Dalil-dalil Yang Digunakan Serta Pemahamanya

8. Melihat. Akad tidak berlaku jika saksi buta karena perkataan yang dilafazkan tidak boleh diperakui kecuali dengan menentukan orang yang tidak buta. 9. Mendengar. Akad yang disaksikan oleh saksi pekak atau tidur adalah tidak sah, karena tujuan menjadi saksi tidak tercapai dan akad yang disaksikan adalah perkataan yang dilafazkan. Oleh itu, saksi mesti mendengar akad dalam pernikahan 166 . Dari pengertian di atas dapat disimpulkan pendapat imam syafi’i dalam hukum kesaksian dalam akad nikah merupakan rukun dan syarat yang wajib dilaksanakan. Jika rukun dan syarat tersebut tidak terpenuhi maka akad yang berlaku dalam pernikahan menjadi tidak sah. Pernikahan dalam keadaan tidak sah adalah perkara yang mendapat dosa daripada Allah swt. 167

C. Dalil-dalil Yang Digunakan Serta Pemahamanya

Dalil-dalil yang digunakan tentang pelaksanaan akad nikah akan sah apabila dua orang saksi yang menyaksikan akad nikah, berdasarkan sabda Nabi SAW: [ -[ ]D ﺵ 1 u 3 1 m 1. r d 168 Artinya: “Tidak sah pernikahan kecuali dengan adanya wali dan dua orang saksi yang adil” H.R Ahmad 166 Ibid., h. 632 167 Ibid., h. 632 168 Abd. Rahman Ghazaliy, Fiqh Munakahat, Jakarta: Kencana 2006, Cet 2, h. 47 Nabi SAW bersabda: 3 , 3 € P 7 H • H m d ﺱ m • ﺹ - • D 3 8 4 ﺱ - [ -1 ; D E , d 7 CD ‚ - ‚ -P 1 , D VHd 1 r d 169 Artinya: “ Dari Aisyah Ra beliau berkata: bersabda Rasulullah saw: diharuskan dalam sebuah pernikahan terdiri dari empat hal, yaitu; wali, bakal suami, dan dua orang saksi yang adil” H.R Daruqutni Hadits riwayat Aisyah ra: [ X -[ ]i ﺵ 1 u 3 1 m p Z , E 3 D 8 ? B + ; : k ;S Z P = ? ; C V Z i , [ i 4 u 8 ?0 r d 170 Artinya: “Nikah tidak sah kecuali ada dua orang saksi dan apabila pernikahan diadakan tanpa saksi maka pernikahan itu batal, dan apabila mereka berselisih maka penguasa menjadi wali bagi yang tidak mempuyai wali” HR. at-Tirmidzi. Pemahaman yang dapat disimpulkan oleh penulis berdasarkan sabda Nabi SAW tentang hadits di atas adalah kehadiran saksi sangatlah diharuskan dalam akad pernikahan. Tujuan kehadiran saksi adalah untuk melindungi hak seorang 169 Ali Umar Ad Daruqutni, Sunan Ad Daruqutni, Beirut: Dar al-Fikr, 1994, juz 1, h. 39 170 Asrorun Ni’am Sholeh, Fatwa-Fatwa Masalah Pernikahan dan Keluarga, Elsas Jakarta: 1998 cet 1, h. 27 isteri dan anak, supaya seorang suami tidak mengingkari dan menyia-nyiakan keturunannya. Oleh itu, kehadiran saksi dalam akad nikah untuk menghindari pasangan suami isteri dari perasangka buruk dari orang lain, dan untuk menjelaskan pentingnya pernikahan dalam kehidupan. 171 Karena disunatkan untuk menyaksikan kerelaan pengantin perempuan untuk melaksanakan akad. Ini berlaku dengan cara dua orang saksi yang cukup syarat mendengar keizinan dan keredhaan pengantin perempuan untuk melaksanakan akad seperti dia berkata: “Aku rela dengan akad ini”. Atau “Aku mengizinkan akad nikah ini”. Ini dilakukan sebagai langkah berjaga-jaga untuk menjamin tidak berlaku pengingkaran selepas akad nikah. 172 Pernikahan yang diadakan secara sembunyi tanpa saksi akan mengundang perasangka buruk. Diantaranya adalah timbul fitnah dan tuhmah. Karena saksi adalah sebagai penentu dan pemisah antara yang halal dan haram. Perbuatan halal biasanya dilakukan secara terbuka dan terang-terangan, karena tidak ada keraguan, sedangkan perbuatan haram biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi. 173 Secara eksplisit banyak ulama mazhab yang mewajibkan adanya saksi dalam akad nikah dan ada pula yang mensunnahkan saja. Hal ini dikarenakan 171 Mustofa Al-Khin, dkk, Kitab Fikah Mazhab Syafi’i Menguraikan Bab Undang-undang Kekeluargaan, h. 632 172 Ibid ., h. 632 173 Ibid ., h. 632 adanya perbedaan intepretasi dan cara pengambilan hukum dari ayat al-Quran ataupun hadits. 174

D. Akibat Hukum