15
informasi dan menafsirkan pesan, lalu respons terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kognitif, afektif dan konatif.
a. Respons kognitif berkaitan erat dengan pengetahuan, kecerdasan dan
informasi seorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap apa yang dipahami dan dipersiapkan oleh khalayak.
b. Respons afektif berhubungan dengan emosi, sikap dan nilai sesorang
terhadap sesuatu. Respons ini timbul apabila ada perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.
c. Respons konatif berhubungan dengan prilaku nyata meliputi tindakan,
kegiatan, atau kebiasaan berprilaku.
17
2. Teori Stimulus― respons
Pada pasca Perang Dunia I, ketakutan terhadap propaganda telah mendramatisasikan efek media massa. Harold Laswell membuat desertasinya
tentang teknik-teknik propaganda analisis menganalisa teknik-teknik propaganda pada Perang dunia I. the Institude for propaganda analysis menganalisa teknik-
teknik propaganda yang dipergunakan oleh pendeta radio Father Coughlin. Pada saat yang sama, behaviorisme dan psikologi instink sedang popular di kalangan
ilmuwan. Dalam hubungan dengan media massa, keduanya melahirkan apa yang disebut Melvin
De Fleur 1975 sebagai “ Instinctive S-R theory”.
18
17
JalaludinRakhmat, Psikologi Komunikasi,Bandung:PT Remaja Rosdakarya,1991,h.128.
18
Werner J. Severin- James W. Tankard, Jr, “ Teori Komunikasi”, Jakarta:PT.
Kencana,2005, cet ke-5, h.127 .
16
Teori stimulus-respons, atau biasa disebut teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response, semula berasal dari psikologi, yang muncul antara
tahun 1930 dan 1940. Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi, hal ini dikarenakan objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu
manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, prilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.
19
Teori ini pada dasarnya mengatakan bahwa efek merupakan reaksi terhadap situasi tertentu. Teori ini memiliki tiga elemen utama, yakni a pesan
stimulus; b penerima receiver; dan c efek respon.
20
Teori stimulus respons, menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak pertama receiver sebagai akibat dari komunikasi. Menurut teori ini
dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari stimulus rangsangan tertentu. Dengan
demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus.
21
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “ how” bukan “what” dan “why”. Dalam hal ini how to change the attitude,
bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar
melebihi semula.
19
OnongUchjanaEffendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung:PT. Citra Aditya Bakti, 2003, Cet Ke-3, h.254.
20
Muhammad Mufid, Komunikasi dan regulasi Penyiaran,Jakarta:Kencana,2005 Cet.ke-1, h.22.
21
SasaDjuarsaSendjaja, Pengantar Komunikasi,Jakarta:Universitas terbuka,2005Cet.ke- 9, h.3.24.
17
Stimulus
Respons Perubahan Sikap
Organisme:
Perhatian
Pengertian
Penerimaan
Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”, sebagaimana yang diungkapkan Hovland, Janis dan Alley dalam bukunya
OnongUchjanaEffendy, menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variable penting, yaitu: perhatian, pengertian, dan penerimaan.
Gambar 1. TEORI S-O-R Gambar diatas menunjukan bahwa perubahan sikap bergantung pada
proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan
berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
22
Proses berikutnya adalah komunikan mengerti, kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses
selanjutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
23
Kelemahan teori stimulus-respons adalah penyamarataan individu. Bagaimanapun, pesan yang sama akan dipersepsi secara berbeda oleh individu
22
OnongUchjanaEffendy, Ilmu, Teori, dan Filasat Komunikasi,Bandung:PT. Citra aditya Bakti,2003, Cet.Ke-3, h.255.
23
OnongUchjanaEffendy, Ilmu , Teori, dan Filsafat Komunikasi., h.256.
18
dalam kondisi kejiwaan yang berbeda. Karenanya, pada tahun 1970, Melvin De fleur melakukan modifikasi terhadap teori stimulus-respons dengan teorinya yang
dikenal sebagai individualdifference theory. DeFleur mengatakan bahwa pesan- pesan media berisi stimulus tertentu yang berinteraksi berbeda-beda sesuai dengan
karakteristik pribadi individu.
3. Macam-macam Respons