tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik nonparametik Kolmogorv-Smirnov K-S.
Tabel IV.7 Uji Kolmogrov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 55
Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation 2.95110322
Most Extreme Differences Absolute .100
Positive .100
Negative -.065
Kolmogorov-Smirnov Z .741
Asymp. Sig. 2-tailed .642
a. Test distribution is Normal.
Sumber :Hasil Pengolahan Data SPSS
Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig.2-tailed adalah 0,642, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 0.05.dengan kata lain variabel tersebut
berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali 2012;105 Uji Multikolinieritas bertujuan menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
Multikolinearitas terjadi jika ada hubungan linear yang sempurna atau hampir sempurna antara beberapa atau semua variabel independen dalam model
regresi.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria pengujian menurut Ghozali 2012;105 adalah: 1
Besarnya Tolerance value 0,10 atauVIF 10 :terjadi multikolenearitas 2
Besarnya Tolerance value 0,10 atauVIF10 :tidak terjadi multikolenearitas
Tabel IV.8 Hasil Uji Nilai Tolerance dan VIF
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant 1.513
1.787 .847
.401 K3
.435 .150
.270 2.904
.005 .308
3.243 Jam_Kerja
.856 .115
.692 7.445
.000 .308
3.243 a. Dependent Variable: Stres_kerja
Hasil Pengolahan Data SPSS 2017
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa: 1. Nilai VIF dari nilai jam kerja dan jaminan keselataman dan kesehatan lebih
besar atau dibawah 10 VIF5 yaitu 3.243 ini berarti tidak terkena multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi.
2. Nilai Tolerance dari jam kerja dan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja lebih besar dari 0,1 yaitu 0,308 ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antar
variabel independen dalam model regresi,
c. Uji heterokedastisitas
Menurut Ghozali 2012;139 Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
Universitas Sumatera Utara
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kriteria pengambilan keputusan menurut Ghozali 2012;139 adalah:
1 Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentuyang teratur lebih gelombang menyebar kemudian menyempit maka grafik mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas.
2 Jika tidak ada pola yang jelas serta titik–titik yang menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbuY maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu
yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:
1. Analisis Grafik
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2017 Gambar IV.3
Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka
berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 2.
Analisis Statistik Dasar analisis metode statistik adalah jika variabel bebas signifikan secara
relative mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV.9 Hasil Uji Glejer Heteroskedetisitas
Hasil Pengolahan Data SPSS 16.0
Berdasarkan Tabel 4.9 varaibel Independent Jam kerja dan Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja mempengaruhi variabel dependent absolute Ut
AbsUt. Hal ini terlihat dari nilai signifikan X
1
dan X
2
0,140, 0.498 diatas 0,05 jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedestisitas.
4.2.2. Analisis Begresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda menurut Sugiyono 2012:277 digunakan oleh peneliti untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel
dependen kriterium, bila dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi dinaikan turunkan nilainya diperlukanguna mengetahui koefisien
koefisien regresi serta signifikansi sehingga dapat dipergunakan untuk menjawab hipotesis. Adapun bentuk umum persamaan regresi linear berganda menurut
Sugiyono 2012:277 sebagai berikut:
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
1.121 1.017
1.103 .275
K3 .128
.085 .363
1.498 .140
Jam_Kerja -.045
.065 -.165
-.682 .498
a. Dependent Variable: Abs
Universitas Sumatera Utara
Y = a +b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e Dimana:
Y = Stress kerja a = Konstanta
b = Koefisien regresi X
1
= Jam kerja X
2
= Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja e = Disturbance error variabel pengganggu
Tabel IV.10 Analisis Regresi Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
1.513 1.787
.847 .401
K3 .435
.150 .270
2.904 .005
Jam_Kerja .856
.115 .692
7.445 .000
a. Dependent Variable: Stres_kerja
Hasil Pengolahan Data SPSS 16.0
Berdasarkan Tabel 4.10 maka persamaan analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah:
Y = 1.513 + 0,856 X
1
+ 0,435 X
2
Berdasarkan persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
d. Konstanta a = 1.513 ini menunjukkan harga constant, dimana jika variabel
jam kerja X
1
, dan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja X
2
= 0, maka stress kerja Y = 1.513
e. Koefisien X
1
b
1
= 0,856 ini berarti bahwa variabel jam kerja X
1
berpengaruh positif terhadap stress kerja, atau dengan kata lain jika jam kerja X
1
ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka stress kerja akan bertambah sebesar 0,856. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif
antara variabel jam kerja dengan stress kerja, semakin meningkat jam kerja maka akan semakin meningkat pula stress kerja.
f. Koefisien X
2
b
2
= 0,435, ini berarti bahwa variabel jaminan keselamatan
dan kesehatan kerja X
2
berpengaruh positif terhadap stress kerja, atau dengan kata lain jika jaminan keselamatan dan kesehatan kerja X
2
ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka stress kerja akan bertambah sebesar 0,435. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara
variabel jaminan keselamatan dan kesehatan kerja dengan stress kerja, semakin meningkat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja maka akan
semakin meningkat pula stress kerja.
4.3.Uji Hipotesis 4.3.1 Uji F Simultan
Menurut Sugiyono 2012: 190, uji stastistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai
pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikan level
0,05 α=5.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria pengujiannya menurut Sugiyono 2012: 190 adalah: H
: b
1;
b
2
= 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H
a
: b
1;
b
2
≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusannya menurut Sugiyono 2012: 190 adalah: H
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 H
a
ditolak jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5
Tabel IV.11 Hasil Uji Signifikan Simultan Uji-F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
2927.895 2
1463.948 161.870
.000
a
Residual 470.287
52 9.044
Total 3398.182
54 a. Predictors: Constant, Jam_Kerja, K3
b. Dependent Variable: Stres_kerja
Hasil Pengolahan SPSS 2017
Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa hasil perolehan F
hitung
pada kolom F yakni sebesar 161.870 dengan tingkat signifikansi = 0.000, lebih besar dari nilai
F
tabel
yakni 3,14, dengan tingkat kesalahan α = 5, atau dengan kata lain F
hitung
F
tabel
161.870 3,18. Berdasarkan pengujian hipotesis jika F
hitung
F
tabel
dan tingkat signifikansinya 0.000 0.05, menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas jam kerja dan
Universitas Sumatera Utara
jaminan keselamatan kerja secara serempak adalah signifikan terhadap variabel terikat stress kerja.
4.3.2. Uji t Parsial
Menurut Sugiono 2012: 183, uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance
level 0,05 α = 5. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
H :bi=0,artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. Ha:bi≠ 0,artinya variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
Tabel IV.12 Hasil Uji Signifikan Parsial Uji-t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
1.513 1.787
.847 .401
K3 .435
.150 .270
2.904 .005
Jam_Kerja .856
.115 .692
7.445 .000
a. Dependent Variable: Stres_kerja
Hasil Pengolahan SPSS 2017
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dijelaskan sebagai berikut
Universitas Sumatera Utara
1. Variabel Jam Kerja X
1
Nilai t
hitung
variabel jam kerja adalah 7.445 dan nilai t
tabel
2.00 maka t
hitung
t
tabel
7.445 2.00 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jam kerja berpengaruh positif dan signifikan 0,00 0,05 secara parsial terhadap stress
kerja karyawan. 2.
Variabel Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja X
2
Nilai t
hitung
variabel promosi adalah 2.904 dan nilai t
tabel
2.00 maka t
hitung
t
tabel
2.904 2.00 sehingga dapat disimpulkan bahwa jaminan keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif dan signifikan 0,005 0,05 secara
parsial terhadap stress kerja karyawan.
4.4 Koefisien Determinasi R
2
Menurut Ghozali 2013:97 Koefisien Determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Jika Koefisien Determinasi R
2
semakin besar mendekati satu menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0
R
2
1. Sebaliknya, jika R
2
semakin kecil mendekati nol, maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat.
Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi R
2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.928
a
.862 .856
3.007 a. Predictors: Constant, Jam_Kerja, K3
b. Dependent Variable: Stres_kerja
Hasil Pengolahan SPSS 2017
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa: 1.
R = 0,928 berarti hubungan antara variabel jam kerja X
1
, dan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja X
2
terhadap stress kerja Y sebesar 92,8. Artinya hubungannya sangat erat.
2. Nilai AdjustedR Square sebesar 0,856 berarti 85,6 variabel stress kerja Y
dapat dijelaskan oleh variabel jam kerja X
1
, dan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja X
2
. Sedangkan sisanya 14,4 dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Standard Error of Estimated Standar Deviasi artinya mengukur variasi dari
nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 3,007. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
4.5.Hasil dan Pembahasan 4.5.1 Pengaruh Jam Kerja terhadap Stress Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Jam kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini
dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,856 dan nilai
Universitas Sumatera Utara
t
hitung
7.445 yang lebih besar dari nilai t
tabel
2,00 dengan tingkat signifikansi 0.00. Hal ini sesua dengan penelitian Sari 2013 dari hasil penelitiannya yang
berjudul Pengaruh jam kerja dan disiplin kerja terhadap stres kerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iikandar Muda Medan.. Hasil penelitiannya
adalah jam kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stress kerja.
Menurut Komaruddin 2006 : 235 analisa jam kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk
merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu. Menurut Fathoni 2006:176 salah satu faktor penyebab stres kerja adalah beban kerja yang sulit
dan berlebihan, Beban kerja yang sulit dan berlebihan menyebabkan karyawan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikannya. Jam kerja yang
tinggi mengurang waktu istirahat karyawan hal inilah yang dapat menyebabkan stress kerja.
Berdasarkan distribusi jawaban responden jam kerja yang paling dominan ada pada pernyataan ketiga bapakibu dapat menetapan waktu yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan pekerjaan dan terdapat toleransi yang baik antar rekan kerja sebesar 41,82 menyatakan setuju dikarenakan karyawan dapat
menetapkan waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan akan tetapi saat beban kerja meningkat waktu yang dibutuhkan akan lebih lama sehingga
dapat menyebabkan stress kerja.
4.5.2. Pengaruh Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jaminan keselamatan dan kesehatan kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap stress
Universitas Sumatera Utara
kerja. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,435 dan nilai t
hitung
2.904 yang lebih besar dari nilai t
tabel
2.00 dengan tingkat signifikansi 0.005.Hal ini sesuai dengan penelitian kurniawan 2009 yang
berjudul Pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian adalah jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap stress kerja. Mathis dan Jackson 2002:245, Keselamatan adalah merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan
stabilitas emosi secara umum.Menurut Handoko 2008: 201, mengatakan “ada dua kategori penyebab stress, yaitu Stress on the job dan Stress of the job”.Stress
of the jobadalah suatu kondisi dimana pegawai mengalami suatu tekanan dari luar pekerjaannya.Salah satu penyebabnya adalah kekhawatiran finansial.
Kekhawatiran finansial salah satunya adalah jaminan K3, yang dimana kesehatan dan keselamatan karyawan ditanggung perusahaan dengan bekerja sama dengan
perusahaan asuransi sebagai pihak ketiga. Apabila sewaktu-waktu karyawan mengalami kecelakaan kerja, dan tidak terdapat jaminan yang akan
mempertanggungjawabkan kecelakaan dan kesehatan atas dirinya, maka akan timbul stress kerja pada diri karyawan tersebut.
Berdasarkan distribusi jawaban responden promosi yang paling dominan ada pada pernyataan pertama yang menyatakan sistem pengamanan terhadap
penggunanan peralatan kerja sesuai strandar dalam mempelancar proses kerja karyawan sebesar 43,64 yang menyatakan setuju, adanya peningkatan jabatan
Universitas Sumatera Utara
selama saya bekerja. Adanya kesempatan sistem pengamanan terhadap penggunaan peralatan yang sesusai dengan standar dapat mengurangi resiko
kecelakaan kerja dari karyawan, dan mempercepat kerja karyawan, kelengkapan peralatan juga berpengaruh terhadap keselamatan dan kesehatan karyawan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan Uji-F, secara serempak simultan jam kerja dan jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stress kerja karyawan pada PT Karya Tanah Subur Medan.
2. Berdasarkan uji-t jam kerja secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap stress kerja dan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stress kerja pada PT
Karya Tanah Subur Medan. 3.
Dari hasil analisis koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,856 hal ini berarti 85,6 variabel stress kerja dapat dijelaskan
oleh variabel jam kerja dan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja sedangkan sisanya sebesar 14,4 dapat dijelaskan oleh varaibel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini seperti gaji, kompensasi, dan sebagainya
5.2 Saran