Avobenzone Oktil Metoksisinamat Emulgel

11 yang kedua adalah dengan menentukan karakteristik serapan tabir surya menggunakan analisis secara spektrofotometri larutan hasill pengenceran dari tabir surya yang diuji Fourneron et al, 1999; Gordon, 1993; Mansur et al, 1986; Pissavini et al, 2003; Walters et al, 1997. Mansur 1986, mengembangkan suatu persamaan matematis untuk mengukur nilai SPF secara in vitro dengan menggunakan spektrofotometer. Persamaannya adalah sebagai berikut : SPF = CF x x EE x I Dimana : EE = Spektrum efek eritemal I = Intensitas spektrum sinar Abs = Serapan produk tabir surya CF = Faktor koreksi = 10 Tabel 2.2 Ketetapan nilai EE x I Sayre et al, 1979 Panjang gelombang nm Nilai EE x I 290 0,0150 295 0,0817 300 0,2874 305 0,3278 310 0,1864 315 0,0839 320 0,0180

2.6 Avobenzone

Avobenzone atau dikenal dengan nama lain yaitu Butil Metoksidibenzoilmetan disetujui untuk digunakan oleh FDA pada tahun 1997, merupakan serbuk putih yang larut dalam minyak yang menunjukkan baik pada absorbansi UVA lamda maks. 358. Avobenzone dapat digunakan sendiri atau dapat dikombinasikan dengan tabir surya lain, seperti : 12 • Dietanolamin metoksisinamat saat ini tidak disetujui FDA • Dioksibenzone • Oktokrilene • Oktinosat • Oktisalat • Oksibenzone • Sulisobenzone • Trolamin Salisilat Rieger, 2000. Gambar 2.1 Rumus bangun Avobenzone Sumber : USP 32- NF 27, 2009.

2.7 Oktil Metoksisinamat

Oktil metoksisinamat adalah bahan yang paling banyak digunakan dalam sediaan tabir surya. Oktil metoksisinamat tergolong dalam tabir surya kimia yang melindungi kulit dengan cara menyerap energi dari radiasi UVB dan mengubahnya menjadi energi panas. Senyawa-senyawa golongan ini menyerap radiasi UVB dan mengubahnya ke dalam bentuk radiasi dengan panjang gelombang yang lebih besar. Radiasi yang diserap senyawa ini menyebabkan molekulnya tereksitasi ke bentuk yang memiliki energi lebih besar daripada ground state. Dan ketika molekul yang tereksitasi ini kembali ke keadaan ground state, energi diemisikan dalam bentuk yang lebih rendah daripada energi yang diserap. Energi ini diemisikan dalam bentuk panjang gelombang yang lebih besar. 13 2-etilheksil 4-metoksisinamat atau oktinosat adalah senyawa golongan sinamat yang menyerap sinar pada panjang gelombang 290-320 nm pada daerah UVB. Saat terekspos ke cahaya, oktilmetoksisinamat berubah menjadi bentuk yang memiliki kemampuan absorbsi lebih rendah dari bentuk trans- menjadi bentuk cis- sehingga menurunkan efektifitasnya Barel et al, 2001. Gambar 2.2 Rumus bangun Oktil Metoksisinamat Sumber :Merck Index, 2001.

2.8 Emulgel

Emulgel adalah emulsi, baik itu tipe minyak dalam air MA maupun air dalam minyak AM, yang dibuat menjadi sediaan gel dengan mencampurkan bahan pembentuk gel Mohamed, 2004; Jain et al, 2010; Bhanu et al, 2011. Sedangkan emulsi adalah suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamika yang mengandung paling sedikit dua fase cair yang tidak bercampur, dimana satu diantaranya didispersikan sebagai globul-globul dalam fase cair lain Martin et al, 1993. Fase tersebut terdiri atas fase hidrofil, umumnya adalah air, dan fase lipofil hidrofob yaitu minyak mineral, minyak tumbuhan, atau pelarut lipofil seperti kloroform, benzene, dan sebagainya. Untuk menstabilkan emulsi dibutuhkan emulgator atau bahan pengemulsi Voight, 1995. Emulsi sering digunakan sebagai bentuk sediaan topikal karena memiliki tingkat elegan tertentu dan dapat dengan mudah dicuci dengan air kapanpun bila diinginkan. Emulsi juga memiliki kemampuan penetrasi yang tinggi dalam menembus lapisan kulit. Selain itu, peneliti dapat dengan mudah mengatur 14 penampilan, kelicinan, dan kekentalannya untuk dibuat suatu sediaan emulsi kosmetik atau dermatologis Mohamed, 2004. Terdapat dua tipe emulsi sederhana, yaitu emulsi air dalam minyak AM dan emulsi minyak dalam air MA. Emulsi air dalam minyak terbentuk bila medium pendispersifase kontinufase luar adalah minyak dan fase terdispersifase dalam adalah air, sedangkan emulsi minyak dalam air merupakan minyak sebagai fase dalam didispersikan didalam fase kontinu air Martin et al, 1993. Baik emulsi minyak dalam air atau air dalam minyak telah banyak digunakan sebagai bahan pembawa untuk menghantarkan obat melalui rute pemberian topikal Mohamed, 2004. Namun emulsi minyak dalam air merupakan tipe emulsi yang paling banyak digunakan karena lebih mudah dihilangkan dari kulit serta tidak mengotori pakaian. Basis ini disebut dengan basis tercuci. Kerugian dari basis ini adalah air dapat menguap serta bakteri dan jamur lebih mudah tumbuh sehingga memerlukan pengawet Panwar et al, 2011. Pada emulgel, emulsi dicampurkan kedalam basis gel yang telah dibuat secara terpisah. Kapasitas gel dari sediaan emulgel membuat formulasi emulsi menjadi lebih stabil karena adanya penurunan tegangan permukaan dan tegangan antar muka secara bersamaan dengan meningkatnya viskositas dari fase air Khullar et al, 2012. Emulgel memilki karakteristik yang dimiliki oleh suatu sediaan emulsi dan gel sehingga memiliki tingkat penerimaan oleh pasien yang tinggi. Oleh karena itu emulgel saat ini telah banyak digunakan sebagai pembawa dalam sediaan topikal Panwar et al, 2011. Dibandingkan dengan sediaan lain, emulgel memiliki beberapa kelebihan, yaitu : 15 a. Dapat membawa obat yang bersifat hidrofobik dan tidak larut air. Obat-obat hidrofobik tidak dapat dicampurkan secara langsung kedalam basis gel biasa karena kelarutan menjadi penghalang utama dan menjadi masalah ketika obat akan dilepaskan. Emulgel membantu mencampurkan obat hidrofobik kedalam fase minyak lalu globul minyak tersebut didispersikan dalam fase air dengan mencampurkannya pada basis gel b. Stabilitas yang lebih baik. Sediaan transdermaltopikal lain memiliki stabilitas yang lebih rendah bila dibandingkan dengan emulgel. Misalnya sediaan serbuk bersifat higroskopis, krim yang menunjukkan inversi fase atau breaking dan salep dapat menjadi tengik karena menggunakan basis berminyak. c. Kapasitas penyerapan obat lebih baik bila dibandingkan dengan sistem partikulat seperti niosom dan liposom. Niosom dan liposom yang berukuran nano dan merupakan struktur vesikular dapat terjadi kebocoran sehingga dapat menyebabkan efisiensi penyerapan yang lebih rendah. Sedangkan gel yang merupakan konstituen dengan jaringan yang lebih luas dapat menyerap obat lebih baik. d. Memungkinkan biaya produksi yang lebih rendah. Pembuatan emulgel terdiri dari tahapan yang pendek dan sederhana sehingga memungkinkan untuk diproduksi. Tidak ada alat khusus yang dibutuhkan untuk memproduksi emulgel. Selain itu, bahan yang digunakan merupakan bahan yang mudah dijangkau secara ketersediaan dan ekonomis. e. Tidak memerlukan proses sonikasi yang intensif. Dalam membuat molekul vesikular memerlukan sonikasi yang dapat menyebabkan kebocoran atau 16 degradasi obat. Namun, permasalahan ini tidak ditemui ketika membuat emulgel karena tidak memerlukan sonikasi. f. Emulgel dapat dibuat menjadi sediaan lepas terkendali untuk obat-obat dengan waktu paruh pendek Panwar et al, 2011. Emulgel dibuat dengan mencampurkan emulsi dengan gel dengan perbandingan tertentu.Bahan tambahan yang biasa digunakan dalam pembuatan emulgel adalah gelling agent yang dapat meningkatkan viskositas, emulsifying agent untuk menghasilkan emulsi yang stabil, humektan dan pengawet. Syarat sediaan emulgel sama seperti syarat untuk sediaan gel, yaitu untuk penggunaan dermatologi harus mempunyai syarat sebagai berikut : tiksotropik, mempunyai daya sebar yang mudah melembutkan, dapat bercampur dengan beberapa zat tambahan Mohamed, 2004. Emulgel merupakan emulsi, baik minyak dalam air ma maupun air dalam minyak am yang dicampurkan bersama agen pembentuk gel sehingga membentuk emulgel.Bentuk sediaan emulgel lebih disukai oleh pasien karena memiliki keuntungan sifat emulsi dan gel. Oleh karena itu, emulgel digunakan sebagai pembawa berbagai macam obat pada kulit Mohamed, 2004.

2.9 Teori Emulsifikasi