Fiqi Raras Maja : Potensi Kepariwisataan Di Desa Namo Sialang Dan Desa Sei Serdang Di Kabupaten Langkat, 2009.
Kabupaten Langkat sebagai salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang memiliki berbagai ragam sumber daya alam dan budaya sebagai objek dan daya
tarik wisata merupakan salah satu aset potensial kepariwisataan nasional. Dengan perencanaan pembangunan dan pengembangan yang baik, semua aset kepariwisataan
yang dimiliki dapat dikembangkan dengan lebih baik. Hingga saat ini hampir semua aset potensial itu belum terkelola secara baik. Salah satu aset kepariwisataan kabupaten
langkat yang sangat potensial adalah desa Namo Sialang dan desa Sei Serdang. Wilayah kedua desa ini berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Gunung
LouserTNGL yang memiliki keanekaragaman hayati yang masih sangat terjaga. Selain itu, kawasan ini juga memiliki objek wisata yang dapat menjadi daya tarik bagi
wisatawan, antara lain air terjun, gua kalelawar, sumber air panas, dan sungai Batang Serangan yang masih sangat jernih airnya. Dengan berbagai potensi tersebut, masyarakat
kedua desa ini mengembangkan kawasan ekowisata. Masyarakat kedua desa ini mayoritas bersuku Karo,sehingga kebudayaan karo juga merupakan daya tarik tersendiri
bagi wisatawan yang berkunjung. Selain ekowisata kedua desa ini juga berpotensi mengembangkan wisata budayanya.
Berkenaan hal diatas, maka penulis merasa tertarik untuk menulis kertas karya dengan judul “ POTENSI KEPARIWISATAAN DI DESA NAMO SIALANG DAN
DESA SEI SERDANG DI KABUPATEN LANGKAT”.
1.2 Pembatasan Permasalahan
Kertas karya ini mencoba melihat masalah : bagaimana potensi kepariwisataan di desa Namo Sialang dan desa Sei Serdang di kabupaten Langkat ?
Fiqi Raras Maja : Potensi Kepariwisataan Di Desa Namo Sialang Dan Desa Sei Serdang Di Kabupaten Langkat, 2009.
1.3 Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah : •
Tujuan khusus : 1
Melihat potensi kepariwisataan yang ada di desa Namo Sialang dan desa Sei Serdang kabupaten Langkat.
• Tujuan umum :
1 Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Pariwisata Program Diploma III Pariwisata Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara.
1.4 Metode Penelitian
Yang dimaksudkan dengan metode penelitian adalah suatu cara penulisan untuk mendapatkan informasi maupun data-data dalam mengurai dan menyusun kertas karya.
Dalam penulisan kertas karya ini, penulis menggunakan metode : 1
Library reseach,yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data- data melalui buku-buku kepariwisataan,booklet,brosur-brosur dan sumber lainnya
yang berhubungan dengan judul kertas karya ini
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Fiqi Raras Maja : Potensi Kepariwisataan Di Desa Namo Sialang Dan Desa Sei Serdang Di Kabupaten Langkat, 2009.
Pada bab ini, penulis akan menguraikan latar belakang pemilihan judul, pembatasan masalah, metode penulisan, tujuan penulisan,
dan sistematika penulisan. BAB II
: TINJAUAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN Menguraikan tentang kepariwisataan yang meliputi, pengertian
tentang kepariwisataan, objek dan atraksi wisata. BAB III
: TINJAUAN UMUM KABUPATEN LANGKAT Menguraikan tentang letak geografis kabupaten Langkat, sejarah,
penduduk dan mata pencaharian, serta objek-objek wisata potensial di kabupaten langkat.
BAB IV POTENSI KEPARIWISATAAN DI DESA NAMO SIALANG
DAN DESA SEI SERDANG Menguraikan tentang objek dan daya tarik wisata yang potensial di
kedua desa tersebut. Dampak dan permasalahan yang dihadapi, serta upaya pemerintah dan masyarakat di kedua desa tersebut
dalam pengembangan kepariwisataan.
BAB V : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Fiqi Raras Maja : Potensi Kepariwisataan Di Desa Namo Sialang Dan Desa Sei Serdang Di Kabupaten Langkat, 2009.
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Pariwisata
Pariwisata berasal dari dua suku kata bahasa Sansekerta, ‘pari’ yang berarti banyak atau berkali-kali dan ‘wisata’ yang berarti perjalanan atau bepergian. Jadi, pari-
wisata diartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan berkali-kali = bahasa Inggris ‘tour’ atau ‘tourism’ Oka A.Yoeti1993. Secara lebih luas, dalam pengertian
kepariwisataan terdapat beberapa faktor penting yang menjadi batasan dalam definisi pariwisata, yaitu:
1. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu 2. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain
3. Perjalanan ini berhubungan dengan rekreasi atau bersenang-senang 4.Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang
dikunjunginya Jadi, menurut Oka A Yoeti 1993, pengertian pariwisata dapat disimpulkan sebagai
berikut :
“Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan suatu perencanaan dan
dengan maksud bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk kegiatan bersenang-senang atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka
ragam”
Fiqi Raras Maja : Potensi Kepariwisataan Di Desa Namo Sialang Dan Desa Sei Serdang Di Kabupaten Langkat, 2009.
Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab I Pasal 1 dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan
tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata
Jadi pengertian wisata mengandung beberapa unsur yaitu : 1 kegiatan perjalanan; 2 dilakukan secara sukarela; 3 bersifat sementara; 4 perjalanan itu
seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Kemudian pada angka 4 di dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 dijelaskan pula
bahwa Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang
tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi : 1 Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.2 Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, seperti : kawasan
wisata, taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah candi, makam, museum, waduk, pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat, dan yang bersifat alamiah seperti
keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai dan sebagainya.3. Pengusaha jasa dan sarana pariwisata, : a Usaha jasa pariwisata biro perjalanan wisata, agen perjalanan
wisata, pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, impresariat, konsultan pariwisata, informasi pariwisata.b Usaha sarana pariwisata yang terdiri dari :
akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata dan sebagainya.c Usaha-usaha jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata.
Pariwisata menurut para ahli antara lain : •
Pariwisata menurut Robert McIntosh bersama Shaskinant Gupta dalam Oka A.Yoeti 1992:8 adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi
Fiqi Raras Maja : Potensi Kepariwisataan Di Desa Namo Sialang Dan Desa Sei Serdang Di Kabupaten Langkat, 2009.