Profil Film Sang Pencerah

32 UKM Jurusan atau bisa disebut juga LSO Lembaga Semi Otonom. LSO yang ada di jurusan KPI antara lain, yaitu Komunitas Mahasiswa Kreatif Audio Visual KOMKA dan Paduan Suara Voice Of Communication VOC. Sebenarnya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh BEMJ KPI maupun LSO-LSO yang ada di jurusan KPI sama saja. Seperti, seminar mahasiswa, pelatihan jurnalistik, workshop film, public speaking, pelatihan penyiar radio atau pembaca berita TV, dan lain sebagainya. Hanya saja LSO-LSO di jurusan KPI seperti KOMKA dan VOC hanya focus kepada satu kegiatan saja. KOMKA adalah komunitas yang lebih fokus kepada kegiatan audio visual seperti yang berhubungan dengan film dan televisi. Sedangkan Paduan Suara VOC adalah komunitas mahasiswa yang bergerak dalam bidang tarik suara, tentunya paduan suara VOC diiringi oleh musik, dalam hal ini Paduan Suara VOC juga memilik band, jadi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan VOC hanya berfokus kepada kegiatan yang berhubungan dengan paduan suara dan musik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa jurusan KPI angkatan 2009 adalah mahasiswa yang benar-benar memiliki sifat kritis, daya kreativitas tinggi diimbangi dengan moral serta akhlak yang baik, dalam mengembangkan ilmu yang di dapat dari perkuliahan. Tentunya hal ini dapat menambah pengalaman dan bekal mereka di masa depan nanti.

B. Profil Film Sang Pencerah

1. Sinopsis Film Sang Pencerah 33 Lahir pada tanggal 1-Agustus-1869 di kampung Kauman Jogjakarta, Muhammad Darwis tumbuh menjadi anak yang cerdas, kritis dan selalu menjadi panutan teman-temannya. Pada usia 8 tahun, Darwis sudah khatam baca Al’quran. Semakin dewasa, Darwis menjadi semakin kritis. Tradisi yang berjalan di lingkungan tempat tinggalnya selalu menjadi bahan pertanyaan di dalam hatinya. “Kenapa setiap mengaji Yasin selalu ada kopi,apem,makanan dan rokok untuk orang yang sudah meningga l?”… “Kenapa harus ada acara nujuh hari,empatpuluh hari,seratus hari memperingati wafatnya seseorang?”… “Kenapa selalu ada kemenyan?”.. “Ziarah kubur…Ruwatan..Padusan..Grebegan..dst..dst Jawaban para Alim ulama dan orang yang di tuakan cuma satu dan singka t.”Sudah tradisi” Jawaban semacam itu jelas sangat tidak memuaskan dan malah menimbulkan pertanyaan baru di dalam hatinya. “Kenapa tradisi seperti menjadi wajib di dalam Islam?”. Hari-hari menjadi bulan, bulan menjadi tahun.Kiai Abubakar merasa anaknya sudah cukup umur untuk berumah tangga.Muhammad Darwis di nikahkan dengan SitiWalidah putri dari Kiai Muhammad Fadlil yang tidak lain adalah paman dari Muhammad Darwis sendiri. Berselang beberapa bulan dari pernikahannya, kebahagiaan sebagai mempelai harus di tingalkan karena desakan dari orang tua yang menginginkan Darwis pergi ke Mekkah guna menunaikan 34 ibadah Haji sekaligus menambah pengetahuan yang luas dan mendalam tentang agama Islam. Siti Walidah tidak dapat menyembunyikan rasa sedihnya. “Anak pertamaku tidak akan di Adzani oleh bapaknya”… “Aku Adzani anak kita di hadapan Masjidil Haram”.Darwis mencoba meyakinkan istrinya. Siti Walidah menghela nafas dan tersenyum. Darwis pun tersenyum lega dan mengecup kening istrinya dengan lembut. Selama di Mekkah selain menunaikan Haji, Darwis menambah pengetahuan tentang Islam dari beberapa Alim Ulama yang berasal dari Indonesia juga Ulama dari tanah Arab. Pengetahuan ini semakin menambah keberaniannya untuk mempertanyakan dan merubah tradisi di kampungnya. Setelah enam bulan di Mekkah,Darwis yang sudah mengganti namanya menjadi Ahmad Dahlan kembali ke Tanah Air dengan niat ingin merubah semua tradisi yang di anggapnya telah mengakar dan menyimpang dari inti ajaran Islam. Setahun sepulangnya dari Mekkah, Kiai Abu Bakar wafat. Secara adat istiadat Kraton Yogyakarta bilamana salah seorang abdinya yang meninggal dunia, maka anak lelaki yang sulung diangkat sebagai gantinya. Jadilah Ahmad Dahlan seorang Khatib Amin,yang di sahkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Permasalahan yang paling ingin di selesaikannya adalah masalah arah sholat atau Kiblat. Selama perjalanannya menyebarkan Syiar agama Islam di sekitar Jogja, Kiai Dahlan beberapa kali menemukan keanehan di dalam arah sholat di beberapa Masjid.Ada Masjid yang arah kiblatnya menghadap timur laut 35 dan barat daya. Menurut Kiai Dahlan hanya Masjid Demak dan Masjid Panembahan Senopati di Kota Gede yang arah kiblatnya benar. Selain itu tidak ada yang benar arah Kiblatnya termasuk Masjid Gede Kauman. Niat Kiai Dahlan untuk membetulkan arah Kiblat Masjid Gede Kauman mendapat tentangan dari mayoritas pengurus Masjid. Kiai Penghulu Kamaludiningrat adalah orang yang sangat menentang niat itu.Kiai Dahlan terus berusaha dengan memberi pengertian secara ilmiah dan logika kepada kolega- koleganya terlebih dahulu. Akhirnya Kiai Dahlan merasa perlu mengumpulkan para Alim Ulama dari dalam dan luar kota Jogja untuk memecahkan masalah Kiblat tersebut. Bertempat di Surau miliknya,di hadapan enam belas Ulama dan beberapa pemuda, Kiai Dahlan menjelaskan secara ilmiah tentang arah Kiblat yang benar. Walaupun Tidak ada kata sepakat dalam Musyawarah ini, Kiai Dahlan merasa cukup puas karena sudah menumbuhkan sedikit kesadaran di kalangan Ulama. Tidak lama dari Musyawarah itu, kampung Kauman geger. Masjid Besar yang menjadi simbol dan panutan warga Jogja, lantainya di garis dengan kapur. Ini di anggap sebagai penistaan. Kiai Penghulu merasa di ganggu dan kewibawaannya di lecehkan. Kiai Penghulu menduga bahwa peristiwa ini adalah kelanjutan dari musyawarah yang di adakan oleh Kiai Dahlan beberapa waktu yang lalu. Di hadapannya, Kiai Dahlan di paksa untuk memberi tahu siapa yang telah berani melakukan pelecehan terhadap dirinya dan menistakan Masjid Besar. 36 Peristiwa dan tekanan yang di lakukan Kiai Penghulu terhadapnya tidak menyurutkan niatnya membetulkan arah Kiblat. Kiai Dahlan memperbaiki arah Kiblat di Suaraunya menghadap arah yang di yakininya tepat menghadap Masjidil Haram. Langkah inilah yang semakin membuat Kiai Penghulu bertambah murka dan benci kepada Kiai Dahlan.Melalui utusannya Kiai Penghulu memerintahkan agar Kiai Dahlan segera merobohkan suarunya. Berlinanglah air mata Kiai Dahlan, beliau merasa terpukul. Pada 15 Ramadhan setelah sholat Tarawih, surau Kiai Dahlan di hancurkan oleh kuli-kuli dari Kawedanan Pangulon yang berjumlah 15 orang. Para jamaah yang sedang melaksanakan Tadarus berhamburan. Penghancuran ini di laksanakan dengan semangat dan riang gembira oleh para kuli. Tidak ada perlawanan yang berarti dari para jamaah surau. Pagi buta Kiai Dahlan menatap lirih suraunya yang sudah hancur dengan tanah.sejak senja beliau meninggalkan rumahnya karena merasa tidak akan kuat menyaksikan penghancuran itu. Dengan hati yang gundah beliau mengajak istrinya untuk meninggalkan kampung Kauman, bergegas mereka menuju stasiun Tugu. Niat untuk meninggalkan kota Jogja dapat di cegah oleh Kiai M.Saleh dan istrinya. “Seorang pemimpin yang baik tidak akan meninggalkan keluarga dan umatnya ”istri Kiai Saleh coba membujuk. Setelah peristiwa tersebut Kiai Dahlan memperbaiki dan berangkat Haji yang kedua kali bersama putra pertamanya yang masih berumur enam tahun. 37 Sekembalinya dari Makkah, beliau mendengar adanya pergerakan nasional yang berisikan para periyayi Jawa. Kiai dahlan sangat tertarik dan ingin mengetahuinya lebih dalam. Lewat Mas Joyosumarto yang kebetulan mempunyai family di Kauman, Kiai Dahlan di perkenalkan dengan Dr.Wahidin Sudirohusodo yang tak lain adalah pendiri organisasi Budi Utomo.Pada kesempatan ini Kiai Dahlan mengutarakan niatnya untuk menjadi anggota Budi Utomo. Niat mulia ini di sambut gembira oleh Dr.Wahidin dan para pengurus Budi Utomo yang lain. Tetapi Sujak, Hisyam, Tamim dan Fahrudin yang notabene para murid Kiai Dahlan mempunyai perasaan sebaliknya. Mereka khawatir Kiai Dahlan akan menyimpang dari ajaran Islam. Semenjak menjadi anggota Budi Utomo, tingkah laku Kiai Dahlan di anggap aneh oleh beberapa murid dan jamaahnya, beliau mengajarkan murid- muridnya bernyanyi menggunakan biola, menggunakan kursi dan bangku yang di anggap buatan orang kafir. “Jangan-jangan Kiai sudah terpengaruh oleh orang-orang Budi Utomo yang kebanyakan kejawen”. Karena sikapnya ini, perlahan-lahan banyak murid dan jamaahnya meninggalkan Kiai Dahlan dan tidak lagi mengikuti pengajian di Surau beliau. Situasi seperti ini memaksa Kiai Dahlan mengungkapkan dan menjelaskan maksudnya menjadi anggota Budi Utomo dan bersikap sedikit agak nyeleneh. “Aku sedang belajar cara berorganisasi,cara membuat sekolah, cara mengajar murid-murid secara efektif, semua itu untuk mewujudkan cita-citaku menjadikan umat Islam lebih pintar dan modern”. 38 Keinginan Kiai Dahlan mendirikan organisasi ternyata kembali membuat Kiai Penghulu menjadi marah, beliau menganggap Kiai Dahlan hendak menjadi presiden. “Kiai Dahlan seorang Khatib,dia memohon menjadi Residen perkumpulan muhammadiyah yang nantinya akan menguasai orang-orang Islam Muhammadiyah lalu menguasai Kauman lalu mereka tidak akan mematuhi perintah- perintah kami dan Sultan”.. Sontak Rykbestuur tertawa mendengar penjelasan Kiai Penghulu tersebut. Rupanya Kiai Penghulu salah dalam menafsirkan kata Presiden dan Residen, setelah di jelaskan oleh Rykbestuur perbedaannya, Kiai Penghulu mencabut penolakannya terhadap permohonan izin Kiai Dahlan untuk mendirikan Muhammadiyah. Pada hari Sabtu malam Minggu terakhir dalam bulan Desember 1912 Miladiyah, Muhammadiyah mengadakan rapat Undangan Terbuka untuk memproklamirkan berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah, bertempat di Gedung LoodgeGebouwMalioboro. “Dan adakanlah di antara kamu segolongan umat yang menyerukan kepada kebaikan dan menghindari kemungkaran..Al-Imron ayat 104 Ayat inilah yang mengilhami Kiai Dahlan untuk membuat organisasi Muhammadiyah. 2. Karakter Pemain Film Sang Pencerah 39 a. Kiai Ahmad Dahlan: Seorang Khatib di Masjid Besar Kauman, dengan gelar Khatib Amin. Budi pekertinya halus, sabar dan suka mengalah asalkan tidak menyinggung hukum agama yang merugikan, selalu menghindari konflik tetapi tegas dalam berkeyakinan apa yang di anggapnya benar.Kritis dalam menyikapi keadaan di sekitarnya. Keinginannya adalah menghapuskan tradisi- tradisi Bid’ah yang sudah mengakar dalam kehidupan umat Islam, walaupun akan merugikan dirinya sendiri.Ingin mengembalikan Islam yang berdasarkan Al’quran dan Hadist Rosul. b. Muhammad Darwis: Tidak lain adalah nama lahir dari Kiai Dahlan. Kritis, sangat ingin tahu,Seorang anak yang banyak akal, ulet dan pandai memanfaatkan sesuatu,sangat cerdas dalam pergaulan anak-anak sebaya dia selalu di sukai dan di turuti.Pada usia delapan tahun sudah khatam A l’Quran. c. NyaiWalidah : Istri dari Kiai Ahmad Dahlan. Budi pekertinya baik,halus dan sabar dalam menyikapi dan melayani Kiai Dahlan. Beliau adalah putri dari Kiai Penghulu Hakim M.Fadlil, d. Kiai Abubakar :Ayah dari Kiai Ahmad Dahlan. Salah satu Khatib yang sangat di segani di sekitar Jogja. Kharismanya tinggi, halus budi pekertinya, Sangat sayang kepada keluarga, khususnya kepada Kiai Dahlan. e. Kiai Penghulu Kamaludiningrat: Khatib yang paling di tuakan di lingkungan Masjid Besar Kauman. Dingin, Cukup berpengaruh dan di 40 segani. Sangat bangga akan kekuasaan yang di embannya. Sangat menjunjung tinggi tradisi di lingkungan dan agama Islam. Sangat menentang ide-ide pembaharuan yang di lontarkan Kiai Dahlan. f. Kiai Lurah H.M Noor: Seorang alim yang terkemuka di Jogja, berwibawa, mempunyai kedudukan sebagai Imam Rhatib di Masjid Besar, beliau adalah kakak ipar dari Kiai Dahlan. g. Kiai M Fadlil: Seorang alim yang di segani di Jogja, jabatannya adalah Kiai Penghulu, berwibawa dan berkharisma, beliau adalah ayahanda dari Siti Walidah. h. Sri Sultan Hamengkubuwono VII: Beliau adalah raja yang sangat di segani oleh rakyatnya. Kharismanya sangat tinggi dan berwibawa. i. Dr.Wahidin Sudirohusodo: Seorang priyayi. Dokter lulusan STOVIA, beliau adalah salah satu pendiri organisasi Budi Utomo. Berkharisma dan sangat disegani, nasionalismenya tinggi.Kepada beliaulah Kiai Dahlan belajar berorganisasi dan mendirikan sekolah yang benar. j. Mas Joyosumarto: Asisten Dr.Wahidin Sudirohusodo, mempunyai banyak family di Kauman. Beliaulah yang menjadi perantara pertemuan anatara Kiai Dahlan dan Dr.Wahidin Sudirohusodo. Memiliki rasa nasionalisme yang cukup tinggi, sangat mendukung cita-cita Kiai Dahlan dalam mendirikan sebuah Organisasi. k. Kiai M Saleh: Kakak ipar sekaligus guru bagi Kiai Dahlan. Beliau adalah lawan diskusi dan panutan bagi Kiai Dahlan. Budi pekertinya baik, salah satu pendukung Kiai Dahlan dalam usaha memperbaiki arah Kiblat. 41 l. Nyai M Saleh:I stri dari Kiai M Saleh,s eorang ibu rumah tangga biasa,t elaten, lembut, sangat menyayangi keluarganya, beliau adalah kakak kandung dari Kiai Dahlan m. Sudja: Murid dan kader langsung dari Kiai Dahlan. Salah satu pengurus pertama Muhammadiyah. Selalu mendukung setiap langkah Kiai Dahlan. Wataknya agak sedikit keras, jiwa sosialnya sangat tinggi. n. Fakhrudin: Salah satu murid dan kader langsung Kiai Dahlan. Adik kandung dari Sudja. 42

BAB IV RESPONS MAHASISWA KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

Dokumen yang terkait

respon mahasiswa fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi UIN Syahid jakarta terhadap rubrik tajuk rencana republika

0 3 83

Respons mahasiswa fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2008 terhadap film Tnah air Beta

0 4 120

Konsentrasi Jurnalistik Jurusan KOmunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Imu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1436 H/2015 M

0 4 94

Respon mahasiswa komunikasi dan penyiaran islam fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap program Indonesia mencari bakat di Trans TV

1 9 101

Respon mahasiswa komunikasi dan penyiaran islam uin syarif hidayatullah jakarta terhadap program dakwah hikayat di indosiar

0 20 0

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Respon mahasiswi fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi terhadap komunitas hijaber di uin Syarif Hidayatullah Jakarta

0 3 112

Efektivitas Republika Online Pada Kanal Hikmah Untuk Meningkatkan Informasi Mengenai Islam Bagi Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

0 8 101

TANGGAPAN MAHASISWA JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI TERHADAP PENYEBARAN INFORMASI ISLAM RADIKAL DIMEDIA SOSIAL

1 14 122

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta BAB I PENDAHULUAN - Ilmu Dakwah Makalah 'Kompetensi Da'i'

0 0 11