Uji Asumsi Klasik Hasil Penelitian

Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 DER dari setiap modal sendiri untuk dijadikan jaminan atas keseluruhan hutang adalah sebesar 6.0128. Sedangkan standar deviasi sebesar 21.92745 artinya selama periode penelitian ukuran penyebaran dari variabel DER adalah sebesar 21.92745 selama 5 tahun dari 30 perusahaan yang diteliti. 11. Selama periode penelitian, RRR atau required rate of return berkisar dengan nilai rata-rata sebesar 0.0515 dengan standar deviasi 0.13951 atau penyebaran dari variabel required rate of return sebesar 0.13951 selama 5 tahun dari 30 perusahaan yang diteliti. 12. Beta saham sebagai resiko sistematik berkisar dengan nilai rata-rata sebesar 0.762 artinya bahwa selama periode penelitian rata-rata Beta saham dari 30 perusahaan consumer goods adalah sebesar 0.762. Sedangkan ukuran penyebaran dari variabel beta saham adalah sebesar 0.19385 selama 5 tahun dari 30 perusahaan yang diteliti.

5.1.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Hasil uji normalitas dengan Normal P-P Plot dengan regresi dapat ditunjukkan pada Gambar 5.1. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Gambar 5.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Dilakukan Transformasi Dari Gambar 5.1 di atas terlihat titik-titik menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Langkah selanjutnya, data yang tidak berdistribusi normal ditransformasi dengan logaritma 10 atau LN dengan menggunakan SPSS. Data variabel penelitian dapat dilihat dari gambar normalitas P-P Plot pada gambar 5.2 setelah transformasi dapat dijelaskan bahwa penyebaran data mengikuti garis diagonal , dengan demikian distribusi data mendekati normal. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Gambar 5.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Dilakukan Transformasi Uji normalitas setelah transformasi variabel yang telah dilakukan mengakibatkan adanya perubahan pada pemakaian defenisi operasional variabel. Adapun defenisi operasional variabel untuk penyajian pembahasan berikutnya adalah a. Fundamental keuangan X 1 : 1. ROI adalah hasil bagi akar kuadrat laba operasi dengan akar kuadrat total investasi 2. ROA adalah hasil bagi akar kuadrat laba bersih setelah pajak dengan akar kuadrat total aktiva 3. ROE adalah hasil bagi antara akar kuadrat laba setelah pajak dengan akar kuadrat ekuitas Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 4. EPS adalah hasil bagi antara akar kuadrat laba setelah pajak dengan akar kuadrat jumlah lembar saham 5. PER adalah hasil bagi antara akar kuadrat harga saham dengan akar kuadrat ekuitas. 6. OPM adalah hasil bagi antara akar kuadrat laba operasi dengan akar kuadrat penjualan 7. BV adalah hasil bagi antara akar kuadrat modal dengan akar kuadrat jumlah lembar saham 8. POR adalah hasil bagi antara akar kuadrat dividen dengan akar kuadrat earning pershare 9. DER adalah hasil bagi antara kuadrat total hutang dengan akar kuadrat ekuitas 10. RRR adalah akar kuadrat dari CAPM b. Beta X 2 adalah akar kuadrat dari nilai beta saham c. Harga Saham Y adalah akar kuadrat dari harga saham penutupan. 2. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui dan mendeteksi adanya autokorelasi. Autokorelasi dalam penelitian dengan menggunakan besaran Durbin- Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Watson. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Hasil uji autokorelasi : Tabel 5.2 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .763 a .582 .567 1.39271 1.889 a. Predictors: Constant, LN_Beta, LN_OPM, LN_EPS, LN_BV, LN_ROI b. Dependent Variable: LN_Price Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson 1.889 dan dapat dibaca dari tabel statistik Durbin Watson dengan g 0.05 dl dan du 1.48 dan 1.60, dan nilai dari 4-dl dan 4-du 2.52 dan 2.40. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai du DW 4-du atau 1.60 1.889 2.40, yang artinya tidak terjadi autokelasi. Selanjutnya dapat dilihat pada gambar 5.3 berikut ini: Gambar 5.3. Kurva Uji Autokorelasi negatif si Autokorela si Autokorela Tidak 48 . 1 = dl 60 . 1 = du 4 . 2 4 = − du 52 . 2 4 = − dl positif si Autokorela tian ketidakpas Daerah tian ketidakpas Daerah 889 . 1 = Dw Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 3. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai residu variabel dependen SRESID dengan nilai prediksi variabel independen ZPRED. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Dimana Y adalah nilai residual dan X adalah nilai yang telah prediksi. Adapun grafik scatterplot dalam uji heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 5.4 berikut ini. Gambar 5.4. Uji Heterokedastisitas Berdasarkan gambar 5.4 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. 4. Uji Multikolinearitas Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Uji Multikolinearitas dapat diukur dengan collinearity statistics dengan menggunakan Tolerance Value atau Variance Inflation Factor VIF. Dengan menggunakan VIF nilai yang terbentuk harus kurang dari 10 dan nilai tolerance harus lebih dari 10, bila tidak maka terjadi multikolinearitas dan model regresi tidak layak untuk digunakan untuk pengujian lebih lanjut. Tabel 5.3 Hasil Uji Multikolinearitas -1 Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF Constant 2322.219 1184.098 1.961 .052 ROI -1617.871 2016.640 -.044 -.802 .424 .140 7.130 ROA 9349.742 5380.366 .113 1.738 .084 .099 10.071 ROE -547.626 321.148 -.101 -1.705 .090 .118 8.474 EPS 6772.872 444.695 .958 15.230 .000 .105 9.504 PER -535.727 18468.054 -.002 -.029 .977 .101 9.946 OPM -7265.609 4818.051 -.059 -1.508 .134 .268 3.731 BV -.892 .810 -.027 -1.101 .273 .696 1.437 POR .000 .000 .016 .577 .565 .554 1.806 DER 89.882 52.401 .095 1.715 .089 .136 7.330 RRR 1260.738 9476.853 .008 .133 .894 .103 9.705 1 BETA -2497.607 6815.880 -.023 -.366 .715 .103 9.692 Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa pada variabel ROI, ROE, EPS, PER, OPM, BV, POR, DER, RRR dan BETA nilai VIF nya dibawah nilai 10 artinya variabel- variabel tersebut tidak terjadi multikolonieritas, sementara ROA nilai VIF nya sebesar 10.071 atau diatas nilai 10 dimana nilai tolerance 0.099 atau kurang dari 10 , dengan demikian telah terjadi multikolinearitas pada variabel ROA. Salah satu cara Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 mengobati multikoloniearitas menurut Ghozali 2009 adalah keluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu prediksi. Setelah dilakukan pengeluaran variabel ROA dari variabel independen, maka hasil uji multikolinearitas dapat dilihat 5.4 berikut : Tabel 5.4 Hasil Uji Multikolinearitas -2 Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF Constant 1999.294 1177.891 1.697 .092 ROI 1239.797 1175.746 .034 1.054 .293 .419 2.389 ROE -461.874 319.631 -.085 -1.445 .151 .121 8.274 EPS 6864.510 444.754 .971 15.434 .000 .107 9.371 PER -3204.311 18537.328 -.011 -.173 .863 .101 9.877 OPM -3190.221 4239.224 -.026 -.753 .453 .351 2.847 BV -.858 .816 -.026 -1.052 .295 .696 1.436 POR .000 .000 .017 .597 .551 .554 1.805 DER 73.980 51.969 .078 1.424 .157 .141 7.107 RRR 3181.650 9480.300 .021 .336 .738 .104 9.573 1 BETA -1101.950 6817.394 -.010 -.162 .872 .105 9.557 a. Dependent Variable: PRICE Uji Multikolinearitas yang telah dilakukan mengakibatkan adanya perubahan pada pemakaian defenisi operasional variabel yang disebabkan dari dihilangkankannya variabel ROA. Adapun defenisi operasional variabel untuk penyajian pembahasan berikutnya adalah : a. Fundamental keuangan X 1 : Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 1. ROI adalah hasil bagi akar kuadrat laba operasi dengan akar kuadrat total investasi 2. ROE adalah hasil bagi antara akar kuadrat laba setelah pajak dengan akar kuadrat ekuitas 3. EPS adalah hasil bagi antara akar kuadrat laba setelah pajak dengan akar kuadrat jumlah lembar saham 4. PER adalah hasil bagi antara akar kuadrat harga saham dengan akar kuadrat ekuitas. 5. OPM adalah hasil bagi antara akar kuadrat laba operasi dengan akar kuadrat penjualan 6. BV adalah hasil bagi antara akar kuadrat modal dengan akar kuadrat jumlah lembar saham 7. POR adalah hasil bagi antara akar kuadrat dividen dengan akar kuadrat earning pershare 8. DER adalah hasil bagi antara kuadrat total hutang dengan akar kuadrat ekuitas 9. RRR adalah akar kuadrat dari CAPM b. Beta X 2 adalah akar kuadrat dari nilai beta saham c. Harga Saham Y adalah akar kuadrat dari harga saham penutupan. Data telah diuji dengan asumsi klasik , maka uji regresi linier pada penelitian ini selanjutnya dapat di lanjutkan. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009

5.1.3 Persamaan Regresi Linier Metode Stepwise

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor Fundamental Keuangan terhadap Resiko Sistematik pada Perusahaan LQ45 yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013

0 60 82

Pengaruh Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 45 105

Faktor Faktor Yang mempengaruhi Resiko Sistematik Saham Pada Perusahaan Sektor Industri Consumer Goods Yang Listed Di Bursa Efek Jakarta

0 2 120

Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 9 124

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007-2009.

0 3 20

ANALISIS PENGARUH FUNDAMENTAL KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN Analisis Pengaruh Fundamental Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 15

ANALISIS PENGARUH FUNDAMENTAL KEUANGAN Analisis Pengaruh Fundamental Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 19

ANALISIS PENGARUH RISIKO SISTEMATIK DAN FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ANALISIS PENGARUH RISIKO SISTEMATIK DAN FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN KEUANGAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 1 11

SKRIPSI DEWI LESTARI

0 0 100