Peranan Perbankan Dalam Memasarkan Kredit Perumahan Dalam Bentuk KPR Pada Bank BRI Cabang Setia Budi Medan

(1)

(2)

(3)

K A T A P E N G A N T A R

Puji dan syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia Nya, nikmat dan kekuatan serta kesabaran dalam diri sehingga terselesaikannya Tugas Akhir ini dengan baik guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Keuangan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini penulis berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan dan kesabaran penulis. Namun penulis menyadari bahwa Tugas Akhit ini masih jauh dari sempurna seperti yang diharapkan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman serta kemampuan yang penulis miliki.

Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati memohon maaf dan mengharapkan kkritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk kebaikan di masa yang akan datang.

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini penulis menerima dukungan dan bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karenanya pada kesempatan ini dengan ketulusan da kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof. DR. Paham Ginting, MS selaku Ketua Pengelola Program Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 3. Bapak Syafrizal Helmi, SE, M. Si selaku Sekretaris Pengelola Program


(4)

yang sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dan kemudahan bagi penulis

4. Bapak M. Solihin selaku Pimpinan Bank BRI Cabang Setia Budi Medan yang telah memberikan kemudahan dalam melakukan riset dan pengumpulan data yang diperlukan

5. Ibu Maria Siburian selaku Supervisor Bank BRI

6. Teristimewa Kedua Orang tuaku, Ayahanda Delviyan dan Ibunda Gusti Halida, yang telah memberikan dukungan moril dan materil yang tak henti-hentinya dan memberikan cinta dan kasih sayang serta selalu mendoakan penulis ( U are my Big Inspiration )

7. Buat Ridho yang sampai saat ini dekat dengan saya, makasih banyak ya atas bantuannya baik moril maupun materil

8. Buat temen-temen D-III Keuangan Khususnya ’06 terima kasih atas kebersamaan nya selama 3 tahun ini

9. Buat Kak Nur, makasih atas bantuannya

10. Buat pagi, siang dan malam yang tak henti-hentinya memberikan pengalaman buatku

11. Buat seluruh pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu

Medan, Juni 2009 Penulis


(5)

D A F T A R I S I

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas ... 7

B. Jenis Kegiatan BRI ... 11

C. Struktur Organisasi ... 15

D. Kinerja Usaha Terkini ... 23

E. Rencana Kegiatan BRI ... 24

BAB III PEMBAHASAN ... 25

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... 35

D A F T A R P U S T A K A ... 37 L A M P I R A N


(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbankan, salah satu sektor yang diharapkan berperan aktif dalam menunjang kegiatan pembangunan nasional atau regional. Peran itu diwujudkan dalam fungsi utamanya sebagai lembaga intermediasi atau institusi perantar antara debitor dan kreditor. Dengan demikian, pelaku ekonomi yang membutuhkan dana untuk menunjang kegiatannya dapat terpenuhi dan kemudian roda perekonomian bergerak.

Kebutuhan penduduk terus meningkat sejalan dengan pertambahan dan pertumbuhan penduduk yang tergolong cepat di Indonesia umumnya dan di kotamadya Medan khususnya. Prioritas kebutuhan terpenting salah satunya adalah kebutuhan akan perumahan. Selain tempat berlindung, rumah juga sudah menjadi suatu penilaian status sosial seseorang yang menghuni rumah tersebut. Hal ini menunjang perhatian banyak usahawan untuk membangun perumahan.

Perkembangan dunia bisnis dewasa ini di negara kita terlihat dari kebutuhan masyarakat akan papan diyakini kalangan perbankan masih tetap tinggi. Ini terbukti dengan hadirnya sejumlah proyek pembangunan perumahan di berbagai wilayah Indonesia yang dilaksanakan kalangan pengembang nasional. Terlebih, pemerintahtelah merancang program sejuta rumah dan seribu apartemen, hingga kini pembangunannnya terus dilakukan guna mencapai target yang


(7)

diharapkan. Keadaan ini mendorong kalangan perbankan untuk tetap konsisten menyalur dana kredit perumahan pada masyarakat.

Sehubungan dengan usaha pemerintah dalam meningkatkan fungsi dari dunia bisnis di Indonesia sekaligus untuk memacu laju perekonomian negara, maka hal ini pemerintah harus memperhatikan peran dan fungsi perbankan Indonesia. Hal ini berkaitan dengan tujuan dari perbankan Indonesia, yakni “ Menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan dari kesejahteraan rakyat banyak.” Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dunia perbankan tidak terlepas dari pembangunan nasional.

Pentingnya peranan perbankan dalam perekonomian dan besarnya tingkat kepercayaan masyarakat yang harus di jaga dalm usaha ini. Setiap ketentuan yang dibuat perbankan dalam Perekonomian Nasional pada akhirnya akan bermuara pada satu tujuan, yakni menghasilkan sistem perbankan yang sehat, kuat dan stabil. Dengan demikian Bank dapat menjalankan fungsi financial dengan optimal.

Dengan ini kalangan perbankan menegaskan komitmennya menjadi Bank yang siap menyalurkan kredit perumahan. Bersamaan dengan rencana tersebut, kalangan perbankan meluncurkan program KPR.

Pengsa KPR sangat menggiurkan bagi perbankan. Selain mendapatkan keuntungan dari Bank, nasabah juga terkait transaksi denagn Bank dalam jangka panjang. Salah satu penyebab, meningkatnya pemberian KPR oleh Bank-Bank adalah masih banyaknya masyarakat yang membutuhkan rumah yang merupakanm peluang bagi Bank.


(8)

Dalam kesempatan ini, peran perbankan sebagi lembaga keuangan mampu bertindak kreatif dan inovatif dalam memasarkan kredit perumahan. Dan tentunya bermanfaat bagi masyarakat khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Menengah Bawah, termasuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBM/MBR). Di sisi lain, meeka tidak mampu membeli secara kontan (Cash). Akhirnya, sistem kredit melalui KPR menjadi pilihan.

Hadirnya KPR ini akan memberikan kerja sama yang lebih luas bagi Bank dengan kalangan pengembang dalam hal pembiayaan baik secara subsidi maupun non-subsidi (komersial). Diharapkan KPR bisa menjadi pilihan masyarakat tanah air dalam pembiayaan perumahan, baik melalui program subsidi pemerintah maupun non- subsidi. Melalui instrumen KPR ini masyarakat dapat memiliki rumah tinggal atau hunian yang layak untuk tempay tinggal.

Dari uraian tersebut sangat jelas bahwa memasarkan perumahan dalam bentu kredit bagi masyarakat sangatlah penting dimana masyarakat dapat membeli perumahan yang diinginkannya dan akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan dalam meningkatkan perekonomiaqn saat ini. Berdasarkan hal di atas maka disusun tugas akhir ini dengan judul “ PERANAN PERBANKAN

DALAM MEMASARKAN KREDIT PERUMAHAN DALAM BENTUK KPR PADA BANK BRI CABANG SETIA BUDI MEDAN. “


(9)

B. Perumusan Masalah

Masalah merupakan suatu kenyataan yang tidak diharapkan atau

seharusnya tidak terjadi dan menyimpang dai biasanya. Masalah timbul karena adanya tantangan, adanya kesangsian ataupun kebingungan terhadap suatu hal atau fenomena, adanya kemenduaan arti (ambiquity), adanya halangan an rintangan, adanya celah (gap) baik antar kegiatan atau antar fenomena, baik yang telah ada ataupun yang akan ada. Penelitian diharapkan dapat memcahkan masalah-masalah itu sedikit-dikitnya menutup celah yang terjadi.

Adapun permasalahan yang akan dibahas di dalam tugas akhir ini adalah :

 Bagaimana prosedur yang akan diberikan dalam memperoleh Kredit Pemilikan Perumahan ?

 Apakah ada masalah-masalah yang timbul dalam memasarkan poerumahan ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis mengadakn penelitian pada Bank BRI adalah : 1. Untuk mengetahui prosedur dan syarat-syarat dalam memperoleh Kredit

Pemilikan Rumah

2. Mengidentifikasi masalah-masalah yang akan timbul dalam memasarkan Kredit Perumahan


(10)

3. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan yasng telah dicapai oleh Bank BRI Cabang Setia Budi Medan

4. Untuk mengetahui pengetahuan teoritis penulis

5. Untuk memberikan saran yang diperkirakan perlu untuk menunjang usaha peningkatan dalam memasarkan Kredit Pemilikan Rumah di masa yang akan datang

D. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat penulis mengadakan penelitian diuraikan sebagai berikut: 1. Bagi Mahasiswa

 Penulisan tugas akhir ini berguna untuk menambah pengetahuan dalam melakukan pemasaran perumahan dalam bentuk KPR

 Penulisan tugas akhir ini berguna untuk memenuhi salah satu persyratan akademik dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

 Mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh diperkuliahan ke dalam permasalahan yang di hadapi

 Mendorong mahasiswa untuk belajar menjadi tenaga ahli yang siap pakai

 Menciptakan dan menumbuhkan rasa tanggung jawab profesional serta kedisiplinan yang nantinya hal-hal ini dibutuhkan dalam dunia sebenarnya


(11)

2. Bagi Lembaga Pendidikan

 Penulisan tugas akhir ini berguna sebagai masukan bagi yang membutuhkannya

 Dapat memberikan pengetahuan dan referensi bagi peneli-peneliti lain yang tertarik pada bidang produk jasa perbankan

 Meningkatkan hubungan kerjasama Fakultas Ekonomi USU dengan Bank BRI Cabang Setia Budi Medan

 Memberikan bukti nyata disiplin ilmu yang telah diterapkan

 Guna meningkatkan profesionalisme, memperluas serta memantapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu khususnya di bidang keuangan

3. Bagi Bank BRI Cabang Setia Budi Medan

 Penulisan tugas akhir ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil lankah-langkah perbaikan pada masa yang akan datang sehingga diharapkan terus mengalami peningkatan

 Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Bank BRI Cabang Setia Budi Medan dengan lembaga pendidikan Universitas Sumatera Utara khususnya Fakultas Ekonomi

 Meningkatkan kerja sama dengan lembaga pendidikan dalam peningkatan sumber daya manusia


(12)

BAB II

PROFIL

PERUSAHAAN

A. Sejarah Ringkas

Sejarah Bank Rakyat Indonesia (BRI) dimulai pada zaman Belanda, yaitu pada tanggal 16 Desember 1895 yang ditandai dengan berdirinya De Poerwokertosche Hulp-en Spaarkbank Der Inlansche Hoofden (Bank Penolong dan Tabungan Priyayi Poerwokerto). Atau lebih dikenal sebagai “Bank Priyayi Poerwokerto”.

Tahun 1896 W. P. D De Wolf Van Weesterrode (Asisren Residen Poerwokerto yang menggantikan E. Sieburgh) bersama A. L Schif mendirikan De Poerwokerto HulpSpaar-en Landbouwcrediet-bank sebagai kelanjutan Bank Priyayi Poerwokerto. Berdirinya Bank Perkreditan Rakyat mendapat sambutan positif masyarakat. Sejak tahun 1898 didirikanlah Golsbanken (Bank Rakyat) di daerah-daerah lain seperti Manado, Bukit Tinggi, dan Garut. Daerah kerja Bank Rakyat ini meliputi wilayah administrasi kabupaten atau afdeling Bank.

Pada awal abad ke-20 bank-bank rakyat tersebut mengalami kesulitan sehingga pemerintah kolonial ikut campur tangan dalam perkembangan Bank Perkreditan Rakyat dengan mendirikan Dients Der Volkscredietwesen (Divas Perkeditan Rakyat) tahun 1904, yang bertugas membantu Bank-Bank Rakyat secara materil maupun inmateril melalui tambahan modal, bimbingan, pembinaan, dan pengawasan. Dengan demikian, sejak tahun 1904 perkreditan rakyat menjadi tugas pemerintah.


(13)

Untuk mengendalikan dan mengembangkan usaha perbankan yang sedang berkembang, pada tahun 1912 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Centrale Kas (Kas Induk) yang berfungsi sebagai Bank Sentral bagi bank-bank rakyat.

Akibat resensi dunia pada tahun 1912-1932 banyak bank-bank rakyat yang mengalami masalah berat. Pemerintah Kolonial Volkcrediet Bank (AVB) tahun 1934, yang berstatus Badan Hukum Eropa. Modal pertamanya beasal dari Likuidasi Centrale Kas di tambah kekayaan bersih bank-bank rakyat. Pada zaman penduduk Jepang, AVB di Pulau Jawa diganti namanya menjadi Syomin Ginko (Bank Rakyat) berdasarkan UU No. 39 tanggal 3 Oktober 1942.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) 17 Agustus 1945, dengan Peraturan Pemerintah(PP) No. 1 Tahun 1946 tanggal 22 Februari 1946, Pemerintah RI menetapkan berdirinya Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai Bank Pemerintah yang dahulu berturut-turut bernama Algemeene Volkscrediet Bank(AVB) dan Syomin Ginko.

Perkembangan sejarah politik Indonesia turut juga mempengaruhi perkembangan sejarah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dengan Surat Keputusan Menteri Kemakmuran Republik Indonesia (RIS) tanggal 16 Maret 1959, Direksi Bank Rakyat Indonesia negara bagian Republik Indonesia (17 Agustus 1945) dipindahkan dari dari Yogyakarta ke Jakarta untuk dijadikan Direksi Bank Rakyat RIS (BARRIS).

Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden yang menyatakan kembali ke UUD 1945, maka dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) Nomor 41 tanggal 6 Oktober 1960 yang tercatat dalam lembaran negara


(14)

No. 128 thun 1960 dibentuklah Bank Koperasi, Tani, dan Nelayan yang disingkat dengan BKTN.

Bank seterusnya berturut-turut diturut dilebur dan diintegrasikan :

 Bank Rakyat Indonesia berdasarkan PERPU No. 42 Tahun 1960 tanggal 26 Oktober.

 PT. Bank Tani Nelayan berdasarkan PERPU No. 43 Tahun 1960 tanggal 26 Oktober.

 Nedelandsche Handel Mij (MIJ) yang dinasionalisasikan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 26 1-260/BUM II tanggal 30 November 1960 diserahkan kepada Bank Koperasi, Tani dan Nelayan.

Namun belum sampai integrasi ketiga bank Pemerintah ini terlaksana, Bank Umum Negara serta Bank Tabungan dan Pos berdasarkan Penpres Nomor 8 Tahun 1965 Tanggal 4 Juni disatukan dengan Bank Indonesia, sebagai suatu langkah kebijakan Pemerintah menuju pembentukan bank tunggal. BKTN diintegrasikan pula ke Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan berdasarkan Penpres Nomor 9 Tahun 1965 dan Nomor 47 Tahun 1965 tentang Pembentukan Bank Tunggal Negara Indonesia Unit II.

Bank Negara Indonesia Unit II (bekas peleburan Bank Rakyat Indonesia dan Bank Tani dan Nelayan) dalam sehari-hari bekerja dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II bidang rural sedangkan dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II bidang EKSIM.


(15)

Pada akhirnya tahun 1986 Berdasarkan UU omor 14 Tahun 1967 tentang UU Pokok Perbankan dan UU Nomor 13 Tahun 1968 tentang UU Bank Sentral dikembalikan dan Bnak Negara Indonesia Unit II bidang Rural/Eksim dijadikan bank-bank milik negara dengan nama :

1. Bank Rakyat Indonesia yang menampungsegala hak dan kewajiban serta kekayaan dan perlengkapan Bnak Negara Indonesia bidang rural dengan UU nomor 21 Tahun 1968

2. Bank Ekspor Impor Indonesia yang menampung segala hak dan kewajiban serta kekayaan da perlengkapan Bank Negara Indonesia Unit II bidang Eksim dengan UU nomor 22 Tahun 1968

3. Pada tahun 1968, ditetapkansebuah Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang berkantor pusat di jakarta dan selanjutnya pada tanggal 1 Juli 1992 dengan Undang-Undang no.113 Tahun 1982 BRI berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Tahun 1982 Direksi menugaskan sebuah tim untuk mengkaji tentang tanggal berdirinya BRI yang hasilnya dituangkan dalam SK Direksi BRI No. KEP:67/DIR?211982 Tanggal 2 Desember 1982, ditetapkan bahwa hari jadi BRI tanggal 16 Desember 1985. Dimana tanggal tersebut merupakan tanggal berdirinya De Poerwokerto Hulp En Spaarkbank Der Inlandsche hoofden yang merupakan cikal bakal berdirinya Bank Rakyat indonesia (BRI).


(16)

Visi dan Misi Bank Rakyat Indonesia Visi Bank Rakyat Indonesia

 Menjadi Bank Komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

Untuk mewujudkan Visi tersebut, maka Bank Rakyat Indonesia menetapkan 3 (tiga) MISI yang dilaksanakan, Yaitu :

1. Melakukan Kegiatan Perbankan yang terbaik dengan memprioritaskan pelayanan kepada usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) untuk menunjang perekonomian masyarakat

2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan di dukung Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dengan melakukan praktek tata kelola perusahaan yang baik (Good Coorporate Govermance)

3. Memberikan keuntungan dan manfaat Se-optimal mungkin berbagai pihak yang berkepentingan

B. Jenis Kegiatan BRI

1. Bidang Operasional Pasif

Bidang ini berfungsi untuk menghimpun dana-dana (Funding) dari masyrakat atau dari pihak ketiga. Dalam penghimpunan dana-dana tersebut BRI mengeluarkan berbagai jenis produknya yaitu :


(17)

Tabungan BRI yang penyetorannya dan pengambilannya tidak dibatasi baik frekuensi maupun jumlahnya selama saldo mencukupi

b) Tabungan Britama Dollar

Simpanan dalam mata uang, pengambilannya tidak dibatasi baik frekuensi dan jumlahnya (sesuai ketentuan)

c) Tabungan Simpedes

Simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan yang penyetorannya dan pengambilannya tidak dibatasi baik frekuensi maupun jumlahnya selama saldo mencukupi

d) Tabungan Haji BRI

Tabungan yang diperuntukkan bagi perorangan guna mempersiapkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH)

e) Deposito BRI

Simpanan berjangka dalam mata uang rupiah yang dikeluarkan oleh BRI dimana penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu

f) Deposito BRI Vallas

Simpanan pihak ketiga berupa simpanan berjangka dalam mata uang asing yang hanya dapat diambil setelah jangka waktu tertentu sebagaimana telah diperjanjikan antara Deposan dengan BRI


(18)

g) Giro

Simpanan pihak ketigayang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro atau surat perintah penarikan lainnya dengan cara pemindahbukuan

2. Bidang Operasional Aktif

Bidang ini berfungsi untuk menyalurkan dana-dana yang telah diberikan oleh pihak ketiga atau dana-dana yang dihimpun oleh Bank dan disalurkan kembali kepada masyarakat melalui fasilitasn kredit, seperti :

a) Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BRI

Kredit konsumer yang digunakan untuk pembiayaan kepemilikan rumah (dapat berupa pembelian baru/bekas, pembangunandan renovasi)

1. Rumah tinggal (residence) i. Rumah

ii. Apatemen

2. Rumah usaha (Commercial property) i. Rumah toko (ruko)

ii. Rumah kantor (rukon)

b) Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) BRI

Fasilitas kredit yang diberikan kepada individu yang memiliki pendapatan/penghasilan tetap maupun tidak tetap, yang digunakan untuk keperluan pembelian kendaraan bermotor, yaitu :


(19)

Fasilitas KKB tidak diberikan untuk pembelian kendaraan bermotor yang memiliki roda lebih dari 4 (empat)

2. Kendaraan bermotor roda dua (sepeda motor) baru dan bekas Khususnya untuk pembelian kendaraan bermotor roda dua bekas hanya dapat dilayani dengan pola kerja sama denga pihak ketiga c) Kredit Multiguna (KMG) BRI

Fasilitas kredit yang diberikan kepada individu yang memiliki penghasilan tetap maupun tidak tetap yang digunakan untuk berbagai keperluan konsumtif yang tidak dilayani dengan skim KPR dan KKB maupun kredit konsumtif lainnya, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3. Bidang Jasa-jasa perbankan

Disamping BRI mengeluarkan produk penghimpunandan penyalur dana, BRI juga mengeluarkan produk jasa-jasa perbankan, seperti :

a) Western Union

Merupakan salah satu jasa transfer pengirman uang Bank BRI dari dan luar negeri secara cepat dan aman

b) Safe Deposite Box

Suatu jenis pelayanan Bank dalam bentuk penyewaan box atau kotak yang dirancang khusus untuk menyimpan barang berharga atau dokumen penting (surat berharga) milik nasabah untuk jangka waktu tertentu


(20)

c) Transfer atau kiriman uang

Pengiriman uang yang dilakukan melalui Bank dengan jalan memindahbukukan rekening dari satu tempat ke tempat lain

d) Kliring

Proses penyampaian surat berharga yang belum merupakan suatu kewajiban bagi Bank, dimana surat berharga tesebut disampaikan oleh Bank penarik, hingga adanya pengesahan oleh Bank tertarik melalui lembaga kliring yang dinyatakan dalam mata uang rupiah

C. Struktur Organisasi

Berbicara mengenai struktur organisasi maka perlu diketahui pengertian dan struktur organisasi. Struktu organisasi bentuk atau susunan, sedangkan organisasi adalah suatu sistem/bentuk stiap penggabungan manusia untuk suatu tujuan bersama.

Maka Struktur organisasi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi merupakan hal yang penting dalam menentukan tujuan perusahaan, atas dasar kerja sama yang mempunyai bentuk dan susunan yang jelas merumuskan tugas setiap unsur antara yang satu dengan lainnya dalam hubungan kerja, selain itu dalam memperlancar dan mempermudah pimpinan untuk mengadakan pengawasan terhadap tugasnya.


(21)

(22)

Adapun struktur organisasi Bank Rakyat Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Pimpinan Cabang

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Mempersiapkan, mengusulkan, melakukan, merivisi dan mengupayakan pencapaian RKA dalam rangka mencapai target bisnis yang telah ditetapkan.

b. Membina dan mengkordinasikan unit-unit kerja di bawahnya untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

c. Memfungsikan semua unit kerja dibawahnya dan pekerja binaannya dalam melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan guna mewujudkan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi nasabah.

d. Mengawasi semua bawahannya dan unit-unit kerja di bawahnya dalam rangka melaksanakan dan mencapai sasaran dan rencana kerja yang telah ditetapkan.

e. Melakukan kegiatan pemasaran dana, jasa serta kredit dalam rangka memperluas pangsa pasar.

f. Mengembangkan bisnis perkreditan guna memperoleh keuntungan/penghasilan yang optimal dengan resiko yang dapat diterima dan tetap mempertahankan kualitas portfolio sehat.

g. Melaksanakan koordinasi dengan instansi/pihak terkait atas pelaksanaan bisnis untuk menjamin pelayanan perbankan yang tepat sasaran dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


(23)

h. Menjamin bahwa seluruh transaksi yang disetujui/disahkan telah sesuai dengan kewenangannya dalam rangka menjaga kepercayaan nasabah. i. Meneruskan permohonan kredit sesuai dengan skim kredit diluar

kewenangannya dalam rangka meningkatkan kepuasan nasabah.

j. Memastikan bahwa tidak terjadi dalam kurun waktu setelah close system pada hari kerja sebelumnya sampai dengan awal hari kerja berikutnya guna menjamin tidak ada transaksi yang ilegal.

2. Account Officer

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Mencari nasabah untuk menabung dan meminjam kredit.

b. Mempertahankan BRI agar tetap signifikan supaya tidak ada NPL. c. Melakukan on the spot ke nasabah yang akan meminjam kredit.

d. Melakukan analisa terhadap usaha dan kemampuan bayar calon debitur. e. Memastikan pembayaran bunga maupun pokok debitur.

f. Mengupdate izin-izin usaha serta keberlangsungan usaha selama jangka waktu pinjaman.

g. Menganalisa continuedan volume usaha debitur dikaitkan dengan permohonan penambahan maupun penurunan plafon debitur.

h. Melakukan analisa mendalam terhadap bentuk-bentuk hukum usaha calon debitur terkait dengan struktur organisasi yang tertuang di dalam AD ART yang mengatur pinjaman maupun penanggung jawab usaha.


(24)

i. Melakukan tindakan penanggulangan terhadap adanya kemungkinan kredit bermasalah dengan melakukan control setiap bulannya dengan mengunjungi nasabah.

j. Melakukan tindakan penyelesaian yang tepat untuk debitur yang memiliki masalah dalam hal menunggak pokok dan bunga angsuran. 3. Supevisor

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Mengisi kas ATM bersama tugas yang ditunjukkan guna memastikan ketersediaan kas ATM yang optimal.

b. Memastikan kelancaran pelayanan teller kepada nasabah sehingga pelayanan nasabah dapat berjalan dengan baik dan memuaskan.

c. Memastikan ketentuan maksimum kas teller tidak terlampaui selama jam pelayanan kas sehingga keamanan kas teller dapat terjaga.

d. Meneliti keabsahan bukti kas dan dokumen-dokumen lainnya yang diterima guna memastikan kebenaran dan keamanan transaksi.

e. Merangkap sebagai teller pada saat diperlukan untuk membantu kelancaran pelayanan kepada nasabah.

f. Mengelola dan memastikan kebenaran jumlah kuitansi payment point yang belum terbayar untuk menghindari penyalahgunaan.

g. Membina dan menilai kinerja pekerja yang berada dibawahnya dalam rangka menyediakan SDM yang profesional.


(25)

h. Melakukan pengawasan atas kegiatan pelayanan dana, jasa (termasuk Rekening kerja sama) yang di;akukan oleh petugas pelayanan nasabah guna meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah.

i. Menindaklanjuti keluhan-keluhan nasabah dalam batas wewenangnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah.

j. Mengaktifkan pembukuan rekening simpanan untuk memastikan pembukuan rekening yang telah sesuai ketentuan.

4. Administrasi Kredit

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Menerima, meneliti, dan mencatat setiap permohonan kredit sesuai dengan pasar sasaran, KRD dan KND guna menjamin pinjaman yang sehat, menghasilkan dan menguntungkan.

b. Mengadministrasikan agar pasar sasaran, KRD, KND, RPT, sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka memberikan informasi kepada pejabat kredit lini.

c. Menyiapkan dan mengisi formulir pengawasan/ koordinator ADK atas setiap permohonan kredit dalam rangka memonitoring penyelesaian pemberian kredit.

d. Menyiapkan kredit yang akan jatuh tempo 3 bulan yang akan datang dan melaporkannya kepada atasannya guna menjadi informasi pejabat kredit lini memproses perpanjangan kredit yang akan jatuh tempo.


(26)

e. Memelihara dokumentasi asuransi kredit, asuransi kerugian, jiwa yang berkaitan dengan kredit sesuai ketentan yang berlaku dalam rangka mengamankan kepentingan BRI.

f. Menyiapkan perjanjian kredit di bawah tangan guna mengamankan kepentingan BRI.

g. Menyiapkan dokumen pendukung yang diperlukan untuk pembuatan perjanjian kredit notariil dalam rangka mengamankan kepentingan BRI. h. Menyiapkan instruksi pencairan kredit dan dalam rangka realisasi kredit

untuk meningkatkan kepuasan nasabah.

i. Membantu nasabah dalam menyiapkan tanda setoran biaya dalam rangka realisasi kredit untuk meningkatkan kepuasan nasabah.

j. Melakukan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan dalam rangka menunjang bisnis Kanca.

5. Teller Tunai

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Melakukan tambahan kas agar kelancaran pelayanan kepada nasabah dapat berjalan dengan baik dan memuaskan.

b. Menerima uang setoran dari nasabah dan mencocokan dengan tanda setorannya guan memastikan kebenaran transaksi dan keaslian uang yang diterima.

c. Memastikan membayar uang kepada nasabah yang berhak untuk menghindari kesalahan yangmerugikan Kanca.


(27)

d. Meneliti keabsahan bukti kas yang diterima guna memastikan kebenaran dan keamanan transaksi.

e. Melakukan pergeseran kas antar teller yang memerlukan demi kelancaran pelayanan.

f. Melayani transaksi jual beli Bank Note agar pelayanan kepada nasabah berjalan dengan baik.

g. Membayar biaya-biaya hutang, realisasi kredit dan transaksi lainnya kuitansinya tlah disahkan oleh pejabat yang berwenang guna kelancaran operasional Kanca.

h. Membuku transaksi o/b kliring dan non kredit/nota debet sesuai ketentuan guna memastikan kebenaran dan keamanan transaksi.

i. Mengelola dan menyetor fisik kas pada supervisor/oo baik selama pelayanan kas maupun akhir hari agar keamanan kas dapat terjaga.

j. Melakukan tugas-tugas kedinasan lain sesuia dengan instuksi dari atasan dalam rangka menunjang kepentingan bisnis dan operasional Kanca. 6. Customer Service

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Memberikan informasi kepada nasabah/calon nasabah mengenai produk BRI guna menunjang pemasaran produk BRI.

b. Memberikan informasi saldo simpanan, transfer, maupun pinjaman bagi nasabah yang memerlukan guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah.


(28)

c. Melayani permintaan salinan rekening koran bagi nasabah yang memerlukan (diluar pengiriman secara rutin setiap bulan) guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah.

d. Memberikan pelayanan khusus kepada nasabah inti yang memerlukan (seperti mengantarkan atau menjemput uang ke tempat tinggal/ usaha nasabah)guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah. e. Membantu nasabah yang memerlukan pengisian aplikasi dana maupun

jasa BRI guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah. f. Menerima dan menginventarisasikan keluhan-keluhan nasabah untuk

diteruskan kepada pejabat yang berwenang guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah.

g. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan atasan dalam rangka menunjang kepentingan bisnis dan operasional Kanca.

D. Kinerja Usaha Terkini

Dalam kondisi krisis ekonomi global yang secara langsung berdampak ke Perekonomian Indonesia, Bank BRI tetap mencatatkan hasil kinerja usaha yang menggembirakan. Dengan kenaikan laba bersih konsolidasi BRI di tahun 2008 yang naik sebesar 23%.

Terkait dengan kinerja yang baik dari aset Bank BRI, khususnya dari kredit, maka kinerja usaha Bank BRI terlihat semakin sempurna dengan keberhasilan peningkatan perolehan laba perusahaan. Perolehan laba Bank BRI, mencapai Rp. 5,958 triliun tahun 2008. Pertumbuhan laba tersebut antara lain


(29)

didukung kinerja Bank BRI yang solid terlihat dari kenaikan Pendapatan Bunga yang meningkat 17,10% pada tahun 2008.

Penyaluran kredit tersebut dilakukan dengan tetap memperhatikan Prinsip Kehati-hatian (prudential banking) yang tercermin dalam perbaikan angka non performing loan (NPL) gross menjadi 2,80 persen pada akhir tahun 2008.

Sampai dengan saat ini, Bank BRI tetap berkomitmen minimal 80 persen dari total kreditnya disalurkan kepada pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Bahkan dengan keikutsertaan Bank BRI dalam mendukung sektor UMKM melalui pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara langsung membantu menggerakkan perekonomian nasional dan terbukti tetap tumbuh serta tahan terhadap dampak krisis ekonomi.

E. Rencana Kegiatan BRI

Perbankan sebagai pemain utama pada sistem keuangan Indonesia dan motor pertumbuhan perekonomian Indonesia yang didukung dengan kinerja perbankan yang relatif baik.

Di tahun 2009 Bank Rakyat Indonesia (BRI) mentargetkan pengucuran kredit untuk nasabah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hingga mencapai Rp. 30 triliun. Suku bunga yang diberikan kepada BUMN berbeda-beda tergantung dari resiko proyek yang dilakukan BUMN yang bersangkutan. Tahun ini bank Rakyat Indonesia (BRI) optimis bisa menggandeng 20 BUMN yang saaat ini sudah berkomitmen mengambil pinjaman dari BRI.


(30)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kredit dan Pemasaran

1. Pengertian Kredit

Dalam bahasa latin kredit disebut “credere” yang artinya percaya. Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman terssebut sesuai dengan jangka waktunya

Pengertian Kredit menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah : “ Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah waktu tertentudengan pemberian bunga”.

2. Pengertian Pemasaran

Pemasaran telah didefenisikan dalam banyak cara. Pengertian pemasaran menurut Kotler adalah : “ Suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butukan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain”.


(31)

Dari pengertian tersebut diuraikan bahwa pemasaran merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa.

 Pengertian kebutuhan manusia (nasabah) adalah suatu keadaan dimana dirasakan tidk ad dalam diri seseorang.

 Pengertian Keinginan manusia (nasabah) adalah merupakan kebutuhan yang dibentukoleh kultur dan kepribadian individu.

 Pengertian produk atau jasa adalah sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen nasabah untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan atau dikonsumsi dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah.

B. Pemasaran Perumahan dalam Bentuk KPR

Pihak BRI memberikan fasilitas dalam bentuk kredit untuk mempermudah masyarakat yang ingin memeiliki perumahan. Dimana kondisi ekonomi masyarakat yang tidak stabil berakibat buruk terhadap pendapatan masyarakat yang mana kemamuan masyarakat akan menghadapi kesulitan dalammemenuhi kebutuhannya akan perumahan dengan cara membeli secara tunai.

Dengan adanya pemasaran perumahan dalam bentuk kredit atau dikenal dengan KPR maka masyarkat yang berpenghasilan rendah dan menengah dapt tercapai keinginannya dalam memiliki perumahan yang diingininya.


(32)

C. Persyaratan Permohonan

Calon debitur dapat mengajukan KPR dan harus memenuhi persyaratan sebagaimana tersebut di bawah ini :

a. Cakap hukum b. Usia calon debitur :

i. Minimal 21 tahun atau sudah menikah

ii. Maksimum berusia 55 tahun pada saat KPR nya jatuh tempo (untuk calon debitur penghasilan tetap/pegawai)

iii. Maksimum 60 tahun pada saat KPR nya jatuh tempo (untuk calon debitur guru/guru besar/profesor)

iv. Maksimum 65 tahun, untuk profesional/wiraswasta c. Debitur harus membuka rekening simpanan di BRI d. Menyerahkan surat permohonan kredit

D. Syarat dan Ketentuan Kredit 1. Plafond Kredit

Maksimum sampai dengan Rp. 2.000.000.000 (Dua milyar rupiah). Pemberian KPR dengan plafond maksimum Rp. 5.000.000.000 hanya dapat diberikan persetujuan dari pimpinan wilayah.

2. Besar Pinjaman yang Dapat Diberikan

Maksimum KPR yang dapat diberikan kepada calon debitur sebesar 80% dari nilai terendah antara hasil penilaian dibandingkan dengan harga jual (rumah dan tanah) dengan tetap memperhatikan kemampuan mengangsur.


(33)

3. Uang Muka

Minimal 20% dari nilai terendah antara hasil penilaian dibandingkan dengan harga jual (rumah dan tanah).

4. Angsuran

Yang dimaksud dengan angsuran dalam KPR-BRI adalah angsuran pokok dan bunga, dengan ketentuan maksimum 50% dari gaji/pendapatan bersih per bulan.

5. Jangka Waktu

Jangka waktu maksimum adalah 20 tahun dengan tetap mengacu kepada persyaratan pembatasan umur calon debitur.

6. Suku Bunga

a. Besarnya suku bungan adalah reviewable selama jangka waktu kreditnya sesuai dengan ketentuan suku bunga KPR yang berlaku. b. Sistem perhitungan bunga adalah efektif dan flat.

7. Denda/Penalty

50 persen dari suku bunga yang berlaku dihitung dari tunggakkan pokok dan atau bunga

E. Prosedur Pemberian Kredit Perumahan 1. Tahap Permohonan Kredit

Calon debitur mengajukan permohonan kredit secara tertulis disertai dengan kelengkapan data/dokumen dan mengisi formulir permohonan KPR. Dokumen-dokumen tesebut adalah sebagai berikut :


(34)

a. Fotocopy KTP Pemohon suami/istri b. Fotocopy Kartu Keluarga

c. Fotocopy NPWP pribadi/SPT PPh 21 (untuk Plafond Rp. 100 juta ke atas) d. Fotocopy Rekening gio/tabungan 3 bulan terakhir atas nama pemohon

dan/atau suami/istri

e. Asli slip gaji dan surat keterangan kinerja/fotocopy SK pegawai yang dilegalisir

f. Fotocopy SIUP, TDP, Akta Pendidikan dan Perubahan

g. Laporan keuangan 2 tahun terakhir dan rekapitulasi penghasilan bulanan h. Fotocopy dokumen rumah

2. Tahap Analisis dan Putusan Kredit

Tahap analisa ini tahap dimana bank akan melakukan analisa terhadap pemohon kredit yang telah diajukan. Dalam hal ini Bank penilaian berikut ini :

a. Analisis kredit meliputi aspek 5 C’s dari calon debitur. Analisis 5 C’s adalah sebagai berikut :

1. Character

Character merupakan sifat atau watak seseorang. Pihak Bank berusaha mencari data tentang kepribadian dan sifat dari si pemohon, apakah pemohon kredit memiliki kemauan membayar utangnya apabila permohonannya dikabulkan.


(35)

2. Capacity

Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Bank perlu mengetahui, apakah nasabah cukup berpengalaman mengelola usaha dengan baik dan menguntungkan.

3. Capital

Capital adalah modal. Pihak Bank berhak mengetahui penggunaan modal pemohon dilihat dari laporan keuangan yang disajikan dengan melakukan pengukuran, apakah modal tersebut efektif atau tidak.

4. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang akan datang. Penilaian ini Bank dapat mengetahui bagaimana kondisi atau prospek yang baik dari usaha pemohon, sehingga kemungkinan kredit itu bermasalah relatif kecil.

5. Colleteral

Colleteral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Untuk keamanan pelunasab kredit, nasabah harus menyediakan harta kekayaan untuk dijadikan jaminan yang jumlahnya kurang lebih dari kredit yang diberikan.

b. Proses analisis kredit sampai dengan putusan, maksimal 10 hari kerja sejak dokumen diterima lengkap.

c. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, pejajabat pemrakarsa membuat penilaian tingkat resiko kredit yang dituangkan dalam form


(36)

Credit Bank Scoring (CBS) untuk menentukanapakah calon debitur tersebut layak untuk diberikan fasilitas KPR atau tidak.

3. Tahap Realisasi Kredit

Berdasarkan putusan kredit yang telah disetujui, Administrasi kredit mencata tanggal putusan kredit dalam registrasi permohonan kredit dan mempersiapkan perjanjian kredit beserta pengikatan agunan dan pencairan kredit setelah memastikan kelengkapan dokumen sesuai putusan kredit, pembayaran biaya-biaya oleh debitur serta kuitansi pembayaran uang muka dari debitur telah diserahkan ke BRI.

4. Perjanjian Kredit

Perjanjian kredit merupakan formulir yang berisikan kata sepakat antara pihak Bank dengan pihak debitur atas suatu permohonan kredit.

5. Agunan

Agunan pokok KPR-BRI adalah obyek KPR yang berupa SHM/SHGB tanah dan bangunan rumah tinggal yang dibiayai dan diikat secara nyata dengan Hak Tanggungan kecuali pemberian KPR dengan plafond maksimum Rp. 50.000.000 maka surat kuasa memberikan Hak Tanggungan yang diberikan oleh calon debitur untuk menjamin pelunasan kreditnya samapai saat berakhirnya masa berlakunya perjanjian.

6. Asuransi

Untuk menghindari adanya resiko kerugian/kebakaran terhadap kredit dan debitur meninggal maka untuk setiap pemberian KPR harus dilakukan penutupan pertanggungan asuransi sebagai berikut :


(37)

a. Penutupan asuransi kerugian harus dilakukan atas obyek KPR-BRI yang dijadikan agunan kredit. Untuk asuransi kerugian, asuransi di cover oleh perusahaan rekanan BRI.

b. Setiap debitur kedit diasuransikan kepada perusahaan asuransi jiwa rekanan BRI yang telah ditunjuk. Premi asuransi menjadi beban debitur dengan pembayaran sekaligus pada saat realisasi kredit.

F. Pencairan Kredit

Setelah debitur menandatangani perjanjian kredit dan pengikatan agunan serta notaris membuat Akte Jual Beli (AJB) dan melakukan pemecahan sertifikat induk, hasil pencairan kredit debitur akan ditransfer ke rekening pengembang sebesar 95 persen sedangkan sisanya sebesar 5 persen ditempatkan dalam rekening giro/simpanan pengembang di BRI dan diblokir. Simpanan tersebut baru dapat dicairkan apabila notaris telah selesai melakukan balik nama sertifikat pecahan menjadi atas nama debitur dan di ikat dengan Hak Tamggungan serta diserahkan ke BRI

G. Pembinaan dan Monitoring

Pembinaan kredit adalah rangkaian kegiatan pemantauan dan tindak lanjut atas kredit yang telah disalurkan kepada masyarakat, sehingga kredit tersebut dapat kembali dengan tertib, teratur dan tepat waktu sebagaiman yang diharapkan pada perjanjian kredit.


(38)

Pejabat kredit lini harus :

a. Melakukan pembinaan dan monitoring pelayanan KPR secara periodik b. Proaktif dan tetap menjaga hubungan yang baik dengan pihak

pengembang

c. Mendapatkan informasi dini tentang kondisi debitur seperti penurunan gaji, PHK, dan lain-lain dan selanjutnya segera mengambil langkah-langkah antisipatif untuk pengamanan kredit

d. Setiap bulan Kanca melaporkan portfolio KPR ke divisi kredit konsumer

H. Pengelolaan KPR-BRI Bermasalah 1) Surat Peringatan

a) Surat Peringatan diberikan apabila :

i. Menunggak angsuran (pokok dan bunga) 2 kali berturut-turut, diberikan Surat Peringatan Pertama

ii. Menunggak angsuran (pokok dan bunga) 3 kali berturut-turut diberikan Surat Peringatan Kedua

iii. Menunggak angsuran (pokok dan bunga) 5 kali berturut-turut diberikan Surat Peringatan Ketiga

iv. Menunggak angsuran (pokok dan bunga) 6 kali berturut-turut, kredit dihentikan secara sepihak dengan pemberitahuan kepada debitur yang bersangkutan dan Kanca melakukan tindak lanjut


(39)

sesuai dengan prosedur yang ada sehingga agunan/jaminan dapat dikuasai BRI

b) Pemberian Surat Peringatan kepada debitur menunggak harus disertai dengan penagihan oleh Pejabat Kredit Lini yang dibuktikan dengan Laporan Kunjungan Nasabah (LKN)

2) Batas Maksimum Pemberian KPR oleh Kanca

a) Maksimum KPR bermasalah di suatu Kanca adalah sebesar 3 persen b) Kanca yang telah memiiki KPR bermasalah lebih dari 3 persen tidak

diperkenankan untuk melakukan realisasi KPR baru


(40)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. KPR merupakan fasilitas kredit yang disediakan oleh Bank kepada masyarakat dalam memperoleh kebutuhan perumahan

2. Bank BRI memberikan solusi dalam bentuk KPR bagi masyarakat yang ingin membeli perumahan pada saat ekonomi yang tidak stabil 3. Dalam menyetujui permohona kredit pemilikan rumah Bank BRI

sangat memperhatikan calon debitur berdasarkan prinsip 5C dan prosedur-prosedur yang berlaku

4. Dalam memasarkan kredit perumahan dalam bentuk KPR Bank BRI harus melakukan pembinaan kredit serta pengelolaan kredit KPR-BRI 5. Resalisasi pendanaan kredit perumahan pihak BRI terlebih dahulu

memastikan kelengkapan dokumen, perjanjian kredit dan agunan serta asuransi yang telah disetujui berdasarkan putusan kredit

B. SARAN

Setelah mengemukakan beberapa kesimpulan, maka penulis ingin memberikan saran yang dapat bermanfaat. Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :


(41)

1. Dalam memasarkan kredit pemilikan rumahhendaknya menyelesai peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dari pihak persahaan harus meninjau langsung sebelum memberikan perizinan atas IMB (Izin Mendirikan Bangunan), sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari

2. Hendaknya perusahaan dan pihak Bank lebih gencar untuk memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah dan menengah melalui iklan, brosur tentang cara memperoleh kredit pemilikan rumah

3. Bank BRI harus dapat mengambil tindakan yang tegas kepada nasabah yang beritikad tidak baik untuk memperkecil kerugian Bank, sehingga kredit bermasalah dapat diminimalkan

4. Bank BRI lebih meningkatkan penilaian calon debitur berdasarkan data dan informasi yang diperoleh yang dituangkan dalam Credit Bank Scoring untuk menentukan apakah calon debitur benar-benar layak diberikan fasilitas KPR


(42)

D A F T A R P U S T A K A

Kasmir, 2002, Dasar-Dasar Perbankan, Penerbit PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kasmir, 2005, Pemasaran Bank, Edisi I Cetakan ke-2 Penerbit Kencana, Jakarta.

Lamb, Hair, Mc Daniel, Pemasaran, Edisi I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2001

Bank Rakyat Indonesia. 2009, Tentang Kami, diakses tanggal 6 Mei 2009. (http://www.bri.co.id /profil.asp?IntMenuID=0101000000)

Kredit Pemilikan Rumah, diakses tanggal 6 Mei 2009. (www.google.com/http://economy

okezone.com/indexphp/readstory/2009/277/Kementerian perumahan-rakyat-dan asbanda-luncurkan KPR)


(43)

(44)

SKEMA PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PERUMAHAN KREDIT BRI CABANG SETIA BUDI MEDAN

Tahap Permohonan Kredit

Tahap Analisis da Putusan Kredit

Tahap Realisasi Kredit

Perjanjian Kredit

Agunan

Asuransi Pencairan Kredit


(45)

PIMPINAN CABANG M. SOLIHIN

ACCOUNT OFFICER RUTH D. TARIGAN

SUPERVISOR MARIA SIBURIAN

ADMINISTRASI KREDIT ANGGI YUANITA

PELAYANAN INTERN

TELLER TUNAI VORIKA AYU

CUSTOMER SERVICE HYACINTHA A. S

Gambar 2.1

STRUKTUR ORGANISASI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG SETIA BUDI MEDAN


(1)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. KPR merupakan fasilitas kredit yang disediakan oleh Bank kepada masyarakat dalam memperoleh kebutuhan perumahan

2. Bank BRI memberikan solusi dalam bentuk KPR bagi masyarakat yang ingin membeli perumahan pada saat ekonomi yang tidak stabil 3. Dalam menyetujui permohona kredit pemilikan rumah Bank BRI

sangat memperhatikan calon debitur berdasarkan prinsip 5C dan prosedur-prosedur yang berlaku

4. Dalam memasarkan kredit perumahan dalam bentuk KPR Bank BRI harus melakukan pembinaan kredit serta pengelolaan kredit KPR-BRI 5. Resalisasi pendanaan kredit perumahan pihak BRI terlebih dahulu

memastikan kelengkapan dokumen, perjanjian kredit dan agunan serta asuransi yang telah disetujui berdasarkan putusan kredit


(2)

1. Dalam memasarkan kredit pemilikan rumahhendaknya menyelesai peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dari pihak persahaan harus meninjau langsung sebelum memberikan perizinan atas IMB (Izin Mendirikan Bangunan), sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari

2. Hendaknya perusahaan dan pihak Bank lebih gencar untuk memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah dan menengah melalui iklan, brosur tentang cara memperoleh kredit pemilikan rumah

3. Bank BRI harus dapat mengambil tindakan yang tegas kepada nasabah yang beritikad tidak baik untuk memperkecil kerugian Bank, sehingga kredit bermasalah dapat diminimalkan

4. Bank BRI lebih meningkatkan penilaian calon debitur berdasarkan data dan informasi yang diperoleh yang dituangkan dalam Credit Bank Scoring untuk menentukan apakah calon debitur benar-benar layak diberikan fasilitas KPR


(3)

D A F T A R P U S T A K A

Kasmir, 2002, Dasar-Dasar Perbankan, Penerbit PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kasmir, 2005, Pemasaran Bank, Edisi I Cetakan ke-2 Penerbit Kencana, Jakarta.

Lamb, Hair, Mc Daniel, Pemasaran, Edisi I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2001

Bank Rakyat Indonesia. 2009, Tentang Kami, diakses tanggal 6 Mei 2009. (http://www.bri.co.id /profil.asp?IntMenuID=0101000000)

Kredit Pemilikan Rumah, diakses tanggal 6 Mei 2009. (www.google.com/http://economy

okezone.com/indexphp/readstory/2009/277/Kementerian perumahan-rakyat-dan asbanda-luncurkan KPR)


(4)

(5)

SKEMA PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PERUMAHAN KREDIT BRI CABANG SETIA BUDI MEDAN

Tahap Permohonan Kredit

Tahap Analisis da Putusan Kredit

Tahap Realisasi Kredit

Perjanjian Kredit


(6)

PIMPINAN CABANG M. SOLIHIN

ACCOUNT OFFICER RUTH D. TARIGAN

SUPERVISOR MARIA SIBURIAN

ADMINISTRASI KREDIT ANGGI YUANITA

PELAYANAN INTERN

TELLER TUNAI VORIKA AYU

CUSTOMER SERVICE HYACINTHA A. S

Gambar 2.1

STRUKTUR ORGANISASI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG SETIA BUDI MEDAN