PEMBAHASAN Drs. Tukiman, M.K.M 3. dr. Heldy, BZ, M.P.H
Dari hasil jawaban responden tersebut, didapati hasil penelitian tentang variabel pengetahuan, responden terhadap kesiapsiagan kepala keluarga dalam
menghadapi banjir dengan kategori lebih banyak responden mempunyai kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 43 orang 43.4 Hasil analisis Spearman
Correlation menujukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kpengetahuan dengan kesiapsiagaan kepala keluarga dalam menghadapi bencana banjir. Dengan
melihat pada hasil uji statistik dapat dijelaskan semakin tinggi pengetahuan keluarga, maka akan semakin baik pula kesiapsiagaannya dalam menghadapi banjir.
Hal ini sesuai dengan penelitian Saida 2012, yang meneliti tentang pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terhadap upaya pengurangan dampak
banjir di Desa Kadungrejo Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa : 1 Pengetahuan masyarakat terhadap upaya pengurangan dampak banjir tinggi. Dapat dilihat bahwa hampir 92 responden yaitu
88 orang tahu tentang upaya pengurangan dampak banjir, 2 Sikap mayarakat terhadap upaya pengurangan dampak banjir juga tinggi. Dilihat dari hasil penelitian
bahwa hampir 84 orang atau 87,5 responden menjawab setuju. 3 Tindakan mayarakat terhadap upaya pengurangan dampak banjir yaitu pembenahan atap rumah,
membuat perahu sederhana membuat “gethekan” perahu dari bambu sederhana, mempertinggi tanggul sungai tangkis, persiapan obat – obatan, memindahkan
barang ke tempat yang lebih tinggi, membuat gubuk untuk tempat berlindung, membuat saluran air membuat sumur resapan membuat gorong – gorong dan
melestarikan lingkungan.
5.2. Pengaruh Sikap terhadap Kesiapsiagaan Masyarakat di Kawasan Rawan Banjir di Desa Pengidam Kecamatan Bandar Pusaka Kabupaten Aceh
Tamiang
Menurut Wahid 2007, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap mencerminkan
kesenangan atau ketidaksenangan seseorang terhadap sesuatu. Sikap berasal dari pengalaman, atau dari orang yang dekat dengan kita. Mereka dapat mengakrabkan
kita dengan sesuatu, atau menyebabkan kita menolaknya. Cardno dalam Notoatmodjo 2003, membatasi sikap sebagai hal yang
memerlukan predisposisi yang nyata dan variabel disposisi lain untuk memberi respons terhadap objek sosial dalam interaksi dengan situasi dan mengarahkan serta
memimpin individu dalam bertingkah laku secara terbuka. Newcomb dalam Notoatmodjo 2003 menyatakan bahwa sikap merupakan
kesediaan dan kesiapan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu, akan tetapi sebagai salah satu predisposisi tindakan untuk perilaku. Sikap
secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional.
Dari jawaban terhadap pertanyaan yang penulis ajukan didapati hasil bahwa mayoritas responden sangat setuju jika kesepakatan terhadap tempat evakuasi dalam
situasi darurat merupakan hal penting dalam kesiapsiagaan yaitu sebanyak 24 24.2 responden. Mayoritas responden setuju jika Kesepakatan terhadap tempat
evakuasi dalam situasi darurat merupakan hal penting dalam kesiapsiagaan yaitu sebanyak 39 39.4 responden. Mayoritas responden ragu - ragu jika menyiapkan
pelampung bagi anggota keluarga merupakan salah satu bentuk kesiapsiagaan dalm penanganan bencana banjir yaitu sebanyak 70 70.7 responden. Mayoritas
responden tidak setuju jika Penerangan alternatif, wajib di disiapkan untuk menghadapi bencana banjir yaitu sebanyak 50 50.5 responden. Mayoritas
responden sangat tidak setuju jika Keluarga perlu menyimpan nomor telephone PLN, PDAM dan petugas kesehatan terdekat. 1 1.0 responden.
Mayoritas responden sangat setuju menyiapkan pelampung, hal ini dikarenakan, bahwa rata – rata masyarakat telah mempunyai ban atau sampan sebagai
pengganti pelampung. Pada sikap, dari hasil penelitian menunjukkan masih adanya responden yang menyatakan tidak setuju untuk menyimpan nomor telephone PLN,
PDAM dan petugas kesehatan terdekat. Hal ini dikarenakan kurangnya signal telephone seluler di Desa Pengidam, dikarenakan belum tersedianya alat pemancar
telephone di Desa Pengidam. Dari hasil jawaban diatas, menunjukkan variabel sikap responden terhadap
kesiapsiagan kepala keluarga dalam menghadapi banjir dengan k lebih banyak responden mempunyai kategori sikap positif yaitu sebanyak 51 orang 51.5. Hasil
analisis Spearman Correlation menujukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kesiapsiagaan kepala keluarga dalam menghadapi bencana
banjir. Dengan melihat pada hasil uji statistik dapat dijelaskan semakin tinggi sikap keluarga, maka akan semakin baik pula kesiapsiagaannya dalam menghadapi banjir.
Hal ini sesuai dengan penelitian Dodon 2012, yang meneliti tentang Identifikasi Kesiapsiagaan Masyarakat Di Permukiman Padat Penduduk Dalam
Menghadapi Bencana Banjir Studi Kasus: Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kesiapsiagaan masyarakat
terhadap bahaya bencana sebelum bencana lebih rendah dibandingkan kesiapsiagaan masyarakat saat bencana dan setelah bencana. Hal ini, menunjukan bahwa
masyarakat Kelurahan Baleendah memiliki kesiapsiagaan dalam kondisi darurat. Hasil studi lainnya, terdapat korelasi antara tindakan kesiapsiagaan dengan
dampak bencana yang dialami oleh masyarakat karakteristik responden, persepsi risiko, dan antar tindakan kesiapsiagan lainnya. Kesiapsiagaan masyarakat secara
individu perlu didukung oleh kebijakan struktural dan non-struktural dari pemerintah supaya pengurangan risiko bencana banjir dapat terjadi secara komprehensif.
Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Mukhtar 2012, yang meneliti tentang pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi bencana banjir di desa perkebunan bukit lawang kecamatan Bahorok, dimana didapati bahwa persentase sikap responden dalam kesiapsiagaan menghadapi
bencana banjir tertinggi pada sikap yang negatif, yaitu 61,8, dibandingkan sikap yang positif, yaitu 38,2.