan konjugasi atom kedelapan dan kesembilan. Liew, K. 1994. Pada -karoten, posisi paling aktif ada pada karbon nomor 7 dan 8. Protonasi atom karbon ke 7 pada rantai akan menghasilkan kation kembali pada atom karbon ke sembilan. Konsentrasi dari kation ini tergantung pada konsentrasi asam yang ditambahkan. Keseimbangan akan terbentuk antara karoten dan asam dengan adanya kation. Liew, K. 1994. Kation ini kurang stabil dalam temperatur kamar dan dapat hilang hanya dalam satu jam. Kation ini juga rentan diserang oleh air dan basa, dan molekul karoten dapat diperoleh kembali. Bagaimanapun, molekul karoten yang terbentuk kembali tersebut tidaklah sama dengan molekul karoten awal yang belum bereaksi dengan H 2 SO 4 . Liew, K. 1994. Gambar 2.3. Kromatogram HPLC dari ekstrak karoten. A Larutan karoten awal dan B Produk reaksi dari campuran minyak kelapa sawit dan larutan H 2 SO 4 . Catherine : Pembuatan Garam Kalsium Karotenil Sulfat Dan Pengaruh Sifat Pemantapnya Terhadap Metil Ester Tidak Jenuh, 2010. Kation yang terbentuk juga mudah terisomerisasi dan dengan adanya oksigen sisa dan asam sulfat pekat sebagai penyerang nukleofilik molekul minyak, menghasilkan molekul dengan konjugasi pendek. dan karoten + H + kation karoten kation karoten H + + produk oksidasi, isomerisasi dan produk lain Metode lain untuk membuat karbokation karotenoid antara lain: a Reaksi karoten dengan asam Lewis BF 3 -etherate sebagai pereaksi, dimana BF 3 sebagai elektrofil kuat, yang mampu menggeser elektron dari rantai poliena. Boron, merupakan unsur golongan ketiga dalam sistem periodik, yang mempunyai tiga elektron valensi dan oleh ikatan kovalen berikatan dengan tiga atom fluor masih mempunyai dua elektron untuk membentuk oktet pada elektron kulit terluar. Kompleks antara gas BF 3 dan eter melalui donasi pasangan elektron dari eter membentuk larutan BF3 yang relatif stabil. Gambar 2.4. Reaksi Karoten Dengan BF 3 b Pembuatan karbokation poliena dengan menggunakan asam protik diperoleh melalui reaksi dengan asam trifluoroasetat atau asam trifluoromethanesulfonat. Catherine : Pembuatan Garam Kalsium Karotenil Sulfat Dan Pengaruh Sifat Pemantapnya Terhadap Metil Ester Tidak Jenuh, 2010. c Reaksi alilik karotenol dengan CF 3 COOH atau CF 3 SO 3 H dalam CH 2 Cl 2 untuk selektif protonasi dari gugus hidroksil, dibandingkan protonasi rantai poliena. Gugus hidroksi yang terprotonasi merupakan gugus pergi yang baik. Gambar 2.5. Reaksi Karotenol dengan CF 3 COOH Kihdahl, G. 2007

2.3.2. Karotenoid Sulfat