Pengamatan perubahan viskositas sediaan Pengamatan stabilitas sediaan

33 selama 12 minggu pada suhu kamar menunjukkan sedikit penurunan pH, namun pH sediaan masih sesuai dengan pH kulit yaitu antara 4,5 – 6,5 sehingga aman digunakan dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit Tranggono, dan Latifah., 2007.

4.2.4 Pengamatan perubahan viskositas sediaan

Tabel 4.4 Pengaruh viskositas sediaan terhadap penyimpanan Formula Viskositas dalam poise minggu 1 4 8 12 F1 48,67 41,33 38,67 34,00 F2 52,00 45,33 40,67 39,33 F3 54,00 47,33 46,00 42,00 F4 58,67 56,00 49,33 47,67 F5 62,67 60,00 53,67 50,00 F6 66,00 63,33 60,67 55,33 F7 70,67 68,67 64,00 60,00 Keterangan: F1: Konsentrasi Tween 20 0,1 F5: Konsentrasi Tween 20 2 F2: Konsentrasi Tween 20 0,5 F6: Konsentrasi Tween 20 2,5 F3: Konsentrasi Tween 20 1 F7: Konsentrasi Tween 20 3 F4: Konsentrasi Tween 20 1,5 Gambar 4.2 Pengaruh viskositas sediaan terhadap penyimpanan Berdasarkan hasil uji viskositas pada grafik diatas disimpulkan bahwa peningkatan konsentrasi Tween 20 menyebabkan terjadinya peningkatan 34 viskositas sediaan namun seiring lamanya penyimpanan menyebabkan viskositas menurun, hal ini disebabkan karena penurunan viskositas berhubungan dengan pemisahan fase. Jika fase terdispersi kurang rapat dibandingkan fase kontinyu menyebabkan creaming ke atas Martin, 1993. Creaming pada emulgel ditandai dengan fase emulsi berada dibagian atas dan fase gel dibagian bawah. Pemisahan emulsi secara sempurna terjadi karena pembentukan tetesan yang lebih besar dengan penggabungan dari tetesan yang lebih kecil Syukri et al, 2009. Menurut persamaan Stokes, laju pemisahan fase terdispersi dari emulsi dapat dihubungkan dengan faktor-faktor seperti ukuran partikel dari fase terdispersi, perbedaan dalam kerapatan antar fase dan viskositas fase luar.

4.2.5 Pengamatan stabilitas sediaan

Tabel 4.5 Pengaruh stabilitas sediaan selama penyimpanan No Formula Pengamatan selama penyimpanan minggu Awal 1 4 8 12 x y z x y Z x y z x y z x y z 1 F1 - - - - - - - - √ - - √ - - √ 2 F2 - - - - - - - - √ - - √ - - √ 3 F3 - - - - - - - - √ - - √ - - √ 4 F4 - - - - - - - - √ - - √ - - √ 5 F5 - - - - - - - - - - - √ - - √ 6 F6 - - - - - - - - - - - √ - - √ 7 F7 - - - - - - - - - - - - - - √ Keterangan: F1: Konsentrasi Tween 20 0,1 F5: Konsentrasi Tween 20 2 F2: Konsentrasi Tween 20 0,5 F6: Konsentrasi Tween 20 2,5 F3: Konsentrasi Tween 20 1 F7: Konsentrasi Tween 20 3 F4: Konsentrasi Tween 20 1,5 x: Perubahan warna y: Perubahan bau z: Creaming √: Terjadiperubahan -: Tidak terjadi perubahan Pada tabel tersebut tampak bahwa semua sediaan tidak mengalami perubahan warna dan bau selama 12 minggu penyimpanan pada suhu kamar, tetapi sediaan mengalami perubahan yaitu terbentuknya krim creaming. 35 Creaming pada emulgel terus mengalami peningkatan dengan bertambahnya umur sediaan. Pada formula 1, 2, 3, dan 4 terbentuknya krim terjadi pada 4 minggu penyimpanan pada suhu kamar. Pada formula 5 dan 6 creaming terjadi pada 8 minggu penyimpanan pada suhu kamar dan formula 7 terbentuknya krim terjadi setelah 8 minggu penyimpanan. Pembentukan krim creaming yang terjadi pada semua formula dapat dihomogenkan kembali dengan pengocokan yang cukup. Creaming menyebabkan suatu sediaan emulsi memerlukan pengocokan untuk menjadi homogen kembali karena sebagian fase minyak mengalami penggabungan membentuk lapisan yang lebih pekat di permukaan. Pembentukan creaming masih diperbolehkan dalam suatu sediaan emulsi karena terjadinya creaming bersifat reversibel, artinya dengan pengocokan yang cukup emulsi tersebut dapat kembali homogen. Berbeda dengan koalesensibreaking pecahnya sediaan emulsi yang bersifat irreversibel Ansel, 1989.

4.2.6 Hasil pemeriksaan ukuran partikel dan distribusi partikel terdispersi