Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Gula Impor Di Indonesia Berdasarkan Data Tahun 1994 - 2008
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN GULA IMPOR DI INDONESIA BERDASARKAN DATA TAHUN 1994 - 2008
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
YANI EVERIDA SAGALA 072407056
PROGRAM STUDI DIII STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
(2)
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN GULA IMPOR DI INDONESIA BERDASARKAN DATA TAHUN 1994 - 2008
TUGAS AKHIR YANI EVERIDA SAGALA
072407056
PROGRAM STUDI DIII STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
(3)
PERNYATAAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN GULA IMPOR DI INDONESIA BERDASARKAN DATA TAHUN 1994 - 2008
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Mei 2010
YANI EVERIDA SAGALA 072407056
(4)
PERSETUJUAN
Judul :ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERMINTAAN GULA IMPOR DI INDONESIA BERDASARKAN DATA TAHUN 1994 - 2008
Nama :YANI EVERIDA SAGALA
Nomor Induk Mahasiswa :072407056
Program Studi :DIPLOMA (D3) STATISTIKA
Departemen :MATEMATIKA
Fakultas :MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, Juni 2010
Diketahui / Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing,
Drs.Saib Suwilo,M.Sc. Drs. Djenda Djudjur Ginting, M.S. NIP.19640109 198803 1 004 NIP.19470819 197710 1 001
(5)
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan
Pernyataan Penghargaan
Daftar Isi v
Daftar Tabel vii
Daftar Gambar viii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Batasan Masalah 2
1.3 Maksud dan Tujuan 2
1.4 Kontribusi Penelitian 3
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 3
1.6 Metodologi Penelitian 4
1.7 Sistematika Penulisan 6
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Analisis Regresi 8
2.2 Regresi Linier Sederhana 9
2.3 Regresi Linier Berganda 9
2.4 Pengujian Regresi Linear Berganda 10
2.5 Korelasi 11
2.6 Korelasi Ganda 11
2.7 Korelasi Parsial 12
2.8 Pengujian Koefisien Regresi Linear Berganda 12
BAB 3 SEJARAH BADAN PUSAT STATISTIK
3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik
3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia-Belanda 13
3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang 14
3.1.3 Masa Pemerintahan Republik Indonesia 15
3.1.4 Orde Baru Sampai Sekarang 16
3.2 Program pengembangan Statistik 17
3.3 Kedudukan dan Fungsi Badan Pusat Statistik 18
3.4 Tata Kerja Badan Pusat Statistik 19
3.5 Tugas Badan Pusat Statistik 20
3.6 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik 22
BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data 26
4.2 Pengolahan Data 27
(6)
4.4 Uji Keberartian Koefisien Regresi 31
4.5 Uji Linearitas Garis Regresi 32
4.6 Uji Normalitas Menggunakan Regresi Linear 33
4.7 Analisis Korelasi 35
4.8 Uji Multikolineritas 36
BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Sejarah Singkat SPSS 38
5.2 Cara Kerja SPSS 38
5.3 Mengoperasikan SPSS 38
5.4 Input Data (Variabel View) 40
5.5 Input Data (Data View) 40
5.6 Pengolahan Data dengan Analisis Regresi 41
5.7 Pengolahan Data dengan Analisis Korelasi 43
5.8 Peyimpanan Data 44
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan 45
6.2 Saran 46
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(7)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Data Impor Gula HS17 (Sugar & Sugar Confectionery) Menurut
Golongan, Barang dan Produksi (Gula tebu/Sugar cane), Menurut Jenis Tanaman pada Perkebunan Besar dan Rata-rata
Kurs Rupiah Per Tahun 27
Tabel 4.2 Metode Kotak Dialog Regresi Linear 28
Tabel 4.3 Metode Hasil Penjumlahan 28
Tabel 4.4 Ouput ANOVA 1 Arah 29
Tabel 4.5 Nilai-Nilai Koefisien 30
Tabel 4.6 Nilai-Nilai Residu 31
(8)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Output Berupa Histogram 34
Gambar 4.2 Ouput Berupa Normal P-P Plot Of Regession
Standardized Residural 34
Gambar 5.1 Cara Mengaktifkan SPSS 39
Gambar 5.2 Tampilan SPSS 17.0 39
Gambar 5.3 Layar Kerja Variable View 40
Gambar 5.4 Layar Kerja Data View 41
Gambar 5.5 Pengolahan Data dengan Analisis Regresi 41
Gambar 5.6 Kotak Dialog Linier Regression 42
Gambar 5.7 Kotak Dialog Linier Regression: Statistics 42
Gambar 5.8 Kotak Dialog Regression: Plots 43
Gambar 5.9 Pengolahan Data dengan Analisis Korelasi 43
(9)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gula adalah merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok (sembako) kebutuhan pangan yang sangat penting bagi kebutuhan kita sehari-hari baik dalam rumah tangga maupun industri makanan dan minuman baik yang berskala besar maupun yang kecil. Gula juga sudah menjadi sangat penting karena gula mengandung kalori yang sangat penting bagi kesehatan kita dan gula juga digunakan sebagai bahan pemanis utama yang digunakan oleh banyak industri makanan dan minuman. Namun, ternyata produksi gula yang dihasilkan oleh Indonesia sendiri tidak dapat memenuhi permintaan dalam negeri, sehingga pengimporan gula pun harus diadakan setiap tahunnya.
Mengenai gula impor yang masuk ke Indonesia, saat ini telah menjadi polemik di tengah perindustrian gula di Indonesia yang tidak bisa diabaikan lagi. Gula impor di Indonesia memang sangat dibutuhkan mengingat konsumsi gula pasir yang terus
(10)
meningkat namun tidak dapat diimbangi oleh produktivitasnya. Saat ini, kebutuhan gula di Indonesia mencapai 4,1 juta ton per tahun, sedang produksi gula Indonesia diperkirakan cuma 2,45 juta ton per tahun dan sisanya masih impor.
Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh produksi, harga gula impor dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika (US$) pada permintaan gula impor di Indonesia baik secara keseluruhan maupun parsial. Maka penulis mengambil judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Gula Impor Di Indonesia Berdasarkan Data Tahun 1994 2008 .
1.2 Batasan Masalah
Agar pembahasan lebih tepat dan terarah, maka dibuat batasan masalah bahwa data yang dipakai adalah data yang diambil dari tahun 1994 2008 yaitu tentang besar produksi, harga gula impor dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika (USD) dan banyak permintaan gula impor di Indonesia.
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh produksi, harga gula impor dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika (USD) pada permintaan gula impor di Indonesia itu baik secara keseluruhan maupun parsial. Dan tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan suatu indikator atau bahan pertimbangan bagi pihak-pihak berkepentingan dalam mengambil keputusan
(11)
terkhusus keputusan untuk menyelamatkan industri gula nasional, yaitu dengan melakukan analisis faktor-faktor sehingga akan diketahui juga di bagian manakah yang perlu ditingkatkan maupun diminimumkan supaya dapat memberikan suatu bahan pertimbangan yang nyata dan maksimal melihat kegiatan impor gula yang semakin meningkat setiap tahunnya.
1.4 Kontribusi Penelitian
Kontribusi atau kegunaan penelitian bagi penulis sendiri adalah dengan melakukan uji dan analisis sehingga menghasilkan perkiraan berapa besar pengaruh masing-masing produksi, harga gula impor, dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika pada permintaan gula impor di Indonesia maka salah satu tujuannya adalah penulis mendapatkan suatu indikator atau bahan pertimbangan yang kelak dapat digunakan sebagai bahan pemikiran baru dalam pengambilan keputusan khusus untuk menyelamatkan industri gula nasional.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai tanggal 9 April 2010 tepatnya pada perpustakaan kantor Badan Pusat Statistik Sumatera Utara yang berlokasi di Jl. Asrama No. 179 Medan.
(12)
1.6 Metodologi Penelitian
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh produksi, harga gula impor dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika (USD) pada permintaan gula impor di Indonesia baik secara keseluruhan maupun parsial, diperlukan teknik peramalan dan analisis yang lengkap. Dalam hal ini, penulis menggunakan metode dan analisis regresi linier berganda (Multiple Regression).
Adapun metodologi penelitian yang digunakan adalah: a. Penelitian Kepustakaan
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mencari data dan informasi dari berbagai media cetak maupun elektronik untuk tujuan mendapatkan referensi yang akan dibutuhkan pada tinjauan teoritis.
b. Metode Pengumpulan Data
Dalam hal ini penulis mengumpulkan data sekunder dari Badan Pusat Statistik dan dari beberapa website resmi perusahaan yang terpecaya.
c. Metode Pengolahan Data
(13)
i. Menentukan objek penelitian, akan memudahkan peneliti untuk menentukan model atau jenis metode penelitian yang sesuai untuk memudahkan dalam pengolahan data.
ii. Menentukan kelompok data mana yang menjadi variabel bebas (X) maupun variabel tak bebas (Y).
iii. Menentukan hubungan antar variabel sehingga diperoleh persamaan regresi Y atas X.
iv. Menentukan koefisien determinasi (R2) yaitu untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh dari ketiga faktor atau ketiga variabel bebas. Koefisien determinasi adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat hubungan antar variabel X dan Y untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel.
Dimana: Y = variabel tak bebas
Y= variabel regresi
Y = rata-rata variabel tak bebas Y
v. Uji korelasi. Seperti halnya koefisien determinasi, koefisien korelasi juga digunakan sebagai pengukur hubungan dua variabel yaitu variabel
22 2
1
Y
Y
Y
Y
R
(14)
bebas terhadap variabel tak bebas. Maka digunakan metode Karl Pearson:
2 2
22
Y Y N X X N Y X XY N rvi. Melakukan uji koefisien untuk mengetahui tingkat nyata koefisien-koefisien regresi yang didapat serta besar kontribusinya.
1.7 Sistematika Penulisan
Tugas akhir ini disajikan dalam beberapa bab dimana setiap bab memiliki sub-sub bab, adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan hal-hal yang menjadi latar belakang, batasan masalah, maksud dan tujuan, kontribusi penelitian, lokasi dan waktu penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan secara singkat tentang teori-teori mengenai isi dari tugas akhir ini yaitu mengenai analisis regresi, analisis korelasi dan uji koefisien.
(15)
Pada bab ini akan diuraikan tentang sejarah Badan Pusat Statistik yang menjadi tempat riset penelitian ini dilakukan.
BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan data dan pengolahan/ analisa data terhadap data yang telah diperoleh, yaitu untuk mencari hubungan besar pengaruh produksi, harga gula impor dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika (USD) pada permintaan gula impor berdasarkan metode yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini akan diuraikan langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak SPSS.
BAB 6 PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(16)
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Analisis Regresi
Regresi pertama-tama dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton yang melakukan studi tentang kecenderungan tinggi badan anak. Hasil studi tersebut merupakan suatu kesimpulan bahwa kecenderungan tinggi badan anak yang lahir terhadap orangtuanya adalah menurun (regress) mengarah pada tinggi badan rata-rata penduduk. Istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan nilai satu variabel (tinggi badan anak) terhadap satu variabel yang lain (tinggi badan orangtua). Selanjutnya berkembang menjadi alat untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel dengan menggunakan beberapa variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut.
Sehingga dalam ilmu statistika, teknik yang umum digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua atau lebih variabel adalah analisis regresi. Analisis Regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan garis lurus dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction). Model matematis dalam menjelaskan hubungan antar variabel dalam
(17)
analisis regresi menggunakan persamaan regresi, yaitu suatu persamaan matematis yang mendefinisikan hubungan antara dua variabel.
2.2 Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana adalah regresi yang melibatkan hubungan antara satu variabel tak bebas (Y) dihubungan dengan satu variabel bebas (X). Bentuk umum persamaan regresi linier sederhana adalah:
y = a + bx
Dimana: y = variabel tak bebas
a = intersep (titik potong kurva terhadap sumbu y) b = kemiringan (slope) kurva linear
x = variabel bebas
2.3 Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah regresi yang melibatkan hubungan antara satu variabel tak bebas (Y) dihubungan dengan dua atau lebih variabel bebas. Bentuk umum persamaan regresi linier berganda adalah:
(18)
Dimana: Yi= variabel tak bebas ke-i Xi=variabel bebas ke-i
i
= kesalahan (error) pada pengamatan ke-i
Secara manual, persamaan regresi berganda dengan tiga variabel bebas masih memungkinkan untuk dibangun seperti berikut ini:
Yi = n a0+a1
X1+ a2
X2+ a3
X3+ +an
Xn
X1iYi= a0
X1+ a1
X12 + a2
X1X2 +a3
X1X3
X2iYi = a0
X2+a1
X1X2 +a2
X22 +a3
X2X3
X3iYi = a0
X3+a1
X1X3+a2
X2X3 +a3
X32Dengan: X1, X2, X3 : variabel bebas
a0, a1, a2, a3 : koefisien regresi
2.4 Pengujian Regresi Linier Ganda
Setelah mendapat harga koefisien regresinya, maka ditentukan persamaan regresi:
Y=b0+b1X1+b2X2+b3X3 diadakan pengujian regresi berganda dengan hipotesis;
(19)
H1: paling sedikit terdapat satu taksiran ai 0; i = 1,2,3
untuk itu dilakukan uji Statistik F, Fhit= Jkres nkk1 Jkreg
Kriteria pengujian, tolak H0: jika Fhit> Ftab dan terima H0: jika Fhit< Ftab dengan dk= n-k-1.
2.5 Korelasi
Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linear antara satu variabel dengan variabel yang lain.
2.6 Korelasi Ganda
Pengujian Korelasi Linier Berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari ketiga faktor atau ketiga variabel bebas, maka dilakukan pengujian koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi adalah suatu alat ukur yang
digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat hubungan antar variabel X dan Y. Koefisien ini dapat ditentukan berdasarkan hubungan antara dua macam variasi, yaitu variasi variabel Y terhadap garis regresi (Y) dan variasi variabel Y terhadap rata-ratanya (Y )
(20)
2.7 Korelasi Parsial
Perhitungan korelasi antar variabel bebas atau sering disebut dengan korelasi parsial, kegunaannya sama seperti halnya koefisien determinasi, koefisien korelasi juga digunakan sebagai pengukur hubungan dua variabel. Yaitu dengan menggunakanKarl Pearson Method:
2 2
22
Y Y N X X N Y X XY N r2.8 Pengujian Koefisien Regresi Linier Berganda
Pengujian kofisien regresi linier berganda dilakukan dengan menggunakan rumusan hipotesis : H0: a1= 0; a2= 0; a3= 0
H1: salah satu dari a tidak sama dengan nol, a = 1,2,3
Dengan kriteria pengujian, tolak H0 jika thit > ttab dan terima H0 jika thit< ttab thit: Sa1=
)(1 )( 21 212
... 12 . 2 r X S i
k ; t hit (1)=
a1 1
Sa
22 2
1
Y
Y
Y
Y
R
(21)
BAB 3
SEJARAH BADAN PUSAT STATISTIK
3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik
Kantor BPS Propinsi Sumatera Utara merupakan lembaga pemerintahan non departemen yang berada dibawah dan tanggung jawab langsung kepada presiden. Adapun sejarah BPS di Indonesia terjadi 4 ( empat ) masa pemerintahan di Indonesia antara lain :
3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda
Pada masa Hindia Belanda ini Kantor Statistik pertama didirikan oleh Direktur Pertanian, Kerajinan, dan Perdagangan (Directur Van Landbouw Nijerverheid en Handle) pada bulan Februari 1920 dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik.
Pada bulan Maret 1923 dibentuk suatu komisi untuk statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diberi
(22)
tugas untuk merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan dibidang statistik di Indonesia. Selain dari itu, komisi ini mengurus terutama bagian statistik yang dimuat di dalam Laporan Indonesia yang sebelumnya disebut laporan kolonial.
Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti menjadi Center Kantor Voor De Statistik (CKS) atau kantor statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan Mekanisme Statistik Perdagangan yang semula dilakukan oleh kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen ( IUA )yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai.
Kantor pusat ststistik selain mencakup bidang administrasi mencakup juga bagian yang menangani Urusan Umum, Statistik Perdagangan, Statistik Pertanian, Statistik Kerajinan, Statistik Konjungtor, Statistik Sosial. Kegiatan statistik pada era ini diarahkan untuk mendukung kebijaksanaan yang ditempuh oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Komisi ini juga pernah melakukukan suatu kegiatan statistik yang bersifat monumental yaitu Sensus Penduduk 1930, yang merupakan sensus penduduk yang pertama kali dilakukan di Indonesia.
3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang
Pada bulan Juli 1944 pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer. Dan tugas serta fungsi kegiatan statistik pada saat itu lebih
(23)
terkonsentrasi untuk keperluan militer. Pada masa ini juga Cks diganti menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.
3.1.3 Masa Pemerintahan Republik Indonesia
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik ditangani oleh lembaga baru yang sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia (KPPURI). Tahun 1946 Kantor KPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai sekuensi dari Perjanjian Linggar Jati. Sementara itu pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta menggaktifkan kembali CKS. Perkembangan berikutnya KPPURI bedasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 No.219/S.C KPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Kemakmuran.
Dengan Surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No.P/44, lembaga KPS berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perekonomian. Selanjutnya keputusan Menteri Perekonomian tanggal 24 Septembar 1953 No.18.099/M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggara tata usaha yang disebut Afdeling B. Dengan Keputusan Presiden RI No.131 Tahun 1957, kementerian perekonomian dipecah menjadi kementerian perdagangan dan perindustrian.
(24)
Untuk selanjutnya keputusan Presiden RI No.172 Tahun 1957, terhitung mulai 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang Menteri Perekonomian dialihkan menjadi wewenang dan berada dibawah Perdana Menteri. Berdasarkan Keppres ini pula secara formal nama Biro Pusat Statistik (BPS) dipergunakan.
3.1.4 Masa Orde Baru sampai Sekarang
Seiring dengan perkembangan jaman, khususnya pada pemerintahan Orde Baru untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan mutlak dibutuhkan data statistik. Untuk mendapatkan data secara tepat dan akurat, salah satu unsurnya adalah pembenahan organisasi BPS.
Dalam masa orde baru ini, BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi :
1. Peraturan pemerintah No.16 Tahun 1968 tentang organisasi BPS. 2. Peraturan pemerintah No.6 Tahun 1980 tentang organisasi BPS.
3. Peraturan pemerintah No.2 Tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan dan tata kerja BPS.
(25)
5. Keputusan presiden RI No.86 Tahun 1998 tentang BPS.
6. Keputusan kepala BPS No.100 tentang organisasi dan tata kerja BPS. 7. PP No.51 Tahun 1998 tentang penyelenggaraan statistic.
Tahun 1968, ditetapkan peraturan pemerintah No.16 Tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan daerah. Tahun 1980, peraturan pemerintah No.6 Tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintah No.16 Tahun 1968. Berdasarkan peraturan pemerintah No.6 Tahun 1980 ditiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Provinsi dan di kabupaten atau kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No.6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juli 1998 dengan keputusan RI No.86 tahun 1998, ditetapkan BPS sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.
3.2 Program Pengembangan Statistik
Untuk mewujudkan pembangunan statistik, BPS membagi dalam 4 program yaitu : 1. Program penyempurnaan dan pengembangan statistik.
2. Program penyempurnaan system informasi. 3. Program pendidikan dan aparatur negara
(26)
Adapun visi dari Badan Pusat Statistik adalah menjadi sumber informasi sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung sumberdaya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi nformasi yang mutakhir. Sedangkan misi Badan Pusat statistik adalah untuk menunjang pembangunan nasional BPS mengembangkan misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang handal dan bermutu, efektif dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik dan pengembanagan ilmu statistik.
3.3 Kedudukan dan Fungsi Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik sebagai lembaga pemerintahan non departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden (Keppres No.86 Tahun 1998), dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan beberapa ketentuan perundangan :
1. UU No.16 tentang statistik
2. Keputusan Presiden No. 86 Tahun 1998 tentang BPS.
3. Peraturan Pemerintah No.51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik. Berdasarkan Keputusan Presiden No.86 tahun 1999 dalam menyelenggarakan satistik dasar melakukan koordinasi dan kerjasama, serta mengembangkan dan membina statistik dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik adalah:
(27)
1. Perumusan kebijaksanaan , perencanaan, pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan analisis dibidang statistik produksi dan kependudukan serta bidang statistik distribusi dan neraca nasional.
2. Pembinaan pelaksanaan koordinasi kegiatan statisik dengan departemen atau instansi yang lainnya dalam mengembangkan berbagai jenis statistik yang diperlukan, serta pelaksanaan kerjasama dibidang statistik dengan lembaga / organisasi lain baik didalam maupun luar negeri.
3. Panyajian data kepada pemerintah dan masyarakat dari hasil kegiatan statistik produksi dan kependudukan serta statistik distribusi dan neraca nasional secara berkala baik dari hasil penelitian sendiri maupun dari data sekunder.
4. Penyebarluasan statistik melalui berbagai cara baik secara langsung maupun tidak langsung serta pelaksanaan upaya peningkatan dasar statistik bagi masyarakat.
5. Pengelolaan keuangan, kepegawaian dan organisasi, perlengkapan dan pembekalan, serta memberikan pelayanan administrasi di lingkungan BPS.
3.4 Tata Kerja Badan Pusat Statistik
Para deputi wajib melaksanakan koordinasi dan kerjasama teknis statistik di dalam dan luar negeri sesuai dengan bidang dan tugas masing-masing dan harus melaporkan kepada kepala BPS. Dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip
(28)
koordinasi, integrasi, sibronisasi dan sinlifikasi, baik dalam lingkungan masing-masing antara satuan unit organisasi di lingkungan BPS maupun dengan instansi lainnya di luar BPS sesuai dengan bidang masing-masing.
3.5 Tugas Badan Pusat Statistik
Menurut Keputusan Presiden RI Nomor 6 Tahun 1992 tugas BPS adalah:
1. Melakukan kegiatan statistik yang ditugaskan kepadanya oleh pemerintah, antara lain dibidang pertanian, agraria, pertambangan, perindustrian, perhubungan, perdagangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan nasional, pendidikan dan keagamaan.
2. Atas nama pemerintah melaksanakan koordinasi di lapangan kegiatan statistik dari segenap instansi pemerintah baik di pusat maupun di daerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan defenisi, klasifikasi, dan lain-lain.
3. Mengadakan segala daya agar masyarakat menyadari akan tujuan dan kegunaan statistik.
Berdasarkan Keppres ini, kepala berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada presiden serta mempuanyai tugas:
(29)
1. Memimpin BPS sesuai dengan tugas dan fungsi BPS serta membina aparatur BPS agar berdaya guna dan berhasil guna.
2. Menentukan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang statistik yang secara fungsional menjadi tanggungjawabnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan umum yang telah diterapkan oleh pemerintah.
3. Membina dan melaksanakan koordinasi dengan departemen dan instansi lainnya dalam mengembangkan berbagai jenis statisti yang diperlukan, serta melaksankan kerjasama di bidang statisti dengan lembaga/organisasi lain baik di dalam maupun di luar negeri.
Wakil kepala BPS berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada kepala BPS serta mempunyai tugas:
1. Membantu kepala BPS dalam membina dan mengembangkan administrasi BPS agar berdaya guna dan berhasil guna.
2. Membantu kepala BPS dalam mengkoordinasikan tugas-tugas deputi, pusat pendidikan dan pelatihan statistik dan perwakilan BPS di daerah.
3. Mewakili kepala BPS dalam hal kepala BPS berhalangan.
Deputi Administrasi mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan pengelolaan keuangan, kepegawaian dan organisasi, perlengkapan dan perbekalan, pengendalian, serta memberikan pelayanan administrasi di lingkungan BPS.
(30)
Deputi Perencanaan dan Analisis Statistik adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPS yang mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan kegiatan perencanaan program dan metodologi statistik, sistem informasi satistik, pengolahan hasil sensus, survei dan data sekunder serta analisis dan pengembangan statistik. Deputi Statistik Produksi dan Kependudukan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPS yang mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan kegiatan statistik pertanian, industri, konstruksi, pertambangan dan energy, kesejahteraan rakyat, serta statistik demografi dan ketenagakerjaan.
Deputi Statistik dan Neraca Nasional adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPS yang mempunyai tugas menyelengarakan pembinaan kegiatan statistik harga dan keuangan, perdagangan dan jasa, serta neraca nasional.
3.6 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan adanya stuktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para pegawai / staf tertentu.
Adapun tujuan dari stuktur organisasi di kantor BPS Propinsi Sumatera Utara adalah :
(31)
1. Pengkordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai departemen dan kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain. 2. Pemberian saran yaitu memberikan saran uatu membuat rekomendasi bagi
manajemen .
3. Pembuatan keputusn yaitu membuat kepurtusan-keputusan dan mengamati bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.
Struktur organisasi kantor BPS Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang kepala yang dibantu oleh bagian tata usaha. Bagian tata usaha terdiri dari :
1. Sub bagian urusan dalam
2. Sub bagian perlengkapan dan pembekalan 3. Sub bagian keuangan
4. Sub bagian kepegawaian
5. Sub bagian bina potensi / bina program Uraian tugas bagian Tata Usaha :
1. Menyusun program kerja tahunan bagian.
2. Mengatur dan melaksanakan perhimpunan dan penyusunan program kerja tahunan , baik rutin maupun proyek kantor BPS provinsi dam menyimpannya ke BPS.
3. Mengatur dan melaksanakan urusan dalam yang meliputi surat menyurat , pengadaan dan percetakan arsip, rumah tangga, pemeliharaan gedung,
(32)
keamanan dan ketertipan lingkungan, serta perjalanan dinas dalam dan luar negeri.
4. Mengatur dan melaksanakan urusan perlengkapan dan pembekalan yang meliputi penyusunan rencana kebutuhan, penyaluran dan pengemasan, penyimpanan pergudangan, inventaris, penghapusan serta pemeliharaan peralatan dan pelengkapan.
5. Mengatur dan melaksanakan urusan keuangan yang meliputi tata usaha keuangan, perbendaharaan , verifikasi dan pembukuan.
6. Mangatur dan melaksanakan urusan dan mutasi pegawai, pembinaan pegawai, kesejahteraan pegawai, administrasi jabatan dan fungsional, hukum, organisasi tata laksana serta penyajian.
7. Menyusun laporan kegiatan bagian secara berkala dan sewaktu-waktu.
8. Mengatur dan melaksanakan urusan penyelenggaaan berbagai pelatihan teknis dan pelatihan administratif.
Organisasi BPS berdasarkan Keppres RI Nomor 6 Tahun 1992, terdiri atas: 1. Kepala
2. Wakil kepala
3. Deputi Administrasi
4. Deputi Perencanaan dan Analisis Statistik 5. Deputi Perencanaan dan Neraca Nasional
(33)
6. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Statistik 7. Perwakilan BPS di daerah
8. Unit Pelaksana Teknis
Deputi Perencanaan dan Analisis Statistik (PAS) mengkoordinasi 3 biro, yakni: 1. Biro Perncanaan dan Pengendalian
2. Biro Pengolahan dan Penyajian 3. Biro Analisa dan Pengembangan
Deputi Pembinaan Statistik mengkoordinir 4 biro, yakni: 1. Biro Statistik dan Industri
2. Biro Statistik Distribusi
3. Biro Statistik Sosial dan Kependudukan 4. Biro Statistik Neraca Nasional
(34)
BAB 4
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
Data merupakan alat bagi pengambilan keputusan yang tepat dan juga sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Maka, penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang bersifat time series yang dimulai 1994 hingga tahun 2008 berupa data statistik. Data tersebut diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian yaitu Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Dan untuk menunjang penelitian ini, peneliti juga menggunakan cara dokumentasi yaitu pengumpulan data dari media on line selain dari berbagai buku referensi dan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.
(35)
Tahun Net Weight(kg) Value CIF(US $) Produksi Gula(ribu Ton) Rata-rata kursper tahun (Rp)
1994 153.403.691 61.758.638 2.420,70 7.035,20
1995 613.584.915 279.309.972 2.104,70 8.491,10
1996 1.313.248.627 513.091.220 2.160,10 7.623,80 1997 1.305.823.090 462.951.397 2.187,20 7.182,00 1998 1.107.500.246 355.013.235 1.928,70 7.159,20 1999 1.012.824.630 363.324.102 1.801,40 7.159,20 2000 1.133.064.276 283.266.069 1.780,10 8.133,30 2001 1.491.714.594 276.780.168 1.824,60 6.909,40 2002 1.147.122.231 242.431.006 1.901,30 10.013,60 2003 1.508.987.960 376.246.690 1.991,60 7.855,20 2004 2.026.514.772 529.378.693 2.051,60 8.421,80 2005 1.812.293.448 254.684.557 2.241,70 10.377,30 2006 1.626.956.918 538.429.698 2.307,00 9.183,80 2007 3.098.654.264 1.116.416.931 2.623,80 9.056,00 2008 1.163.758.078 457.373.201 2.800,90 9.558,10
Tabel4.1 Data Impor Gula HS17 (Sugar & Sugar Confectionery) Menurut Golongan, Barang dan Produksi (Gula tebu/Sugar cane), Menurut Jenis Tanaman pada Perkebunan Besar dan Rata-rata Kurs Rupiah Per Tahun
4.2 Pengolahan Data
Untuk membahas dan memecahkan masalah mengenai pengaruh jumlah permintaan gula impor di Indonesia, akan digunakan data yang telah dikumpulkan sebelumnya. Yaitu data tentang jumlah permintaan gula impor di Indonesia, harga gula impor per tahunnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serta jumlah produksi gula tebu yang dihasilkan oleh perkebunan - perkebunan besar yang tersebar di seluruh Indonesia.
Proses pengolahan dan penganalisisan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS, yaitu salah satu program statistik yang mampu memproses data
(36)
dengan cepat namun hasilnya dapat mewakili dalam pengambilan keputusan yang relatif baik karena mendekati keadaan sebenarnya.
4.3 Persamaan Regresi Linier Berganda
Untuk mencari persamaan regresi linier berganda, terlebih dahulu dihitung koefisien-koefisien regresinya dengan menggunakan program SPSS. Berikut adalah data-data yang telah diinput:
Regression
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered
Variables
Removed Method 1 kurs, harga gula impor, produksi gulaa . Enter
a. All requested variables entered.
Tabel 4.2 Metode Kotak Dialog Regresi Linear
Metode ini menganalisis variabel bebas (independent variable) secara keseluruhan tanpa memilah-milah variabel yang akan dijadikan satu grup dalam persamaan regresinya. Adapun variabel bebasnya adalah harga gula impor (X1),
jumlah produksi gula (X2), dan rata-rata nilai kurs rupiah per tahun (X3).
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1 .904a .818 .768 318,469,440.219756 a. Predictors: (Constant), kurs, harga gula impor, produksi gula
b. Dependent Variable: permintaan gula impor
(37)
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai R Square adalah sebesar 0,818 yang jika dihitung secara manual diperoleh dari hasil satu dikurangi dari jumlah kuadrat regresi dibagi jumlah kuadrat total dari variabel Y.
Nilai Adjusted R Square sebagai nilai yang disarankan dapat diketahui besarnya adalah 0,768 yang artinya variabel bebas harga gula impor (X1), jumlah
produksi gula (X2), dan rata-rata nilai kurs rupiah per tahun (X3) memiliki pengaruh
sebesar 76,8 % terhadap jumlah permintaan gula impor (Y) dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain seperti misalnya pendapatan penduduk, selera, adanya barang substitusi (pengganti) dan lain sebagainya.
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 5,003,748,344,924,210,000 3 1,667,916,114,974,740,000 16.445 .000a
Residual 1,115,650,627,892,730,000 11 101,422,784,353,885,000 Total 6,119,398,972,816,950,000 14
a. Predictors: (Constant), kurs, harga gula impor, produksi gula b. Dependent Variable: permintaan gula impor
Tabel 4.4 Ouput ANOVA 1 Arah
Analisa variansi di atas digunakan untuk uji hipotesis beberapa rata-rata yang sama. Dari tabel dapat diketahui: derajat kebebasan (degree of freedom) = 3, residu/ galat/ kekeliruan = 11. Nilai Fhit = 16,445 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 atau 0,00% yang berarti signifikasi kurang dari 5%, sehingga hipotesis awal ditolak. Itu artinya rata-rata perbandingan harga gula impor (X1), jumlah produksi gula (X2),
(38)
terdapat perbedaan antara harga gula impor (X1), jumlah produksi gula (X2), dan
rata-rata nilai kurs rupiah per tahun (X3).
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 212,355,087.449 750,687,039.929 .283 .783 harga gula impor 2.567 .403 .914 6.362 .000 produksi gula -628,409.102 337,098.799 -.286 -1.864 .089 Kurs 175,856.016 81,050.598 .304 2.170 .053 a. Dependent Variable: permintaan gula impor
Tabel 4.5 Nilai - Nilai Koefisien
Pada Tabel 4.5 di atas tepatnya pada kolom signifikasi ditunjukkan bahwa variabel harga gula impor saja yang mempengaruhi permintaan gula pasir impor di Indonesia, karena angka signifikannya berada di bawah 0,05, yaitu sebesar 0,00. Sedangkan variabel produksi gula dan nilai kurs tidak mempengaruhi jumlah permintaan gula pasir impor di Indonesia karena angka signifikannya berada di bawah 0,05, yaitu masing-masing besarnya adalah 0,089 dan 0,053.
Pada Tabel 4.5 di atas, dapat juga diketahui nilai-nilai : b0 = 212.355.087,449
b1 = 2,567
b2 = -628.409,102
b3 = 175.856.016
Sehingga diperoleh persamaan regresinya:
Y=b0+b1X1+b2X2+b3X3
(39)
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 86,865,392 3,021,632,256 1.367.696.782,667 597,838,269.155 15 Residual -486,282,848 530,024,992 .00000 282,292,987.096 15 Std. Predicted Value -2.142 2.767 .000 1.000 15 Std. Residual -1.527 1.664 .000 .886 15 a. Dependent Variable: permintaan gula impor
Tabel 4.6 Nilai-nilai Residu
4.4 Uji Keberartian Koefisien Regresi
Pada uji ini, hipotesis yang digunakan adalah: H0= koefisien regresi tidak signifikan
H1= koefisien regresi signifikan
Uji keberartian ini dilakukan untuk masing-masing koefisien regresi berikut ini: 1. Konstanta
Pada Tabel 4.5 tepatnya pada kolom Unstandardized Coefficients, nilai constant adalah sebesar 212.355.087,449. Nilai thit= 0,283. Dengan dk = 14 dan = 0,05, nilai t(0.05,14)= 1,761, sehingga nilai thit < ttab. Artinya H0
diterima yang berarti bahwa konstanta tidak memiliki pengaruh nyata terhadap model regresi.
2. Harga gula impor (X1)
Pada Tabel 4.5, yaitu pada kolomUnstandardized Coefficients, nilai X1 adalah
(40)
1,761, sehingga nilai thit > ttab. Artinya H0 ditolak yang berarti bahwa harga
gula impor (X1) memiliki pengaruh nyata terhadap model regresi.
3. Jumlah produksi gula (X2)
Pada Tabel 4.5, yaitu pada kolom Unstandardized Coefficients, nilai X2
adalah sebesar -628.409,102. Nilai thit= -1,864. Dengan dk = 14 dan = 0,05, nilai t(0.05,14)= 1,761, sehingga nilai thit < ttab. Artinya H0 diterima yang
berarti bahwa jumlah produksi gula (X2) tidak memiliki pengaruh nyata
terhadap model regresi.
4. Rata-rata nilai kurs rupiah per tahun (X3)
Pada Tabel 4.5, yaitu pada kolom Unstandardized Coefficients, nilai X3
adalah sebesar 175.856.016. Nilai thit= 2,170. Dengan dk = 14 dan = 0,05, nilai t(0.05,14)= 1,761, sehingga nilai thit > ttab. Artinya H0 ditolak yang berarti
bahwa rata-rata nilai kurs rupiah per tahun (X3) memiliki pengaruh nyata
terhadap model regresi.
4.5 Uji Linearitas Garis Regresi
Uji linearitas garis regresi dimaksudkan untuk mengambil keputusan dalam memilih model regresi yang akan dipergunakan. Uji ini adalah syarat yang perlu karena akan mempengaruhi model garis regresi yang akan digunakan dalam menganalisis data.
Untuk uji linearitas regresi, hipotesisnya adalah: H0= koefisien regresi tidak signifikan
(41)
Berdasarkan hasil pengolahan data (ouput) yang telah diperoleh, maka linearitas regresi ditentukan dengan melihat Tabel 4.4. Kriteria yang digunakan adalah, apabila nilai Sig. 0,05 maka H0 diterima, artinya persamaan garis regresi
tidak linear. Jika sebaliknya, maka H0 ditolak yang artinya persamaannya adalah
persamaan garis regresi linear. Dari Tabel 4.4 , diketahui nilai Sig. = 0,00, artinya kurang dari 0,05. Dengan demikian H0 ditolak dan persamaannya adalah persamaan
garis regresi linear.
4.6 Uji Normalitas Menggunakan Regresi Linear
Dalam teori model linear, hanya variabel tak bebaslah yang mempunyai uji normalitasnya, sedangkan variabel-variabel bebas diasumsikan bukan merupakan fungsi distribusi sehingga tidak perlu diuji normalitasnya.
Dalam hal ini, Charts digunakan sebagai penguji normalitas dengan cara mendeteksi penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Pengambilan keputusannya adalah apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi normal, maka model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
(42)
Gambar 4.1 Output Berupa Histogram
Gambar 4.2 Ouput Berupa Normal P-P Plot Of Regession Standardized Residural
Dari hasil Tabel 4.2, dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histograf dan menjadi pola distribusi normal, sehingga dapat dipastikan bahwa model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.
(43)
4.7 Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk menyelidiki hubungan antara dua variabel yang akan dianalisis. Berikut adalah koefisien-koefisien korelasi yang dihasilkan dengan program SPSS. Correlations permintaan gula impor harga gula impor produksi gula Kurs permintaan gula impor Pearson Correlation 1 .847** .239 .370
Sig. (2-tailed) .000 .390 .175
N 15 15 15 15
harga gula impor Pearson Correlation .847** 1 .443 .195
Sig. (2-tailed) .000 .098 .486
N 15 15 15 15
produksi gula Pearson Correlation .239 .443 1 .395 Sig. (2-tailed) .390 .098 .145
N 15 15 15 15
Kurs Pearson Correlation .370 .195 .395 1 Sig. (2-tailed) .175 .486 .145
N 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 4.7 Nilai - Nilai Korelasi
Koefisien korelasi memiliki nilai paling sedikit -1 dan paling besar +1 (-1 r 1). Pada Tabel 4.7 telah ditunjukkan bahwa koefisien korelasi antara harga gula impor (X1) dengan jumlah permintaan gula impor (Y) = 0,847. Itu artinya korelasinya tinggi,
sehingga semakin tinggi harga gula impor dengan jumlah permintaan gula impor (Y) semakin tinggi.
(44)
Koefisien korelasi antara jumlah produksi gula (X2) dengan jumlah
permintaan gula impor (Y) korelasinya rendah = 0,239, artinya menunjukkan hubungan sedang. Sehingga, jumlah produksi gula akan memiliki pengaruh sedang terhadap permintaan gula impor.
Koefisien korelasi antara rata-rata nilai kurs rupiah per tahun (X3) dengan
jumlah permintaan gula impor (Y) = 0,370, artinya korelasinya sedang. Yaitu rata-rata nilai kurs rupiah per tahun akan memiliki pengaruh sedang terhadap jumlah permintaan gula impor tiap tahunnya.
4.8 Uji Multikolineritas
Multikolinieritas menunjukkan keadaan dimana terdapatnya hubungan linear antar variabel bebas dalam regresi, sehingga ujinya menggunakan metode korelasi. Multikolinieritas dapat terjadi apabila:
1. Dua variabel berkorelasi sempurna (r = 1) atau variabelnya co-linear.
2. Dua variabel bebas hampir berkorelasi sempurna, yaitu koefisien korelasinya mendekati -1 atau +1.
3. Kombinasi linear dari beberapa variabel bebas berkorelasi sempurna mendekati sempurna dengan variabel yang lain.
(45)
4. Kombinasi linear dari satu suku himpunan variabel bebas berkorelasi sempurna dengan suatu kombinasi linear dari suku himpunan variabel bebas yang lain.
Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.7. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa koefisien korelasi berkisar antara 0,239 hingga 0,847, ini berarti model regresi yang dipakai pada penelitian ini tidak mengandung gejala multikolinieritas.
(46)
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Sejarah Singkat SPSS
SPSS (Statistical Package for Service Solution) merupakan sebuah program statistika yang dibuat pada tahun 1968 oleh mahasiswa dari Universitas Standford. Pada awalnya SPSS ditujukan untuk menganalisis data ilmu-ilmu sosial atau dulu disebut Statistical Package for Social Science. Namun, seiring berjalannya waktu program ini kemudian berkembang dan berubah nama sesuai kebutuhannya. Dan kini, SPSS telah banyak digunakan pada berbagai ilmu untuk memproses data statistik karena dianggap dapat melakukan proses analisis dengan cepat.
5.2 Cara Kerja SPSS
Pada komputer yang sudah terdapatsoftware SPSS, klik tombolStart kemudian pilih dan klik SPSS Statistics 17.0.
(47)
Gambar 5.1 Cara Mengaktifkan SPSS
5.3 Mengoperasikan SPSS
(48)
Pada jendela SPSS 17.0, pilih dan klik type in data untuk membuat data baru. Selanjutnya pada menu File pilih dan klik New untuk memunculkan sebuah jendela editor, klikVariabel View.
5.4 Input Data (Variabel View)
Setelah jendela variabel view terbuka, maka dilakukan pengisian variabel-variabel yang akan dianalisis.
Gambar 5.3 Layar Kerja Variable View
5.5 Input Data (Data View)
Setelah selesai mengisi Variabel View, klik pilihan Data View sehingga data pun dapat dimasukkan berdasarkan jenis variabel yang telah didefenisikan terlebih dahulu padaVariabel View.
(49)
Gambar 5.4 Layar Kerja Data View
5.6 Pengolahan Data dengan Analisis Regresi
Pada layar kerja Data View, klik Analyze yang terdapat pada Menu kemudian pilih regessionselanjutnya pilih dan kliklinierseperti pada gambar di bawah ini.
(50)
Kemudian dilanjutkan untuk melengkapi jendela-jendela Linear Regression seperti pada gambar-gambar di bawah ini.
Gambar 5.6 Kotak Dialog Linier Regression
(51)
Gambar 5.8 Kotak Dialog Regression: Plots
5.7 Pengolahan Data dengan Analisis Korelasi
Seperti halnya dengan analisis regresi, pengolahan data dengan analisis korelasi dilakukan pada layar kerja Data View. Klik Analyze yang terdapat pada Menu kemudian pilih correlate selanjutnya pilih dan klik bivariate seperti pada gambar di bawah ini:
(52)
Gambar 5.10 Kotak Dialog Bivariate Correlations
5.8 Penyimpanan Data
Untuk penyimpanan data maka pada MenuFilepilih dan klikSave, tulis namafile-nya demikian halnya input data maupun outputnya.
(53)
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Persamaan regresi linear berganda yang diperoleh adalah Y= 212.355.087,449 + 2,567X1- 628.409,102X2 + 175.856.016X3. Atau dengan kata lain volume
impor = 212.355.087,449 + 2,567 harga impor - 628.409,102 produksi + 175.856.016 kurs.
b. Pada Tabel 4.5 variabel harga gula impor saja yang mempengaruhi permintaan gula pasir impor di Indonesia, karena angka signifikannya berada di bawah 0,05, yaitu sebesar 0,00. Sedangkan variabel produksi gula dan nilai kurs tidak mempengaruhi jumlah permintaan gula pasir impor di Indonesia karena angka signifikannya berada di bawah 0,05, yaitu masing-masing besarnya adalah 0,089 dan 0,053.
c. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,768. Artinya variabel bebas harga gula impor (X1), jumlah produksi gula (X2), dan rata-rata nilai kurs rupiah per
(54)
tahun (X3) memiliki pengaruh sebesar 76,8 % terhadap jumlah permintaan
gula impor (Y) dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain seperti misalnya pendapatan penduduk, selera, adanya barang substitusi (pengganti) dan lain sebagainya.
d. Pada tabel anova dijelaskan bahwa F hitung yang didapat sebesar 16,445 dengan tingkat signifikansi 0,00 yang ternyata kurang dari 0,05. Sehingga H0
ditolak yang artinya bahwa persamaannya adalah persamaan garis regresi linear.
e. Berdasarkan gambar Histogram dan Normal P-P Plot Of Regession Standardized Residural dapat dipastikan bahwa model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.
f. Koefisien korelasi berkisar antara 0,239 hingga 0,847, ini berarti model regresi yang dipakai pada penelitian ini tidak mengandung gejala multikolinieritas.
6.2 Saran
Dari kesimpulan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa harga gula impor yang paling mempengaruhi permintaan gula impor di Indonesia. Mungkin ini disebabkan karena harga gula impor yang lebih murah dibanding gula dalam negeri. Melihat hal ini, ada banyak faktor mengapa hal itu terjadi. Salah satunya adalah persediaan dalam negeri yang relatif sedikit sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.
(55)
Agar hal ini tidak berkelanjutkan, maka disarankan supaya kegiatan impor gula pasir sedikit demi sedikit dikurangi dan mulai dipikirkan bagaimana usaha peningkatan produksi gula dalam negeri. Dan dalam usaha menyelamatkan industri gula nasional diperlukan beberapa cara misalnya: meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri gula pasir nasional, meningkatkan kelancaran alih teknologi, pemberian subsidi kepada petani, pembenahan kembali kebijakan pemerintah secara konsisten, dan lain sebagainya.
(56)
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 1995.Kegiatan Impor Indonesia. Biro Pusat Statistik, Jakarta BPS. 2009.Kegiatan Impor Indonesia. Biro Pusat Statistik, Jakarta Dajan, Anto. 1983.Pengantar Metode Statistik Jilid I. Jakarta: PT. Pertja Usman, Husaini, dkk. 1995.Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara
Wikipedia. 2000. Analisis Regresi. Ensiklopedia Bebas,
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipe dia.org/wiki/Regression_analysis [15April 2010]
Wikipedia. 2008. Tabel Kurs Historis untuk USD. Ensiklopedia Bebas,
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipe dia.org/wiki/Tables_of_historical_exchange_rates_to_the_USD[15 April 2010]
(1)
Gambar 5.8 Kotak Dialog Regression: Plots
5.7 Pengolahan Data dengan Analisis Korelasi
Seperti halnya dengan analisis regresi, pengolahan data dengan analisis korelasi dilakukan pada layar kerja Data View. Klik Analyze yang terdapat pada Menu kemudian pilih correlate selanjutnya pilih dan klik bivariate seperti pada gambar di bawah ini:
(2)
Gambar 5.10 Kotak Dialog Bivariate Correlations
5.8 Penyimpanan Data
Untuk penyimpanan data maka pada MenuFilepilih dan klikSave, tulis namafile-nya demikian halnya input data maupun outputnya.
(3)
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Persamaan regresi linear berganda yang diperoleh adalah Y= 212.355.087,449 + 2,567X1- 628.409,102X2 + 175.856.016X3. Atau dengan kata lain volume impor = 212.355.087,449 + 2,567 harga impor - 628.409,102 produksi + 175.856.016 kurs.
b. Pada Tabel 4.5 variabel harga gula impor saja yang mempengaruhi permintaan gula pasir impor di Indonesia, karena angka signifikannya berada di bawah 0,05, yaitu sebesar 0,00. Sedangkan variabel produksi gula dan nilai kurs tidak mempengaruhi jumlah permintaan gula pasir impor di Indonesia karena angka signifikannya berada di bawah 0,05, yaitu masing-masing besarnya adalah 0,089 dan 0,053.
c. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,768. Artinya variabel bebas harga gula impor (X1), jumlah produksi gula (X2), dan rata-rata nilai kurs rupiah per
(4)
tahun (X3) memiliki pengaruh sebesar 76,8 % terhadap jumlah permintaan gula impor (Y) dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain seperti misalnya pendapatan penduduk, selera, adanya barang substitusi (pengganti) dan lain sebagainya.
d. Pada tabel anova dijelaskan bahwa F hitung yang didapat sebesar 16,445 dengan tingkat signifikansi 0,00 yang ternyata kurang dari 0,05. Sehingga H0 ditolak yang artinya bahwa persamaannya adalah persamaan garis regresi linear.
e. Berdasarkan gambar Histogram dan Normal P-P Plot Of Regession Standardized Residural dapat dipastikan bahwa model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.
f. Koefisien korelasi berkisar antara 0,239 hingga 0,847, ini berarti model regresi yang dipakai pada penelitian ini tidak mengandung gejala multikolinieritas.
6.2 Saran
Dari kesimpulan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa harga gula impor yang paling mempengaruhi permintaan gula impor di Indonesia. Mungkin ini disebabkan karena harga gula impor yang lebih murah dibanding gula dalam negeri. Melihat hal ini, ada banyak faktor mengapa hal itu terjadi. Salah satunya adalah persediaan dalam negeri yang relatif sedikit sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.
(5)
Agar hal ini tidak berkelanjutkan, maka disarankan supaya kegiatan impor gula pasir sedikit demi sedikit dikurangi dan mulai dipikirkan bagaimana usaha peningkatan produksi gula dalam negeri. Dan dalam usaha menyelamatkan industri gula nasional diperlukan beberapa cara misalnya: meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri gula pasir nasional, meningkatkan kelancaran alih teknologi, pemberian subsidi kepada petani, pembenahan kembali kebijakan pemerintah secara konsisten, dan lain sebagainya.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 1995.Kegiatan Impor Indonesia. Biro Pusat Statistik, Jakarta BPS. 2009.Kegiatan Impor Indonesia. Biro Pusat Statistik, Jakarta Dajan, Anto. 1983.Pengantar Metode Statistik Jilid I. Jakarta: PT. Pertja Usman, Husaini, dkk. 1995.Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara
Wikipedia. 2000. Analisis Regresi. Ensiklopedia Bebas, http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipe dia.org/wiki/Regression_analysis [15April 2010]
Wikipedia. 2008. Tabel Kurs Historis untuk USD. Ensiklopedia Bebas, http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipe dia.org/wiki/Tables_of_historical_exchange_rates_to_the_USD[15 April 2010]