2.3. Klasifikasi Gangguan Tidur
2.3.1. Gangguan-Gangguan Tidur
a. Insomnia
Insomnia adalah berupa kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tidur. Di mana seseorang yang terbangun dari tidur merasai
masih belum cukup tidurnya yang dikatakan sebagai insomnia Asmadi, 2008. Insomnia merupakan ketidakmampuan seseorang
untuk mencukupi kebutuhan tidur yang baik secara kualitas. Ada tiga jenis insomnia yaitu insomnia inisial, insomnia intermitten
dan insomnia terminal. Insomnia inisial adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai tidur. Insomnia intermitten adalah
ketidakmampuan untuk mempertahankan tidur atau keadaan sering terjaga dari tidur. Sedangkan insomnia terminal adalah bangun secara
dini dan tidak dapat tidur lagi Asmadi, 2008.
b. Somnambulisme
Somnambulisme merupakan gangguan tingkah laku yang kompleks mencakup adanya otomatis dan semiperposeful aksi motorik, seperti
menutup pintu, membuka pintu, berjalan kaki, duduk di tempat tidur, menabrak kursi, dan berbicara. Menurut Japardi, 2002 termasuk
tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur. Terjadi lebih banyak kepada anak dibandingkan dewasa. Agak cenderung
untuk terjadinya
cedera pada
seseorang yang
mengalami somnambulisme.
c. Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak disengaja ngompol. Bisa terjadi pada anak-anak ataupun remaja dan paling sering terjadi pada laki-laki.
Penyebab belum pasti diketahui tetapi terdapat beberapa hal yang menyebabkan enuresis seperti stress, toilet training yang kaku dan
gangguan pada bladder pundi kencing Asmadi, 2008.
Universitas Sumatera Utara
d. Narkolepsi
Narkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan yang tidak terkendali untuk tidur. Narkolepsi bisa dinyatakan serangan
mengantuk yang terjadi secara mendadak, sehingga seseorang itu dapat tertidur pada setiap saat di mana punya perasaan ingin tidur serangan
tidur secara tiba-tiba. Hal ini mungkin disebabkan kerusakan system saraf pusat di mana periode REM tidak dapat dikendalikan. Mungkin
secara genetika. Perkara ini membahayakan apabila seseorang itu berada di tepi jurang, pada waktu mengendarai kenderaan dan juga
pada pekerja yang sedang bekerja alat-alat yang berbahaya Asmadi, 2008
2.3.2. Gangguan Tidur Irama Sirkardian
Sleep wake schedule disorders gangguan jadwal tidur yaitu gangguan dimana seseorang itu tidak dapat tidur dan bangun pada waktu yang dikehendaki,
walaupun jumlah tidurnya mantap. Gangguan ini berhubungan dengan irama tidur sirkadian normal. Berbagai macam gangguan tidur pada gangguan irama sirkadian
adalah sebagai berikut : 1. Tipe Jet lag ialah mengantuk dan terjaga pada waktu yang tidak tepat
menurut jam setempat, hal ini terjadi setelah berpergian melewati lebih dari satu zone waktu Japardi, 2002.
2. Tipe fase tidur terlambat delayed sleep phase type yaitu ditandai oleh waktu tidur dan terjaga lebih lambat yang diinginkan. Gangguan ini sering
ditemukan dewasa muda, anak sekolah atau pekerja sosial. Orang-orang tersebut sering tertidur dan mengantuk pada siang hari insomnia
sekunder Japardi, 2002. 3. Tipe fase terlalu cepat tidur advanced sleep phase syndrome. Tipe ini
sangat jarang, lebih sering ditemukun pada pasien usia lanjut, dimana onset tidur pada pukul 6-8 malam dan terbangun antara pukul 1-3 pagi.
Walaupun pasien ini merasa cukup untuk waktu tidurnya. Gambaran tidur
Universitas Sumatera Utara
tampak normal tetapi penempatan jadwal irama tidur sirkadian yang tidak sesuai Japardi, 2002.
4. Tipe pergeseran kerja shift work type. Pergeseran kerja terjadi pada orang yang secara teratur dan cepat mengubah jadwal kerja sehingga akan
mempengaruhi jadwal tidur. Gejala ini sering timbul bersama-sama dengan gangguan somatik seperti ulkus peptikum. Gambarannya berupa
pola irreguler atau mungkin pola tidur normal Japardi, 2002.
2.4. Kualitas Tidur
2.4.1. Definisi Kualitas Tidur
Kualitas tidur merupakan sesuatu insiden yang sangat kompleks yang melibatkan berbagai perkara penting, seperti, penilaian terhadap lama waktu tidur,
disfungsi tidur pada siang hari, masa laten tidur, gangguan tidur, efisiensi tidur, penggunaan obat tidur dan kualitas tidur. Terjadinya penurunan kualitas tidur
apabila salah satu dari ketujuh perkara penting ini diganggu Buysee, et al,1989. Lamanya waktu tidur yang dinilai adalah waktu dari tidur yang sebenarnya
yang dialami individu pada malam hari. Penilaian ini dibedakan dengan waktu yang dihabiskan di tempat tidur. Seterusnya, penilaian terhadap disfungsi tidur
pada siang hari dinilai apakah seberapa sering timbul masalah yang mengganggu anda tetap terjaga sadar saat mengendarai kendaraan, selama sebulan yang lalu,
dan beraktifitas sosial, serta dinilai juga berapa banyak gangguan yang membuat seseorang tidak antusias untuk menyelesaikannya Buysee, et al,1989.
Selanjutnya, masa laten tidur dinilai berapa menit yang dihabiskan individu tersebut di tempat tidur sebelum akhirnya dapat tertidur dan apakah
individu tersebut tidak dapat tidur selama 30 menit. Pada penilaian terhadap gangguan tidur dinilai apakah seseorang bangun pagi terlalu cepat, terbangun
tidur pada waktu tengah malam atau bangun untuk pergi ke kamar mandi, mendengkur keras, merasa kedinginan, merasa kepanasan, sulit bernafas secara
nyaman, mengalami mimpi buruk, dan lain-lain hal yang mengganggu tidur Buysee, et al, 1989.
Universitas Sumatera Utara
Pada penilaian terhadap efisiensi tidur dinilai waktu seseorang biasanya bangun pada pagi hari selama sebulan, waktu seseorang biasanya mulai tidur pada
malam hari selama sebulan, serta dinilai juga waktu seseorang tertidur pada malam hari selama sebulan. Penilaian terhadap penggunaan kualitas tidur hanya
ditujukan pada penilaian seberapa sering seseorang mengkonsumsi obat-obat untuk membantu tidur dalam sebulan yang lalu. Pada penilaian terhadap kualitas
tidur dinilai bagaimana seseorang menilai rata-rata kualitas tidurnya Buysee,et al,1989.
2.5. Tekanan Darah
Tekanan arteri adalah kekuatan aliran darah yang dipompa oleh jantung dan diatur dalam tubuh. Kontraksi ventrikel menghasilkan tekanan darah, tekanan
hidrostatik diberikan oleh darah pada dinding pembuluh darah. Pengukuran tekanan darah mencatat tekanan sistolik arteri dan diastolik, yang dapat digunakan
sebagai tolok ukur untuk menilai tekanan darah dalam arteri. Tekanan darah naik ke sekitar 110 mmHg selama sistol kontraksi ventrikel dan turun menjadi sekitar
70 mmHg selama diastol relaksasi ventrikel. Tekanan darah normal baru-baru ini ditunjuk oleh National Institutes of Health NIH sebagai kurang dari 12080
mm Hg Sherwood, 2008.
2.6. Hipertensi