Uji Asumsi Klasik Hasil Penelitian .1 Analisi Statistik Deskriptif

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh penaksiran yang terbaik.Adapun uji yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heterokedastisitas.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal.Pengujian normalitas data penelitian ini menggunakan analisis grafik dan statistik.Analisis grafik untuk melihat normalitas dilakukan dengan melihat kurva normal probability plot.Analisis statistik dilakukan dengan uji kolmogrov-smirnov.Analisis statistik dilakukan karena uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan secara visual.Data bisa terlihat normal padahal secara statistik bisa sebaliknya. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot Sumber :Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Pada Gambar 4.1 tterlihat data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histogram menuju pola distribusi normal maka variable dependent memenuhi asumsi normalitas.Selain itu uji normalitas juga dapat dilakukan dengan uji one-sample kolmogrov-smirnov. Nilai signifikansi dari residual yang berdistribusi secara normal adalah jika nilai asymp.Sig 2-tailed dalam pengujian one-sample kolmogorov-smirnov test lebih dari 0,05. Hasil uji one-sample kolmogorov-smirnov test ditampilkan pada Tabel 4.3 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 48 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation .46224771 Most Extreme Differences Absolute .104 Positive .087 Negative -.104 Kolmogorov-Smirnov Z .718 Asymp. Sig. 2-tailed .681 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov- Smirnov adalah 1.718 dengan nilai asymp.sig.2-tailed sebesar 0.681 hal ini berarti data dalam model regresi berdistribusi dengan normal, karena niali asymp.sig.2-tailed lebih besar dari 0.05.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variable bebas. Multikolinearitas terjadi jika nilai VIF Varian infalation factor 10; dan jika tolerance 0,10. Berikut hasil perhitungan menggunakan SPSS : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -5.335 2.565 SIZE 3.792 2.294 .236 .898 1.114 DOL -.259 .315 -.258 .186 5.381 GROW -.039 .169 -.034 .885 1.130 NPM -.234 .316 -.231 .188 5.313 Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa antara variabel independen tidak terjadi multikolinearitas. Hal ini dadat dilihat dari nilai tolerance yang memiliki nilai 0,10 dan nilai VIF 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi ini.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya.Pengukuran autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan menggunakan uji Durbin- Watson DW-Test.Untuk melihat terjadi atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi dapat dilihat pada tabel Model Summary di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .462 a .214 .141 .48327 2.529 a. Predictors: Constant, NPM, GROW, SIZE, DOL b. Dependent Variable: SM Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Berdasarkan tabel 4.5 diatas, terlihat angka D-W sebesar 2,529. Nilai tersebut selanjutkan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5, jumlah sampel 75, dan jumlah variabel independen 4 k=4. Dari tabel 4.5 dapat diketahui nilai D-W sebesar 2.529, yang lebih besar dari batas atas dU 1.70920 dan kurang dari 4 – 1.7092 d- dU, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negative.

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitis

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pangamtan yang lain. Jika ada pola yang tertentu, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik titik menyebar di atas dab di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot Pada Gambar 4.2 garfik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Z-Score perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berdasarkan masukan variabel independen rasio SIZE, DOL, GROW, dan NPM.

4.2.3 Analisis Regresi

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

0 22 115

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012).

2 6 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2007.

0 1 10

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdapat Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

0 0 12

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdapat Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

0 0 2

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdapat Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

0 0 9

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdapat Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

0 0 22

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdapat Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

0 1 2

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdapat Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

0 0 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 17