Sejarah Perhotelan URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 Sejarah Perhotelan

Secara harfiah kata hotel berasal dari kata hospitium bahasa Latin, yang berarti ruangan tamu yang berarti rungan tamu yang berada dalam suatu monastery yang kemudian kata hospitium di Perancis dipadukan dengan kata hospes lalu menjadi hospice. Untuk beberapa lama kata hospice tidak mengalami perubahan. Dalam perkembangan selanjutnya, setelah melalui proses pengertian dan analogi yang sangat lama untuk membedakan antara guest house dengan mansion house sebuah rumah besar, maka rumah besar tersebut disebut hostel. Kata hostel ini terus menerus digunakan orang,lambat laun huruf ”s” pada kata hostel menghilang atau dihilangkan, menjadi hotel seperti apa yang kita kenal sekarang ini. Pertumbuhan dan perkembangan perhotelan tidak dapat lepas dari pertumbuhan dan perkembangan pariwisata. Pertumbuhan dan perkembangan perhotelan di Indonesia dapat dibagi kepada tiga periode, yaitu masa penjajahan Belanda, masa penjajahan Jepang dan masa setelah Indonesia merdeka. Semasa penjajahan Belanda, dapat dikatakan kegiatan pariwisata hanya terbatas pada orang kulit putih saja. Pertumbuhan usaha perhotelan di Indonesia baru dikenal abad ke-19, dan hanya terbatas pada kota - kota besar dan kota yang berada didekat pelabuhan. Pada masa pendudukan Jepang, berkobarnya perang dunia ke II dan disusul dengan pendudukan Jepang di Indonesia, menyebabkan keadaan pariwisata di Indonesia semakin terlantar. Ditahun – tahun pihak Jepang akan kalah perang, menyusul setelah jatuhnya bom Nagasaki dan Universitas Sumatera Utara Hirosyima, terjadilah inflasi di mana – mana yang mengakibatkan usaha perhotelan sama sekali mati. Pada masa setelah Indonesia merdeka, lahir surat keputusan Wakil Presiden RI Dr. Moch. Hatta yang dikeluarkan di Jogyakarta tentang pendirian suatu badan atau lembaga yang diberi wewenang untuk melanjutkan tugas – tugas pengusahaan hotel bekas milik Belanda. Dalam dasawarsa 1970-an, baru muncul hotel – hotel bertaraf internasional yang dimiliki oleh perusahaan swasta maupun nasional.

2.2 Jenis – Jenis Akomodasi