Sikap Amerika Serikat terhadap Taliban

41 dipelopori oleh Abdul Wahab 1703-1792 bertujuan untuk membersihkan suku- suku Badui di Semenanjung Arab dari pengaruh sufisme. Penyebaran wahabisme menjadi bagian penting di dalam kebijakan luar negeri Arab Saudi setelah tahun 1970-an wahabisme dan deobandisme memiliki beberapa kesamaan dalam hal sikap mereka yang menyesalkan tradisi dan praktek-praktek adat yang telah bercampur dengan agama dan pelarangan terhadap representasi bentuk makhluk hidup yang merupakan dasar pelarangan segala seni lukis dan gambar, serta foto dan televisi. Beberapa kesamaan ini ikut menjelaskan tergabungnya kelompok- kelompok non-Afganistan khususnya Arab yang di dalamnya gerakan Taliban. Kaum Wahabi telah terlibat di Afganistan sejak masa perlawanan terhadap penduduk Soviet. 49

D. Sikap Amerika Serikat terhadap Taliban

Awalnya, Amerika Serikat ikut menyambut positif lahirnya Taliban dan memberikan dukungan atas kekuasaan milisi tersebut di Kota Kabul. Amerika Serikat punya kepentingan politik dari lahirnya Taliban yang menganut madzhab Sunni, yaitu dalam upaya meredam pengaruh Iran yang menganut madzhab Syi’ah di Afganistan. 50 Kecurigaan AS semakin kuat, setelah Iran juga turut mendukung koalisi anti Taliban yang berbasis di Afganistan Utara. Hal ini membuat Amerika Serikat menuding Iran telah melampaui garis merah permainan di Afganistan. Gelagat 49 Akmam, “Kebangkitan Gerakan Taliban di Afganistan tahun 1994,” h. 76-77. 50 AS menganggap dukungan penuh Iran atas milisi Syi’ah pimpinan Abdul Karim Khalili yang menguasai wilayah Afghanistan Tengah, sebagai bagian dari upaya Teheran ikut nimbrung menanamkan pengaruh di Afghanistan. Lihat Mushafa Abdurrahman, Afghanistan di Tengah Arus Perubahan: Laporan dari Lapangan Jakarta: Kompas, 2002. , h.28. 42 Iran tersebut sudah dianggap mengancam kepentingan Amerika Serikat di Afganistan. Seperti dimaklumi, hubungan AS-Iran sangat buruk pasca revolusi Iran tahun 1979. Dalam konteks tersebut, AS memilih berkoalisi dengan Taliban meskipun diketahui sangat puritan dan konservatif dalam pemahaman agama, sebagai bagian dari strategi Washington mengepung musuh lamanya, Iran. 51 AS juga melihat milisi Taliban yang notabene berasal dari etnik Pashtun, sebagai penyanggah yang efektif bagi kemungkinan meluasnya pengaruh Rusia di Afghanistan. Rusia dicurigai main mata dengan etnik-etnik minoritas di Afghanistan seperti etnik Uzbek dan Tajik. Dua etnik minoritas Afghanistan tersebut menjalani hubungan khusus dengan Uzbekistan dan Tajikistan yang berada di bawah atmosfir pengaruh Rusia. Faktor ekonomi juga berada di balik dukungan AS atas Taliban. Sebuah perusahaan minyak AS, Delta Oil saat itu berniat membangun pipa untuk menyalurkan gas alam dari Turkmenistan ke pesisir Pakistan melalui Afghanistan. Panjang pipa tersebut sekitar 1000 mil dengan menelan biaya 2,5 juta dollar Amerika Serikat. Tentu saja pihak Delta Oil sangat mendukung kekuasaan Taliban yang telah mengeluarkan fatwa agama bahwa mendorong investasi asing bagian ajaran agama. 52 Afghanistan juga merupakan bagian dari suatu mata-rantai yang dikenal dengan nama ‘Cekungan Kaspia’ Caspian Basin yang merentang dari Turkmenistan, Azerbaijan, Uzbekistan, Afghanistan, Tajikistan, dan Kirgystan dengan deposit minyak Cekungan Kaspia yang ditaksir tidak kurang dari 30 51 Musthafa Abdurrahman, Afghanistan di Tengah Arus Perubahan, h.29. 52 “Redupnya Nilai Strategis Taliban,” Kompas, 23 September 2001. 43 trilyun barrel, suatu jumlah yang mampu memasok paling tidak untuk 80-100 tahun kebutuhan minyak Amerika Serikat. Selama itu rezim Taliban yang ada di Afganistan merupakan kekuatan satu- satunya di kawasan itu yang bebal dan menentang kehendak Amerika Serikat yang ingin menguasai minyak di kawasan tersebut. Ketakukan Taliban kepada hegemoni Amerika Serikat di kawasan Asia Tengah itu membuat Taliban mempertimbangkannya untuk memberikan konsesi kepada sebuah negara Amerika Latin. Resikonya lebih kecil, tetapi hal itu membuat Amerika Serikat murka sekali. Sebuah delegasi presiden Amerika Serikat menemui Mullah Muhammad Omar, pimpinan Taliban, bekas sekutu Amerika Serikat ketika memerangi Uni Soviet. Utusan itu kesal sekali ketika pihak Taliban tetap bersikeras dengan kebijakan mereka. Kesabaran delegasi Amerika Serikat habis dan ditutup dengan pernyataan, “If you agree with us, we will provide you with golden carpet; but if you don’t agree with us, we will pump you with carpet bombing ” Taliban tetap menolak. Kesimpulannya, Taliban harus dihabisi 53 Selain itu, ada empat faktor khusus yang menyebabkan ketidakpuasan Amerika Serikat terhadap Taliban: pertama, Taliban dianggap tidak mampu untuk mengontrol Afghanistan akibat ekspansinya yang terlalu cepat. Washington mengharap bahwa dengan menangnya Taliban, bisa tercipta rasa damai di seluruh kawasan Afghanistan. Namun harapan itu tidak menjadi kenyataan. Pengambilalihan Kabul oleh Taliban malah melahirkan “negara polisi” di ibukota, pembersihan etnis di wilayah utara, dan banyaknya kerusuhan di wilayah-wilayah yang sebelumnya malah relatif aman. Pendapat yang menyatakan bahwa Taliban 53 Z.A. Maulani, Mengapa? Barat Memfitnah Islam Jakarta: Daseta, 2002, h.130-131. 44 akan menyebar stabilitas dalam negeri sama sekali tidak terbukti. Kedua, harapan Taliban akan segera menghentikan penanaman ganja dan opium, seperti banyak diramalkan akhirnya hanyalah sebuah ilusi. Bukannya Taliban menjadi partner dalam memerangi beredarnya obat-obat terlarang, namun sebaliknya malah mereka mengambil untung yang sebesar-besarnya. Di akhir 1997, 7,5 dari keseluruhan hasil panen opium yang berjumlah 2.500 ton dilaporkan berasal dari Kandahar, tempat Taliban bermarkas. Dan 90 dari hasil panen opium itu berada di bawah kontrol Taliban. Ketiga, Taliban sama sekali tidak sensitif terhadap kebijakan politik AS, tidak seperti yang diharapkan oleh Washington, contoh paling jelas adalah perlindungan yang diberikan Taliban pada Osama bin Laden, seorang milliyuner asal Arab Saudi, yang dituduh Amerika Serikat telah mendanai orang-orang yang anti terhadap Amerika seperti pengeboman barak militer di Arab Saudi di mana beberapa personil tentara Amerika mati terbunuh. Keempat, perlakuan Taliban terhadap wanita, yang secara luas disebarkan lewat media massa menyusul jatuhnya Kabul, dianggap sebagai penghinaan terhadap nilai- nilai HAM dan Amerika menyatakan diri sebagai pembelanya. Dan itu menjadikan harapan Taliban untuk diakui oleh Amerika Serikat setelah setahun penaklukan kota Kabul adalah sia-sia. Amerika Serikat beranggapan lebih baik menutup kedutaan Afghanistan di Washington, ketimbang memberikannya kepada orang-orang Taliban. 54 54 William Maley, Taliban dan Multi Konflik di Afghanistan, h.109-110. 45

BAB III PENGARUH INVASI MILITER AMERIKA SERIKAT TERHADAP