Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Lokasi Penelitian Teknik Pengumpulan Data

Waspada, Tribun, SIB, Sindo. Terakhir, koran apa yang sering anda baca dan beli mereka menjawab Tribun, Waspada, Kompas. Dengan alasanya Tribun murah, ada informasi seputar pemilu, dan Tribun juga menyediakan informasi dalam bentuk media elektronik Tribun news.com, sedangkan sesekali koran kompas sebab harganya cukup mahal bagi kalangan mahasiswa. Dan tiga orang lainnya mengatakan tidak mengerti apa itu politik, dan mereka tidak perduli dengan politik kemudian menambahkan mereka jarang membaca koran. Dari pernyataan dan kenyataan diatas, dapat diajukan sebuah prasangka atau kesimpulan sementara bahwa pengetahuan politik mahasiswa FISIP USU cukup baik. Selanjutnya karena dari berbagai fakta dan data yang disajikan sementara, media massa yang dipilih dalam penelitian ini adalah media harian Tribun. Argumen inilah mengapa media Tribun yang dijadikan salah satu alasan peneliti sebagai fokus media penelitian.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh berita politik yang ada pada media massa Tribun terhadap pengetahuan politik mahasiswa?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk: Mendiskripsikan dan memberikan explanasi mengenai korelasi pengaruh berita politik terhadap pengetahuan politik mahasiswa, berkaitan dengan berita- Universitas Sumatera Utara berita politik di media massa. Pengetahuan politik yang dimaksud yakni menyangkut: politik, demokrasi, pemilu maupun partai politik yang ikut berkompetisi dalam pemilu.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi peneliti, pengembangan ilmu pengetahuan, maupun masyarakat diantaranya; 1. Bagi Peneliti, untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan khususnya dalam penelitian, sehingga mampu mengungkapkan permasalahan yang dihadapi. 2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, diantaranya mengenai berbagai aspek dari pengaruh media massa dan pengetahuan politik 3. Bagi masyarakat diharapkan dapat meningkatkan pendidikan politik. Serta diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran secara konseptual, khususnya yang berorientasi kepada peningkatan mutu pendidikan politik masyarakat.

1.5. Kerangka Teori

1.5.1. Media Massa

Dalam sebuah penelitian, teori-teori merupakan alat atau ‘tool’ untuk menjelaskan fenomena yang akan diteliti. Teori-teori yang digunakan harus mampu untuk menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dalam sebuah peristiwa Universitas Sumatera Utara dalam hal ini adalah peristiwa politik. Menurut Miriam Budiardjo teori adalah bahasan dan renungan atas; tujuan kegiatan, cara-cara mencapai tujuan, kemungkinan-kemungkinan atau prediksi, dan kewajiban yang diakibatkan oleh tujuan 7 Marshal McLuhan salah seorang ilmuwan yang mendalami media pernah mengatakan “the medium is the message” alat yang kita pakai untuk menyampaikan pesan . 8 Mengacu pada etimologis pada istilah media massa “mass medium” diartikan sebagai beberapa sarana means, perantara agency atau alat-alat instrument yang mengkomunikasikan ide-ide, sikap, kesan atau images, harapan kepada sejumlah besar masyarakat luas. Dengan demikian bentuk- bentuk media meliputi bukan hanya bentuk- bentuk cetakan dan elektronik yang umumnya diklasifikasikan sebagai media massa; Koran, radio, televise, film dan buku, tetapi juga meliputi bentuk- bentuk lain secara luas seperti komik, drama, graffiti, poster dan pakaian . Secara etimologis, istilah media berasal dari bahasa Yunani mediare yang berarti pengantar, sarana penghubung atau alat yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu. 9 7 Miriam Budiardjo, 1998. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka, hal:30 8 Jacob Oetama pengantar Asa Briggs dan Peter Burke, 2006. Sejarah Sosial Media Dari Gutenberg Sampai Internet, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hal:xi 9 Henny S Widyaningsih, 2004. Konsep Media Massa, Jakarta: Pusat Penerbit Universitas Terbuka, hal:32 . Universitas Sumatera Utara Secara teori media massa adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan pesan. Menurut Innis, teori dampak sosial komunikasi massa terdiri dari dua bagian yakni lisan dan tertulis 10

1.5.2. Media Massa Dan Politik

. Media massa menjadi penting karena memang memiliki kekuatan. Bukan sekedar mampu menyampaikan pesan kepada khalayak tetapi lebih karena media menjalankan fungsi mendidik, mempengaruhi, menginformasikan dan menghibur. Dengan fungsi demikian maka media massa memiliki potensi untuk membangkitkan kesadaran, mengubah sikap, pendapat atau persepsi masyarakat tertahadap suatu hal. Persepsi masyarakat karena pengaruh pemberitaan media massa, bisa berubah menjadi positif maupun negatif tergantung bagaimana pikiran yang terbentuk dibenak masyarakat setelah mendapat informasi mengenai hal tertentu. Diskusi mengenai hubungan antara media dengan politik kekuasaan selama ini cenderung menempatkan posisi media hanya sebatas alat kekuasaan dari rezim. Pandangan seperti ini berpijak pada beberapa analisis yang menempatkan fungsi ideologi media sebagai alat merekayasa kesepakatan tatanan sosial-politik Herman dan Chomsky, 1989. Dalam istilah lain, media adalah bagian dari ideologi aparatur negara Althausser, 1971 dan berfungsi untuk memelihara hegemoni kekuasaam Tuchman, 1974 dalam Ishadi 11 10 Dan Nimmo, Op,Cit, hal: 169 11 Ishadi SK, 2014. Media dan Kekuasaan, Televisi Di Hari -Hari Terakhir Presiden Soeharto, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, hal:29 . Universitas Sumatera Utara Menempatkan media hanya sebagai alat kekuasaan berarti menganggap medan media adalah medan yang statis. Padahal di dalamnya terdapat interaksi kompleks antara para agen, khususnya para jurnalis media, pemilik modal, dan bahkan pihak keamanan sebagai representasi langsung negara. Media digerakkan secara dinamis, khususnya oleh para pekerja di bidang tersebut. Ada tiga peran yang dimainkan oleh media dalam hubungannya dengan kekuasaan, yakni media sebagai alat politik political tool, pendukung kritis critical supporter, dan pembangkang spoiler dari rezim 12 Sejalan dengan pemikiran Louis Althusser, yang pernah menulis bahwa media dalam hubungannya dengan politik kekuasaan menempati posisi strategis, terutama karena media memiliki kemampuan sebagai sarana legitimasi. Media massa sebagaimana lembaga- lembaga pendidikan, agama, seni dan kebudayaan, merupakan bagian dari alat kekuasaan negara yang bekerja secara ideologis untuk mempengaruhi masyarakat atas rezim yang berkuasa ideological states apparatus. Namun bagi Antonio Gramsci media merupakan arena pergulatan antar ideology yang saling berkompetisi . 13 Gramsci melihat media sebagai ruang di mana berbagai ideology dan kepentingan direpresentasikan. Dengan demikian, di satu sisi media bisa menjadi sarana penyebaran ideology penguasa, alat legitimasi dan kontrol atas wacana . 12 Ishadi, ibid, hal: 30 13 Alex Sobur, 2002. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal: 30 Universitas Sumatera Utara serta sebagai alat untuk menyebarkan propaganda atas eksistensi dirinya. Dan di sisi lain media bisa menjadi alat resistensi terhadap kekuasaan. Media bisa menjadi alat untuk membangun kultur dan ideology dominan bagi kepentingan kelas dominan, sekaligus juga bisa menjadi instrument bagi kaum tertindas untuk membangun kultur tandingan. Media massa merupakan sebagai suatu alat untuk menyampaikan informasi, penilaian atau gambaran umum tentang banyak hal, ia mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang dapat membentuk opini publik, antara lain karena media juga dapat berkembang menjadi kelompok penekan atas suatu ide atau gagasan, dan bahkan suatu kepentingan atau citra yang ia representasikan untuk diletakkan dalam konteks kehidupan yang lebih empiris 14 Di dalam masyarakat modern manapun, media memainkan peranan penting untuk perkembangan politik masyarakatnya. Media penyiaran, surat kabar, film, media cetak seperti pamphlet dan bentuk komunikasi lain . Sehubungan dengan hal tersebut di atas, sebenarnya media berada pada posisi yang mendua, dalam pengertian bahwa ia dapat memberikan pengaruh – pengaruh positif maupun negatif. Tentu saja, atribut – atribut yang sangat relative, bergantung pada dimensi kepentingan yang diwakili. 14 Alex Sobur, ibid, hal: 31. Universitas Sumatera Utara menciptakan kerangka berfikir yang sama bagi semua warga masyarakat. Media meneruskan pengetahuan serta nilai – nilai dari generasi terdahulu 15 1. kebutuhan kognitif . Beberapa pakar komunikasi seperti Katz, Gurevitch dan Hass Wiryanto, 2000:66 mengidentifikasi lima kelompok kebutuhan dalam hal penggunaan media, yaitu; 2. kebutuhan afektif 3. kebutuhan integrative 4. kebutuhan untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman dan dunia luar 5. kebutuhan untuk melepaskan ketegangan Dapat dilihat bahwa khalayak mengkonsumsi media massa untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, dapat juga dimaksudkan bahwa ketika seseorang memutuskan untuk mengkonsumsi media massa baik cetak maupun elektronik, tidak terlepas dari tujuan-tujuan yang dicapainya, yakni berupa kebutuhan- kebutuhan yang disebutkan diatas. Media massa memiliki kekuatan yang sangat signifikan dalam komunikasi politik untuk mempengaruhi khalayak. Terlebih lagi media massa presitisius cukup familiar yang biasanya menjadi rujukan publik dalam berperilaku politik karena isi media prestisius dipercaya oleh khalayak. Bahwa media apapun 15 Alex Sobur, ibid, hal: 31. Universitas Sumatera Utara kategorinya berfungsi sebagai alat pelipatganda pesan multiflier of messages yang berkaitan dengan saluran lainnya 16 Berberapa jenis fungsi media . Alhasil pencitraan atau gambaran yang diberikan oleh media mengenai kekuatan-kekuatan politik yang akan memberi dampak yang signifikan serta menyebar dan menjangkau khalayak yang sangat banyak 17 1. Penyebaranteori persuasi dan informasi. Media massa mendifusikan informasi dan mempersuasi. Dalam teori informasi, komunikasi massa terdiri dari serangkaian sistem yang menyampaikan informasi dengan cara bersambung dan berurutan. menurut Marshall Mc Luhan: 2. Teori permainan. Politik dari titik pandang publik dilihat sebagai permainan. Ilmuan Politik Murray Edelman, dalam membedakan informasi mengemukakan bahwa akibat komunikasi politik massa terutama permainan, informasi politik semantik. 3. Teori parasosial. Komunikasi berfungsi memenuhi kebutuhan manusia akan interaksi sosial. Hal ini tercapai jika media massa memberi peluang bagi hubungan parasosial 18 Berdasarkan kemungkinan yang dapat diperankan tersebut, media merupakan sebuah kekuatan besar yang sangat diperhitungkan. Dalam kehidupan . 16 Ibnu Hamad, 2004. Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis Terhadap Berita-Berita Politik, Jakarta: Granit, hal: 30 17 Dan Nimmo, Op,Cit, hal:172 18 Dan Nimmo, ibid Universitas Sumatera Utara social, ekonomi, dan politik, media sering ditempatkan sebagai salah satu variable yang determinan. Bahkan media dalam posisinya sebagai suatu institusi informasi dapat pula dipandang sebagai factor yang menentukan dalam proses perubahan social budaya dan politik. Oleh karena itu dalam konteks media sebagai institusi informasi, Karl Deutch menyebutkan sebagai “urat nadi pemerintah” the nerves of government. Hanya mereka yang mempunyai akses kepada informasi yang akan menguasai percaturan kekuasaan. Atau paling tidak urat nadi pemerintah itu berada pada jarring- jarring informasi 19

1.5.3. Pengetahuan Politik

. Sebelum menjelaskan pengertian pengetahuan politik maka, ada baiknya terlebih dahulu dipaparkan pengertian dari pengetahuan. Pengetahuan, kata dasarnya ‘tahu’, mendapat awalan dan akhiran pe dan an. Imbuhan ‘pe-an’ disini menunjukkan adanya proses mengetahui 20 1. Faktor internal, yaitu dari dalam diri manusia. Ingin tahu mengenai segala hal dalam taraf yang bagaimanapun secara benar dan berlangsung terus-menerus sampai mendapatkan kepuasan. . Objek pengetahuan bisa berupa benda mati, seperti media massa cetak, bisa makluk hidup seperi manusia, binatang dan tumbuhan, dan bisa juga Sang Pencipta sendiri. Keingintahuan ditentukan oleh dua factor; 19 Lihat Alex Sobur, 2002. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal: 31 20 Suparlan Suhartono, 2005. Filsafat Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Ar-Ruzz, hal:63 Universitas Sumatera Utara 2. Faktor eksternal, yaitu dari dorongan dari luar diri manusia. Berupa tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan 21 Pengetahuan diperoleh melalui penginderaan, pemikiran, insting dan lain- lain. Melalui penginderaan mahasiswa bisa memperoleh pengetahuan salah satunya dengan membaca, mendengar, dan melihat. Sehingga dapat menganalisis suatu persoalan dan menyikapi persoalan tersebut dengan suatu tindakan. Atau penarikan kesimpulan melalui proses berpikir. . Untuk mengetahui sejauh mana seseorang memiliki pengetahuan, terlebih dahulu kita melihat unsur-unsur dari pengetahuan tersebut. Ada beberapa ahli dalam bidang pendidikan yang mengkategorisasikan pengetahuan, yang pertama adalah Benjamin Bloom. Bloom mengklsifikasikan pengetahuan menjadi tiga domain 22 a. Domain kognitif terdiri dari: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Misalnya: mengingat informasi,memahami informasi, menggunakan pengetahuan untuk memecahkan problempermasalahan, kemudian memecah informasi yang kompleks dan mengaitkan dengan informasi lain, mengkombinasikan elemene dan menciptakan informasi, kemudian membuat penilaian dan keputusan. yakni; b. Domain afektif yaitu menyangkut emosional dan perasaan individu yang terdiri dari: penerimaan, respon, menghargai, mengorganisasikan, dan 21 Suhartono, ibid, hal:66 22 John Santrock, 2007. Psikologi Pendidikan, dialihbahasakan oleh Tri Wibowo, dengan judul asli Educational Pyschology, Jakarta: Kencana,hal: 468:470 Universitas Sumatera Utara menghargai karakter. Misalnya: mengetahuimemperhatikan lingkungan, berkomitmen, dan mengintegrasikan nilai baru. c. Domain psikomotorik yaitu kecenderungan bertindak, terdiri dari: gerak refleks, gerak fundamental, kemampuan perceptual, kemampuan fisik, gerakan terlatih, dan perilaku non diskusi. Misalnya: merespon stimulus, menggunakan indera, kekuatan, fleksibilitas, keterampilan fisik, mengkomunikasikan perasaan lewat gerakan fisik 23 Seperti yang telah dikemukakan terlebih dahulu bahwa yang akan dilihat dalam penelitian yang hendak dilakukan adalah domain kognisi atau pengetahuan kognitif mahasiswa. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi kognisi individu ada beberapa faktor yang berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya: pertama, sifat dan proses pembelajaran, artinya mahasiswa mengkonstruksikan makna dari infomasi yang diperoleh dari media dan fakta-fakta politik. Kedua, tujuan proses pembelajaran, artinya ketika menyadari bahwa ia harus turut serta dalam peristiwa atau proses politik maka ia akan berusaha untuk mencari tahu tentang politik baik dari media maupun buku dan sarana lainnya. Ketiga, konstruksi pengetahuan, artinya mahasiswa menghubungkan informasi baru yang dia dapatkan dari media dengan pengetahuan politik yang sudah dimiliki dengan cara yang mengandung makna tertentu. .

1.5.4. Isu – Isu Dalam Pengetahuan Politik

23 John Santrock, ibid, hal:468 Universitas Sumatera Utara Seperti yang telah dikemukakan terlebih dahulu bahwa dalam penelitian ini, isu-isu dan fakta-fakta pengetahuan politik yang akan dilihat adalah mengenai; 1.5.4.1. Demokrasi Demokrasi telah dianggap sebagai sebuah instrumen dalam menjalankan sebuah konsepsi negara yang ideal dalam menjawab persoalan dan penegakan kekuasaan rakyat. Hal yang mengarah kepada sebuah tipekal khusus dalam pengertian dalam menghasilkan kepemimpinan dan tertib politik negara yang mendekati sempurna dalam pengaturan hak politik masyarakat Oleh karenanya, pemerintahan yang demokratis mengandaikan pemisahan kekuasaan dalam tiga wilayah institusi yaitu eksekutif, legislatif dan yudikatif. Suatu pemerintahan dikatakan demokratis jika terdapat indikator utama yaitu keterwakilan, partisipasi dan kontrol terhadap penyelenggaraan pemerintahan oleh ketiga institusi tersebut. Prinsip partisipasi menjamin aspek keikutsertaan rakyat dalam proses perencanaan pembangunan daerah; atau keikutsertaan rakyat dalam proses pemilihan wakil dalam lembaga politik; sedangkan prinsip kontrol menekankan pada aspek akuntabilitas pemerintahan. Dalam demokrasi, aspek kelembagaan merupakan keutamaan dari berlangsungnya praktik politik yang demokratis, sehingga, terdapat partai politik, pemilihan umum dan pers bebas. Sebuah demokrasi yang terus tumbuh dan berkembang dalam proses transisi politiknya yang mengalami berbagai pendewasaan perilaku politik negara Universitas Sumatera Utara dan rakyatnya, kesemuanya adalah hal yang diharapkan akan bermuara pada sebuah kondisi perpolitikan yang ideal 24 “kriteria demokrasi ideal selalu menuntut berbagai hal sehingga tidak ada rezim aktual yang mampu memahami secara utuh..., ketika mencari demokrasi ideal maka tidak ada rezim yang demokratis” . Walau hal ini sulit dimungkinkan, seperti apa yang diungkapkan oleh Robert Dahl; 25 Lebih lanjut Robert A. Dahl menjelaskan bahwa terdapat prinsip dalam Negara demokrasi, diantaranya pertama, Adanya kontrol atau kendali atas keputusan pemerintahan. Kedua, adanya pemilihan yang teliti dan jujur. Ketiga, Adanya hak memilih dan dipilih. Keempat, adanya kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman. Kelima, adanya kebebasan mengakses informasi. Keenam, adanya kebebasan berserikat yang terbuka . 26 Istilah demokrasi sebenarnya dipahami sebagai sebuah ruang lingkup yang sangat luas. Apapun bentuknya, fenomena demokrasi sangat menarik untuk dibicarakan, begitu pula di Indonesia. Apalagi jika dikaitkan dengan kenyataan, bahwa Negara Indonesia merupakan Negara yang masih menjadikan proses demokratisasi sebagai sebuah tumpuan. Pasca orde baru di Indonesia istilah demokrasi hampir selalu dibicarakan secara berkaitan dengan pembentukan sistem politik yang mencerminkan prinsip keterwakilan, partisipasi, dan kontrol. . 24 Robert Dahl 1982. Dilema Demokrasi Pluralis, Jakarta: Rajawali, hal:7 25 Robert Dahl, ibid, hal:7 26 Robert Dahl, ibid Universitas Sumatera Utara Indonesia yang secara eksplisit memahami dan bertegak dalam kedaulatan rakyat turut melaksanakan demokrasi dengan variannya tersendiri.

1.5.4.2. Pemilihan Umum

Di Indonesia demokrasi dan Pemilihan Umum PEMILU sebagai instrumen demokrasi itu sendiri, turut mengikutsertakan partisipasi kualitas masyarakat dalam mewujudkan aspirasinya yang disalurkan melalui wadah partai politik, serta kekuatan sosial politik yang dibawa kepada muara pemilihan dan penetapan perwakilan politiknya baik di lembaga legislatif maupun eksekutif pemerintahan. Sejarah PEMILU di Indonesia juga merupakan sebuah bukti dari bentuk aktualisasi dan agregasi kepentingan masyarakat yang dilembagakan melalui berbagai proses dan instrumen demokrasi tersebut. Entitas masyarakat yang turut berafilasi dengan kekuatan membentuk sebuah wadah kepentingan bersama untuk memenangkan berbagai pemilihan perwakilan politik. Didorong pula kepada sebuah perubahan warna dan dinamika akibat dari konstalasi politik di Indonesia yang memasuki trasnsisi demokrasi yang diawali dengan Reformasi 1998, telah membawa banyak perubahan politik di Indonesia. Sebagai sebuah implementasi terhadap partisipasi politik masyarakat dalam bentuknya maka lahirlah sistem PEMILU, dalam pengertiannya pemilihan umum merupakan suatu kegiatan yang sering diidentikkan sebagai suatu ajang pesta demokrasi, yang merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk Universitas Sumatera Utara memilih Presiden dan Wakil Presiden, anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Gubernur dan Wakil Gubernur, Walikota dan Wakil Walikota ataupun memilih Bupati dan Wakil Bupati berdasarkan per Undang-Undangan yang berlaku. Melalui pemilihan umum, maka hak asasi rakyat dapat disalurkan, demikian juga halnya dengan hak untuk sama didepan hukum dan pemerintahan 27

1.5.4.3. Partai Politik

. Sesuai dengan prinsip kedaulatan rakyat yang dianut dalam UUD 1945, maka kekuasaan untuk menentukan corak dan cara pemerintahan sesungguhnya berada di tangan rakyat. Kedaulatan tersebut dilaksanakan menurut ketentuan UUD, yaitu oleh lembaga negara, dan oleh rakyat yang diantaranya melalui mekanisme pemilihan umum sebagaimana diatur dalam Pasal 22 E UUD 1945. Pemilihan umum juga dapat dilihat sebagai mekanisme yang menghubungkan antara infrastruktur politik dan suprastruktur politik. Pemilu juga merupakan mekanisme transformasi aspirasi politik partai menjadi kebijakan negara Pengertian partai politik menurut Roy C. Macridis, Partai politik adalah asosiasi yang mengaktifkan. Memobilisasi rakyat, dan mewakili kepentingan tertentu, memberikan jalan kompromi bagi pendapat-pendapat yang bersaing, dan memunculkan kepemimpinan politik, serta digunakan sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan dan untuk memerintah 28 27 Mahfud, 1999. Hukum dan Pilar-Pilar Demokrasi, Yogyakarta: Gama Media, hal:221-222 28 Ahmad Farhan Hamid, 2008. Partai Politik Lokal di Aceh, Jakarta: Kemitraan hal : 7 . Universitas Sumatera Utara Menurut pendapat Rusadi Kantaprawira, Partai politik adalah organisasi manusia dimana di dalamnya terdapat pembagian tugas dan petugas untuk mencapai suatu tujuan, mempunyai ideologi political doctrine, political ideal, political thesis, ideal objective, dan mempunyai program politik political platform, material objective sebagai rencana pelaksanaan atau cara pencapaian tujuan secara lebih pragmatis menurut pentahapan jangka dekat sampai yang jangka panjang serta mempunyai ciri berupa keinginan berkuasa 29 Menurut Miriam Budiarjo, Partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir, yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita- cita yang sama, tujuannya untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dengan cara konstitusional . 30 Menurut pendapat Sigmund Neumann, Partai politik adalah organisasi artikulasi yang terdiri dari pelaku-pelaku politik yang aktif dalam masyarakat, yaitu mereka yang memusatkan perhatiannya pada menguasai kekuasaan pemerintah dan yang bersaing untuk memperoleh dukungan rakyat, dengan beberapa kelompok lain yang mempunyai pandangan yang berbeda-beda. Dengan demikian Partai Politik merupakan perantara besar yang menghubungkan kekuatan kekuatan dan ideologi sosial dengan lembaga-lembaga pemerintah yang resmi dan mengkaitkannya dengan aksi politik di dalam masyarakat politik yang lebih luas. Partai politik tidak saja sekedar badan yang menyaingi, dengan . 29 Ahmad Farhan Hamid, ibid, hal:8 30 Miriam Budiardjo, 1998. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka, hal: 16 Universitas Sumatera Utara persetujuan, pemisahan dan partisipasinya yang khas, tetapi juga perlu diingat bahwa masingmasing kelompok yang terpisah itu pada intinya merupakan bagian dari keseluruhan 31 1. Partai Porto . Sedikitnya terdapat lima jenis partai yang dapat dikenali berdasarkan basis ideologi, yakni : Partai ini belum memiliki organisasi dan hanya merupakan pengelompokan kepentingan daerah atau ideology yang berkembang dalam masyarakat tertentu. Tipe awal partai politik sebelum mencapai tingkat seperti dewasa ini. Partai semacam ini muncul di Eropa Barat sekitar abad pertengahanhingga akhir abad ke-19. Ciri paling menonjol partai porto adalah perbedaan antara kelompok anggota dengan non anggota. Partai porto belum menunjukkan ciri sebagai partai politik dalam pengertian modern. 2. Partai Massa Partai Massa muncul pada saat terjadi perluasan hak pilih rakyat sehingga dianggap sebagai suatu respon politisi dan organisasional bagi perluasan hak-hak pilih serta pendorong bagi perluasan lebih lanjut hak-hak pilih tersebut. Partai massa dibentuk di luar perlemen extraparlemen. Partai tipe ini berorientasi pada basis pendukung yang lebih luas, seperti; buruh, petani, kelompok agama dan 31 Miriam Budiardjo, ibid, hal: 17 Universitas Sumatera Utara memiliki ideology yang jelas untuk memobilisasi massa serta mengembangkan organisasi yang cukup rapi dalam mewujudkan tujuan ideologisnya. 3. Partai Kader Partai kader merupakan perkembangan lebih lanjut dari partai porto. Partai ini muncul sebelum diterapkannya system hak pilih secara luas bagi rakyat sehingga bergantung pada masyarakat kelas menegah keatas yang memiliki hak pilih, keanggotaan yang terbatas, kepemimpinan, serta para pemberi dana. Tingkat organisasi dan ideologi partai kader sesungguhnya masih rendah kaerna aktifitasnya jarang didasarkan pada program dan organisasi yang kuat. Kelahiran partai ini biasanya dari dalam parlemen intra-parlemen. Orientasi partai kader adalah pada pendidikan politik dan kurang mementingkan massa 32 4. Partai Ditaktoral . Partai ditaktoral merupakan sub tipe partai massa tetapi memiliki ideologi yang lebih kaku dan radikal. Pemimpin tertinggi partai melakukan control yang sangat ketat kepada pengurus dan anggota. Untuk diterima sebagai anggota partai seseorang harus lebih dahulu diuji kesetiaan dan komitmennya terhadap ideology partai. Partai radikal menuntut pengabdian total dari para anggotanya 33 5. Partai Catch-all. . 32 Ichlasul Amal edt. 1996. Teori-teori Mutakhir Partai Politik, Yogyakarta : PT. Tiara Wacana. 33 Ichlasul Amal edt, ibid, Universitas Sumatera Utara Disebut juga umbrella party partai payung, merupakan gabungan dari partai kader dan partai massa. Istilah partai catch-all pertama kali diperkenalkan oleh Otto Kirchheimer. Istilah ini merujuk pada perhimpunan yang menampung kelompok sosial sebanyak mungkin untuk dijadikan anggotanya. Tujuan utama partai ini adalah memenangkan pemilihan dengan cara menawarkan programprogram dan keuntungan bagi anggotanya sebagai ganti ideologi yang kaku 34 Sebagai fungsi partai politik di dalam negara demokrasi, Partai Politik menyelenggarakan beberapa fungsi . 35 1. Partai Politik berfungsi sebagai sarana komunikasi politik. Dalam hal ini, partai politik merumuskan kebijakan yang bertumpu pada aspirasi dari masyarakat. Kemudian rumusan tersebut diartikulasikan kepada pemerintah agar dapat dijadikan sebagai sebuah kebijakan. Proses ini menunjukkan bahwa komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat dapat dijembatani oleh oartai politik. Dan bagi partai politik dapat mengartikulasikan aspirasi rakyat merupakan suatu kewajiban yang tidak dapat diletakkan, terutama bila partai politik tersebut ingin teteap eksis dalam kancah politik nasional , yaitu : 36 2. Partai Politik berfungsi sebagai sarana sosialisasi dan pendidikan . 34 Ichlasul Amal edt 35 Miriam, Budiardjo, Op,Cit, hal: 17 36 Miriam,Budiardjo, Op,Cit, hal: 17 Universitas Sumatera Utara Partai politik berkewajiban untuk mensosialisasikan wacana politiknya kepada masyarakat. Wacana politik dari sebuahn partai politik dapat dilihat melelui visi, misi, platform, dan program partai tersebut. Dengan sosialisasi wacana politik ini diharapkan masyarakat akan menjadi semakin dewasa dan terdidik dalam politik. Sosialisasi dan pendidikan politik ini memposisikan masyarakat sebagai subyek, tidak lagi sebagai obyek 3. Partai Politik berfungsi sebagai saran rekruitmen politik Partai politik berkewajiban untuk melakukan seleksi dan rekruitmen dalam rangka mengisi posisi dan jabatan politik tertentu. Dengan adanya rekruitmen politik maka dimungkinkan terjadinya rotasi clan mobilitas politik. Tanpa rotasi dan mobilitas politik pada sebuah system politik maka akan muncul ditaktorisme dan stagnasi politik dalam sistem tersebut 4. Partai Politik berfungsi sebagai sarana peredam dan pengatur konflik. Dalam negara demokrasi yang masyarakatnya bersifat terbuka, adanya perbedaan dan persaingan pendapat sudah merupakan hal yang wajar. Akan tetapi pada masyarakat yang heterogen sifatnya, perbedaan pendapat baik yang berdasarkan etnis, status sosial ekonomi atau agama mudah sekali mengundang konflik. Pertikaian-pertikaian yang ada dapat diatasi dengan bantuan partai politik, sekurang-kurangnya dapat diatur sedemikian rupa, sehingga akibat-akibat negatifnya seminimal mungkin 37 37 Miriam Budiardjo, Ibid, hal: 17 . Universitas Sumatera Utara

1.6. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam pengukuran dan analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Secara teori penelitian kuantitatif, merupakan penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik. Oleh Bambang menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif dilihat dari berbagai asumsi sebagai berikut: Rasional, bebas nilai, objektif, ilmu adalah cara terbaik memperoleh pengetahuan, deduktif, menemukan hukum universal dan mencari penjelasan 38 Penelitian yang sering menggunakan cara ini adalah deskriptif survai, korelasional, eksperimen, dan kausal komparatif. Dimana oleh bungin menyebutkan format deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul dalam masyarakat mengenai objek penelitian . 39

1.6.1. Populasi Penelitian

. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu dalam suatu penelitian atau keseluruhan gejala atau satuan yang ingin diteliti 40 38 Bambang Prasetyo, 2005. Metode Penelitian Kuantatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal: 33 39 Burhan Bungin, 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta; Prenada Media, hal: 48 40 Bambang Prasetyo, 2005. Metode Penelitian Kuantatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal: 119 . Universitas Sumatera Utara Adapun populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas ISIP USU program S-1 stambuk 2012-2013. Mahasiswa stambuk 2010 dan 2011 tidak dimasukkan lagi dalam populasi penelitian ini karena kebanyakan dari mereka sudah jarang datang ke kampus mengingat sudah banyak yang mengikuti perkualiahn praktek kuliah lapangan PKL maupun sudah banyak yang menyusun tugas akhir skripsi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 1692 orang. Berikut tabulasi jumlah mahasiswa FISIP USU yang dijabarkan pada tabel 1 di bawah ini: Tabel.1 Data Mahasiswa FISIP USU No Departemen Angkatan Jumlah Mahasiswa Aktif 1 Ilmu Komunikasi 2012 2013 2011 2012 145 121 Jumlah 266 2 Antropologi Sosial 2012 2013 2011 2012 75 55 Jumlah 130 3 Ilmu Administrasi Negara 2012 2013 2011 2012 144 127 Jumlah 271 4 Ilmu Kesejahteraan Sosial 2012 2013 2011 2012 83 98 Jumlah 181 5 Sosiologi 2012 2013 2011 2012 79 82 Jumlah 161 6 Ilmu Politik 2012 2013 2011 2012 79 80 Jumlah 159 7 Ilmu Administrasi Niaga Bisnis 2012 2013 2011 2012 142 132 Jumlah 274 8 Administrasi Perpajakan 2012 2013 2011 2012 154 96 Universitas Sumatera Utara Jumlah 250 Jumlah Total 1692 Sumber : diolah dari data Bagian Akademik FISIP USU

1.6.2. Sampel Penelitian

Teknik penarikan sampel ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan peneliti. Sedangkan orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan sampel. Accidental sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek, bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu 41 Adapun penentuan sampel dalam penelitian ini merujuk pada rumus yang kemukakan oleh Taroyamane Bungin. 2005:105 yaitu pendekatan simple random sampling SRS . Kriteria sampel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah; 1. Mahasiswa Fakultas ISIP USU program reguler S-1 stambuk 2012 - 2013. 2. Pernah membaca dan membeli media masa harian Tribun. 42 . Dengan presisi 10 dan tingkat kepercayaan 90 yakni sebagai berikut: n = 41 Kriyantono Rahmat, 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group,hal: 154 42 Burhan Bungin, Op,Cit, hal: 105 N Nd2 + 1 Keterangan : Universitas Sumatera Utara N = ukuran populasi n = ukuran sampel minimal d = presisi yang ditetapkan = 10 dan tingkat kepercayaannya sebesar 90 Oleh itu berdasarkan data diatas, maka diperoleh; N = 1692 n = ukuran sample minimal d = 10 n =

1.6.3. Langkah-langkah Pengambilan Sampel

1692 1692 0,1 2 + 1 = 94,41 dibulatkan menjadi 94 orang. Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 94 orang. Ada beberapa langkah-langkah pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian diantaranya adalah Sampel Acak Terlapis Berimbang Proporsional Stratified Random Sampling maupun teknik stratified random sampling atau metode pengambilan sampel secara acak berumpun. Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik stratified random sampling atau metode pengambilan sampel secara acak Universitas Sumatera Utara berumpun disebabkan populasi yang hendak diteliti bersifat heterogen atau berstrata 43 . Teknik pengambilan sampel ini digunakan karena populasi yang akan diteliti heterogen, terdiri dari dua stambuk yakni stambuk 2012 dan 2013 yang berjumlah 1692 orang. Dari jumlah tersebut, maka akan diperoleh jumlah responden dari masing- masing stambuk-stambuk, dengan menggunakan rumus: Sampel = Populasi x Total Sampel Total Populasi Dengan populasi stambuk 2012 sebanyak 791 dan populasi stambuk 2013 sebanyak 901. Maka sampel stambuk 2012 sebanyak: s = 791 x 94 1692 = 43,9 atau dibulatkan menjadi 44 orang Sampel stambuk 2013 sebanyak: s = 901 43 Burhan Bungin, ibid, hal: 115 x 94 1692 = 50,05 atau dibulatkan menjadi 50 orang Universitas Sumatera Utara Jadi jumlah sampel yang diperoleh setelah pembulatan adalah sebanyak 94 orang. Dapat juga dilihat dalam tabel 2 berikut; Tabel 2: Jumlah Sampel di Setiap Stambuk No Stambuk Populasi Sampel 1 2012 791 44 2 2013 901 50 Total 1692 94 Sumber : diolah dari data Bagian Akademik FISIP USU

1.7. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1.8. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah segala keterangan atau informasi mengenai segala hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Penyebaran kusioner, yaitu alat mengumpulkan data dengan menyebarkan kusioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Kusioner yang digunakan bersifat terbuka, sehingga selain adanya jawaban yang sudah tersedia, responden juga bisa memberikan pilihannya sendiri serta alasannya. 2. Penelitian Kepustakaan Library Research Library Research atau studi pustaka adalah pengumpulan data dengan cara menghimpun buku-buku, makalah-makalah, dan dokumen-dokumen serta sarana Universitas Sumatera Utara informasi lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara sistematik. Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan menghimpun data dari berbagai literatur. berupa buku bacaan, artikel, makalah, jurnal, majalahsurat kabar serta website yang berkaitan dengan penelitian. 3. Penelitian Lapangan Field Research Jika memungkinkan dan untuk menambah informasi dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan teknik wawancara sistematik dengan jenis pertanyaan terbuka terhadap Mahasiswa. Metode wawancara, yang merupakan rangakaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk dijelaskan.

1.9. Teknik Analisa Data

Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa FISIP USU Terhadap Video Parodi Vicky Prasetyo dan Zaskia Ghotic Karya Eka Gustiwana di Youtube

4 62 66

Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi)

4 95 99

Opini Mahasiswa FISIP USU terhadap Pernyataan Tokoh Agama” (Studi Deskriptif Opini Mahasiswa FISIP USU terhadap Pemberitaan Pernyataan Tokoh Agama tentang Kebohongan Pemerintahan SBY di Harian Kompas)

1 66 107

Pengaruh Media Massa Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa (Analisis Korelasi tentang Pengaruh Berita-Berita Politik dalam Harian KOMPAS Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara)

49 267 103

Media Dan Politik (Analisis Korelasi Pengaruh Berita Politik Dalam Harian Tribun-Medan Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa FISIP USU)

0 0 9

Media Dan Politik (Analisis Korelasi Pengaruh Berita Politik Dalam Harian Tribun-Medan Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa FISIP USU)

0 0 36

Media Dan Politik (Analisis Korelasi Pengaruh Berita Politik Dalam Harian Tribun-Medan Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa FISIP USU)

0 0 24

Media Dan Politik (Analisis Korelasi Pengaruh Berita Politik Dalam Harian Tribun-Medan Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa FISIP USU)

0 0 2

HUBUNGAN MEDIA METRO TV TERHADAP PENDIDIKAN POLITIK MAHASISWA FISIP USU

0 2 13

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN - PENGARUH MEDIA CETAK TERHADAP PENGETAHUAN POLITIK MAHASISWA (ANALISIS PENGARUH INTENSITAS MEMBACA BERITA-BERITA POLITIK DI HARIAN RAKYAT BENGKULU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN POLITIK MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL POL

0 2 57