Ruang Lingkup Penelitian Jenis dan Sumber Data Penelitian Teknik Pengambilan Data Defenisi Operasional Variabel

28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Indonesia antara tahun 2007 sampai tahun 2012. Dasar penetapan tahun ini adalah sengaja purposive dengan alasan bahwa selama rentang waktu 2007-2012, perusahaan sektor perdagangan, jasa, dan investasi yang terdaftar di BEI melakukan pengumuman bond rating.

3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk runtun waktu time series yang bersifat kuantitatif yakni berbentuk angka-angka yang bersumber dari www.new.pefindo.com, www.finance.yahoo.com, www.idx.co.id antara tahun 2007 sampai tahun 2012. Adapun data yang diperlukan adalah data bond rating, harga saham dan volume perdagangan saham sektor perdgangan, jasa dan investasi.

3.3 Teknik Pengambilan Data

Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak lain. Dimana pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan bond rating seperti nama emiten yang melakukan bond rating, tanggal pengumuman bond rating, harga saham emiten, serta data-data pendukung lainnya yang yang diperoleh Universitas Sumatera Utara 29 dari www.yahoofinance.com, www.idx.co.id, dan Indonesian Capital Market Directory ICMD. Untuk data bond rating, sebelum dilakukan analisis pengaruhnya terhadap harga dan volume perdagangan saham terlebih dahulu data bond rating tersebut diberi skor sesuai dengan nilai bond rating perusahaan yang termasuk dalam sampel penelitian. id AAA = 8 id AA = 7 id A = 6 id BBB = 5 id BB = 4 id B = 3 id CC = 2 id D = 1 Untuk data perusahaan sebelum pengumuman bond rating digunakan skor 0. Kemudian skor bond rating ini dianalisis menggunakan variabel dummy.

3.4 Metode Analisis Data

Dalam mengkaji hubungan antara variabel dependen harga saham dan volume perdagangan saham dengan variabel bebas yaitu bond rating, maka digunakan model regresi linear. Universitas Sumatera Utara 30 3.4.1 Uji Asumsi Klasik 3.4.1.1 Uji Normalitas Data Uji Normalitas data adalah suatu pengujian untuk mengetahui apakah data yang akan diolah telah terdistribusi normal atau tidak. Data terdistribusi normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal dimana datanya memusat pada nilai rata-rata dan median. Untuk melakukan uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan Kolmogorov dan Smirnov. Dalam pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan melihat nilai Asymp.Sig.2-tailed. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ho : Data X berdistribusi normal. Ha : Data X tidak berdistribusi normal. Kriteria pengambilan keputusan: Jika Sig.p 0,05 maka Ho diterima. Jika Sig.p 0,05 maka Ho ditolak.

3.4.1.2 Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah terjadinya korelasi antara satu variabel error dengan variabel error yang lain. Autokorelasi seringkali terjadi pada data time series dan dapat juga terjadi pada data cross section tetapi jarang Widarjono, 2007. Dampak dari autokorelasi adalah estimasi linear dan tidak bias tetapi tidak lagi mempunyai variansi yang minimum dan menyebabkan perhitungan standard error metode OLS tidak bisa dipercaya kebenarannya. Selain itu interval estimasi maupun Universitas Sumatera Utara 31 pengujian hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F tidak bisa lagi dipercaya untuk evaluasi hasil regresi. Akibat dari dampak adanya autokorelasi dalam model regresi menyebabkan estimator OLS tidak menghasilkan estimator yang BLUE dan hanya menghasilkan estimator OLS yang BLUE Widarjono, 2007. Dalam penelitian ini, untuk menguji terjadinya autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson. Hipotesis yang digunakan adalah: Ho: Data X tidak terjadi autokorelasi Ha: Data X terjadi autokorelasi Deteksi autokorelasi Durbin Watson yaitu: Terima Ho jika nilai DW terletak antara batas atas du yaitu: du ≤ d ≤ 4 - du, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi positif atau autokorelasi negatif. Terima Ha jika nilai DW lebih rendah daripada batas bawah dl, yaitu dl ≤ 4 maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif. Bila nilai DW lebih besar daripada 4 - dl yaitu d ≥ 4 - dl, maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

3.4.2 Regresi Linear

Metode yang digunakan untuk mengestimasi model linear berganda adalah metode kuadrat terkecil Ordinary Least Square OLS. Tujuan dari metode kuadrat terkecil adalah untuk meminimumkan jumlah kuadrat error. Model analisis yang digunakan adalah : Universitas Sumatera Utara 32 Y 1 = a + bX 1 +  dimana: Y 1 = Harga Saham Sektor Perdagangan Rupiah X 1 = Bond Rating Perusahaan Sektor Perdagangan Skor a = Konstanta b = Koefisien  = adalah sisa error untuk pengamatan ke-n yang diasumsikan berdistribusi normal yang saling bebas dan identik dengan rata-rata 0 nol dan variansi σ 2 . V 1 = a + bX 1 +  dimana: V 1 = Volume Perdagangan Saham Sektor Perdagangan Lot X 1 = Bond Rating Perusahaan Sektor Perdagangan Skor a = Konstanta b = Koefisien  = adalah sisa error untuk pengamatan ke-n yang diasumsikan berdistribusi normal yang saling bebas dan identik dengan rata-rata 0 nol dan variansi σ 2 . Y 2 = a + bX 2 +  dimana: Y 2 = Harga Saham Sektor Jasa Rupiah X 2 = Bond Rating Perusahaan Sektor Jasa Skor a = Konstanta b = Koefisien  = adalah sisa error untuk pengamatan ke-n yang diasumsikan berdistribusi normal yang saling bebas dan identik dengan rata-rata 0 nol dan variansi σ 2 . V 2 = a + bX 2 +  dimana: V 2 = Volume Perdagangan Saham Sektor Jasa Lot Universitas Sumatera Utara 33 X 2 = Bond Rating Perusahaan Sektor Jasa Skor a = Konstanta b = Koefisien  = adalah sisa error untuk pengamatan ke-n yang diasumsikan berdistribusi normal yang saling bebas dan identik dengan rata-rata 0 nol dan variansi σ 2 . Y 3 = a + bX 3 +  dimana: Y 3 = Harga Saham Sektor Investasi Rupiah X 3 = Bond Rating Perusahaan Sektor Investasi Skor a = Konstanta b = Koefisien  = adalah sisa error untuk pengamatan ke-n yang diasumsikan berdistribusi normal yang saling bebas dan identik dengan rata-rata 0 nol dan variansi σ 2 . V 3 = a + bX 3 +  dimana: V 3 = Volume Perdagangan Saham Sektor Investasi Lot X 3 = Bond Rating Perusahaan Sektor Investasi Skor a = Konstanta b = Koefisien  = adalah sisa error untuk pengamatan ke-n yang diasumsikan berdistribusi normal yang saling bebas dan identik dengan rata-rata 0 nol dan variansi σ 2 . Dalam menganalisis perbedaan harga dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman bond rating digunakan metode uji beda rata-rata.

3.4.3 Uji Beda Berpasangan Uji Paired T-Test

Uji beda berpasangan atau analisis varians satu arah digunakan bila hendak menguji signifikansi perbedaan rata-rata hitung yang hanya mencakup satu klasifikasi atau satu variabel independen saja. Metode ini merupakan analisis yang menghitung Universitas Sumatera Utara 34 variasi yang timbul akibat adanya perbedaan skor pada beberapa kelompok sampel. Perbedaan diantara kelompok tersebut ditunjukkan oleh adanya selisih rata-rata hitung pada tiap kelompok sampel. Pengujian statistik yang digunakan adalah Uji-T berpasangan paired t-test. Pada penelitian ini, bond rating dikenai 2 perlakuan yang berbeda yaitu pada perubahan harga saham sebelum dan sesudah dilakukannya bond rating dan perubahan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah dilakukannya bond rating. Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan informasi pengumuman bond rating selama periode pengamatan. Dengan hipotesis: Ho = Tidak terjadi perbedaan yang signifikan sesudah adanya pengumuman bond rating. Ha = Terjadi perbedaan yang signifikan sesudah adanya pengumuman bond rating. Kriteria Pengambilan Keputusan Ho : Nilai Sig 0,05 Ha : Nilai Sig 0,05

3.5 Defenisi Operasional Variabel

Bond Rating adalah suatu tingkat pengukuran kualitas dan keamanan dari sebuah bond yang didasarkan oleh kondisi finansial dari bond issuer. Secara spesifik, bond rating merupakan hasil dari evaluasi yang dilakukan lembaga pemeringkat yang merupakan indikator kemungkinan bond issuer untuk dapat membayar hutang dan bunganya tepat waktu. Harga saham adalah harga suatu saham pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Universitas Sumatera Utara 35 Volume perdagangan saham adalah banyak lembar saham suatu emiten yang diperjualbelikan di pasar modal setiap hari dengan tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui perantara broker perdagangan saham. Universitas Sumatera Utara 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Perekonomian Indonesia Produk domestik bruto PDB adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional dan menjadi indikator utama untuk mengukur besar-kecilnya suatu perekonomian. Pada tahun 1980’an terlihat adanya pelemahan pertumbuhan PDB Indonesia. Pada saat itu, ekspor sektor migas merupakan komponen utama pendapatan nasional. Karenanya, penurunan harga minyak mentah dunia sejak awal tahun 1980’an diduga berakibat pada stagnansi perumbuhan PDB Indonesia. Begitupun pada tahun 1998, PDB merosot cukup tajam. Hal ini dikarenakan terjadinya krisis finansial yang berakibat penurunan investasi dan kepercayaan dunia usaha, serta melemahnya konsumsi domestik dan daya beli masyarakat. Pada tabel 4.1 terlihat bahwa PDB mulai melemah pada tahun 1982 hingga 1987, yakni dari 94.715,16 juta USD ke 75.929,61 juta USD. Hal ini merupakan pelemahan yang disebabkan oleh penurunan harga minyak mentah dunia. Kemudian pada tahun 1997 - 1998 terlihat penurunan tajam pada PDB, yakni dari 215.748,85 juta USD ke 95.445,54 juta USD. Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya investasi dan konsumsi domestik. Akan tetapi sejak tahun 1999, perkembangan PDB Indonesia mulai mengalami peningkatan sampai tahun 2010. Universitas Sumatera Utara