Pengertian DIPA Dasar Hukum Penyusunan DIPA Bahan Penyusunan DIPA

kas, dan secara efektif menggunakan kas yang berlebih surplus maupun kas yang kurang defisit. Penyusunan anggaran merupakan perencanaan secara detail perkiraan biaya bagian atau keseluruhan kegiatan atau program., yang selanjutnya digunakan untuk menetapkan fungsi pengawasan dan pengendalian biaya dan waktu pelaksanaan. Dalam menyusun anggaran kas pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara yang harus perlu disusun adalah DIPA.

1. Pengertian DIPA

Menurut Peraturan Menteri Keuangan PMK Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara yang kemudian diserahkan kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara dan kemudian disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara BUN. DIPA memuat informasi satuan-satuan terukur yang berfungsi sebagai dasar pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran serta tentang program-program, kegiatan, jenis belanja. DIPA dapat dimanfaatkan sebagai alat pengendalian, pelaksanaan, pelaporan, pengawasan, dan sekaligus merupakan perangkat akuntansi pemerintah. Pagu dalam DIPA merupakan batas pengeluaran tertinggi yang tidak boleh dilampaui dan pelaksanaannya harus dapat dipertanggungjawabkan.

2. Dasar Hukum Penyusunan DIPA

Dalam proses penyusunan DIPA, dasar hukum yang digunakan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara DJKN Sumatera Utara adalah: Universitas Sumatera Utara 1 Permenkeu Nomor 93PMK.022011 tanggal 27 Juni 2011 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL. 2 Permenkeu Nomor 164PMK.052011 tanggal 10 Oktober 2011 tentang Petunjuk Penyusunan dan Pengesahan DIPA.

3. Bahan Penyusunan DIPA

Dalam penyusunan DIPA, dokumen yang digunakan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Negara DJKN Sumatera Utara sebagai dasar penyusunan DIPA adalah: 1 Keppres mengenai rincian APBN sebagai dasar Alokasi Anggaran. Keputusan Presiden mengenai Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat merupakan dasar penyusunan DIPA. 2 RKA-KL yang telah ditelaah dan ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Anggaran DJA. Rencana Kerja Anggaran RKA yang telah disesuaikan dengan Alokasi Anggaran KL dan mendapat persetujuan DPR, telah ditelaah dan ditetapkan oleh Dirjen Anggaran. 3 Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara RDP-BUN yang telah ditelaah dan ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Anggaran DJA. RDP-BUN merupakan rencana kerja dan anggaran Bagian Anggaran BUN yang memuat rincian kebutuhan dan baik yang berbentuk anggaran belanja maupun pembiayaan dalam rangka pemenuhan kewajiban pemerintah pusat dan transfer kepada daerah yang pengelolaannya dikuasakan oleh Presiden kepada Menteri Keuangan. Universitas Sumatera Utara 4 Bagan Akun Standar Penyusunan DIPA harus memperhatikan kaidah dalam Bagan Akun Standar untuk memastikan nahwa rencana kerja telah dituangkan sesuai dengan standar kode dan uraian yang diatur dalam ketentuan tentang akuntansi pemerintah. 5 Daftar Nominatif Anggaran Daftar Nominatif Anggaran DNA adalah ringkasan alokasi anggaran Satuan Kerja yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan dirinci berdasarkan unit organisasi kementrian negaralembaga dan provinsi sebagaimana dimuat dalam keputusan presiden mengenai rincian APBN. Daftar Lampiran DNA hanya memuat antara lain Kode dan Nama Satuan Kerja Satker, Alokasi Anggaran per jenis belanja.

4. Proses Penyusunan DIPA