37
3.7 Evaluasi terhadap Sediaan 3.7.1 Pengamatan organoleptis
Pengamatan organoleptis yang diamati meliputi pengamatan bentuk, konsistensi, warna, rasa serta bau dari emulsi VCO secara visual Ditjen POM,
1995.
3.7.2 Pengukuran pH
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar netral pH
7,01 dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan aquadest, lalu dikeringkan dengan
tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu ditimbang 1 g sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml aquadest. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan
tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan nilai pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan Rawlins, 2003.
3.7.3 Penentuan tipe emulsi
Penentuan tipe emulsi sediaan dilakukan dengan penambahan sedikit metilen biru pada permukaan emulsi. Jika air merupakan fase eksternal ma, bahan
pewarna akan terlarut dan berdifusi merata dalam air. Jika emulsi bertipe am, partikel-partikel bahan pewarna akan menggumpal pada permukaan Martin, et
al., 2011.
3.7.4 Pengamatan creaming
Pengukuran dilakukan dengan membandingkan tinggi fase yang memisah dengan tinggi emulsi mula-mula yang ditunjukkan dengan nilai R.
38
3.7.5 Penentuan viskositas
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer Brookfield. Viskometer disiapkan, dipasang spindle no.61, diukur viskositas
sediaan pada kecepatan putar spindle 12 rpm, kemudian hasil pembacaan
dikalikan dengan faktor koreksi yang ada pada alat tersebut. 3.7.6 Uji redispersibilitas
Uji redispersibilitas dilakukan dengan cara mengocok masing-masing sediaan uji, kemudian dihitung jumlah pengocokan yang diperlukan sampai
sediaan emulsi terdispersi kembali.
3.7.7 Ukuran partikel dan distribusi partikel terdispersi
Pemeriksaan stabilitas sediaan meliputi ukuran partikel dan distribusi partikel terdispersi menggunakan mikroskop. Ukuran partikel terdispersi
ditentukan dengan pengamatan dibawah mikroskop yang diproyeksikan ke sebuah layar dan dilakukan pemotretan dari slide yang sudah disiapkkan. Pada sistem ini
akan muncul ukuran partikel dalam bentuk pixel selanjutnya diubah kedalam bentuk µm 1 pixel= 264, 58334 µm. Dari hasil pengamatan kemudian di plot
grafik waktu versus ukuran partikel terdispersi sehingga diamati perubahan ukuran partikel terdispersi. Ukuran rata-rata partikel terdispersi yang semakin
kecil menandakan produk emulsi semakin stabil. Distribusi partikel terdispersi ditentukan dengan memplot ukuran partikel
versus jumlah partikel sehingga diperoleh kurva distribusi partikel terdispersi. Distribusi normal akan ditandai dengan bentuk kurva yang simetris.
39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Uji Mutu VCO 4.1.1 Karakteristik organoleptis VCO
VCO berbentuk cairan encer berwarna bening, mempunyai rasa tawar serta bau yang khas. Saat diminum VCO mempunyai rasa khas minyak nabati
serta rasa yang tidak enak sebab cairan berbentuk minyak ini tidak larut air sehingga tetap meninggalkan bekas minyak di lidah yang menimbulkan rasa tidak
nyaman bagi penggunanya
.
4.1.2 Kadar air, bilangan asam dan bobot jenis VCO
Data perhitungan hasil penelitian dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5. Hasil penelitian tentang pembuatan VCO dengan ragi tempe secara fermentasi
secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Data kadar air, bilangan asam dan bobot jenis VCO No
Parameter Hasil
1 Kadar air
0,03 2
Bilangan asam 0,1389
3 Bobot Jenis
0,915 4
Rendemen Minyak 40,82
Pada tabel diatas dapat dilihat hasil kadar air VCO dalam penelitian ini memenuhi standar SNI yaitu maksimal 0,2. Semakin besar kadar air dalam
minyak, maka minyak makin rentan mengalami kerusakan. Hal ini disebabkan dihasilkannya asam lemak bebas dalam reaksi hidrolisis. Penentuan kadar air
dalam minyak sangat penting dilakukan, karena adanya air dalam minyak menyebabkan reaksi hidrolisis yang mengakibatkan kerusakan minyak Ketaren,