Pelaksanaan Jaminan Pensiun di PTPN III sesudah berlakunya PP Nomor 45 Tahun 2015

76 Yang dimaksud dengan pekerja mandiri adalah pekerja atas usaha sendiri, dan bukan karyawan dari orang lain atau badan, misalnya dokter dan petani. Kepesertaan DPLK dimulai sejak tanggal terdaftar sebagai peserta dan berakhir pada saat peserta meninggal dunia atau pensiun atau berhenti bekerja dengan mengalihkan haknya ke dana pensiun lain. Sebagai peserta DPLK, hak-hak dan kewajibannya harus jelas dirinci dalam peraturan dana pensiun.

B. Pelaksanaan Jaminan Pensiun di PTPN III sesudah berlakunya PP Nomor 45 Tahun 2015

Sesudah berlakunya UU BPJS dan lahirnya PP 45 Tahun 2015 maka pengelolaan dan penyelenggaraan Jaminan Pensiun dipegang oleh satu badan penyelenggara yaitu BPJS Ketenagakerjaan. Dengan perubahan dan adanya PP No 45 Tahun 2015 ini. Dari hasil wawancara ke pihak PTPN III dijelaskan bahwa penyelenggaraan Jaminan Pensiun oleh BPJS Ketenagakerjaan efektif bagi pekerja yang masuk bekerja per 1 Juli 2015, sedangkan untuk pekerja yang telah ada sebelumnya masih dilaksanakan oleh DAPENBUN, DPLK, dan BPJS secara terkoordinasi. 84 PTPN III telah melaksanakan atau mengikutkan pekerjanya dalam program dana pensiun lembaga keuangan DPLKDPPK agar program tersebut tetap dilaksanakan, dengan ketentuan manfaat program yang diterima pekerja jauh lebih besar dan dilaksanakan dengan sistem manfaat pasti. Di tengah tuntutan para pekerja terhadap pelaksanaan jaminan pensiun yang masih perlu diperbaiki, muncul kebimbangan akan keberadaan dan keberlanjutan dana pensiun lembaga keuangan DPLK. Kebimbangan tersebut seharusnya tidak perlu muncul ke 84 Wawancara dengan Kepala Bagian PTPN III,tanggal 11 April 2016 Universitas Sumatera Utara 77 permukaan karena sejumlah pihak telah menegaskan bahwa DPLK sebagaimana program Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan, keduanya memiliki orientasi untuk menyiapkan kesejahteraan pekerja agar lebih baik di masa pensiun, saat tidak bekerja lagi. Keduanya bersifat saling melengkapi untuk keselamatan pekerja. DPLK merupakan dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti PPIP bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri. PTPN III mengikutsertakan karyawannya ke dalam program DPLK. Kekayaan DPLK pada dasarnya terpisah dari perusahaan penyelenggara DPLK, baik bank atau asuransi jiwa. PTPN III mengikutsertakan pekerjanya ke dalam program employee benefits, baik yang bersifat Wajib Jaminan Pensiun atau Sukarela Dana Pensiun. DPLK lebih mengutamakan manfaat pensiun yang lebih maksimal on top. Di sinilah orientasi yang bersifat sinergis antara BPJS Ketenagakerjaan dengan DPLK. Spiritnya hanya satu, meningkatkan kesejahteraan pekerja di masa pensiun, di saat tidak bekerja lagi. Tinggal dalam pelaksanaannya, perlu diatur secara proporsional dan terjangkau sehingga tidak merugikan iklim industri yang sudah berkembang di Indonesia. DPLK sebenarnya tidak menjadi beban PTPN III, selama mereka memiliki komitmen yang besar dalam upaya menyejahterakan pekerja di masa pensiun. Sebagian profit PTPN III sangat pantas disisihkan untuk program pensiun. Pemberitahuan ketentuan batas upah dan manfaat jaminan pensiun tahun 2006 bahwa menindalanjuti surat kantor BPJS ketenagakerjaan Nomor B1588 022016 tanggal 6 Februari 2016 perihal sosialisasi ketentuan batas upah dan Universitas Sumatera Utara 78 manfaat jaminan pensiun dan ketentuan ketentuan PP Nomor 45 Tahun 2015 tentang penyelenggaran program jaminan pensiun dapat disampaikan yaitu: 1. Besarnya manfaat pensiun paling sedikit dan paling banyak disesuaikan setiap tahun berdasarkan tingkat inflasi umum tahun sebelumnya Pasal 18 ayat 1. 2. BPJS ketenagakerjaan setiap tahun menyesuaikan besarnya upah tertinggi dengan menggunakan faktor pengali sebesar 1 satu ditambah tingkat pertumbuhan tahunan produk domestik bruto tahun sebelumnya Pasal 29 ayat 3. 3. Batasan paling tinggi upah sebagai dasar perhitungan iuran jaminan pensiun mulai bulan Maret 2016 sebear Rp.7.335.300 perbulan. Dalam penerimaan manfaat pensiun program yang diterapkan pemerintah adalah defined benefit, yaitu manfaat sudah ditetapkan diawal. Program ini akan membebani pengelola dana pensiun dalam hal ini adalah pemerintah karena beban atau resiko pencapaian manfaat ditanggung oleh pemerintah. resiko terkait pengelolaan atau investasi dana pensiun harus ditanggung oleh pemerintah dengan memperbesar iurannya kedalam dana pensiun. Hal ini tentu saja semakin memberatkan anggaran negara. Kedepan diusulkan untuk menerapkan defined contribution iuran pasti dalam program pensiun sehingga masing-masing pegawai mempunyai akun pribadi individual account. Sehingga manfaat masing- masing akan berbeda-beda tergantung pada jumlah iuran yang sudah dibayarkan dan kinerja investasinya. Sistem ini dari aspek anggaran juga akan lebih menguntungkan karena pemerintah tidak akan dibebani biaya besar. Universitas Sumatera Utara 79 Pelaksanaan Jaminan Pensiun di PTPN III sesudah berlakunya PP Nomor 45 Tahun 2015 adalah: 85 1. Perubahan pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Dari segi pelayanan pihak BPJS ketenagakerjaan tetap bekerjasama dengan rumah sakit untuk mengklaim JKK. Dulunya tidak ada sekarang sudah jadi macam satu pintu dalam mengelola pekerjaan dalam rangka untuk melayani kesehatannya. Misalnya apabila karyawan kena kecelakaan kerja maka BPJS Kesehatan mengkoordinasikan ke BPJS ketenagakerjaan karena dulunya tidak ada Jamsostek. PTPN III sekarang sudah ada rumah sakit di Medan yang mau bekerja sama dan sudah diatur berdasarkan ketentuan BPJS Kesehatan. 2. Prosedur dan Mekanisme kepesertaan BPJS Kesehatan BPJS kesehatan memberikan kartu kesehatan kepada karyawan dengan menggunakan sistem lama. Karena tidak ada dipulangkan. Tapi sekarang kalau lewat seminggu dipulangkan maka daftar lagi. PTPN III tidak ada begituan. 3. Pelaksanaan sistem jaminan sosial Lebih mudah karyawan PTPN III mendapatkan layanan kesehatan. Sesuai ketentuan BPJS bahwa seluruh karyawan dan pensiunan PTPN III adalah termasuk kelompok peserta jaminan kesehatan kategori Pekerja Penerima Upah PPU akan menjadi peserta BPJS yang akan didaftarkan secara kolektif oleh perusahaan kepada BPJS. Iuran kepesertaan BPJS untuk karyawan dari gaji pokok yang akan ditanggung oleh perusahaan. Dengan demikian terhitung tanggal 1 Januari 2015 seluruh karyawan dan pensiunan PTPN IV akan 85 Wawancara dengan Kepala Bagian PTPN III,pada tanggal 11 April 2016 Universitas Sumatera Utara 80 menjadi peserta BPJS. Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja pada perusahaan PTPN III, sudah berjalan maksimal. Sebab masih ada ditemukan beberapa karyawannya yang sudah didaftarkan pada program BPJS ketenagakerjaan, walaupun pihak perusahaan beralasan, pekerja yang sudah terdaftar pada program BPJS adalah pekerja yang sudah memenuhi syarat- syarat sebagaimana diatur ketentuan PP Nomor 45 Tahun 2015. 4. Jaminan pemeriksaan kesehatan pada pekerja Program pemeriksaan kesehatan bagi para karyawan merupakan program rutin dari PTPN III yang diadakan setiap awal tahun. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejak awal, apabila nanti ditemukan penyakit yang diderita karyawan, akibat yang berhubungan dengan pekerjaannya. Sehingga dengan demikian dapat diambil kebijakan untuk menempatkan pekerja sesuai dengan keadaan, serta apabila ada penyakit diderita pekerja dapat segera ditanggulangi untuk menjamin kesehatannya, yang pada akhirnya diharapkan akan meminimalkan penyakit akibat kerja. Pihak Rumah sakit dan klinik melayani seluruh karyawan PTPN III melalui jejaring fasilitas kesehatan yang ada di kebun dengan membawa kartu peserta BPJS dengan melampirkan KTP dan KK. Adapun perbedaan antara peraturan dan tata cara sebelum dan sesudah berlakunya PP No 452015, hanya pada kewajiban melengkapi persyaratan dengan membawa dokumen berupa Kartu Peserta, KTP dan KK, dan untuk penerapan prosedur lainnya masih sama seperti yang berlaku sebelumnya. 86 86 http:finansial.bisnis.comread20150709215451986pemerintah-atur-tersendiri- jaminan-sosial-penyelenggara-negara.html, diakses tanggal 6 April 2016 Universitas Sumatera Utara 81 Program pensiun merupakan jaminan hari tua berupa pemberian uang setiap bulan kepada PNS yang telah memenuhi kriteria berupa mencapai usia pensiun, meninggal pada masa aktif, yang akan diberikan kepada jandaduda atau anaknya dan apabila meninggal pada saat pensiun akan diberikan kepada jandaduda atau pada anaknya sebelum berumur 22 tahun. PTPN III melakukan sejumlah langkah guna melakukan transformasi untuk melaksanakan peraturan pemerintah tentang Jaminan Pensiun. Langkah atau tahap pertama adalah penyiapan operasionalisasi BPJS Ketenagakerjaan untuk penyelenggaraan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian sesuai dengan ketentuan UU SJSN. Selanjutnya, PTPN III melakukan tahap kedua, dengan melaksanakan operasional BPJS yaitu pembayaran iuran, klaim, hingga pembayaran pensiun pada pegawai yang sudah pensiun yang berlangsung selambat-lambatnya hingga 30 Juni 2015 dan diakhiri dengan beroperasinya BPJS Ketenagakerjaan untuk penyelenggaraan keempat program tersebut sesuai dengan ketentuan UU SJSN. Selama masa persiapan, Direksi PTPN III ditugasi untuk menyiapkan: 87 1. Pengalihan program jaminan kesehatan Jamsostek kepada BPJS Kesehatan. 2. Pengalihan asset dan liabilitas, serta hak dan kewajiban program jaminan pemeliharaan kesehatan di PTPN III. 3. Penyiapan beroperasinya BPJS Ketenagakerjaan berupa pembangunan sistem dan prosedur bagi penyelenggaraan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian, serta sosialisasi program kepada publik. 87 Wawancara dengan Kepala Bagian SDM PTPN III,pada tanggal 11 April 2016 Universitas Sumatera Utara 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN