Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Tanaman Kelapa Sawit 1 Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit

Morario : Komposisi Dan Distribusi Cacing Tanah Di Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Moeis Dan Di Perkebunan Rakyat Desa Simodong Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara, 2010. Pengelolaan perkebunan kelapa kelapa sawit PT. Moies yang lebih intensif dimana adanya teknik budi daya tanaman dengan mengubah kondisi tanah baik secara fisik, biologis maupun secara kimia, sedangkan pengelolaan perkebunan kelapa sawit rakyat di Desa Simodong kurang intensif dan lebih sederhana. Berdasarkan kondisi tersebut maka faktor fisik-kimia tanah dan jenis tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang terdapat pada di dua lokasi perkebunan tentulah berbeda, dimana hal itu sangat mempengaruhi komposisi komunitas dan distribusi cacing tanah. John 2007 menjelaskan bahwa keberadaan cacing tanah pada areal perkebunan sangat berperan dalam peningkatan produktivitas tanah. Hanafiah 2005 menjelaskan bahwa secara umum peranan cacing tanah merupakan sebagai bioamelioran jasad hayati penyubur dan penyehat tanah terutama melalui kemampuannya dalam memperbaiki sifat-sifat tanah, seperti ketersediaan hara, dekomposisi bahan organik, pelapukan mineral, dan lain-lain, sehingga mampu meningkatkan produktivitas tanah. Suin 1989 menjelaskan bahwa kepadatan populasi cacing tanah sangat bergantung pada faktor fisik-kimia tanah dan tersedianya makanan yang cukup bagi cacing tanah. Pada tanah yang berbeda faktor fisik-kimia tanahnya tentu kepadatan cacing tanahnya juga berbeda. Demikian juga jenis tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada suatu daerah sangat menentukan jenis cacing tanah dan kepadatan populasinya di daerah tersebut. Informasi mengenai ekologi, terutama tentang penyebaran dan kepadatan populasi cacing tanah di dua lokasi perkebunan kelapa sawit tersebut masih sedikit sekali. Sehubungan dengan uraian-uraian tersebut maka penulis merasa perlu melakukan penelitian tentang : ”Komposisi dan Distribusi Cacing Tanah di Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Moeis dan di Perkebunan Rakyat Desa Simodong Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara”.

1.2 Permasalahan

Morario : Komposisi Dan Distribusi Cacing Tanah Di Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Moeis Dan Di Perkebunan Rakyat Desa Simodong Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara, 2010. Adanya perbedaan pengelolaan tanah perkebunan kelapa sawit di PT. Moeis dan perkebunan kelapa sawit rakyat di Desa Simodong, sehingga berbeda komposisi komunitas dan distribusi cacing tanah di dua kawasan perkebunan kelapa sawit tersebut. Namun hingga saat ini belum diketahui bagaimana perbedaan komposisi komunitas dan distribusi cacing tanah di dua kawasan perkebunan kelapa sawit tersebut.

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui komposisi komunitas dan distribusi cacing tanah pada masing- masing lokasi perkebunan kelapa sawit

1.4 Hipotesis

Terdapat perbedaan komposisi komunitas dan distribusi cacing tanah di perkebunan kelapa kelapa sawit PT. Moeis dengan perkebunan kelapa kelapa sawit Rakyat di Desa Simodong.

1.5 Manfaat Penelitian

1 Dari penelitian diharapkan dapat diketahui komposisi komunitas dan distribusi cacing tanah di perkebunan kelapa sawit PT. Moeis dan perkebunan kelapa sawit rakyat di Desa Simodong, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Propinsi Sumatera Utara. 2 Dari penelitian akan diperoleh data yang diharapkan dapat berguna bagi pihak atau instansi terkait dan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya. Morario : Komposisi Dan Distribusi Cacing Tanah Di Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Moeis Dan Di Perkebunan Rakyat Desa Simodong Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara, 2010.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Kelapa Sawit 2.1.1 Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan oleh Jacquin 1763 sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Kelas : Monocotyledone Ordo : Arecales Famili : Arecaceae Genus : Elaeis Spesies : Elaeis guineensis Jacq.

2.1.2 Morfologi Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit dibedakan atas 2 bagian, yakni: bagian vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif tanaman kelapa sawit terdiri dari akar berupa akar serabut, batang dan daun. Batang tidak bercabang dan tidak memiliki kambium. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh yang terus berkembang membentuk daun. Batang berfungsi sebagai penyimpan dan pengangkut bahan makanan untuk tanaman serta sebagai penyangga mahkota daun. Daun kelapa sawit membentuk suatu pelepah bersirip genap dan bertulang sejajar. Panjang pelepah dapat mencapai 9 meter. Pelepah daun sejak mulai terbentuk Morario : Komposisi Dan Distribusi Cacing Tanah Di Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Moeis Dan Di Perkebunan Rakyat Desa Simodong Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara, 2010. sampai tua mencapai waktu ± 7 tahun; jumlah pelepah dalam 1 pohon dapat mencapai 60 pelepah. Jumlah anak daun tiap pelepah dapat mencapai 380 helai. Panjang anak daun dapat mencapai 120 cm Risza, 1994. Bagian generatif tanaman kelapa sawit terdiri dari bunga dan buah. Kelapa sawit mulai berbunga pada umur 12 bulan. Pembungaan kelapa sawit termasuk monoccious artinya bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada satu tandan yang sama. Namun terkadang dijumpai juga dalam 1 tandan terdapat bunga jantan dan bunga betina. Bunga seperti itu disebut bunga banci hermaprodit. Buah kelapa sawit termasuk buah batu yang terdiri dari 3 bagian yakni; lapisan luar epicarpium yang disebut kulit luar, lapisan tengah mesocarpium yang disebut daging buah, mengandung minyak sawit dan lapisan dalam endocarpium yang disbut inti, mengandung minyak inti. Diantar inti dan daging buah terdapat lapisan tempurung cangkang yang keras. Biji kelapa sawit terdiri dari 3 bagian yaitu; kulit biji spermodermis, tali pusat funiculus dan inti biji atau nucleus seminis Risza, 1994. Gambar 2.1 Morfologi Tanaman Kelapa Sawit Elaeis guineensis

2.1.3 Ekologi Tanaman Kelapa Sawit

Pada prisnsipnya kelapa sawit dapat tumbuh dan bereproduksi di hampir semua jenis tanah namun hendaknya memenuhi kriteria berikut; keasaman tanah pH 5,0-6,5, kemiringan lahan 0-15º, kedalaman air tanah 80-150 cm dari permukaan, drainase yang baik, kesuburan kimia yang cukup diketahui dari hasil analisa tanah. Iklim juga Morario : Komposisi Dan Distribusi Cacing Tanah Di Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Moeis Dan Di Perkebunan Rakyat Desa Simodong Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara, 2010. merupakan salah satu faktor pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit. Kelapa sawit hanya dapat tumbuh dan bereproduksi dengan baik di daerah yang beriklim tropis Hadi,2004. Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan kelapa sawit yaitu 2.500-3000 mm per tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun. Curah hujan yang terlalu tinggi mengakibatkan proses penyerbukan dan fotosintesis kurang optimal. Radiasi matahari juga dibutuhkan dalam jumlah yang cukup untuk proses fotosintesis, yaitu 1.800 jam penyinaran per tahun dengan lama penyinaran yang optimal 6-7 jam per hari. Suhu optimal rata-rata yang diperlukan oleh kelapa sawit yaitu 27-32ºC dengan kelembaban udara optimal 80-90 Hadi,2004.

2.1.4 Manfaat Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman tropis penghasil minyak nabati yang rendah kolesterol dan dapat diolah lebih lanjut menjadi suatu produk yang tidak hanya dikonsumsi untuk kebutuhan pangan minyak goreng, margarin, lemak dan lain-lain tetapi juga untuk kebutuhan lain seperti sabun, deterjen, BBM. Tandan kelapa sawit dapat dimanfaatkan menjadi pupuk, kompos dan bahan bakar. Batang kelapa sawit dapat dimanfaatkan menjadi bahan bangunan. Lumpur sludge kelapa sawit dapat dimanfaatkan menjadi sabun, pupuk dan pakan ternak Hadi,2004.

2.2 Klasifikasi

Dokumen yang terkait

“NINJA SAWIT” Di Desa Mariah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

1 79 106

Usaha Perkebunan Rakyat Di Aceh Selatan 1935-1950

0 38 79

Komposisi Dan Distribusi Mesofauna Tanah Di Perkebunan Kelapa Sawit PT Moeis Dan Perkebunan Rakyatdi Desa Simodong Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara

1 74 58

Prospek Pengembangan Kelapa Sawit Perkebunan Rakyat (Studi Kasus :KUD-P3RSU, Desa Aek Nabara, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan batu)

4 68 70

Komposisi dan Keanekaragaman Tumbuhan Bawah Pada Tanah Gambut dan Tanah Mineral di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Supra Matra Abadi (SMA) Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan

0 9 55

TAP.COM - KOMPOSISI KOMUNITAS DAN DISTRIBUSI CACING TANAH DI KAWASAN ...

0 0 57

Komposisi dan Keanekaragaman Tumbuhan Bawah Pada Tanah Gambut dan Tanah Mineral di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Supra Matra Abadi (SMA) Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan

0 0 11

Komposisi dan Keanekaragaman Tumbuhan Bawah Pada Tanah Gambut dan Tanah Mineral di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Supra Matra Abadi (SMA) Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan

0 0 2

Komposisi dan Keanekaragaman Tumbuhan Bawah Pada Tanah Gambut dan Tanah Mineral di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Supra Matra Abadi (SMA) Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan

0 1 3

Komposisi dan Keanekaragaman Tumbuhan Bawah Pada Tanah Gambut dan Tanah Mineral di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Supra Matra Abadi (SMA) Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan

0 1 5