Uji Normalitas Menggunakan Regresi Linear Analisis Korelasi

Berdasarkan hasil pengolahan data ouput yang telah diperoleh, maka linearitas regresi ditentukan dengan melihat Tabel 4.4. Kriteria yang digunakan adalah, apabila nilai Sig. 0,05 maka H diterima, artinya persamaan garis regresi tidak linear. Jika sebaliknya, maka H ditolak yang artinya persamaannya adalah persamaan garis regresi linear. Dari Tabel 4.4 , diketahui nilai Sig. = 0,00, artinya kurang dari 0,05. Dengan demikian H ditolak dan persamaannya adalah persamaan garis regresi linear.

4.6 Uji Normalitas Menggunakan Regresi Linear

Dalam teori model linear, hanya variabel tak bebaslah yang mempunyai uji normalitasnya, sedangkan variabel-variabel bebas diasumsikan bukan merupakan fungsi distribusi sehingga tidak perlu diuji normalitasnya. Dalam hal ini, Charts digunakan sebagai penguji normalitas dengan cara mendeteksi penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Pengambilan keputusannya adalah apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi normal, maka model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Charts Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Output Berupa Histogram Gambar 4.2 Ouput Berupa Normal P-P Plot Of Regession Standardized Residural Dari hasil Tabel 4.2, dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histograf dan menjadi pola distribusi normal, sehingga dapat dipastikan bahwa model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas. Universitas Sumatera Utara

4.7 Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk menyelidiki hubungan antara dua variabel yang akan dianalisis. Berikut adalah koefisien-koefisien korelasi yang dihasilkan dengan program SPSS. Correlations permintaan gula impor harga gula impor produksi gula Kurs permintaan gula impor Pearson Correlation 1 .847 .239 .370 Sig. 2-tailed .000 .390 .175 N 15 15 15 15 harga gula impor Pearson Correlation .847 1 .443 .195 Sig. 2-tailed .000 .098 .486 N 15 15 15 15 produksi gula Pearson Correlation .239 .443 1 .395 Sig. 2-tailed .390 .098 .145 N 15 15 15 15 Kurs Pearson Correlation .370 .195 .395 1 Sig. 2-tailed .175 .486 .145 N 15 15 15 15 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Tabel 4.7 Nilai - Nilai Korelasi Koefisien korelasi memiliki nilai paling sedikit -1 dan paling besar +1 -1 r 1. Pada Tabel 4.7 telah ditunjukkan bahwa koefisien korelasi antara harga gula impor X 1 dengan jumlah permintaan gula impor Y = 0,847. Itu artinya korelasinya tinggi, sehingga semakin tinggi harga gula impor dengan jumlah permintaan gula impor Y semakin tinggi. Universitas Sumatera Utara Koefisien korelasi antara jumlah produksi gula X 2 dengan jumlah permintaan gula impor Y korelasinya rendah = 0,239, artinya menunjukkan hubungan sedang. Sehingga, jumlah produksi gula akan memiliki pengaruh sedang terhadap permintaan gula impor. Koefisien korelasi antara rata-rata nilai kurs rupiah per tahun X 3 dengan jumlah permintaan gula impor Y = 0,370, artinya korelasinya sedang. Yaitu rata-rata nilai kurs rupiah per tahun akan memiliki pengaruh sedang terhadap jumlah permintaan gula impor tiap tahunnya.

4.8 Uji Multikolineritas