Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara, 2010.
Dalam hal pendidikan, yang paling menarik ditemukan di Kabupaten Batu Bara adalah persentase penduduk yang melanjutkan sekolah terus bertambah tiap
tahunya dan angka partisipasi tingkat buta huruf cenderung bertambah, rata-rata tingkat buta huruf dialami penduduk nelayan itu sendiri.
Tabel 4. Jumlah Rumah Tangga Nelayan yang Menggunakan Alat Penangkap Ikan Laut Menurut Jenisnya tiap Kecamatan
No Kecamatan Jenis Alat yang Digunakan
Tanpa Perahu Perahu Tanapa Perahu Dengan Motor Motor
1 2 3 4
1. Medang Deras - 65 2875
2. Sei Suka - 34 618
3. Air Putih -
- -
4. Lima Puluh - 25
634
5. Talawi - 27
320
6. Tanjung Tiram - 58
982 7. Sei Balai
- - -
Jumlah - 209 5429
Sumber : Dinas`Kelautan dan Perikanan Kabupaten Batu Bara 2008
Sumber daya pesisir dan kelautan adalah merupakan aset yang penting bagi Indonesia sebagai negara Bahari. Aset tersebut akan mejadi lebih berarti
ketika sumber daya manusia SDM yang terdiri dari nalayan, pengusaha, pedagang, ilmuan dan industriawan beserta lautan dan pesisir dikembangkan
fungsinya masing-masing secara tepat dan dengan mengembangkan sumber daya manusia nelayan diharapkan proses perbaikan kehidupan nelayan dapat dimulai
untuk dapat disejajarkan dengan masyarakat yang hidup pada sektor lainnya. Mashuri, 1993.
Pendekatan pengembangan Sumber Daya Manusia masyarakat nelayan, baik aspek pelayan pendidikan maupun aspek pelayanan kesehatan perlu
dilakukan secara sistematis, dan disesuaikan dengan masa-masa produksi dan
Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara, 2010.
reproduksi rumah tanga nelayan. Bila proses pengembangan SDM nelayan dapat didahulukan dalam proses pembangunan satu daerah, maka dengan sendirinya
konsep pengembangan wilayah pesisir dan kelautan akan berhasil, ketika manusia yang menggantungkan hidupnya kepada sumber kelautan dan pesisir terlebih
dahulu mendapatkan peningkatan cadangan modal yaitu ilmu pengetahuan knowledge dan kesehatan healthty Sen, 2001.
Pemanfaatan sumber daya perikanan yang ada diharapakan dapat meningkatakan kesejahteraan nelayan. Terdapat beberapa faktor yang dapat
menjadi penyebab rendahanya tingkat pendapatan nelayan, antara lain alat tangkap yang tidak produktif, modal untuk pengembangan usaha, keterbatasan
sumberdaya, dan lain-lain. Semua faktor ini dapat mempengaruhi penurunan produktivitas. Secara tidak langsung dengan produktivitas yang rendah, maka
keuntungan yang didapatkan nelayan berkuranag Waridin, 2007. Upaya peningkatan pendapatan nelayan tidak terlepas dari pola
penguasaan unit penangkapan dan pola bagi hasil dalam kegiatan usaha penangkapan ikan, status penguasaan alat seperti perahu biasanya menentukan
besarnya bagi hasil yang diterima, baik bagi nelayan maupun oleh pemilik perahu dan alat tangkap Silaen, 1994.
Berdasarkan teori ekonomi makro, usaha nelayan pada prinsipnya dapat digolongkan ke dalam bentuk perusahaan. Hal ini dikarenakan, untuk
memproduksi secara umum diperlukan modal, tenaga kerja, teknologi dan kekayaan alam. Penggunaan teknologi yang efisien dipengaruhi oleh
keterampilanpendidikan yang dimiliki Ramli, 1988.
Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara, 2010.
Faktor produksi adalah faktor yang mutlak diperlukan dalam proses produksi. Faktor produksi terdiri dari empat komponen yaitu: tanah, modal,
tenaga kerja dan skill atau manajemen. Masing-masing faktor manajemen mempunyai fungsi berbeda dan saling terkait satu sama lain. Kalau salah satu
faktor tidak tersedia maka produksi tidak berjalan Waridin 2007. Dalam proses produksi, tenaga mnusia dikombinasikan dengan faktor-
faktor lain untuk menghasilkan barang dan jasa. Dengan kata lain maka terjadilah kesempatan kerja dan penggunaan tenaga kerja.
Peningkatan produktivitas dipengaruhi oleh kemampuan armada penangkapan dan komponen-komponen yang ada didalamnya. Faktor-faktor
produksi terpilih tersebut dapat mengoptimalkan hasil tangkapan. Peningkatan yang optimal ini memiliki asumsi bahwa ikan yang menjadi target penangkapan
tidak mendapatkan tekanan eksploitasi yang berlebih sehingga kelestarian sumberdaya tetap terjaga Pollnac,1988.
Untuk memperbaiki kesejahteraan nelayan maka perlu adanya peningkatan pendapatan nelayan melaui peningkatan produktivitas, dan efesiensi penggunaan
biaya produksi pada berbagai jenis perahu dan alat tangkap perikanan Waridin 2007.
Proses penjualan ikan berbeda antara nelayan tradisional dengan nelayan kapal motor. Pada nelayan tradisional, proses pelelangan dilakukan di tepi panatai
dan pedagang pengumpul sudah menunggu untuk melakukan tawar-menawar. Harga ikan dapat berubah dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sedangkan untuk
jenis ikan yang ditangkap dengan kapal motor biasanya nelayan pemilik kapal akan berfungsi langsung sebagai tauke yang membawa hasil tangkapan ketempat
Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara, 2010.
pelelangan. Harga ikan ditentukan pada proses pelelangan dengan tawar-menawar dan pembeli yang tertinggi akan mengambil ikan tersebut Statistik perikanan
Indonesia dalam angka 1992. Kontribusi pendapatan dengan kegiatan off-fishing merupakan salah satu
bentuk strategi oleh rumah tangga nelayan dalam meningkatkan pendapatan total keluarga. Jenis pekerjaan off-fishing yang dilakukan diantaranya: mengeringkan
ikan, pertanian, berdagang, dan jenis pekerjaan lainya. Ternyata belum setengah dari nelayan yang melakukan kegiatan off-fishing untuk menambah total
pendapatan kelurga. Elfindri, 2002.
Tingkat pendapatan yang diterima serta kontribusi untuk nelayan dengan usaha penangkapan ikan tanpa motor atau lebih dikenal sebagai nelayan
tradisional dan nelayan ABK Anak Buah Kapal, masih lebih rendah dibandingkan apabila kegiatan off-fishing tersebut dilakukan oleh nelayan yang
berstatus penangkapan ikan dengan kapal motor Elfindri, 2002.
2.3.Kerangka Pemikiran
Perikanan sebagai salah satu sub sistem dari sistem pertanian, mempunyai peranan yang penting dalam mendorong pertumbuhan sektor pertanian di masa
mendatang, serta mempunyai posisi yang penting dalam pemunuhan kebutuhan gizi, protein, penciptaan kesempatan kerja dan pengembangan wilayah.
Disamping itu perikanan juga menduduki posisi penting dilihat dari sudut wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional serta Pengisian Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia ZEEI.
Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara, 2010.
Karakteristik sosial-ekonomi nelayan yakni umur, tingkat pendidikan, dan jumlah tanggungan kelurga. Karakteristik tersebut akan mempengaruhi
kehidupan nelayan dan alternatif diantaranya:
tambakmenambak, berataniberkebun, berternak, komoditas non ikan dan lain-lain.
Selain melaut nelayan juga memiliki pekerjaan alternatif dalam mensejahterakan kehidupan nelayan dan keluarga nelayan. Nelayan memiliki
berbagai alaternatif diantaranya: tambakmenambak, berataniberkebun, berternak, komoditas non ikan dan lain-lain. Alternatif pekerjaan nelayan juga
mempengaruhi nelayan dengan perbedaan tingakat pendapatan dan biaya produksi setiap komoditi dan usaha nelayan. Maka dapat dikatakan tinggirendah
pendapatan nelayan dan alternatif nelayan. Rumah tangga nelayan pada umumnya memiliki persoalan yang lebih
komplek, dalam peningkatan kontribusi pendapatan alternatif dan total pendapatan dibandingkan dengan rumah tangga pertanian. Rumah tangga nelayan
memiliki ciri-ciri khusus seperti pengunaan wilayah pesisir dan kelautan common property sebagai faktor produksi, jam kerja yang harus mengikuti siklus bulan
yaitu dalam 30 hari satu bulan yang dapat dimanfaatkan untuk melaut hanya 20 hari sisanya mereka relatif menganggur. Selain daripada itu pekerjaan menangkap
ikan adalah merupakan pekerjaan yang penuh resiko, karena itu hanya dapat dikerjakan oleh lelaki, hal ini mengandung arti keluarga yang lain tidak dapat
membantu secara penuh. Dengan persoalan yang demikian tentunya kita harus memahami bahwa
rumah tanga nelayan memerlukan perhatian yang multi dimensi. Tantangan yang terbesar adalah bagaimana membangun sektor ini agar dapat mengangkat harkat
Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara, 2010.
dan martabat kehidupan masyarakat nelayan maupun masyarakat lainnya yang terkait dengan sumber daya kelautan dan pesisir. Secara singkat dapat dibuat
kerangka pemikiran sebagai berikut:
Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara, 2010.
Skema Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan :
Ada pengaruh Ada hubungan
2.4 Hipotesis Penelitian