menentukan nilai sesuatu ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, obyek,dll. berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian.
Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan kriteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan kriteria namun dapat pula
melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian baru membandingkannya dengan kriteria. Dengan demikian evaluasi tidak selalu melalui
proses mengukur baru melakukan proses menilai tetapi dapat pula evaluasi langsung melalui penilaian saja. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Crawford
2000, mengartikan penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahuimenguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan
tujuan atau kriteria yang telah ditentukan.
2.2.2 Model Evaluasi CIPP
Menurut Mardikanto 1993 evaluasi sebagai suatu kegiatan, sebenarnya merupakan proses untuk mengetahui atau memahami dan memberikan penilaian
terhadap suatu keadaan tertentu, melalui kegiatan pengumpulan data atau fakta dan membandingkannya dengan ukuran serta cara pengukuran tertentu yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu setiap pelaksanaan evaluasi harus selalu memperhatikan 3 tiga landasan evaluasi yang mencakup:
a Evaluasi dilandasi oleh keinginan untuk mengetahui sesuatu.
b Menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, sehingga dalam mengambil
keputusan tentang penilaian harus selalu dilandasi oleh suatu kesimpulan- kesimpulan yang diperoleh dari analisis data atau fakta yang berhasil
dikumpulkan.
Universitas Sumatera Utara
c Obyektif atau dapat diterima oleh semua pihak dengan penuh kepercayaan dan
keyakinannya dan bukan karena adanya suatu keinginan-keinginan tertentu atau disebabkan oleh adanya tekanan-tekanan dari pihak-pihak tertentu.
Menurut Rozak 2013 dalam proses pengimplementasian suatu program, tentu mempunyai perbedaan dalam evaluasi. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya
perbedaan maksud dan tujuan dari suatu program. Oleh karena adanya perbedaan tersebut, muncul beberapa teknik evaluasi dalam pengimplementasian
suatuprogram. Salah satu teknik dalam evaluasi ialah model evaluasi CIPP Context, Input, Process, Product.
Model evaluasi ini dikembangkan oleh Daniel Stuffleabem, dkk 1967 di Ohio State University. Model evaluasi ini pada awalnya digunakan untuk mengevaluasi
ESEA the Elementary and Secondary Education Act. CIPP merupakan singkatan dari, context evaluation : evaluasi terhadap konteks, input evaluation : evaluasi
terhadap masukan, process evaluation : evaluasi terhadap proses, dan product evaluation : evaluasi terhadap hasil. Keempat singkatan dari CIPP tersebut itulah
yang menjadi komponen evaluasi.
Model CIPP berorientasi pada suatu keputusan a decision oriented evaluation approach structured. Tujuannya adalah untuk membantu administrator kepala
sekolah dan guru didalam membuat keputusan. Menurut Stufflebeam, 1993 : 118 dalam Widoyoko 2009 mengungkapkan bahwa, “ the CIPP approach is
based on the view that the most important purpose of evaluation is not to prove but improve.” Konsep tersebut ditawarkan oleh Stufflebeam dengan pandangan
Universitas Sumatera Utara
bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikan, tetapi untuk memperbaiki Widoyoko, 2009.
Secara garis besar evaluasi model CIPP mencakup empat macam keputusan: 1
Perencanaan keputusan yang mempengaruhi pemilihan tujuan umum dan tujuan khusus.
2 Keputusan pembentukan atau structuring.
3 Keputusan implementasi.
4 Keputusan yang telah disusun ulang yang menentukan suatu program perlu
diteruskan, diteruskan dengan modifikasi, dan atau diberhentikan secara total atas dasar kriteria yang ada Rozak, 2013.
Evaluasi konteks context evaluation mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program atau kondisi obyektif yang akan dilaksanakan.
Evaluasi ini berisi tentang analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu. Stufflebeam menyatakan evaluasi konteks sebagai fokus institusi yang
mengidentifikasi peluang menilai kebutuhan. Syatu kebutuhan dirumuskan sebgai suatu kesenjangan discrepancy view kondisi nyata reality dengan kondisi yang
diharapkan ideality. Dengan kata lain, evaluasi konteks berhubungan dengan analisis masalah kekuatan dan kelemahan dari obyek tertentu yang akan atau
sedang berjalan. Evaluasi input evaluation meliputi analisis personal yang berhubungan dengan
bagaimana penggunaan sumber – sumber yang tersedia, alternatif – alternatif strategi, yang harus dipertimbangkan untuk mencapai suatu program.
Mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sistem, alternatif strategi program,
Universitas Sumatera Utara
desain prosedur untuk strategi implementasi, pembiayaan dan penjadwalan. Evaluasi input bermanfaat untuk membimbing pemilihan strategi program dalam
menspesifikasikan rancangan procedural. Informasi dan data yang terkumpul dapat digunakan untuk menentukan sumber dan strategi dalam keterbatasan yang
ada. Pertanyaan yang mendasar adalah baggaimana rencana penggunaan sumber – sumber yang ada sebagai upaya memperoleh rencana program yang efektif dan
efisien. Evaluasi proses process evaluation merupakan evaluasi yang dirancang dan
diaplikasikan dalam praktek implementasi kegiatan, termasuk mengidentifikasikan permasalahan prosedur baik tata laksana kejadian dan
aktivitas. Pencatatan aktivitas harian demikian penting karena berguna bagi pengambil keputusan untuk menetukan tindak lanjut penyempurnaan. Tujuan
utama evaluasi proses seperti yang dikemukakan oleh Worthen dan Sanders, yaitu:
1 Mengetahui kelemahan selama pelaksanaan termasuk hal – hal yang baik
untuk dipertahankan. 2
Memperoleh informasi mengenai keputusan yang ditetapkan. 3
Memelihara catatan – catatan lapangan mengenai hal – hal yang penting saat implementasi dilaksanakan.
Evaluasi produk product evaluation merupakan kumpulan deskripsi dan judgement outcomes dalam hubungannya dengan konteks, input, proses kemudian
diinterpretasikan harga dan jasa yang diberikan. Evaluasi produk adalah evaluasi mengukur keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi ini merupakan catatan
pencapaian hasil dan keputusan – keputusan untuk perbaikan dan aktualisasi.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran dikembangkan dan diadministrasikan secara cermat dan teliti. Secara garis besar, kegiatan evaluasi produk meliputi kegiatan penetapan tujuan
operasional program, kriteria – kriteria pengukuran yang telah dicapai, membandingkannya antara kenyataan lapangan dengan rumusan tujuan, dan
menyusun penafsiran secara rasional. Analisis produk ini diperlukan pembanding antara tujuan, yang ditetapkan dalam rancangan dengan hasil program yang
dicapai. Hasil yang dinilai berupa skor tes, presentase, data observasi, diagram data, sosiometri, dan lain- lain, yang dapat ditelusuri kaitannya dengan tujuan
penelitian Sanders,1984.
2.2.3 Kinerja