41
5. STRATEGI PENGEMBANGAN UKM
Kontribusi UKM yang nyata dalam perekonomian nasional menjadikan sedemikian pentingnya suatu penyusunan strategi maupun program
pengembangan UKM sebagai sarana dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pengembangan UKM perlu dilakukan. Faktor-faktor tersebut diperoleh dari data sekunder maupun primer serta wawancara dengan responden. Selanjutnya
pemilihan prioritas strategi pengembangan UKM dilakukan dengan menggunakan teknik AHP. Penentuan prioritas strategi merupakan pendapat gabungan dari 4
responden ahli yang mewakili pihak pemerintah 1 orang, pihak pengusaha atau praktisi UKM 2 orang dan perguruan tinggi 1 orang.
5.1. Pemilihan faktor yang paling berpengaruh dalam pengembangan UKM
Untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan UKM dilakukan diskusi dengan responden ahli serta analisis situasi UKM di Kabupaten
Bogor maka didapatkan 4 empat faktor dominan yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengembangan UKM agroindustri di Kabupaten Bogor yaitu: 1
kebijakan pemerintah, 2 kemampuan teknologi, 3 pemasaran dan 4 akses permodalan.
Dengan menggunakan penilaian pendapat gabungan dari responden ahli, keempat faktor dominan ini teridentifikasi bahwa secara keseluruhan kebijakan pemerintah
merupakan faktor yang paling berpengaruh 0,519 disusul oleh akses permodalan 0,215, pemasaran 0,195 dan kemampuan teknologi 0,071. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sofyar 2004 bahwa kebijakan pemerintah adalah faktor yang paling berpengaruh. Selain dari pada itu, hasil ini
juga menunjukan bahwa pendapat para responden ahli serta urutan prioritas tersebut sejalan dengan keadaan serta gambaran kondisi aktual pelaku usaha
UKM di Kabupaten Bogor sebagaimanan dijelaskan pada bab IV antara lain bahwa menurut pelaku usaha kecil, perhatian dari pemerintah daerah sangat
dibutuhkan untuk ikut membantu mengatasi permasalahan-permasalahan yang
42
dihadapi. Selain itu akses untuk mendapatkan bantuan permodalan dari lembaga keuangan juga sangat dibutuhkan mengingat selama ini sumber permodalan dan
keuangan dari kebanyakan UKM berasal dari sumber-sumber permodalan konvensional seperti kredit dari pemasok atau pinjaman dari keluarga sehingga
berpengaruh terhadap akselerasi perkembangan skala usaha UKM.
5.2. Pemilihan aktor yang paling berperan dalam pengembangan UKM
Berdasarkan diskusi dengan responden ahli dan analisis situasi aktual UKM di Kabupaten Bogor maka didapatkan 4 empat aktor dominan yang dapat
mempengaruhi keberhasilan pengembangan UKM agroindustri di Kabupaten Bogor. Dengan menggunakan penilaian pendapat gabungan dari responden ahli,
keempat aktor dominan ini teridentifikasi bahwa pemerintah daerah merupakan aktor yang memiliki bobot relatif atau memiliki pengaruh paling dominan 0,469
kemudian disusul oleh lembaga keungan 0,211, asosiasi pengusaha kecil 0,184 dan perguruan tinggi 0,136.
Hal ini menunjukan bahwa peran pemerintah daerah menempati posisi paling tinggi mengingat perannya sebagai regulator yang berwenang untuk menyusun
kebijakan bagi pelaku usaha yang ditujukan untuk merangsang dalam usaha dan mencegah terbentuknya struktur pasar yang dapat melakukan persaingan tidak
sehat antara pengusaha besar, menegah dan kecil di daerah. Namun demikian akan sangat sulit bila suatu program pengembangan usaha kecil dilaksanakan oleh
satu institusi tertentu saja, termasuk pemerintah sekalipun. Institusi-institusi yang ada harus bekerja sama satu sama lain dengan konsep koordinasi dan pembagian
kerja yang jelas. Pembagian peran yang dibarengi dengan pembagian tanggung- jawab harus didasarkan kepada pengalaman, penguasaan sumberdaya serta
kekuatan dan kelemahan masing-masing institusi itu sendiri.
43
5.3. Pemilihan tujuan pengembangan UKM.