Pengertian Saksi Dan Dasar Hukum.

BAB III EKSISTENSI HUKUM KESAKSIAN DALAM AKAD NIKAH

A. Pengertian Saksi Dan Dasar Hukum.

Pengertian saksi dalam perkawinan adalah orang yang hadir dan menyaksikan akad perkawinan. Dalam hal ini diperlukan kehadiran saksi karena untuk menghindari implikasi negatif dalam kehidupan di masyarakat. Orang yang dapat menjadi saksi dalam akad perkawinan adalah seseorang yang memenuhi persyaratan, yaitu : 1 Berumur minimal 21 tahun. 2 Berakal sehat. 3 Cakapmatang rasyidrasyidah 4 Ditunjuk berdasarkan kesepakatan pihak calon suami dan pihak calon isteri. 94 Adapun Dasar hukum keharusan kesaksian dalam akad nikah adalah dari Amran ibn Husein menurut riwayat Ahmad, sabda Nabi SAW: [ X -[ ]D ﺵ 1 u 3 1 m 95 Artinya: “Tidak ada pernikahan kecuali dengan adanya wali dan dua orang saksi yang adil”. 94 Muhammad Zain, Mukhtar Alshodiq, Membangun Keluarga Humanis Counter Legal Draft Kompilasi Hukum Islam yang Kontroversal Itu, Grahacipta, 1995 Cet 1, h. 31 95 Slamet Abidin, Aminuddin, Fiqih Munakahat 1 Untuk Fakultas Syari’ah Komponen MKDK, Bandung: Pustaka Setia, 1999, Cet I, h. 100 Mafhum dari hadits tersebut, tidak sah pernikahan kecuali dengan kehadiran dua orang saksi yang adil dalam menyaksikan akad nikah. Maka hukum dalam menghadirkan dua orang saksi yang adil dalam akad nikah menjadi wajib. Imam Syafi’i dan imam Hambali mereka bersepakat bahwa saksi itu harus adil. Mereka mengatakan bahwa apabila pernikahan disaksikan oleh dua orang yang belum diketahui adil atau tidaknya, maka hukumnya tetap sah 96 . Karena pernikahan itu terjadi di berbagai tempat, di kampung-kampung, daerah terpencil maupun di kota, di mana ada orang yang belum diketahui adil atau tidaknya. Jika diharuskan mengetahui lebih dahulu adil tidaknya seseorang saksi hal ini berarti akan menyusahkan. Oleh karena itu, adil bisa dilihat lahirnya saja pada saat itu sehingga ia tidak terlihat fasik. Karenanya syarat adil untuk menjadi saksi dalam pernikahan cukup melihat dari segi lahirnya saja. Apabila ternyata di kemudian hari setelah terjadinya akad nikah diketahui kefasikannya, maka akad nikahnya tidak terpengaruhi berarti tetap sah. 97 Terdapat dalam al-Quran tentang kehadiran saksi mestilah mempunyai sifat yang adil. Hal tersebut dijelaskan di dalam QS. At-Thalak 2: 65 BKOu … Og R‘OB  ?: V-. bvV w : xy Artinya: “persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu” 96 Ibid., h. 100 97 Al-Asqalani, Ibnu Hajar, Fathul Baari Syarh Shahih Al-Bukhari, terjemah : Aminuddin, Jakarta: Pustaka Azzam, 2005, cet 1, h. 18 Dilihat dalil dari al-quran terdapat suatu perintah al-amr. Setiap perintah dari Allah SWT merupakan suatu kewajiban yang harus dibuat, jika tidak melaksanakan perintah-Nya maka setiap perbuatan yang dilakukan menjadi sia- sia. 98 Begitu juga dalam hal perkawinan, jika tidak dapat menghadiran saksi yang adil dalam akad nikah maka pernikahan menjadi tidak sah karena tidak mengikut perintah dari Allah SWT. Saksi dalam akad nikah merupakan rukun nikah. Saksi yang adil menurut jumhur ulama adalah 99 : 1 Orang Muslim 2 Mukallaf 3 Tidak mengerjakan dosa besar 4 Tidak terus menerus melakukan dosa kecil 5 Memiliki keberanian Maka orang yang menjadi saksi ketika akad nikah mestilah memenuhi persyaratan di atas. Jumhur ulama mensyaratkannya adalah supaya terhindar dari pengingkaran terhadap akad nikah. 100 98 Ibid., h. 18 99 Ibid., h. 18 100 Ibid., h. 18

B. Kedudukan Saksi Dalam Akad Nikah