Definisi Patofisiologi Cara Pemeriksaan

commit to user xxx Pada TAUS, visualisasi dari kelenjar prostat mungkin terganggu oleh tulang pubis atau kapasitas kandung kemih yang kecil. TRUS memberikan gambaran prostat yang lebih tepat karena jarak transduser ke prostat minimal Bapat, et al., 2006. Walaupun demikian, Chung, et al. 2004 menyebutkan secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna antara ultrasonografi transabdominal dan transrektal dalam penentuan volume prostat. Berbagai rumus telah digunakan untuk menetukan volume prostat, yang paling umum digunakan adalah rumus ellipsoid yaitu volume prostat = panjang A-P x panjang cranio-caudal x panjang transversal x

0.52 ะป6 dalam mL Bapat, et al., 2006.

4. Leukosituria

a. Definisi

Leukosituria adalah pengeluaran leukosit di dalam urine Dorland, 2002. Leukosit dapat berasal dari bagian manapun dari saluran kemih. Leukosit hingga 4 atau 5 per lapang pandang kuat umumnya masih dianggap normal. Terdapatnya leukosit dalam jumlah banyak di urine disebut piuria Wirawan, Immanuel, dan Dharma, 2008.

b. Patofisiologi

Peningkatan jumlah leukosit dalam urine leukosituria atau piuria umumnya menunjukkan adanya infeksi saluran kemih baik bagian atas commit to user xxxi atau bawah, sistitis, pielonefritis, atau glomerulonefritis akut. Leukosituria juga dapat dijumpai pada febris, dehidrasi, stress, leukemia tanpa adanya infeksi atau inflamasi, karena kecepatan ekskresi leukosit meningkat yang mungkin disebabkan karena adanya perubahan permeabilitas membran glomerulus atau perubahan motilitas leukosit. Pada suasana pH alkali leukosit cenderung berkelompok. Leukosit dalam urine juga dapat merupakan suatu kontaminan dari saluran urogenital, misalnya dari vagina dan infeksi serviks, atau meatus urethra externa pada laki-laki Ihsan, 2010. Jika terdapat leukosituria dengan biakan bakteri yang negatif maka harus dipertimbangkan kemungkinan TBC ginjal, batu saluran kencing, papiler nekrosis, atau uretritis kronik. Neutrofil dalam urine akan meningkat pada penyakit proliferatif glomerulopati dan nefritis interstisialis. Eosinofiluria terjadi pada nefritis interstisialis alergika, glomerulonefritis, prostatitis, pielonefritis kronik, dan skistosomiasis. Limfosituria dapat merupakan tanda dini rejeksi akut pada pasien transplantasi Effendi dan Markum, 2006.

c. Cara Pemeriksaan

Pemeriksaan mikroskopik diperlukan untuk mengamati sel dan benda berbentuk partikel lainnya. Cara pemeriksaannya didahului dengan pengambilan spesimen urine segar kira-kira 50 mL atau lebih dengan menggunakan wadah kering dan bersih. Spesimen segera commit to user xxxii dibawa ke laboratorium dalam waktu 30 menit. Spesimen urine pagi hari sebaiknya diambil sebelum makan pagi. Spesimen tersebut harus didinginkan selama 6-8 jam. Sebaiknya urine yang digunakan adalah urine pancaran tengah Kee, 2008. Sebelum diamati dengan mikroskop, sampel urine dihomogenkan kemudian dipindahkan ke dalam tabung pemusing sebanyak 10 mL. Selanjutnya dipusingkan dengan kecepatan relatif rendah sekitar 1500- 2000 rpm selama 5 menit. Tabung dibalik dengan cepat decanting untuk membuang supernatan sehingga tersisa endapan kira-kira 0,2-0,5 mL. Endapan diteteskan ke object glass dan ditutup dengan cover glass. Jika hendak dicat dengan dengan pewarna Stenheimer-Malbin, endapan ditetesi dengan 1-2 tetes cat tersebut, kemudian dikocok dan dituang ke object glass dan ditutup dengan cover glass. Endapan pertama kali diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran rendah menggunakan lensa objektif 10x, disebut Lapang Pandang Kecil LPK atau Low Power Field LPF untuk mengidentifikasi benda-benda besar seperti silinder dan kristal. Selanjutnya, pemeriksaan dilakukan dengan kekuatan tinggi menggunakan lensa objektif 40x, disebut Lapang Pandang Besar LPB atau High Power Field HPF untuk mengidentifikasi sel eritrosit, lekosit, dan epitel, ragi, bakteri, Trichomonas, filamen lendir, serta sel sperma Ihsan, 2010. Karena jumlah elemen yang ditemukan dalam setiap bidang dapat berbeda dari satu bidang ke bidang lainnya, beberapa bidang dirata-rata. commit to user xxxiii Berbagai jenis sel yang biasanya digambarkan sebagai jumlah tiap jenis ditemukan per rata-rata lapang pandang kuat. Jumlah silinder biasanya dilaporkan sebagai jumlah tiap jenis yang ditemukan per lapang pandang lemah Ihsan, 2010.

d. Interpretasi Hasil

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PEMBESARAN PROSTAT JINAK DENGAN GAMBARAN ENDAPAN URIN DI KANDUNG KEMIH PADA PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI

0 13 52

HUBUNGAN ANTARA GAMBARAN PEMBESARAN KELENJAR PROSTAT DAN HEMATURI PADA MODALITAS PEMERIKSAAN Hubungan Antara Gambaran Pembesaran Kelenjar Prostat dan Hematuri Pada Modalitas Pemeriksaan Ultrasonografi di RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

0 1 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Gambaran Pembesaran Kelenjar Prostat dan Hematuri Pada Modalitas Pemeriksaan Ultrasonografi di RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

0 0 5

PERBEDAAN DERAJAT KEASAMAN URIN PADA PENDERITA PEMBESARAN PROSTAT JINAK DENGAN BAKTERIURIA RENDAH DAN TINGGI.

0 0 11

Hubungan Pembesaran Prostat Jinak dengan Kejadian Batu Kandung Kemih pada Pasien Pembesaran Prostat Jinak di RSUP Haji Adam Malik tahun 2012-2014

0 0 21

Hubungan Pembesaran Prostat Jinak dengan Kejadian Batu Kandung Kemih pada Pasien Pembesaran Prostat Jinak di RSUP Haji Adam Malik tahun 2012-2014

0 0 2

Hubungan Pembesaran Prostat Jinak dengan Kejadian Batu Kandung Kemih pada Pasien Pembesaran Prostat Jinak di RSUP Haji Adam Malik tahun 2012-2014

0 0 3

Hubungan Pembesaran Prostat Jinak dengan Kejadian Batu Kandung Kemih pada Pasien Pembesaran Prostat Jinak di RSUP Haji Adam Malik tahun 2012-2014

0 0 13

Hubungan Pembesaran Prostat Jinak dengan Kejadian Batu Kandung Kemih pada Pasien Pembesaran Prostat Jinak di RSUP Haji Adam Malik tahun 2012-2014

0 0 4

Hubungan Pembesaran Prostat Jinak dengan Kejadian Batu Kandung Kemih pada Pasien Pembesaran Prostat Jinak di RSUP Haji Adam Malik tahun 2012-2014

0 0 11