1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyediaan pangan merupakan salah satu masalah kritis di negara Indonesia. Kepadatan penduduk yang semakin meningkat menuntut penyediaan
pangan juga meningkat terutama daging yang merupakan sumber protein. Untuk mencukupi kebutuhan pangan, pemerintah Indonesia mencanangkan program
swasembada daging 2014. Ternak ruminansia memiliki peranan penting dalam program swasembada daging tersebut. Menurut Suryana 2008 ternak sapi
memberikan kontribusi terhadap pemenuhan daging nasional sebesar 26,60 kambing 6,50, kerbau 4,40, dan domba 3,40. Pengembangan ternak
ruminansia dapat berjalan dengan baik jika kebutuhan terhadap hijauan pakan tersedia.
Upaya penyediaan hijauan yang berkualitas dan berkesinambungan merupakan suatu masalah spesifik di Indonesia. Penyediaan pakan secara
berkesinambungan, dalam arti jumlah yang cukup dan kualitas yang baik merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi produktivitas ternak
ruminansia. Kesulitan penyediaan hijauan makanan ternak dalam jumlah besar terutama yang berkadar protein tinggi, mudah dibudidayakan, daya adaptasi
tinggi, dan produksi biomas tinggi merupakan suatu masalah yang sering terjadi di daerah tropis terutama pada musim kemarau panjang. Ketesediaan hijauan pakan
dapat mempengaruhi peningkatan dan produktivitas ternak ruminansia. Untuk menanggulangi kekurangan pakan ternak terutama hijauan, perlu dicari alternatif
pakan yang tersedia secara berkesinambungan dan tidak bersaing dengan manusia. Leguminosa pohon sebagai tanaman pakan di daerah tropis memegang
peranan penting dalam penyediaan pakan hijauan yang bergizi tinggi untuk kebutuhan konsumsi ternak. Salah satu contoh leguminosa pohon yang dapat
menghasilkan hijauan sepanjang tahun adalah Indigofera sp.. Tanaman ini merupakan leguminosa pohon yang tersebar di daerah tropis Asia, Afrika dan
Amerika Utara serta Selatan. Tanaman Indigofera sp. memiliki kandungan protein yang tinggi, toleran terhadap musim kering, genangan air dan tahan terhadap
salinitas Hassen et al. 2007.
2 Upaya peningkatan kualitas dan produktivitas hijauan pakan memerlukan
pupuk yang merupakan nutrisi bagi tanaman. Manajemen pemberian pupuk sangat penting karena menentukan produksi dan kualitas serta kemampuan tumbuh
kembali regrowth tanaman tersebut untuk menyediakan hijau sebagai pakan yang berkualitas tinggi secara berkesinambungan. Pupuk tanaman yang banyak
digunakan adalah pupuk kimia yang kaya unsur hara makro. Akan tetapi, penggunaan pupuk kimia dalam jangka panjang dapat menurunkan kualitas tanah
dan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan air. Turunnya nilai kualitas tanah mengakibatkan kebutuhan nutrisi tanah semakin meningkat dalam
arti kebutuhan terhadap pupuk meningkat. Kebutuhan
yang semakin tinggi dan mahalnya harga pupuk tersebut mendorong upaya untuk mencari pupuk alternatif
yang lebih ekonomis dan mudah tersedia diantaranya adalah pupuk organik.
Pupuk organik merupakan pupuk yang bahannya berasal dari bahan organik seperti tanaman, hewan ataupun limbah organik. Pupuk organik menjadi bahan
untuk perbaikan struktur tanah yang terbaik dan alami. Pemberian pupuk organik pada tanah akan memperbaiki struktur tanah dan menyebabkan tanah mampu
mengikat air lebih banyak. Berbagai jenis bahan yang dapat digunakan sebagai pupuk organik misalnya kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen jerami,
tongkol jagung, baggase tebu, dan sabut kelapa, limbah ternak, limbah industri yang menggunakan hasil pertanian limbah pembuatan gula, limbah industri
minyak kelapa sawit dan limbah industri penyedap masakan dan limbah kota. Limbah industri penyedap masakan merupakan limbah industri hasil
pertanian yang memiliki potensi sebagai pupuk organik cair yang murah dan mudah diterapkan pada tanaman termasuk hijauan makanan ternak HMT.
Limbah industri penyedap masakan merupakan sisa proses asam amino sipramin yang memiliki unsur-unsur makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman
terutama nitrogen N, fosfor P, kalium K, karbon organik C-organik dan mineral makro lainnya seperti kalsium Ca, magnesium Mg dan sulfur S serta
mineral mikro antara lain besi Fe, mangan Mn dan zink Zn. Limbah industri penyedap masakan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dalam upaya penyediaan
hijauan yang berkualitas tinggi. Penerapan pupuk organik cair dari limbah industri penyedap masakan limbah industri penyedap masakan sipramin diharapkan
3 dapat
memperbaiki karakteristik
kimia dan
bilogi tanah
serta mampu
meningkatkan pertumbuhan kembali regrowth setelah tanaman didefoliasi, serta dapat meningkatkan produktivitas hijauan makanan ternak sehingga dapat
memenuhi penyediaan hijauan secara berkesinambungan. Evaluasi pengaruh penggunaan pupuk sipramin dapat dilakukan analisis
terhadap tanah, produksi dan kualitas HMT, sifat fisik tanaman, kandungan kimia, dan evaluasi nutrisi tanaman. Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan
penelitian mengenai aspek agronomi dan nilai nutrisi Indigofera sp. yang ditumbuhkan dengan pupuk organik dari limbah penyedap masakan dan
mengevaluasi nilai kecernaan in vitro Indigofera sp. sebagai pakan hijauan.
1.2 Tujuan