Analisis Statistik Deskriptif Analisis Regresi Berganda

Fajrinur : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil Studi Kasus Pada Pajak USU, 2007. USU Repository © 2009 delapan belas tanggapan responden sangat setuju 7 responden 25,92, setuju 9 responden 33,33, kurang setuju 4 responden 14,80, tidak setuju 3 responden 11.12, sangat tidak setuju 4 responden 14.81. Pada pertanyaan nomor 19 sembilan belas, tanggapan responden sangat setuju 5 responden 18,52, setuju 7 responden 25,92, kurang setuju 5 responden 18,52, tidak setuju 6 responden 22,23, sangat tidak setuju 4 responden 14,81. Untuk pertanyaan nomor 20 dua puluh, tanggapan responden sangat setuju 6 responden 22,23, setuju 11 responden 40,74, kurang setuju 2 responden 7,40, tidak setuju 5 responden 18,50, sangat tidak setuju 3 responden 11,12.

C. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis regresi linear berganda dengan menggunakan metode enter, karena dengan metode enter seluruh variabel akan dimasukan kedalam analisis untuk dapat diketahui apakah variabel independen mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen. Data akan diolah menurut data enter pada input SPSS versi 12,0. Pada Tabel Variabel Entered Removed b terlampir menunjukan hasil analisis statistik deskriptif sebagai berikut: a. Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel independen yaitu variabel modal, peluang, pendidikan, emosional dan pengalaman. b. Tidak ada variabel independen yang dikeluarkan removed. c. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter. Fajrinur : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil Studi Kasus Pada Pajak USU, 2007. USU Repository © 2009 Pada Tabel deskriptif Statistik terlampir menunjukkan analisis statistics deskriptif sebagai berikut: a. Rata-rata variabel modal = 13,6296 variabel peluang =17,4444 variabel pendidikan = 9,5185 veriabel emosional = 13,5158 dan variabel pengalaman = 13,5185. b. Standar deviasi pada variabel modal = 1,11452 variabel peluang = 1,01274 variabel pendidikan = 1,05139 variabel emosional = 1,71801 dan standar deviasi variabel pengalaman = 1,05139. c. Rata-rata variabel memulai usaha kecil Y = 19,4444 dan standar deviasi = 1,88788. d. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 27 pedagang usaha makanan di Pajak USU.

D. Analisis statistik kuantitatif 1. Uji Validitas

Kuesioner disebarkan untuk menjadi sumber data yang baik, maka perlu digunakan uji validitas dan realibitas. Uji ini dilakukan dengan tujuan agar data- data yang diambil valid dan realibel, artinya benar-benar mengukur apa yang hendak diukur dan konstan dalam pengambilan data. Valid berarti data-data yang diperoleh dengan penggunaan alat instrument misalnya kuesioner, benar-benar dapat menjawab tujuan penelitian Pratisto, 2004:241. Pengujian validitas instrumen digunakan dengan menggunakan program SPSS 12,0 for windows, dengan kriteria sebagai berikut: Fajrinur : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil Studi Kasus Pada Pajak USU, 2007. USU Repository © 2009 1. Jika r hitung r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. 2. Jika r hitung r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid. Pada hasil pengolahan dengan menggunakan bantuan software SPSS 12.0 untuk melakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas pada tiap pertanyaan dan kuesioner yang akan diajukan, diperoleh data output sebagai berikut: 1. Pada kelompok Item Total Statistics, Scale Mean if Item Deleted menerangkan rata-rata total jika variabel tersebut dihapus. 2. Corrected Item Total Correlation merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrument. Untuk mengetahui validitas butir pertanyaan tersebut harus dibandingkan dengan r tabel - r tabel pada = 0,05 dengan derajat bebas df = jumlah kasus - 2. Jumlah kasus adalah 27, jadi df = 27 - 2 = 25 r 0,05 : 25 pada uji satu arah = 0,396 3. Jika r hitung positif dan r hitung r tabel maka butir pertanyaan tersebut valid. 4. Jika r hitung negatif atau r hitung r tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid. 5. r hitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. 6. Dari 20 butir pertanyaan yang dibuat pada kuesioner, ternyata butir pertanyaan 11 tidak valid karena r hitung r tabel. r hitung pada butir 11 adalah 0,327 dan lebih kecil dari r tabel yaitu 0,396 sehingga butir pertanyaan 11 harus dibuang terlampir. Fajrinur : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil Studi Kasus Pada Pajak USU, 2007. USU Repository © 2009 Dengan porsedur yang sama, kembali dilakukan uji validitas dengan membuang butir pertanyaan 11 maka akan diperoleh output sebagai berikut: r tabel pada = 5 dengan derajat bebas df = 19 – 2 = 17 Maka diperoleh r 0,05:17 pada uji satu arah = 0,482. Pada output dapat dilihat bahwa nilai Corrected Item Total Correlation r hitung semuanya lebih besar dari r tabel . Sehingga dapat disimpulkan bahwa 19 butir pertanyaan tersebut valid terlampir.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu intrumen penelitian. Intrumen yang reliabel adalah intrumen yang apabila digunakan berulangkali untuk objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama Sugiono, 2003:110. Pengujian yang dilakukan dengan program software SPSS 12.0 for windo ws. Butir pertanyaan yang dinyatakan sudah valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika r alfa positif atau r tabel maka pertanyaan reliabel. 2. Jika r alfa negatif atau r tabel maka pertanyaan tidak reliabel. Tabel 4.13 Realibilitas Kuesioner Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .939 19 Sumber: Penelitian 2007 data diolah Pada 19 butir pertanyaan dengan tingkat signifikan 5 koefision alpha sebesar = 0,939, sedangkan r tabel = 0,482 berati r alpha positif dan lebih besar dari r tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa butir-butir pertanyaan diatas bahwa telah Fajrinur : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil Studi Kasus Pada Pajak USU, 2007. USU Repository © 2009 reliabel dan kuesioner telah dapat disebarkan dan dijadikan sebagai intrumen dalam penelitian ini.

E. Analisis Kelayakan Model

Sebelum dapat menggunakan model regresi linier berganda dalam menganalisis variabel-variabel, maka terlebih dahulu diuji syarat-syarat yang harus dipenuhi. Dengan kata lain menguji dengan model asumsi klasik, yakni sebagi berikut:

1. Pengujian Normalitas Data

Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal. Untuk melihat normalitas data menggunakan pendekatan grafik yaitu Normality Probability Plot. Gambar 4.1 Normality Probability Plot 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Expected Cum Prob Dependent Variable: Memulai_Usaha Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Fajrinur : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil Studi Kasus Pada Pajak USU, 2007. USU Repository © 2009 Pada output SPSS P-P Plot of Regression, bahwa data cenderung lurus mengikuti garis diagonal sehingga data dalam penelitian ini cenderung terdistribusi normal seperti terlihat pada Gambar 4.1

2. Pengujian Multikolinearitas korelasi yang sempurna

Pengujian ini untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi maka dinamakan telah terdapat problem multikolinearitas pada penelitian ini. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor. Tabel 4.13 Nilai Value Inflaction Factor VIF dan Tolerance Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleranc e VIF 1 Constant 22.301 7.441 Modal -.673 .294 -.397 .891 1.122 Peluang .380 .312 .204 .955 1.048 Pendidikan -.496 .316 -.276 .864 1.157 Emosional .302 .193 .275 .870 1.149 Pengalaman -.178 .317 -.099 .860 1.163 a Dependent Variable: Memulai_Usaha Sumber: Penelitian 2007 Data diolah Suatu model regresi bebas dari problem multikolinearitas jika nilai VIF 5. Pada Tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa VIF 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan problem multikolinearitas pada penelitian ini.

3. Pengujian Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi linier terjadi korelasi antara kesalahan penganggu periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t- 1 sebelumnya. Fajrinur : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil Studi Kasus Pada Pajak USU, 2007. USU Repository © 2009 Hipotesisinya sebagai berikut: 1. H o = Tidak ada autokorelasi 2. H 1 = ada autokorelasi Tabel 4.14 Model Summaryb Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .662a .438 .304 1.57487 1.978 a Predictors: Constant, Pengalaman, Pendidikan, Peluang, Modal, Emosional b Dependent Variable: Memulai_Usaha kecil Sumber: Penelitian 2007 data diolah Pada Tabel 4.14 telah diperoleh Durbin-Watson DW hitung. Dengan menggunakan nilai signifikan = 5 dan jumlah sampel n = 27 serta jumlah variabel independen k = 6 maka dari tabel Durbin-Watson diperoleh du = 1,86 dan 4 – du = 2,14. Oleh karena itu DW hitung 1,978 ≥ du 1,86 maka H o diterima atau tidak terjadi autokorelasi dalam model ini.

4. Pengujian Homoskesdastisitas Heteroskesdatisitas

Pengujian heteroskesdatisitas untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan antara variance dari residual suatu pengamatan kepengamatan lainnya. Jika variance dari residual dari suatu pengamatan kepengamatan lainnya tetap maka akan disebut homoskesdastisitas dan jika variance berbeda disebut heteroskesdatisitas. Model regresi yang baik adalah homoskesdastisitas. Fajrinur : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil Studi Kasus Pada Pajak USU, 2007. USU Repository © 2009 Gambar 4.2 Scatterplot -2 -1 1 2 Regression Standardized Residual -3 -2 -1 1 2 R egressi on St udent i z ed R esi dual Dependent Variable: Memulai Usaha Scatterplot Sumber: Penelitian 2007 data diolah Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik tidak membentuk pola tertentu yang teratur tetapi titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi atau dengan kata lain data penelitian ini dianggap bersifat homoskesdastisitas.

F. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman terhadap variabel terikat memulai usaha kecil, dengan bantuan SPSS versi 12,0 dihasilkan output pada Tabel 4.15. Fajrinur : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil Studi Kasus Pada Pajak USU, 2007. USU Repository © 2009 Tabel 4.15 Coefficientsa Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 22.301 7.441 2.997 .007 Modal -.673 .294 -.397 -2.292 .032 Peluang .380 .312 .204 1.816 .047 Pendidikan -.496 .316 -.276 -1.570 .131 Emosional .302 .193 .275 1.878 .042 Pengalaman -.178 .317 -.099 -.561 .501 a Dependent Variable: Memulai_Usaha kecil Sumber: Penelitian 2007 data diolah Model regresi untuk persamaan ini dapat dilihat dari Tabel Coefficientsa pada kolom B, yaitu: Y = 22,301X 1 - ,0673 X 2 + 0,380 X 3 – 0,496 X 4 + 0,302 – 0,178 X 5 + e Dimana: Y = Memulai Usaha kecil X 1 = Modal X 1 = Modal X 2 = Peluang X 3 = Pendidikan X 4 = Emosional X 5 = Pengalaman Persamaannya dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar 22,301 menyatakan bahwa jika tidak ada faktor modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman maka memulai usaha kecil pada Pajak USU tetap ada sebesar 22,301. 2. Koefision regresi X 1 sebesar -0,673 artinya setiap peningkatan variabel modal X 1 sebesar satuan nilai, maka akan terjadi penurunan memulai usaha kecil pada Pajak USU sebesar -0,673, begitu juga sebaliknya jika variabel modal X 1 mengalami penurunan sebesar satuan nilai maka memulai usaha kecil pada pajak USU maka akan mengalami peningkatan sebesar 0,673 Fajrinur : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil Studi Kasus Pada Pajak USU, 2007. USU Repository © 2009 sehingga pola hubungan yang dimiliki modal X 1 dengan memulai usaha kecil pada Pajak USU adalah negatif. 3. Koefision regresi X 2 sebesar 0,380 artinya setiap peningkatan variabel peluang X 2 sebesar satuan nilai, maka akan meningkat memulai usaha kecil pada Pajak USU sebesar 0,380. Ini menunjukkan hubungan berbanding lurus antara faktor peluang X 2 dengan memulai usaha kecil pada Pajak USU maka pola hubungan positif. 4. Koefision regresi X 3 sebesar -0.496 artinya setiap peningkatan variabel pendidikan X 3 sebesar satuan nilai, maka akan terjadi penurunan memulai usaha kecil pada Pajak USU sebesar -0,496, begitu juga sebaliknya jika variabel pendidikan X 3 mengalami penurunan sebesar satuan nilai maka memulai usaha kecil pada pajak USU maka akan mengalami peningkatan sebesar 0,496 sehingga pola hubungan yang dimilik pendidikan X 3 dengan memulai usaha kecil pada Pajak USU adalah negatif. 5. Koefision regresi X 4 sebesar 0,302 artinya setiap peningkatan variabel emosional X 4 sebesar satuan nilai, maka akan meningkat memulai usaha kecil pada Pajak USU sebesar 0,302. Ini menunjukkan hubungan berbanding lurus antara faktor emosional X 4 dengan memulai usaha kecil pada Pajak USU maka pola hubungan positif. 6. Koefision regresi X 5 sebesar -0,178 artinya setiap peningkatan variabel pengalaman X 5 sebesar satuan nilai, maka akan terjadi penurunan memulai usaha kecil pada Pajak USU sebesar -0,178 begitu juga sebaliknya jika variabel pengalaman X 5 mengalami penurunan sebesar satuan nilai maka memulai usaha kecil pada Pajak USU maka akan mengalami peningkatan Fajrinur : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil Studi Kasus Pada Pajak USU, 2007. USU Repository © 2009 sebesar 0,178 sehingga pola hubungan yang dimiliki pengalaman X 5 dengan memulai usaha pada Pajak USU adalah negatif.

G. Pengujian Hipotesis 1. Uji Signifikan Simultan Uji-F